Anda di halaman 1dari 60

Diagram Ladder (Hardwired/Elektromekanis)

• Dikenal juga sebagai single line diagram: Sebuah metoda untuk menggambarkan proses
industri yang umumnya berjalan secara sekuensial
• Memperlihatkan interkoneksi perangkat keras pengontrolan dengan menggunakan simbol-
simbol standar kelistrikan.
• Bentuknya mirip dengan tangga (ladder)

Push Button (Normally Open) Push Button (Normally Closed)


Contact (Normally Open)

Limit Switch (Normally Open) Limit Switch (Normally Closed)


Contact (Normally Closed)

Relay Coil
Temperature Switch (Normally Open) Temperature Switch (Normally Closed)

Time Delay Switch (Normally Open) Pilot Light


Time DelaySwitch (Normally Closed)

Level Switch (Normally Open) Level Switch (Normally Closed) Buzzer

M
Motor
Proximity Switch (Normally Open) Proximity Switch (Normally Closed)

Pressure Switch (Normally Open) Pressure Switch (Normally Closed)) Solenoide

Contoh Diagram Ladder Elektromekanis Sederhana

L1 PB1 PL L2

LS1

LS2

• Garis vertika (L1 dan L2) adalah Line (sumber) tegangan


• Garis horisontal tempat peralatan dikoneksikan

Rang kaian Logika


Kontrol sekuensial adalah kontrol yang digunakan untuk mengatur suatu operasi yang saling
terkait, terhubung dan terjadwal.
Dimana elemen-elemen dasar dari kendali sekuensial, diantaranya:
- Switch
- Relay
- Timer
Pada dasarnya kendali sekuensial ini tidak terlepas dari rangkaian logika. Pada modul pertama
kita belajar merangkai rangkaian logika dengan menggunakan elemen-elemen dasar dari
kendali sekuensial diatas.

Rangkaian OR
Rangkaian OR dapat dianalogikan sebagai saklar yang terhubung paralel. Rangkaian OR
keluarannya akan bernilai 1 jika salah satu atau semua inputnya bernilai 1. Berikut simbol,
persamaan boolean dan tabel kebenaran dari gerbang OR.

Rangkaian AND
Rangkaian AND dapat dianalogikan sebagai saklar yang terhubung Seri. Rangkaian AND
keluarannya akan bernilai 1 jika kedua inputnya bernilai 1. Berikut simbol, persamaan boolean
dan tabel kebenaran dari gerbang AND.

Rangkaian NOT
Rangkaian NOT merupakan rangkaian yang berfungsi untuk membalik keadaan. Rangkaian
NOT ini akan bernilai 1 jika inputnya 0. Berikut simbol, persamaan boolean dan tabel
kebenaran dari gerbang NOT.
Rangkaian NOR
Rangkaian NOR merupakan rangkaian OR yang di NOT-kan, sehingga output dari rangkaian
ini adalah kebalikan dari rangkaian OR. Berikut simbol, persamaan boolean dan tabel
kebenaran dari gerbang NOR.

Rangkaian NAND
Rangkaian NAND merupakan rangkaian AND yang di NOT-kan, sehingga output dari
rangkaian ini adalah kebalikan dari rangkaian AND. Berikut simbol, persamaan boolean dan
tabel kebenaran dari gerbang NOR.

Rangkaian EX-OR
Rangkaian EX-NOR merupakan suatu rangkaian logika dimana outputnya akan bernilai 1 jika
input terakhirnya tidak ada yang sama. Berikut simbol, persamaan boolean dan tabel kebenaran
dari gerbang NOR.
Rangkaian EX-NOR
Rangkaian EX-NOR merupakan suatu rangkaian EX-OR yang di NOT-kan, sehingga output
dari rangkaian ini adalah kebalikan dari rangkaian EX-NOR. Berikut simbol, persamaan
boolean dan tabel kebenaran dari gerbang NOR.

Cara Kerja Relay


Relay adalah saklar elektromagnetik yang dioperasikan oleh arus listrik yang relatif kecil
yang dapat menghidupkan atau mematikan arus listrik yang jauh lebih besar. Ada empat
bagian dalam sebuah relay:
 Elektromagnet
 Set kontak listrik
 Pegas
 Angker dinamo yang dapat tertarik oleh electromagnet
Kontak point relay terdiri dari 2 jenis yaitu:
 Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada pada
posisi close (tertutup).
 Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berapa pada
posisi open (terbuka).
Berdasarkan gambar diatas, iron core(besi) yang dililitkan oleh kumparan coil berfungsi
untuk mengendalikan iron core tersebut. Ketika kumparan coil di berikan arus listrik, maka
akan timbul gaya elektromagnet sehingga akan menarik Armature berpindah posisi yang
awalnya NC(tertutup) ke posisi NO(terbuka) sehingga menjadi saklar yang dapat
menghantarkan arus listrik di posisi NO. Posisi Armature yang tadin ya dalam kondisi
CLOSE akan menjadi OPEN atau terhubung. Armature akan kembali keposisi CLOSE saat
tidak dialiri listrik. Coil yang digunakan untuk menarik Contact Point ke posisi CLOSE
umunnya hanyak membutuhkan arus llistrik yang relatif kecil.
Buatlah Rangkaian Ladder Logic Berikut kemudian lengkapi tabel kebenarannya:
0 1 2 3 4 5 6 7
24

PB1 PB2 14 24 24 32 42 42
K1 K1 K2 K1 K1 K2
11 21 21 31 41 41

14 32
K2 K2
11 31

A1 A1

K1 K2 LA LB LC LD
A2 A2

0
214 2 14
11 12 11 12

3 24 4 24
21 22 21 22

31 34 34
32 31 32
5 5
41 44 44
42 41 42
6 7

INPUT OUTPUT
PB1 PB2 LA LB LC LD
0 0
0 1
1 0
1 1

Buat Wiring diagram

Rangkaian Inter-Lock

Pada sistem kendali, rangkaian self-conservative dan rangkaian inter-lock merupakan rangkaian yang sering
digunakan sebagai rangkaian pengaman, pengunci, rangkaian memori.
Rangkaian Self-Conservative
Rangkaian self-conservative ini berfungsi untuk mempertahankan kondisi ON. Rangkaian ini biasanya digunakan
jika menggunakan push button. Push button (Normaly Open) akan ON hanya pada saat kita tekan dan OFF pada
saat kita lepas. Untuk mempertahankan kondisi ON tersebut kita dapat menggunakan rangkaian self-conservative
ini.

0 1 2
24

PB1 14 24

K1 K1
11 21

PB2

A1

K1 LA
A2

0
114
11 12

2 24
21 22

31 34
32

41 44
42

Jika PB1 ditekan maka arus mengeksitasi koil relay K1. maka kontak relay K1 akan on dan lampu LA menyala.
CR1 juga menjadi kontak untuk K1. meskipun PB1 dilepas K1 akan mengeksitasi dirinya sendiri dengan
menggunakan K1. Lampu akan Padam jika PB 2 yang ditekan.

Jika menggunakan rangkaian ini maka harus dipastikan minimal ada kontak yang akan memutus sistem tersebut.

Rangkaian Inter-Lock
Rangkaian inter-lock adalah rangkaian kontrol sekuensial yang dirancang untuk melindungi mesin dan piranti serta
keselamatan operator dengan cara mengendalikan operasi mesin dan piranti agar berhubungan antara satu dengan
yang lainnya dengan memakai titik kontak elektris sehingga dapat menjadi urutan operasi yang benar. Contoh dari
rangkaian ini dapat dilihat pada gambar berikut.
0 1 2 3 4 5
24

PB1 14 PB2 14 24 24

K1 K2 K1 K2
11 11 21 21

PB2 PB1 32 32

K2 K1
31 31

A1 A1

K1 K2 LA LB
A2 A2

0
114 314
11 12 11 12

424 5 24
21 22 21 22

31 34 31 34
32 32
5 4
41 44 41 44
42 42

Rangkaian Timer Delay ON


Timer delay on adalah timer yang akan menghitung jika coil timer ter-eksitasi dan contact timer akan bergerak
jika telah mencapai waktunya.
0 1
24

PB1 14 PB1
K1
11 2s
LA

A1

K1 LA
A2

0
114
11 12

2 24
21 22

31 34
32

41 44
42
Rangkaian Timer Delay OFF
Timer delay off adalah timer yang akan menghitung jika coil timer tidak ada eksitasi dan kontak timer akan
bergerak jika telah mencapai waktunya.
0 1
24

PB1 14 PB1
K1
11 2s
LA

A1

K1 LA
A2

0
114
11 12

2 24
21 22

31 34
32

41 44
42
Buatlah Rangkaian Ladder Logic Berikut kemudian lengkapi nomor terminal dan nomor kolom yang digunakan
lalu gambarkan Timing Diagram:

Percobaan 1
0 1 2 3 4 5
24

PB1
K1 K2

M
PB2 PB3
K1 K2 K2 K1

K2 K1

A1 A1

K1 K2
A2 A2

0
14 14
11 12 11 12

24 24
21 22 21 22

31 34 31 34
32 32

41 44 41 44
42 42

PB1

PB2

PB3

CW

CCW
Percobaan 2
0 1
24

PB1 14

K1
11

A1

K1 LA
A2

0
114
11 12

2 24
21 22

31 34
32

41 44
42

PB1

LA
Percobaan 3

0 1 2
24

PB2
K1

K2

A1 A1

K1 K2 LA
A2 A2

0
14 14
11 12 11 12

24 24
21 22 21 22

31 34 34
32 31 32

41 44 44
42 41 42

PB1

LA
Percobaan 4
0 1 2 3 4
24

PB1
K2 K1

PB2
K1 K2 K2

M
21

K3 K2 K2

A1 A1 A1

K1 K2 K3
A2 A2 A2

0
14 14 14
11 12 11 12 11 12

24 24 24
21 22 21 22 21 22

31 34 34 34
32 31 32 31 32

41 44 44 44
42 41 42 41 42

PB1

PB2

CW

CCW
Tugas

0 1 2 3 4 5
24

PB1
K2 K3 K1

PB2
K1 K4 K3 K3

K3 K3
K3

A1 A1 A1 A1

K1 K2 K3 K4
A2 A2 A2 A2

0
14 14 14 14
11 12 11 12 11 12 11 12

24 24 24 24
21 22 21 22 21 22 21 22

31 34 34 34 34
32 31 32 31 32 31 32

41 44 44 44 44
42 41 42 41 42 41 42

Wiring Input/Output PLC

Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu alat untuk mengendalikan sistem, dimana menggunakan
sistem kendali sekuensial. Berbeda dengan relay, PLC merupakan kendali sekuensial yang terprogram.

Struktur sistem PLC

PLC ini menggunakan PLC omron CP1L dengan software yang digunakan cx-programmer.

Beberapa Contoh Produk PLC


• Produk LG

• ZEN (produk OMRON) =Smart Relay

• PLC tipe rack (Produk Allen Braidley)

Merangkai input dan Output PLC


Modul input/output PLC merupakan bagian dari PLC yang terhubung dengan perangkat sensor dan aktuator.
Dikarenakan level tegangan sinyal dari sensor dapat bervariasi mulai dari 5-240 V maka unit input PLC
menggunakan optoisolator untuk memberikan sinyal ke microprocessor. Sebaliknya, sinyal dari microprocessor
akan dikirmkan ke perangkat aktuator melalui relay atau transistor atau triac. Sehingga untuk modul output PLC
terdapat tiga jenis dengan fungsi; relay untuk sumber dc dan ac; transistor untuk sumber dc, triac untuk sumber ac.
Blok fungsional PLC dan prinsip kerja

O
I
U
N
T
P CPU P
U
U
T
T

Scan

Baca Input

Eksekusi Program

Update Output

Beberapa contoh perangkat luar I/O


modul input PLC

modul output PLC

Dalam merangkai input/output PLC hal yang perlu diperhatikan adalah common yang akan digunakan. Common
ini ditentukan juga dari jenis sensor atau aktuatornya, apakah input atau output positif (V+) atau output negatif (V-
). Jika sinyal dari sensor merupakan transistor maka dilihat dari jenis transistornya apakah NPN/PNP. Jika
NPN/sinking, PNP/sourcing

jenis sensor transistor

Pengawatan modul input sinking dan sourcing


pengawatan modul output sinking

pengawatan modul output sourcing

pengawatan modul output tipe relay


Percobaan 1
Merangkai input dan output PLC

terminal input/output CP1L


Rangkailah input dan output dari gambar 3.11 berikut ini

24 Vdc
24

K1
K1

K2 K2

K2 K2 K2

Rangkaian unit input/output PLC

L1 L2 L1 L2
PB1 PL
PB1 LS1 PL

LS1 LS2

LS2
Instruksi di dalam memori PLC

Keterangan
Modul input
Modul output
hardwired PLC Deskripsi
L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 terbuka
LS2 terbuka
LS3 LS2 LS3
LS3 terbuka
LS3
PL mati/off

L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS2 terbuka
LS3 LS2 LS3
LS3 terbuka
PL mati/off
LS3

L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS3
LS2 terbuka
LS3 LS2
LS3 tertutup
LS3 PL mati/off

L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS3
LS2 tertutup
LS3 LS2
LS3 terbuka
LS3 PL hidup/on

L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 terbuka
LS2 tertutup
LS3 LS2 LS3
LS3 terbuka
LS3
PL hidup/on

L1 L2 L1 L2 L1 L2
PL PL
LS1 LS2 LS1 LS1 LS2 PL
LS1 tertutup
LS3
LS2 tertutup
LS3 LS2
LS3 tertutup
LS3 PL hidup/on
Percobaan 2
Indentifikasi memori area pada PLC CP1L

CX-Programmer bekerja di atas sistem operasi Windows. Kita dapat mengakses langsung software ini seperti
layaknya software-software lain yang berbasis Windows. Melalui urutan langkah berikut, kita akan diarahkan
mengenal lingkungan kerja CX-Programmer secara cepat.

 INSTRUKSI
 Dari tombol [Start] Windows Anda, pilihlah program [CX-Programmer]!
Gambar berikut adalah tampilan awal program ini.

Tampilan awal cx-programmer

 Pilih [File]  [New] untuk membuat sebuah program baru, seperti diperlihatkan Gambar 3.13.

Membuat program baru


Sebuah tampilan kemudian akan muncul (lihat Gambar 3.14).
Tampilan change PLC
 Pilihlah [CP1L] pada [Device Type]!
[Device Type] berisi model-model PLC yang didukung oleh CX-Programmer. Ilustrasi proses ini
diperlihatkan oleh gambar 3.15.

Memilih tipe PLC yang digunakan


 Kemudian atur tipe CPU [L] dengan pada menu Setting pada kolom device type

Pilih tipe cpu PLC


 Selanjutnya pilihlah [USB] pada bagian [Network Type]
tipe network yang digunakan
 Kita akan kembali pada tampilan berikut (gambar 3.18), lalu tekan tombol [OK]!

Tampilan setelah setting PLC


 Akhirnya, kita sampai pada lingkungan kerja CX-Programmer. Lingkungan kerja ini diperlihatkan oleh
gambar berikut.

Area kerja cx-programmer


untuk mengidentifikasi input dan output yang telah terpasang pada PLC, maka pada area kerja cx-programmer di
identifikasi pada memory, untuk itu lakukan hal berikut ini:

 Menu PLC, klik work online.

Work online PLC

 Klik OK untuk pada layar yang muncul, klik ok terus sampai muncul layar abu pada area ladder design

Connect to PLC
 Setelah terhubung maka area kerja ladder design berwarna abu-abu
Tampilan area cx programm dengan kondisi terhubung ke PLC
 Kemudian setting mode operasi PLC pada menu Operating Mode, pada menu tersebut terdapat 3 mode yaitu
Program; Monitor; Run. Mode PROGRAM adalah mode dimana program yang ada didalam PLC tidak di
eksekusi, biasanya mode ini digunakan untuk memperbaiki program dalam kondisi online. Mode MONITOR
adalah mode dimana program yang terdapat didalam PLC dieksekusi sekaligus user dapat mengedit program
dalam kondisi online. Mode RUN adalah mode dimana user hanya bisa memonitoring eksekusi program tetapi
tidak dapat mengedit program dalam kondisi online. Untuk mengidentifikasi input dan output PLC maka
pilihlah mode MONITOR

Operating mode
 Berikutnya untuk melihat isi program yang ada didalam PLC pilih menu transfer from PLC, kemudian klik
ok pada layar yang muncul, tunggu sampai selesai, amati pada area ladder design, jika didalam plc terdaapt
program maka akan muncul diagram ladder pada area ladder design, tetapi jika pada plc kosong maka tidak
terdapat diagram ladder diagram didalama rea tersebut.
Transfer from PLC
 Untuk mengosongkan program didalam PLC cukup dengan mentransfer to PLC program kosong. Setelah
proses transfer program selesai maka kondisi PLC tidak ada output yang akan di eksekusi.

A
A
A
ON
OFF
A-1 A-1
A-1
Tertutup
Terbuka

A-2 A-2
A-2
Tertutup Terbuka

A ON

A-1 ON

A-2 ON A-2 ON

L1 L2 L1 L2
00
LS1 00

00

00

Program PLC
L1 PB1 PB2 L2
PL

Hardwiring
L1 L2 L1 L2
PB1 PL
PB1 PB2 PL

PB2

Program PLC

(a)
L1 L2 L1 L2
PB1 PL
PB1 PB2 PL

PB2

Program PLC

(b)

Softwiring

Ilustrasi softwiring (a)


Ilustrasi softwiring (b)

PB Start (Manual) : NO

PB Stop Manual : NC LSA (Limit switch atas) : NC

LSB (Limit switch bawah) : NO

Tandon

Pompa air

Sumur

Kontrol Level Tandon air


L1 L2 L1 L2
PB Start
RM

PB Stop
Program PLC

LSB

LSA

PB Start PB Stop LSA RM

LSB

RM

Program PLC

L1 L2

Stop Reverse Forward


R F OL

PL F
F

F R

PL R
R

Forward Reverse Interlocking


L1 L2 L1 L2

Stop
Stop Reverse Forward R F F OL

Forward F R

Stop Reverse Forward PL F PL F


Reverse
M1
PL R

Stop Forward Reverse F R

Stop Forward Reverse PL R

Program PLC

Pemograman Ladder, Intruction List, Function Block Diagram

Pemograman Ladder Diagram (LD)

Metoda pemograman PLC yang umum digunakan adalah LD. Penulisan program LD merupakan ekivalensi dari
gambar rangkaian Switch. Ladder diagram teridiri dari dua saluran vertikal yang merepresentasikan jalur daya.
Rangkaian dihubungkan melalui saluran horizontal, contohnya saluran rung (anak tangga) dari ladder (tangga),
diantara dua saluran vertikal, seperti yang tampilkan gambar 4.1.

Scanning program LD dimulai dari jalur daya di sebelah kiri, menuju ke jalur daya di sebelah kanan, kemudian
dari atas ke bawah, sampai dengan ujung dari rung. Seperti yang ditunjukan gambar 4.1, di setiap akhir dari
program Ladder dialhiri dengan End Rung.

Setiap rung harus dimulai dengan minimal satu input (kontak) dan di akhiri minimal satu output (Koil). Input dan
output di identifikasi dengan sebuah alamat. Dalam menulis program LD, alamat kontak dapat ditulis berulang-
ulang pada setiap rung, akan tetapi untuk koil hanya berlaku satu kali penulisan program. Jika alamat koil di tulis
berulang kali maka koil pada kondisi terbawah yang akan di eksekusi. Alamat koil dapat digunakan sebagai alamat
kontak, akan tetapi alam kontak (alamat yang terhubung dengan perangkat input, seperti tombol) tidak dapat di
gunakan sebagai koil.

scanning program LD
Simbol program LD yang di keluarkan oleh IEC 1131-3 untuk input dan output ditunjukan gambar 4.2. dasarnya
terdiri saluran penghubung horizontal dan vertikal, kontak normaly Open (NO), kontak Normally Close (NC),
serta output coil.

simbol dasar LD
Pemograman Instruction List (IL)

Jika pemgroman LD di tulis dengan menggunakan text, maka hal tersebut dapat dikatakan metoda pemograman
IL. Program IL terdiri dari serangkaian instruksi, dimana setiap instruksi berada di baris baru. Instruksi diikuti oleh
satu atau lebih operan (alamat input/output atau memory area lainnya). Operan pada LD dapat dianggap sebagai
elemen dari LD. Setiap instruksi dapat menggunakan atau mengganti nilai yang tersimpan di memori register.
Untuk ini, mnemonic codes digunakan, setiap kode sesuai dengan operator pada LD. IL pada standard IEC 1131-
3 ditunjukkan pada tabel 4.1, pada tabel ini diberikan juga contoh dari beberapa produk PLC.
instruksi mnemonic code

Percobaan 1
Membuat Program Ladder dengan fungsi gerbang Logika, AND, OR, EX-OR, NAND, NOR, EX-NOR, dengan
menggunakan PLC CP1L.

Rangkailah input/output sesuai dengan tabel 4.2, kemudian lengkapi gambar 4.4.
tabel4. 1 tabel alamat i/o
NO Perangkat Tipe Alamat
1 Tombol NO 000.00
2 Tombol NO 000.01
3 Lampu - 100.00
4 Lampu - 100.01
5 Lampu - 100.02
6 Lampu - 100.03
7 Lampu - 100.04
8 Lampu - 100.05
9 Relay - 100.06
10 Relay - 100.07
24

K1

K2 K2

K2 K2

wiring input/output PLC

Buat [project] baru pada software [cx-programmer]


Tipe PLC yang digunakan adalah CP1L dengan cpu L
Setelah layar area kerja cx-programmer tampil, atur nama/variabel yang digunakan sebagai/input dan output
pada menu [ symbols] yang terdapat di area project. Terdapat dua menu symbols, yaitu symbol global
(berada dibawah menu PLC) jika nama/variabel di isi pada menu ini maka nama/variabel tersebut dapat
digunakan pada program lain tetapi untuk PLC yang sama. Menu symbol yang kedua yaitu symbol local
(berada didalam menu porgram) jika nama/variabel di isi pada menu ini maka nama/variabel tersebut hanya
dapat digunakan pada program itu saja.

Cara mengisinya sebagai berikut:


Klik ganda pada menu symbols local  Klik kanan pada menu symbols local  pilih insert symbols
insert symbols
setelah layar edit symbol muncul, kemudian isikan pada kolom name: PB1, pada kolom data type pilih:
BOOL, pada kolom addres or value ketik: 0.00, kolom comment dapat diisi sesuai dengan keterangan yang
ingin kita tampilkan. Seperti yang yang ditunjukkan gambar 4.6. kemudian klik OK, maka pada layar symbol
akan muncul satu nama baru yaitu PB1, pada alamat 0.00, seperti yang ditunjukan gambar 4.7.

edit symbol
tampilan layar simbol

ulangi lakah diatas untuk input dan output lainnya seperti yang ditunjukkan tabel 4.3
tabel4. 2 tabel i/o symbol

 Kemudian membuat program LD dengan langkah berikut:


Klik ganda section 1 sehingga muncul layar kerja LD, kemudian pilih new contact lalu tempatkan pada
layar kerja LD sehingga muncul layar new contact.

membuat contact LD
pada layar new contact pilih addres yang akan digunakan misalkan PB1. kemudian klik ok, maka muncul
layar comment, lalu klik ok kembali sehingga pada layar kerja LD muncul kontak dengan keterangan PB1
(diatas kontak) dan NO (dibawah kontak)
memilih addres contact

ulangi langkah memlih kontak sehingga membentuk LD untuk coil maka kita pilih icon coil, kemudian
lakukan hal yang sama seperti kontak

LD rung 0
 Ulangi langkah membuat program LD sehingga membentuk program . perhatikan posisi rung pada program.
program LD

 Setelah selesai membuat program, program di transfer ke PLC dengan cara berikut:
Hubungkan PLC dan PC dengan memilih menu PLC work online

gambar 4. 1 work online


download program pada menu PLC transfer to PLC, lalu klik ok sampai proses transfer selesai.

transfer to PLC
Pastikan PLC dalam mode Monitor atau RUN

mode operasi monitor


 Uji program dengan menguji semua kemungkinan input.

Percobaan 2
Dari program ladder yang dibuat,dapat melihat program instruction list (mnemonics code) dengan langkah berikut:
 INSTRUKSI
 Pada menu view pilih mnemonics, seperti pada gambar 4.15

view mnemonics code


 Kemudian muncul layar untuk mnemonic code, seperti pada gambar 4.16
mnemonic code untuk LD percobaan 1
Percobaan 3
pada cx-programmer FB dapat disusun dengan structure text dan ladder diagram, berikut cara
membuat FB untuk gerbang logika 2 input AND OR dan EX-OR.

 INSTRUKSI
 Pada area project, klik kanan function block  insert function block  ladder

gambar 4. 2 insert function block


 Berikan nama FB yang akan di buat dengan nama Logic_Gate  tekan enter

gambar 4. 3 Function Bock Properties

 Setelah properties selesai diisi maka pada layar project akan muncul FB dengan nama Logic_Gate

FB yan g telah dibuat

 Klik ganda pada FB Logic_Gate, maka akan muncul layar

area kerja FB
 Klik toolbar Inputs pada area kerja, kemudian daftarkan variabel input yang akan digunakan, dengan cara klik
kanan pada tabel diatas toolbars input  insert variable.

insert variabel input.


 Pada layar new variabel, berikan variabel Input1

new variabel setting


 Ulangi langkah diatas untuk variabel input lainnya seperti yang ditunjukkan gambar 4.23

daftar input variabel


 Untuk mendaftarkan variabel output maka pindahkan ke toolbar output, kemudian ulangi langkah sama seperti
saat mendaftarkan variabel input.

daftar variabel output


 Buatlah ladder diagram, pada laya di bawah toolbar input/output variabel seperti gambar 4.25

LD didalam FB Logic Gate


 Setelah LD pada FB selesai dibuat, maka FB tersebut sudah dapat digunakan didalam pemograman Ladder
atau SFC atau ST. Untuk menggunakan FB yang telah dibuat pada program LD sebagai berikut:
 Klik ganda section1 sehingga muncul layar kerja LD

layar kerja LD

Pemograman Sequential Function Chart (SFC)

Step and Transition

Sequential Function Chart (SFC) adalah bahasa pemrograman grafis yang menampilkan aliran proses sebagai
diagram, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengontrol proses berurutan dengan menggambarkan kondisi
transisi dan tindakan untuk setiap langkah.

Grafik SFC memiliki unsur dasar berikut:


gambar 5. 1 step and trasition

1. Pengoperasian SFC dijelaskan dengan jumlah step/state yang terpisah yang disimbolkan dengan kotak
persegi panjang, setiap kotak mewakili keadaan tertentu dari sitem yang dikontrol. Intial step (Langkah
awal) disimbolkan dengan kotak ganda untuk membedakan dengan step lainnya.
2. Setiap garis yang menghubungkan antara step disimbolkan dengan garis tebal horizontal yang mewakili
transition. Transition menguhubungkan dari step ke step berikutnya. Setelah step tidak dapat di buat
step berikutnya, harus melalu transition, begitujuga sebaliknya setelah transition tidak dapat dibuat
kembali trasition harus dipisahkan oleh step.
3. Saat kondisi transfer ke step berikutnya aktif, maka step pada program berikutnya akan aktif.
4. Proses akan berjalan kontiniu dari stu step ke step berikutnya sampai siklus sistem selesai.
5. Dalam satu siklus hanya ada satu step yang aktif.
6. Output/action pada setiap step di sibolkan dengan kotak yang terhubung horizontal dan akan aktif pada
saat step aktif.

Gambar 5.2 menunjukan program sfc jika dituliskan kembali dalam ladder diagram.

gambar 5. 2 Program SFC ekivalensi dengan LD

Branching and Convergence

Selective branching di tunjukkan gambar 5.3. fungsi ini digunakan untuk kondisi step yang berbeda tergantung
dari tranfer condition yang aktif. jika satu step sudah aktif maka step disebelahnya tidak akan aktif. stpe yang
paling kiri merupakan prioritas.
gambar 5. 3 selective branhcing

Parallel branching ditunjukan gambar 5.4. digambarkan dengan garis ganda horizontal, digunakan untuk dua atau
lebih step yang aktif/diproses secara simultan (bersamaan).

gambar 5. 4 parallel branching

gambar 5.5 menunjukkan fungsi convergence pada SFC. Pada gambar 5.5 sequence dapat berpindah dari step 2
ke step 4 jika IN 4 aktif atau dari step 3 ke step 4 jika IN5 yang aktif.

gambar 5. 5 convergence

gambar 5.6 menunjukan fungsi simultance convergence pada SFC pada gambar 5.6 sequence dapat berpindah
simultance dari step 2 dan step 3 ke step 4 jika IN4 aktif.

gambar 5. 6 simultance convergence


Action

Pada step, terdapat action yang harus dilakukan. Action tersebut digambarkan dengan kotak persegi panjang yang
terhubung ke step. Perilaku action dapat diberikan dengan menggunakan LD, FBD, IL, ST. Action tersebut akan
dieksekusi bila step aktif. gmabr 5.7 menunjukkan action yang diisi dengan LD.

gambar 5. 7 action yang diwakili oleh LD


kotak action umumnya didahului olek kualifikas untuk menentukan kondisi untuk action. Jika tidak ada kualifikasi
(kualifikasi N/NON), maka taction tersebut tidak disimpan / dieksekusi sementara selama step aktif. kuasifikasi
S/SET, digunakan untuk mengaktifkan Action terus menerus walau step telah berpindah. Untuk menonaktifkan
action tersebut maka pada action step berikutnya menggunakan kualifikasi R/RESET kualifikasi P/Pulse
digunakan untuk action yang mengeksekusi hanya sesaat ketika action aktif. Kualifikasi D/DELAY, digunakan
untuk menunda action dengan jangka waktu tertentu. Kualifikasi L/LIMIT digunakan untuk action yang
membatasi waktu aktif action. Selain itu terdapat kombinasi kualifikasi dari kualifikasi yang telah dijelaskan
sebelumnya.

gambar 5. 8 kualifikasi L/limit pada action

Percobaan 1
Membuat program SFC dengan action boolean
 INSTRUKSI
Buat [project] baru pada software [cx-programmer]
Tipe PLC yang digunakan adalah CJ1M
Setelah layar kerja CX-programmer muncul, atur IO table dan Unit Setup untuk mengatur modul IO yang
digunakan. Dengan cara klik kanan pada icon (IO Table and Unit Setup)Open sehinggga muncul layar
PLC IO table.
gambar 5. 9 PLC IO Table

 Kemudian pilih IO card yang akan digunakan dengan cara: klik kanan pada empty slot pada bagian main rack
(pilih dari rack 00)basic I/OCJ1W-ID212.

gambar 5. 10 select unit


 Kemudian pilih modul output, sehingga tampilan pada layar PLC IO Table seperti gambar 5.11
gambar 5. 11 PLC IO Table Setting
 Delete NewProgram1 (00): dengan cara klik kanan pada menu NewProgram1 (00)

gambar 5. 12 delete pogram


 Membuat program SFC baru: klik kanan pada icon programinsert programSFC

gambar 5. 13 insert porgram SFC


 Kemudian muncul layar kerja untuk program SFC.
gambar 5. 14 layar kerja program SFC
 Setting symbol berikut,

gambar 5. 15 setting symbol IO yang digunakan.


 Buat program SFC, pada layar kerja program SFC, menambah transition dengan mengklik step yang akan
ditambahkan transition kemudian pilih icon transition.

gambar 5. 16 add transition


 Untuk menambahkan step, klik pada transition yang akan ditambahkan kemudian pilih icon add step
gambar 5. 17 add step
 Tambahkan step dan transition seperti gambar 5.18

gambar 5. 18 SFC dengan 3 step dan transition


 Menghubungkan transition 3 kembali ke step 1 (Intial_step), dengan cara klik kanan pada
transition3connectionadd connection

gambar 5. 19 add connection


 Kemudian pilih step1 pada layar add connection
gambar 5. 20 add connection from trans3 to step1
 Menambah action pada step: klik kanan pada stepadd actionboolean actioan

gambar 5. 21 add action


 Memilih output boolean: klik pada kotak actionklik kotak dengan titik-titikpada layar select symbol pada
scope pilih NewProgram1pilih symbol PL1

gambar 5. 22 selesct symbol pada boolean action


 Kemudian tambahkan action pada step 3 seperti pada gambar 5.23
gambar 5. 23 boolean action pada step
 menambahkan input pada transition: klik pada transitionklik pada tulisan biru, sehingga tulisan biru ada
highlight biruketikkan “PB1=TRUE”

gambar 5. 24 menambahkan input pada transition


 tambahkan input pada transtition2 dan transition3, seperti pada gambar 5.25

gambar 5. 25 input pada transition


 simulasikan program SFC yang telah dibuat

gambar 5. 26 simulasi program


 tampilan pada simulasi program
gambar 5. 27 tampilan simulasi program
 untuk mensimulasikan program: klik memory sehingga muncul layar PLC memory, kemudian atur set nilai
pada setiap address input yang digunakan

gambar 5. 28 memory PLC


 amati perubahan output jika diberikan set ON/OFF pada setiap address input yang digunakan: dengan urutan
sebagai berikut:
1. set ON 0.00
2. set OFF 0.00
3. set ON 0.01
4. set OFF 0.01
5. set ON 0.02
6. set OFF 0.03
Percobaan 2
Ulangi percobaan 1 tetapi dengan kualifikasi S dan R, seperti pada gambar 5.29

gambar 5. 29 action dengan kualifikasi S dan R

Percobaan 3
Ulangi percobaan 1 dengan kulaifikasi lainnya: D, L seperti gambar 5.30

gambar 5. 30 action dengan kualifikasi D dan L

Percobaan 4
Membuat program SFC dengan branching dan convergence
 INSTRUKSI
 Delete program hasil percobaan 1/2/3
 Insert symbol IO berikut

gambar 5. 31 insert symbol IO


 Tambahkan initial step, dengan cara: klik icon add stepklik kanan pada step yang barustep typepilih
initial step

gambar 5. 32initial step


 Tambahkan transition dan step, seperti gambar 5.32

gambar 5. 33 menambahkan transition dan step


 Tambahkan selective branch, dengan cara: klik pada step 2klik pada icon divergen

gambar 5. 34 menambah selective branch


 Tambahkan step3 dan step4 pada masing-masing trans2 dan trans3, dan tambahkan trans4 dan trans5 dibawah
step3 dan step4 seperti yang ditunjunkan gambar 5.34

gambar 5. 35 menambah transition dan step pada selective branch


 Membuat convergence pada trans4, dengan cara: klik pada trans4klik icon convergence

gambar 5. 36 menambah convergence


 Menghubungkan trans5 dengan step5 melalui convergence, dengan cara: klik kanan pada
trans5connectionadd connection
gambar 5. 37 menghubungkan transition memalui convergence
 Memilih connection dari trans5 ke step5 via convergence

gambar 5. 38 menghubungkan transition ke step melalui convergence


 Lengkapi program SFC menjadi seperti gambar 5.39

gambar 5. 39 program SFC dengan selective branch dan convergence


 Lakukan simulasi dengan mengatur input dengan urutan berikut:
1. set ON 0.00
2. set ON 0.01
3. set OFF 0.01
4. set OFF 0.00
5. set ON 0.00
6. set ON 0.02
7. set OFF 0.02
8. set OFF 0.00

 ulangi simulasi tetapi 0.01 dan 0.02 aktif bersamaan, dengan urutan mengaktifkan simulasi sebagai berikut:
1. set ON 0.01
2. set ON 0.02
3. set ON 0.00
amati step mana yang menjadi prioritas?

Percobaan 5
Mengganti prioritas selective branch
 INSTRUKSI
 Dari program percobaan 4, klik kanan pada garis divergence/selective branchklik use default transition
precedence

gambar 5. 40 prioritas selective branch


 Mengganti angka pada selective branch sebagai nomor urut prioritas, dengan cara: klik pada angka yang
muncul sehingga angka tersebut mencul highlight biruketikan angka prioritasnya. Seperti pada gambar 5.41

gambar 5. 41 mengganti urutan prioritas selective branch


 Simulasikan program dengan PB2 dan PB3 aktif bersamaan dengan urutan sebagi berikut:
1. set ON 0.01
2. set ON 0.02
3. set ON 0.00
amati step mana yang menjadi prioritas?
Percobaan 6
Membuat program SFC dengan simultaneous branching dan simultaneous convergence
 INSTRUKSI
 Delete program hasil percobaan 1/2/3
 Dari percobaan 5, delete selective branch/divergence, trans2- trans5 dan step3-step5

gambar 5. 42 delete selective branch


 Tambahkan trans2 dibawah step2

gambar 5. 43 menambah trans2 dibawah step2


 Menambah simultaneous brach setelah trans2, dengan cara: klik trans2klik icon

gambar 5. 44 add simultaneous divergence


 Tambahkan transition pada masing-masing step3 dan step4, lalu tambahkan step 5 dan step 6 di bawah
masing-masing trans3 dan tran4

gambar 5. 45 step dan transition pada simultaneous divergence


 Tambahkan simultaneous convergence, seperti gambar 5.46, dengan cara: klik pada trans3klik icon add
simulataneous convergence
gambar 5. 46 add simultaneous divergence
 Lengkapi program seperti gambar 5.47

gambar 5. 47 program SFC dengan Simultaneous divergence dan simultaneous convergence


 Lakukan simulasi dengan mengatur input dengan urutan berikut:
1. set ON 0.00
2. set OFF 0.00
3. set ON 0.01
4. set OFF 0.01
5. set ON 0.02
6. set OFF 0.02

Anda mungkin juga menyukai