4 2
penambahan per 10 kg bahan perendaman 0.5‐1 jam
penggunaan langsung
Gula C5&C6 dilarutkan lignin dilarutkan
tanpa perlakuan pendahuluan
pemanasan, iradiasi, hidrolisis asam atau enzimatisperlakuan panas‐alkali
Gambar 22. Jalur biokonversi lignoselulosa untuk produksi pakan dan pangan
Komponen lignoselulosa yang dapat pengolahan bahan lignoselulosa dengan
dimanfaatkan oleh ternak adalah selulosa mikroorganisme adalah kehilangan bahan
dan hemiselulosa. Sebagian kapang organik substrat yang digunakan oleh
ligninolitik tidak mempunyai kemampuan mikroorganisme sebagai sumber nutrien
menggunakan lignin sebagai sumber dalam proses biokonversi. Mikroorganisme
tunggal untuk energi dan karbon dan yang ideal dalam biokonversi lignoselulosa
banyak tergantung pada polisakarida yang menjadi pakan ternak adalah mikroorgan‐
mudah tercerna di dalam substrat. Masalah isme yang mempunyai kemampuan besar
yang sering timbul dalam proses dalam mendekomposisi lignin tetapi
rendah daya degradasinya terhadap oleh sedikit mikroorganisme
selulosa dan hemiselulosa. Secara umum dikarenakan strukturnya yang kompleks
kapang white‐rot dibagi menjadi tiga dan heterogen. Degradasi
kelompok (Zadrazil 1984) yaitu [1] kapang komponen lignoselulosa
yang menguraikan selulosa dan melibatkan aktivitas sejumlah
hemiselulosa lebih dahulu kemudian lignin, enzim seperti peroksidase, fenol
[2] lebih banyak memetabolisme lignin oksidase, selulase, hemiselulase dan
lebih dahulu kemudian selulosa gula oksidase. Sejumlah bakteri dan
dan hemiselulosa dan [3] mampu kapang mampu menghidrolisis
mendegradasi semua polimer dinding sel selulosa sampai tahap tertentu,
secara simultan. namun hanya sedikit
mikroorganisme yang
5.3.1Biokonversi Lignoselulosa
mampu
Biokonversi lignoselulosa secara alami mendegradasi lignin. Mikroorganisme
berjalan lambat dan hanya dapat dilakukan yang dapat mendegradasi lignin
Tabel 37. Organisme yang mampu LiP mengkatalis suatu oksidasi senyawa
menghasilkan LiP dan atau MnP aromatik non fenolik lignin membentuk
radikal kation aril. Disamping itu, karena LiP
Enzim yang
Mikroorganisme merupakan oksidan yang kuat maka enzim
dihasilkan
Bjerkandera adustus LiP ini juga mempunyai kemampuan
Ceriporiopsis subvermispora MnP mengokasidasi senyawa fenolik,
Chrysonilia sitophila LiP amina, eter aromatik dan senyawa
Chrysosporium pruinosum LiP
aromatik polisiklik (Perez dkk. 2002).
Coriolopsis occidentalis LiP
Coriolopsis polkyzona MnP Oksidasi substruktur lignin yang dikatalis
Coriolus consors LiP oleh LiP dimulai dengan pemisahan satu
Coriolus hirsutus LiP elektron cincin aromatik substrat
Dichomitussqualens MnP donor dan menghasilkan radikal
Ganoderma valesiacum MnP
kation aril, yang kemudian mengalami
Lentinula edodes MnP
Panus tigrinus MnP berbagai reaksi postenzymatic
Phanerochaete chrysosporium LiP, MnP (Hammel 1997). LiP memotong
Phellinus pini LiP ikatan C‐C molekul lignin.
Phlebia brevispora LiP, MnP Pemotongan ikatan pada posisi C‐C
Phlebia radiata LiP, MnP
merupakan jalur utama perombakan lignin (Hammel 1996).
oleh berbagai kapang pelapuk putih
hypha
glyoxal oxidase
Many product
phenoxy radical
benzylic radical
glukosa selobiosa
dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses yang dibuat silase, fase pertumbuhan dan
kandungan bahan kering saat panen,
mikroorganisme yang terlibat dalam proses Fermentasi silase dimulai saat
dan penggunaan bahan tambahan oksigen telah habis digunakan oleh sel
(additive). tanaman. Bakteri menggunakan WSC
Prinsip pembuatan silase adalah dalam menghasilkan asam laktat
memacu terciptanya kondisi anaerob untuk menurunkan pH silase.
dan asam dalam waktu singkat. Ada 3 Tanaman di lapangan mempunyai pH
hal penting agar diperoleh kondisi yang bervariasi antara 5 dan 6, setelah
tersebut yaitu menghilangkan udara difermenatsi turun menjadi 3.6 – 4.5.
dengan cepat, menghasilkan asam Penurunan pH yang cepat membatasi
laktat yang membantu menurunkan pH, pemecahan protein dan menghambat
mencegah masuknya oksigen ke dalam pertumbuhan mikro‐ organisme
silo dan menghambat pertumbuhan anaerobik merugikan seperti
jamur selama penyimpanan (Gambar 25). enterobacteria dan clostridia. Produksi
asam laktat yang berlanjut
akan menurunkan pH yang dapat
menghambat pertumbuhan semua bakteri
(Gambar 26).
6.0
FERMENTASI JELEK
FERMENTASI NORMAL
4.5
FERMENTASI DENGAN
4.0 BAL HOMOLACTIC
2‐3 HARI
FERMENTASI MASA PENYIMPANAN
Kadar Air
ngan Udara Panjang Pemotongan Penyegealan silo Asam propionat Amonia
teri Jumlah Bakteri Buffering Capacity Gula terfermentasi Inokulasi Mikroba Enzim
Gambar 25. Peristiwa dan faktor yang mempengaruhi proses fermentasi silase
PRODUK AKHIR
ORGANISME TIPE ORGANISME ALASAN PENGGUNAAN
UTAMA
Lactobacillus plantarum BAL, - cepat menghasilkan asam Asam laktat
HOMOLAKTIK laktat
- relatif toleran asam
PediocococcusBAL, - cepat menghasilkan asam laktatAsam laktat
acidilactici,HOMOLAKTIK - tumbuh lebih cepat daripada Lactobacillus
Pediocococcus cerevisiae - Beberapa starin dapat tumbuh baik pada temperatur lebih dingin
- Beberapa strain mempunyai osmo toleransi yang baik