• Dikenal juga sebagai single line diagram: Sebuah metoda untuk menggambarkan proses
industri yang umumnya berjalan secara sekuensial
• Memperlihatkan interkoneksi perangkat keras pengontrolan dengan menggunakan simbol-
simbol standar kelistrikan.
• Bentuknya mirip dengan tangga (ladder)
Relay Coil
Temperature Switch (Normally Open) Temperature Switch (Normally Closed)
M
Motor
Proximity Switch (Normally Open) Proximity Switch (Normally Closed)
L1 PB1 PL L2
LS1
LS2
Rangkaian OR
Rangkaian OR dapat dianalogikan sebagai saklar yang terhubung paralel. Rangkaian OR
keluarannya akan bernilai 1 jika salah satu atau semua inputnya bernilai 1. Berikut simbol,
persamaan boolean dan tabel kebenaran dari gerbang OR.
Rangkaian AND
Rangkaian AND dapat dianalogikan sebagai saklar yang terhubung Seri. Rangkaian AND
keluarannya akan bernilai 1 jika kedua inputnya bernilai 1. Berikut simbol, persamaan boolean
dan tabel kebenaran dari gerbang AND.
Rangkaian NOT
Rangkaian NOT merupakan rangkaian yang berfungsi untuk membalik keadaan. Rangkaian
NOT ini akan bernilai 1 jika inputnya 0. Berikut simbol, persamaan boolean dan tabel
kebenaran dari gerbang NOT.
Rangkaian NOR
Rangkaian NOR merupakan rangkaian OR yang di NOT-kan, sehingga output dari rangkaian
ini adalah kebalikan dari rangkaian OR. Berikut simbol, persamaan boolean dan tabel
kebenaran dari gerbang NOR.
Rangkaian NAND
Rangkaian NAND merupakan rangkaian AND yang di NOT-kan, sehingga output dari
rangkaian ini adalah kebalikan dari rangkaian AND. Berikut simbol, persamaan boolean dan
tabel kebenaran dari gerbang NOR.
Rangkaian EX-OR
Rangkaian EX-NOR merupakan suatu rangkaian logika dimana outputnya akan bernilai 1 jika
input terakhirnya tidak ada yang sama. Berikut simbol, persamaan boolean dan tabel kebenaran
dari gerbang NOR.
Rangkaian EX-NOR
Rangkaian EX-NOR merupakan suatu rangkaian EX-OR yang di NOT-kan, sehingga output
dari rangkaian ini adalah kebalikan dari rangkaian EX-NOR. Berikut simbol, persamaan
boolean dan tabel kebenaran dari gerbang NOR.
PB1 PB2 14 24 24 32 42 42
K1 K1 K2 K1 K1 K2
11 21 21 31 41 41
14 32
K2 K2
11 31
A1 A1
K1 K2 LA LB LC LD
A2 A2
0
214 2 14
11 12 11 12
3 24 4 24
21 22 21 22
31 34 34
32 31 32
5 5
41 44 44
42 41 42
6 7
INPUT OUTPUT
PB1 PB2 LA LB LC LD
0 0
0 1
1 0
1 1
Rangkaian Inter-Lock
Pada sistem kendali, rangkaian self-conservative dan rangkaian inter-lock merupakan rangkaian yang sering
digunakan sebagai rangkaian pengaman, pengunci, rangkaian memori.
Rangkaian Self-Conservative
Rangkaian self-conservative ini berfungsi untuk mempertahankan kondisi ON. Rangkaian ini biasanya digunakan
jika menggunakan push button. Push button (Normaly Open) akan ON hanya pada saat kita tekan dan OFF pada
saat kita lepas. Untuk mempertahankan kondisi ON tersebut kita dapat menggunakan rangkaian self-conservative
ini.
0 1 2
24
PB1 14 24
K1 K1
11 21
PB2
A1
K1 LA
A2
0
114
11 12
2 24
21 22
31 34
32
41 44
42
Jika PB1 ditekan maka arus mengeksitasi koil relay K1. maka kontak relay K1 akan on dan lampu LA menyala.
CR1 juga menjadi kontak untuk K1. meskipun PB1 dilepas K1 akan mengeksitasi dirinya sendiri dengan
menggunakan K1. Lampu akan Padam jika PB 2 yang ditekan.
Jika menggunakan rangkaian ini maka harus dipastikan minimal ada kontak yang akan memutus sistem tersebut.
Rangkaian Inter-Lock
Rangkaian inter-lock adalah rangkaian kontrol sekuensial yang dirancang untuk melindungi mesin dan piranti serta
keselamatan operator dengan cara mengendalikan operasi mesin dan piranti agar berhubungan antara satu dengan
yang lainnya dengan memakai titik kontak elektris sehingga dapat menjadi urutan operasi yang benar. Contoh dari
rangkaian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
0 1 2 3 4 5
24
PB1 14 PB2 14 24 24
K1 K2 K1 K2
11 11 21 21
PB2 PB1 32 32
K2 K1
31 31
A1 A1
K1 K2 LA LB
A2 A2
0
114 314
11 12 11 12
424 5 24
21 22 21 22
31 34 31 34
32 32
5 4
41 44 41 44
42 42
PB1 14 PB1
K1
11 2s
LA
A1
K1 LA
A2
0
114
11 12
2 24
21 22
31 34
32
41 44
42
Rangkaian Timer Delay OFF
Timer delay off adalah timer yang akan menghitung jika coil timer tidak ada eksitasi dan kontak timer akan
bergerak jika telah mencapai waktunya.
0 1
24
PB1 14 PB1
K1
11 2s
LA
A1
K1 LA
A2
0
114
11 12
2 24
21 22
31 34
32
41 44
42
Buatlah Rangkaian Ladder Logic Berikut kemudian lengkapi nomor terminal dan nomor kolom yang digunakan
lalu gambarkan Timing Diagram:
Percobaan 1
0 1 2 3 4 5
24
PB1
K1 K2
M
PB2 PB3
K1 K2 K2 K1
K2 K1
A1 A1
K1 K2
A2 A2
0
14 14
11 12 11 12
24 24
21 22 21 22
31 34 31 34
32 32
41 44 41 44
42 42
PB1
PB2
PB3
CW
CCW
Percobaan 2
0 1
24
PB1 14
K1
11
A1
K1 LA
A2
0
114
11 12
2 24
21 22
31 34
32
41 44
42
PB1
LA
Percobaan 3
0 1 2
24
PB2
K1
K2
A1 A1
K1 K2 LA
A2 A2
0
14 14
11 12 11 12
24 24
21 22 21 22
31 34 34
32 31 32
41 44 44
42 41 42
PB1
LA
Percobaan 4
0 1 2 3 4
24
PB1
K2 K1
PB2
K1 K2 K2
M
21
K3 K2 K2
A1 A1 A1
K1 K2 K3
A2 A2 A2
0
14 14 14
11 12 11 12 11 12
24 24 24
21 22 21 22 21 22
31 34 34 34
32 31 32 31 32
41 44 44 44
42 41 42 41 42
PB1
PB2
CW
CCW
Tugas
0 1 2 3 4 5
24
PB1
K2 K3 K1
PB2
K1 K4 K3 K3
K3 K3
K3
A1 A1 A1 A1
K1 K2 K3 K4
A2 A2 A2 A2
0
14 14 14 14
11 12 11 12 11 12 11 12
24 24 24 24
21 22 21 22 21 22 21 22
31 34 34 34 34
32 31 32 31 32 31 32
41 44 44 44 44
42 41 42 41 42 41 42
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu alat untuk mengendalikan sistem, dimana menggunakan
sistem kendali sekuensial. Berbeda dengan relay, PLC merupakan kendali sekuensial yang terprogram.
PLC ini menggunakan PLC omron CP1L dengan software yang digunakan cx-programmer.
O
I
U
N
T
P CPU P
U
U
T
T
Scan
Baca Input
Eksekusi Program
Update Output
Dalam merangkai input/output PLC hal yang perlu diperhatikan adalah common yang akan digunakan. Common
ini ditentukan juga dari jenis sensor atau aktuatornya, apakah input atau output positif (V+) atau output negatif (V-
). Jika sinyal dari sensor merupakan transistor maka dilihat dari jenis transistornya apakah NPN/PNP. Jika
NPN/sinking, PNP/sourcing
24 Vdc
24
K1
K1
K2 K2
K2 K2 K2
L1 L2 L1 L2
PB1 PL
PB1 LS1 PL
LS1 LS2
LS2
Instruksi di dalam memori PLC
Keterangan
Modul input
Modul output
hardwired PLC Deskripsi
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 terbuka
LS2 terbuka
LS3 LS2 LS3
LS3 terbuka
LS3
PL mati/off
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS2 terbuka
LS3 LS2 LS3
LS3 terbuka
PL mati/off
LS3
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS3
LS2 terbuka
LS3 LS2
LS3 tertutup
LS3 PL mati/off
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS3
LS2 tertutup
LS3 LS2
LS3 terbuka
LS3 PL hidup/on
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 terbuka
LS2 tertutup
LS3 LS2 LS3
LS3 terbuka
LS3
PL hidup/on
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS3
LS2 tertutup
LS3 LS2
LS3 tertutup
LS3 PL hidup/on
Percobaan 2
Indentifikasi memori area pada PLC CP1L
CX-Programmer bekerja di atas sistem operasi Windows. Kita dapat mengakses langsung software ini seperti
layaknya software-software lain yang berbasis Windows. Melalui urutan langkah berikut, kita akan diarahkan
mengenal lingkungan kerja CX-Programmer secara cepat.
INSTRUKSI
Dari tombol [Start] Windows Anda, pilihlah program [CX-Programmer]!
Gambar berikut adalah tampilan awal program ini.
Pilih [File] [New] untuk membuat sebuah program baru, seperti diperlihatkan Gambar 3.13.
Klik OK untuk pada layar yang muncul, klik ok terus sampai muncul layar abu pada area ladder design
Connect to PLC
Setelah terhubung maka area kerja ladder design berwarna abu-abu
Tampilan area cx programm dengan kondisi terhubung ke PLC
Kemudian setting mode operasi PLC pada menu Operating Mode, pada menu tersebut terdapat 3 mode yaitu
Program; Monitor; Run. Mode PROGRAM adalah mode dimana program yang ada didalam PLC tidak di
eksekusi, biasanya mode ini digunakan untuk memperbaiki program dalam kondisi online. Mode MONITOR
adalah mode dimana program yang terdapat didalam PLC dieksekusi sekaligus user dapat mengedit program
dalam kondisi online. Mode RUN adalah mode dimana user hanya bisa memonitoring eksekusi program tetapi
tidak dapat mengedit program dalam kondisi online. Untuk mengidentifikasi input dan output PLC maka
pilihlah mode MONITOR
Operating mode
Berikutnya untuk melihat isi program yang ada didalam PLC pilih menu transfer from PLC, kemudian klik
ok pada layar yang muncul, tunggu sampai selesai, amati pada area ladder design, jika didalam plc terdaapt
program maka akan muncul diagram ladder pada area ladder design, tetapi jika pada plc kosong maka tidak
terdapat diagram ladder diagram didalama rea tersebut.
Transfer from PLC
Untuk mengosongkan program didalam PLC cukup dengan mentransfer to PLC program kosong. Setelah
proses transfer program selesai maka kondisi PLC tidak ada output yang akan di eksekusi.
A
A
A
ON
OFF
A-1 A-1
A-1
Tertutup
Terbuka
A-2 A-2
A-2
Tertutup Terbuka
A ON
A-1 ON
A-2 ON A-2 ON
L1 L2 L1 L2
00
LS1 00
00
00
Program PLC
L1 PB1 PB2 L2
PL
Hardwiring
L1 L2 L1 L2
PB1 PL
PB1 PB2 PL
PB2
Program PLC
(a)
L1 L2 L1 L2
PB1 PL
PB1 PB2 PL
PB2
Program PLC
(b)
Softwiring
PB Start (Manual) : NO
Tandon
Pompa air
Sumur
PB Stop
Program PLC
LSB
LSA
LSB
RM
Program PLC
L1 L2
PL F
F
F R
PL R
R
Stop
Stop Reverse Forward R F F OL
Forward F R
Program PLC
Metoda pemograman PLC yang umum digunakan adalah LD. Penulisan program LD merupakan ekivalensi dari
gambar rangkaian Switch. Ladder diagram teridiri dari dua saluran vertikal yang merepresentasikan jalur daya.
Rangkaian dihubungkan melalui saluran horizontal, contohnya saluran rung (anak tangga) dari ladder (tangga),
diantara dua saluran vertikal, seperti yang tampilkan gambar 4.1.
Scanning program LD dimulai dari jalur daya di sebelah kiri, menuju ke jalur daya di sebelah kanan, kemudian
dari atas ke bawah, sampai dengan ujung dari rung. Seperti yang ditunjukan gambar 4.1, di setiap akhir dari
program Ladder dialhiri dengan End Rung.
Setiap rung harus dimulai dengan minimal satu input (kontak) dan di akhiri minimal satu output (Koil). Input dan
output di identifikasi dengan sebuah alamat. Dalam menulis program LD, alamat kontak dapat ditulis berulang-
ulang pada setiap rung, akan tetapi untuk koil hanya berlaku satu kali penulisan program. Jika alamat koil di tulis
berulang kali maka koil pada kondisi terbawah yang akan di eksekusi. Alamat koil dapat digunakan sebagai alamat
kontak, akan tetapi alam kontak (alamat yang terhubung dengan perangkat input, seperti tombol) tidak dapat di
gunakan sebagai koil.
scanning program LD
Simbol program LD yang di keluarkan oleh IEC 1131-3 untuk input dan output ditunjukan gambar 4.2. dasarnya
terdiri saluran penghubung horizontal dan vertikal, kontak normaly Open (NO), kontak Normally Close (NC),
serta output coil.
simbol dasar LD
Pemograman Instruction List (IL)
Jika pemgroman LD di tulis dengan menggunakan text, maka hal tersebut dapat dikatakan metoda pemograman
IL. Program IL terdiri dari serangkaian instruksi, dimana setiap instruksi berada di baris baru. Instruksi diikuti oleh
satu atau lebih operan (alamat input/output atau memory area lainnya). Operan pada LD dapat dianggap sebagai
elemen dari LD. Setiap instruksi dapat menggunakan atau mengganti nilai yang tersimpan di memori register.
Untuk ini, mnemonic codes digunakan, setiap kode sesuai dengan operator pada LD. IL pada standard IEC 1131-
3 ditunjukkan pada tabel 4.1, pada tabel ini diberikan juga contoh dari beberapa produk PLC.
instruksi mnemonic code
Percobaan 1
Membuat Program Ladder dengan fungsi gerbang Logika, AND, OR, EX-OR, NAND, NOR, EX-NOR, dengan
menggunakan PLC CP1L.
Rangkailah input/output sesuai dengan tabel 4.2, kemudian lengkapi gambar 4.4.
tabel4. 1 tabel alamat i/o
NO Perangkat Tipe Alamat
1 Tombol NO 000.00
2 Tombol NO 000.01
3 Lampu - 100.00
4 Lampu - 100.01
5 Lampu - 100.02
6 Lampu - 100.03
7 Lampu - 100.04
8 Lampu - 100.05
9 Relay - 100.06
10 Relay - 100.07
24
K1
K2 K2
K2 K2
edit symbol
tampilan layar simbol
ulangi lakah diatas untuk input dan output lainnya seperti yang ditunjukkan tabel 4.3
tabel4. 2 tabel i/o symbol
membuat contact LD
pada layar new contact pilih addres yang akan digunakan misalkan PB1. kemudian klik ok, maka muncul
layar comment, lalu klik ok kembali sehingga pada layar kerja LD muncul kontak dengan keterangan PB1
(diatas kontak) dan NO (dibawah kontak)
memilih addres contact
ulangi langkah memlih kontak sehingga membentuk LD untuk coil maka kita pilih icon coil, kemudian
lakukan hal yang sama seperti kontak
LD rung 0
Ulangi langkah membuat program LD sehingga membentuk program . perhatikan posisi rung pada program.
program LD
Setelah selesai membuat program, program di transfer ke PLC dengan cara berikut:
Hubungkan PLC dan PC dengan memilih menu PLC work online
transfer to PLC
Pastikan PLC dalam mode Monitor atau RUN
Percobaan 2
Dari program ladder yang dibuat,dapat melihat program instruction list (mnemonics code) dengan langkah berikut:
INSTRUKSI
Pada menu view pilih mnemonics, seperti pada gambar 4.15
INSTRUKSI
Pada area project, klik kanan function block insert function block ladder
Setelah properties selesai diisi maka pada layar project akan muncul FB dengan nama Logic_Gate
area kerja FB
Klik toolbar Inputs pada area kerja, kemudian daftarkan variabel input yang akan digunakan, dengan cara klik
kanan pada tabel diatas toolbars input insert variable.
layar kerja LD
Sequential Function Chart (SFC) adalah bahasa pemrograman grafis yang menampilkan aliran proses sebagai
diagram, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengontrol proses berurutan dengan menggambarkan kondisi
transisi dan tindakan untuk setiap langkah.
1. Pengoperasian SFC dijelaskan dengan jumlah step/state yang terpisah yang disimbolkan dengan kotak
persegi panjang, setiap kotak mewakili keadaan tertentu dari sitem yang dikontrol. Intial step (Langkah
awal) disimbolkan dengan kotak ganda untuk membedakan dengan step lainnya.
2. Setiap garis yang menghubungkan antara step disimbolkan dengan garis tebal horizontal yang mewakili
transition. Transition menguhubungkan dari step ke step berikutnya. Setelah step tidak dapat di buat
step berikutnya, harus melalu transition, begitujuga sebaliknya setelah transition tidak dapat dibuat
kembali trasition harus dipisahkan oleh step.
3. Saat kondisi transfer ke step berikutnya aktif, maka step pada program berikutnya akan aktif.
4. Proses akan berjalan kontiniu dari stu step ke step berikutnya sampai siklus sistem selesai.
5. Dalam satu siklus hanya ada satu step yang aktif.
6. Output/action pada setiap step di sibolkan dengan kotak yang terhubung horizontal dan akan aktif pada
saat step aktif.
Gambar 5.2 menunjukan program sfc jika dituliskan kembali dalam ladder diagram.
Selective branching di tunjukkan gambar 5.3. fungsi ini digunakan untuk kondisi step yang berbeda tergantung
dari tranfer condition yang aktif. jika satu step sudah aktif maka step disebelahnya tidak akan aktif. stpe yang
paling kiri merupakan prioritas.
gambar 5. 3 selective branhcing
Parallel branching ditunjukan gambar 5.4. digambarkan dengan garis ganda horizontal, digunakan untuk dua atau
lebih step yang aktif/diproses secara simultan (bersamaan).
gambar 5.5 menunjukkan fungsi convergence pada SFC. Pada gambar 5.5 sequence dapat berpindah dari step 2
ke step 4 jika IN 4 aktif atau dari step 3 ke step 4 jika IN5 yang aktif.
gambar 5. 5 convergence
gambar 5.6 menunjukan fungsi simultance convergence pada SFC pada gambar 5.6 sequence dapat berpindah
simultance dari step 2 dan step 3 ke step 4 jika IN4 aktif.
Pada step, terdapat action yang harus dilakukan. Action tersebut digambarkan dengan kotak persegi panjang yang
terhubung ke step. Perilaku action dapat diberikan dengan menggunakan LD, FBD, IL, ST. Action tersebut akan
dieksekusi bila step aktif. gmabr 5.7 menunjukkan action yang diisi dengan LD.
Percobaan 1
Membuat program SFC dengan action boolean
INSTRUKSI
Buat [project] baru pada software [cx-programmer]
Tipe PLC yang digunakan adalah CJ1M
Setelah layar kerja CX-programmer muncul, atur IO table dan Unit Setup untuk mengatur modul IO yang
digunakan. Dengan cara klik kanan pada icon (IO Table and Unit Setup)Open sehinggga muncul layar
PLC IO table.
gambar 5. 9 PLC IO Table
Kemudian pilih IO card yang akan digunakan dengan cara: klik kanan pada empty slot pada bagian main rack
(pilih dari rack 00)basic I/OCJ1W-ID212.
Percobaan 3
Ulangi percobaan 1 dengan kulaifikasi lainnya: D, L seperti gambar 5.30
Percobaan 4
Membuat program SFC dengan branching dan convergence
INSTRUKSI
Delete program hasil percobaan 1/2/3
Insert symbol IO berikut
ulangi simulasi tetapi 0.01 dan 0.02 aktif bersamaan, dengan urutan mengaktifkan simulasi sebagai berikut:
1. set ON 0.01
2. set ON 0.02
3. set ON 0.00
amati step mana yang menjadi prioritas?
Percobaan 5
Mengganti prioritas selective branch
INSTRUKSI
Dari program percobaan 4, klik kanan pada garis divergence/selective branchklik use default transition
precedence