Anda di halaman 1dari 35

Risti Ristianingsih Badu, S.T., M.

Eng
Department of Enviromental Engineering
Faculty of Science and Technology UNUGO
Hudori., S.T., M.T
▪ Dosen Pengampu : Risti Ristianingsih Badu, S.T., M.Eng
▪ Sistem Penilaian :
Kehadiran : 10%
Tugas Perencanaan : 40%
Tugas, Quis, PR : 10%
UTS : 20%
UAS : 20%
▪ Keterlambatan maksimal 15 menit
▪ Kehadiran minimal 75% (yang kurang nilainya E)
▪ Izin maksimal 3 kali
1. Sistem drainase da sewerage 6. Analisa hidraulika

2. Ecodrain 7. Perencanaan pipa sewerage

3. Air buangan 8. Low cost sewerage

4. Analisa hidrologi 9. Bangunan pelengkap

5. Perencanaan system sewerage 10. BOQ & RAB


▪ Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air
limbah
▪ Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan
sebagainya.
▪ Kualitas air limbah tidak memadai untuk langsung dibuang ke lingkungan,
oleh karena itu harus dikumpulkan dan dialirkan ke instalasi pengolahan air
limbah (IPAL)
▪ Air hujan yang jatuh sebagian masuk ke dalam tanah dan yang lainnya
mengalir dipermukaan tanah (surface runoff)
▪ Surface runoff dapat langsung masuk ke sungai atau danau, tetapi dapat juga
terperangkap di tempat tertentu. Oleh karena itu diperlukan sistem pengumpul
air hujan untuk mengalirkan ke tempat yang direncanakan
▪ Di Indonesia hanya sebagian penduduk dilayani oleh sistem pengumpul air
limbah. Untuk melayani seluruh penduduk harus dibangun sistem dengan
biaya yang sangat mahal.
▪ Kota yang memiliki sistem pengumpul adalah: Bandung, Medan,Cirebon,
Surakarta, Yogya, dan Jakarta
▪ Sampai saat ini masih banyak Kota menangani drainase dengan paradigma
lama yaitu mengalirkan air hujan yang berupa limpasan (run-off) secepat-
cepatnya ke penerima air/badan air terdekat.
▪ Penanganan masih bersifat teknis belum pempertimbangkan faktor lingkungan,
sosial-ekonomi dan budaya, serta kesehatan lingkungan.
▪ Drainase perkotaan

Prasarana yang terdiri dari kumpulan system saluran di dalam kota yang berfungsi
mengeringkan lahan perkotaan dari banjir/genangan akibat hujan dengan cara
mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air melalui system saluran-saluran
tersebut

▪ Sewerage

Sistem jaringan perpipaan pembuangan air limbah yang akan diolah secara terpusat
Akses air
Air limbah Air limbah
minum terbatas
tidak terolah tidak terolah

Drainase tidak Sampah tidak Sampah TPA yang


berfungsi terolah melebihi Kapasistas
SUB
2013 SUMBER
SEKTOR
Air limbah 60,91% BPS, 2013
Riskesdas,
Persampahan 79,80%
2013
Drainase 75.135 Ha BPS & MP

KONDISI TAHUN KONDISI TAHUN


SUB SEKTOR SUB SEKTOR
2015 2024
Air limbah 62,41% Air limbah 77,79%

Persampahan 70,00% Persampahan 70,50%

Drainase 67,32% Drainase 100%


▪ Ada 2 tipe system penyaluran

▪ Sistem terpisah

▪ Sistem penyaluran air limbah

▪ Sistem penyaluran air hujan

▪ Sistem gabungan
▪ Sistem penyaluran air limbah: menyalurkan air limbah dari perumahan

dan fasilitas umu, ada juga yang digabungkan dengan air limbah industry

▪ Sistem drainase membawa limpasan dari hujan yang jatuh ke tanah di

atap Gedung, jalan, dan permukaan lainnya

▪ Sistem gabungan membawa kedua jenis air tersebut dalam satu system
▪ Drainase perkotaan dan sewerage adalah bangunan dari urban drainage: system

pengaliran air (hujan, limbah) pada Kawasan pemukiman, menuju ttik tertentu
(badan air, IPAL) agar tidak menimbulkan masalah kesehatan pada
permukiman/lokasi tersebut

▪ Perbedaan: substansi yang dialirkan, tingkat ancaman pada kesehatan, tujuan

pengaliran
Alasan utama penggunaan system terpisah
▪ Air limbah perlu dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah untuk diperbaiki
kualitasnya sebelum dibuang ke sungai/laut
▪ Sistem perlu direncanakan untuk melayani aliran maksimum

▪ Jika hujan turun, sistem gabungan akan menerima aliran 50x aliran normal

▪ Hal ini berarti instalasi pengolahan harus direncanakan dengan ukuran yang
berlebihan atau air limbah akan meluap dari sistemnya dan masuk ke
sungai/kali
Penggelontoran Pencemaran
Sewerage

Masyarakat Lingkungan

Drainase
Banjir Hujan
▪ Dalam pernangan drainase secara local terlihat perkembangan yang lamban
dalam 50 tahun terakhir ini
▪ Kesadaran akan pentingnya drainase masih elum berkembangn dengan baik

▪ Pada zaman sebelum kemerdekaan, tahun 1910 telah dibuat banjir kanal di
Jakarta, tahun 2935 dibuat riolering di Yoyakarta
▪ Perkembangan selanjutnya tetap ada namun dirasa masih belum optimal
mengikuti perkembangan
▪ Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu system
drainase
▪ Menurut sejarah terbentuknya:

▪ Drainase alamiah (natural drainage): terbentuk secara alami & tidak terdapat
bangunan-banguan penunjang
▪ Drainase buatan (artificial drainage): dibuat dengan maksud & tujuan
tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan penunjang/khusus

Bangunan-banguan penunjang antara lain: saluran buatan, gorong-gorong,


pipa pelimpah, pintu air, dsb
▪ Menurut letak bangunan:

▪ Drainase permukaan tanah (surface drainage): saluran drainase yang berada

di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan limpasan

▪ Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage): saluran drainase

yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan elalui media di bawah


permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan tertentu
▪ Menurut fungsi:

▪ Single purpose: saluran drainase yang berfungsi mengalirkan satu jenis air

buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lain seperti
limbah domestic, air limbah industry, dsb

▪ Multi purpose: saluran drainase yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis

air buangan baik secara bercampur maupun bergantian


▪ Menurut konstruksi:

▪ Konstruksi terbuka: saluran drainase yang terbuka terhadap ruang di atasnya,

cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai
luasan yang cukup, maupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan/mengganggu lingkungan

▪ Konstruksi tertutup: saluran drainase yang tertutup terhadap ruang di

atasnya, umumnya dipakai untuk aliran air kotor (air yang mengganggu
kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di tengah kota
▪ Drainase: konsep drainase perkotaan; ecodrain; analisis hidrologi; perencanaan

sstem saluran drainase (penentuan daerah pelayanan, layout jaringan, debit


rencana, jenis saluran, dimensi saluran); bangunan pelengkap dan
perencanannya; konstruksi pekerjaan; BOQ dan RAB drainase

▪ Sewerage: kuantitas dan kualitas air buangan; transformasi biologis dalam

sewerage; low cost sewerage (shallow sewerage, small bore sewerage);


kriterian perencaan; perencanaan sewerage (layout jaringan, debit saluran,
dimensi saluran, profil hidrolis); perencanaan bangunan pelengkap; konstruksi
pekerjaan; BOQ dan RAB sewerage
ASCE & MPFC. 1969. Design and construction of sanitary and storm sewer.
ASCE, Washington D.C..
Chow, V.T. 1988, Engineering Hydrology. McGraw-Hill International Edition,
New York
Metcalf & Eddy. 1981. Wastewater Engineering: Collection and Pumping of
Wastewater. McGraw-Hill. New York
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. 2014. Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan. Indonesia
Sosdrodarsono, S & Takada, K. 2003. Hidrologi (untuk Pengairan). PT Prandnya
Paramita. Jakarta
1. Mahasiswa merencanakan system drainse dan sewerage pada sebuah wilayah yang telah
ditentukan

2. Tugas perecanaan dikerjakan selama 1 semester dengan system ASISTENSI SETIAP


MINGGU

3. Setiap mahasiswa akan dimelakukan asistensi diluar jam mata kuliah

4. Tugas SELESAI saat UAS dan menjadi syarat mengikuti UAS

5. RESPONSI tugas perencanaan akan dilakukan setelah UAS Drainase dan Sewerage

6. TUGAS INI MENJADI SYARAT KELULUSAN MK, TIDAK MENGERJAKAN


SAMPAI SELESAI NILAI F

Anda mungkin juga menyukai