Anda di halaman 1dari 4

Selasa, 2 Desember 2022

REVIEW JURNAL

REVIEW JURNAL

Tugas Mata kuliah Mikro Biologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Nurinda Umadji, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh:

1. DEYSI FITRIANI BARAKATI


2. FADLAN MALO

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO

2022/2023
REVIEW JURNAL

Judul 1. Pembuatan Kompos Secara Aerob Dengan Bulking Agent Sekam Padi
2. Pemanfaataan Limbah Padat Industri Tahu sebagai Co-Subtrat untuk
Produksi Biogas,
3. Produksi Xilanase Dari Tongkol Jagung Dengan Sistem Bioproses
Menggunakan Bacillus Circulans Untuk Pra-Pemutihan Pulp Production
Of Xylanase From Corn Cob By Bioprocess System Using Bacillus
Circulans For Pre-Bleaching Pulp

Volume 1. Vol. 6 No. 1


& 2. Vol, 7 No. 3
Halaman 3. Vol. 5, No. 1

Tanggal 1. 2007
2. 9 Maret 2018
3. 2011

Penulis 1. Christina Maria Dewi


2. Fredynanta Saputra
3. Krisna Septiningrum

Reviewer 1. Deysi Fitriani Barakati


2. Fadlan Malo

Tujuan 1. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh rasio karbon dan
jurnal nitrogen (C/N) dalam proses pengomposan serta mempelajari pengaruh
laju alir udara terhadap proses pengomposan.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
ampas tahu sebagai co-substrat dalam digesti secara anaerob terhadap
kecernaan protein, konsentrasi VFA dan total amonia nitrogen.
3. Tujuan utama dari proses pemutihan adalah untuk meningkatkan derajat
putih pulp. Proses pemutihan pulp tidak hanya membuat pulp menjadi
lebih putih atau cerah, tetapi juga membuatnya stabil sehingga tidak
menguning atau kehilangan kekuatan selama penyimpanan.

Metode 1. metode in vessel non flow reactor,


Penelitia Sistem ini dirancang untuk mengatasi masalah bau dan
n mempercepat waktu proses dengan pengaturan kondisi lingkungan,
seperti: aliran udara, suhu dan konsentrasi oksigen.
Dengan metode ini aerase dapat ditingkatkan sehingga
diharapkan proses pengkomposan dapat dipercepat
Keuntungan dari metode ini adalah
lebih mudah dalam pengendalian parameter proses sehingga kinerja
proses dapat maksimal. Selain itu pada reaktor yang tertutup, panas yang
dihasilkan selama proses dapat terakumulasi sehingga suhu menjadi lebih
tinggi dibandingkan sistem terbuka. Hal ini menyebabkan proses
inaktivasi mikroorganisme patogen lebih sempurna, selain itu suhu yang
tinggi juga akan meningkatkan laju degradasi sehingga proses
pengomposan berjalan lebih cepat

2. metode Independent sample t-test merupakan uji parametrik yang


digunakan untuk mengetahui adakah perbedaan mean antara dua
kelompok bebas atau dua kelompok yang tidak berpasangan dengan
maksud bahwa kedua kelompok data berasal subjek yang berbeda.
Data yang diperoleh dibahas dengan metode
independent sample comparison dengan membandingkan variabel hasil
pengamatan dari digester satu (tanpa ampas tahu) dan digester dua
(penambahan 5% ampas tahu) yang keduanya diencerkan menggunakan
air dengan perbandingan 1:1.

3. metode fermentasi fasa padat atau solid state fermentation (SSF). Prinsip
dasar SSF adalah pertumbuhan mikroba pada substrat padat basah dengan
kadar air rendah atau berada di dalam pori tanpa adanya pergerakan air,
namun substrat harus memiliki kadar air yang cukup untuk mendukung
pertumbuhan dan metabolisme mikroba
Keuntungan dari metode ini adalah
medium fermentasi yang lebih murah, peralatan dan pengaturan operasi
sederhana diperoleh jumlah produk yang lebih tinggi, kebutuhan energi
yang rendah, proses scaling up yang lebih mudah, stabilitas produk yang
lebih tinggi dan pengendalian kontaminasi lebih mudah karena rendahnya
kadar air saat fermentasi berlangsung
Perbandingan dari tiga metode di atas adalah: pada metode yang pertama
adalah metode aerob dalam kompos proses ini adalah proses dimana
penguraiaian mikroorganisme terjadi secara alamiah dengan bantuan oksigen
diskitar sedangkan metode yang kedua adalah Limbah tahu yang prosesnya
dilakuakan dengan memanfaatkan kandungan gas metana (CH4) yang dapat
dimanfaatkan energi biogas untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan
bakar fosil. Energi biogas ini dapat digunakan sebagai alternatif sumber bahan
bakar, misalnya untuk memasak, atau penerangan. Sedangkan proses xilanase
berfungsi sebagai fasilitator untuk mempermudah proses penghilangan
kompleks lignin-karbohidrat (LCC) yang terbentuk saat proses pulping sehingga
mudah bereaksi dengan bahan kimia pemutih dan meningkatkan ekstraksi
lignin, karena kandungan pada bonggol jagung memiliki merupakan substrat
padat terbaik untuk produksi xilanase jika dibandingkan dengan kulit gandum,
bagas, jerami padi, sekam dan jerami gandum. pertumbuhan mikroba pada
substrat padat basah dengan kadar air rendah atau berada di dalam pori tanpa
adanya pergerakan air namun substrat harus memiliki kadar air yang cukup
untuk mendukung pertumbuhan dan metabolisme mikroba.

Anda mungkin juga menyukai