BAB I
PENDAHULUAN
seperti itu, maka pada beberapa titik di Kota Malang akhirnya terjadi genangan
air bahkan banjir saat hujan maupun sesudah hujan. Hal ini tentu saja
menganggu kenyamanan penduduk serta menghambat kelancaran arus lalu
lintas.
Peta Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
Banjir yang terjadi pada saluran akan timbul jika terjadi hujan secara
merata diseluruh daerah aliran dengan intensitas tinggi dan waktu hujan yang
lama. Pencatatan hujan disetiap pos dapat diketahui distribusinya. Besarnya hujan
diberbagai daerah itu tidak sama, sehingga sulit untuk menentukan batas-batas
luar daerah hujan untuk setiap pengukuran hujannya.
Curah hujan yang diperlukan untuk menyusun suatu rancangan pemanfaatan
air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata disuatu
wilayah yang bersangkutan. Adapun metode yang digunakan untuk menentukan
hujan rata-rata daerah, yaitu :
Metode Thiessen
1
A
1
A A
2 3
2 3
Cara perhitungan polygon thiessen dapat dihitung dengan memakai rumus curah hujan
rata-rata daerah, sebagai berikut :
Metode Ishoyet
d 0+ d 1 d 1+ d 2 dn+dn
x A 1+ x A 2+ x An
d = 2 2 2
A 1+ A 2+ A 3+… An
Dimana :
Rata-rata aljabar
n
di
d=∑
i=1 n
Dimana :
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal.
d1,d2,d3,…..dn = Tinggi curah hujan pada pos penangkar.
N = Banyaknya pos penangkar.
❑
Sd=
√∑i=1
❑ ¿¿ ¿
5. Cari antilog dengan log Q untuk mendapatkan debit banjir dengan waktu
balik yang dikehendaki.
1
Q= . I . A .C
3,6
Dimana :
C = Koefisien Pengaliran
Waktu konsentrasi
Dimana :
L = Jarak dari tempat terjauh kesaluran drainase (m)
S = Kemiringan rata-rata daerah aliran (m)
H
S=L
Dimana :
Koefisien pengaliran
Dimana :
QRT =( Kebutuhanairxluasanxkepadatanpenduduk ) x 70 %
Kebutuhan air tiap jam diasumsikan = 200 ltr / hari / jiwa. Jumlah
penduduk tiap daerah aliran dengan asumsi 5 orang / rumah dengan 70%
presentase jumlah air bangunan dari kebutuhan air.
6. Debit Total
Dimana :
N = koefisien kekerasan dinding ( manning ).
R = Jari-jari hidrolis ( m ).
S = Kemiringan dasar saluran .
V = Kecepatan aliran ( m/detik ) .
atau D = 4R
Rumus manning :
1
Q= R 2/ 3 . S1 /2 . A
n
Dimana :
Q = Debit aliran ( m 3 /detik )
N = Koefisien kekerasan dinding ( manning ).
R = Jari-jari hidrolis ( m ).
S = Kemiringan dasar saluran .
A = Luas penampang basah ( m2).
Dimana :
V = Kecepatan aliran ( m/detik ) .
N = Koefisien kekerasan dinding ( manning ).
h = Tinggi saluran air ( m ).
b = Lebar saluran air ( m ).
R = Jari-jari hidrolis ( m ).
S = Kemiringan dasar saluran.
W = Tinggi jagaan ( m ).
2.d 1
A= ( )
x xπx d 2 −( ( r−h ) rx cos ∝)
360 2
r −h
cos ∝=
r
2∝
d= x 2 πr
360
A=( b+mxh ) xh
h
R= (trapesiumekonomis)
2
P=b+2 h √ m2 +1
Saluran tertutup
Gorong - gorong merupakan saluran tertutup yang mengalirkan air
tidak penuh dan dipakai terutama untuk membawa aliran air melintas dibawah
jalan raya, tanggul, jalan / rel kereta api , run away dan sebagainya.
1
Luas penampang (A) = . ( t )−sin ∅ . do2
2
1
Keliling basah (P) = . ∅ . do
2
1 2 /3 1 /2
Kecepatan aliran (V) = . R .S
n
A
Jari-jari hidrolis (R) =
P
Tinggi jagaan = 25 % . h
Analisa Gorong-Gorong
a. Debit Analisa ( Q = m3/detik )
Q = V.A
b. TinggiJagaan ( W )
W = 0,25 h
Keadaan aliran pada gorong-gorong yaitu kendali inlet dan kendali
outlet. untuk mendimensi gorong-gorong yaitu perlu dihitungkan antara lain
:
c. Luas penampang gorong-gorong
A = b. y
d. Kemiringan dasar gorong-gorong
N = 1/n . R2/3 . I ½
R = A/p = (b.y)/(b+2y)
e. Kecepatan aliran gorong-gorong
Q = V. A
Menurut Standar atau kriteria untuk tinggi jagaan pada gorong-
gorong ( I ) = 5% - 30% dan muka air serta kecepataan aliran pada gorong-
gorong di pengaruhi oleh kemiringan dasar yang disebabkanoleh
pemasukan, gesekan, pengeluaran dan kisi-kisi.
Dalam sebuah sistem drainase perkotaan yang lengkap akan terdiri dari:
1. Saluran tersier
Saluran/parit drainase tersier yang berfungsi sebagai parit-parit
pengumpul yang langsung dari run-off lahan perkotaan serta saluran/pipa
buang dari penghasil limbah (rumah-rumah dan sebagainya).
2. Saluran sekunder
Saluran sekunder menampung air dari beberapa saluran tersier di
dekatnya untuk dialirakan lebih jauh ke saluran induk drainase.
3. Saluran induk drainase ( Primer )
Saluran induk (primer) menampung air dari saluran-saluran sekunder
dalam sistem yang selanjutnya dibuang ke dalam perairan bebas.
Kemiringan Talud
Besarnya kemiringan talud disesuaikan dengan ruang yang
tersedia (lebar tanah) dan juga kestabilan tanahnya. Untuk kemiringan talud
direncanakan 0,33 – 0,25 untuk saluran lining (pasangan) dan 1,00 – 0,33
untuk saluran tanah. Untuk kondisi-kondisi tertentu talud tegak dapat
diterapkan.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur
resapan air yang dibuat segiempat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan
dasar sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur
resapan adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah.
maupun ijuk (kosong).
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah
dan ijuk.
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar
sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur.
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding
sumur).
Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi
batuan dan struktur tanah).
Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding
sumur dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan
membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-
celah bahan isian tersebut.
Pada tanah/batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata/batu
kali/batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu
belah dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan.
Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan
buis beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung
pada dasar sumur saja.
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur
resapan dan tutup bak kontrol, saluran masukan dan keluaran / pembuangan
(terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air). Dirjen
Cipta Karya Departemen Pekerjaaan Umum menetapkan data teknis sumur
resapan air sebagai berikut :
1. Ukuran maksimum diameter 1,4 meter.
2. Ukuran pipa masuk diameter 110 mm.
3. Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm.
4. Ukuran kedalaman 1,5 sampai dengan 3 meter.
5. Dinding dibuat dari pasangan bata atau batako dari campuran 1 semen : 4
pasir tanpa plester.
6. Rongga sumur resapan diisi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm.
7. Penutup sumur resapan dari plat beton tebal 10 cm dengan campuran 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil.
Berkaitan dengan sumur resapan ini terdapat SNI No: 03- 2453-2002
tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan
Pekarangan. Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan
untuk lahan pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas
muka air tanah (mat), nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan,
perhitungan dan penentuan sumur resapan air hujan. Air hujan sdslsh sir hujan
yang ditampung dan diresapkan pada sumur resapan dari bidang tadah.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
1. Sumur resapan air hujan ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan adalah air hujan tidak tercemar;
3. Penetapan sumur resapan air hujan harus mempertimbangkan keamanan
bangunan sekitarnya;
4. Harus memperhatikan peraturan daerah setempat;
5. Hal-hal yang tidak memenuhi ketentuan ini harus disetujui Instansi yang
berwenang
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Ke dalam air tanah minimum 1,50 m pada musin hujan;
2. Struktur tanah yang dapat digunakan harus mempunyai nilai permebilitas
tanah ≥ 2,0 cm/jam.
3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah: (a)
terhadap sumur air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan
terhadap pondasi bangunan 1 meter.
Dimana:
Vsumur = Kapasitas sumur resapan (m3)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
2. Debit air masuk sumur resapan
H.F.K
Qsumur = F . K .T
1−e
[ π . R2 ]
Dimana:
Qsumur = Debit air masuk sumur resapan (m3/detik)
F = Faktor geometrik saluran per satuan panjang (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik)
H = Kedalaman sumur resapan (m)
T = Waktu pengaliran (detik)
R = Jari-jari sumur resapan (m)
Dimana:
Qresap = Depit resapan (m3/detik)
2.8 Biopori
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah mengalirnya air hujan
ke selokan yang kemudian terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan
pembuatan lubang biopori resapan atau LBR.
Lubang resapan biopori(LRB)adalah metode resapan air yang ditujukan
untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada
tanah.
Biopor
i merupakan salah satu cara agar air yang turun di atap rumah, tidak langsung
mengalir ke saluran dan berakhir ke sungai. Dengan adanya biopori, maka
sebagian air yang jatuh ke tanah akan meresap ke dalam tanah dan dapat
meningkatkan lapisan air bawah tanah.
tg α
Hz= ×Ho
tg β
Dimana:
Hz = data hujan yang di perbaiki
Ho = Data hujan hasil pengamatan
Tg ά = Kemiringan sebelum ada perubahan
Tg β = Kemiringan setelah ada perubahan.
Contoh :
(mm)
15000
C'
Y1
curah hujan di stasiun pengamatan
Hz
Ho Yo
B o
Xo
10000
5000
data terkoreksi
data lapangan
tg o = Yo/Xo
tg = Y1/Xo
A0
5000 10000 15000 (mm)
d 1+d 2+ d 3+ … dn
d=
n
n
di
d=∑
i=1 n
Dimana :
d = Tinggi curah hujan rata-rata areal.
d1,d2,d3,…..dn = Tinggi curah hujan pada pos penangkar.
N = Banyaknya pos penangkar.
a. Distribusi Gumbel
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetisnya (skewness) Cs 1,1396 dan
nilai kurtosisnya Ck 5,4002.
1. Nilai rata – rata :
n
∑ Xi
i=1
X=
n
X = nilai rata-rata
dengan :
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
2. Standar Deviasi :
n
Sd=
dengan:
√ n-1
∑ ( X i−X )2
i= l
Sd = standar deviasi
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
3. Koefisien Skewness :
n
n
∑ ( X i−X )3
(n-1 )(n-2 ) i=l
Cs=
Sd 3
dengan : Cs = Koefisien Skewness
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
4. Koefisien Kurtosis :
n
n 2
∑ ( X i− X ) 4
i=l
Ck=
( n-1)( n-2)(n-3 ) Sd4
dengan : Ck = Koeffisien Kortusis
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
❑
Sd=
√∑
i=1
❑ ¿¿ ¿
Cs=∑ i=1 ¿¿ ¿
log Q=log x + K . Sd
Prosedurnya adalah :
1. Data diurutkan dari besar ke kecil dan juga ditentukan masing-masing
peluangnya.
X1 P(X1)
X2 P(X2)
Xm P(Xm)
Xn P(Xn)
2. Setelah itu ditentukan nilai masing-masing peluang teoritis dari
penggambaran persamaan distribusinya.
X1 P'(X1)
X2 P'(X2)
XmP'(Xm)
XnP'(Xn)
3. Selisih kedua nilai peluang dapat dihitung dengan persamaan
= maksimum [ P(Xm) - P(Xn)]
4. Berdasarkan tabel nilai kritis (Smirnov-Kolmogorov test), dapat
ditentukan nilai 0Dengan tabel kritis ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Agar distribusi frekuensi yang dipilih dapat diterima, maka harga X2<
X2cr. Harga X2crdapat diperoleh dengan menentukan taraf signifikasi dengan
derajat kebebasannya (level of significant) seperti yang disajikan pada tabel
berikut :
1
Q= . I . A .C
3,6
Dimana :
C = Koefisien Pengaliran
Waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air
dari titik yang paling jauh pada aliran ketitik control yang ditentukan dibagian
hilir suatu aliran.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Umum
Dalam tahap persiapan ini disusun hal-hal penting yang harus segera
dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Dalam tahap
persiapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
5. Peta lokasi.
6. Foto atau dokumentasi lapangan.
3.4. Bagan Alir (Flow Chart) dalam Pemecahan Drainase Perkotaan berwawasan
lingkungan.
Mulai
Data
Data Jumlah Data curah hujan Topografi Peta RTRW Saluran Eksisting
Penduduk 10 tahun terakhir
Hujan Rancangan
Jaringan Dimensi
(metode Gumbel)
Drainase Eksisting
Tidak
Debit Total (Qt) :
a
QRT+QAH
kesimpulan
Baik
a
Selesai
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A 1. d 1+ A 2. d 2 … An . dn
D =
A
n
Ai . di
=∑
i A
Ai
jika = pi yang merupakan prosentase luas maka
A
n
d=∑ ❑pi.di
1
jika Ai /A=Pi, merupakan prosentase luas pada pos 1 yang jumlahnya untuk
seluruh luas daerah 100% maka :
A1 d 1 + A 2 d 2 +...+ A n d n
d=
A 1 + A 2 +...+ An
22,8
% Sta. Pagak = = 0,248
91,9
48
% Sta. Tumpang = = 0.522
91,9
21,1
% Sta.Penarukan = = 0.230
91,9
Stasiun
Tanggal Sta Sta
Sta Segiri
Sidodamai Sempaja
17 April 2007 51 32 149
23 Februari 2008 125 29 20
3 Oktober 2009 130 0 0
30 Januari 2010 5 49 149
23 November 2011 60 21 98
15 Maret 2012 0 102 135
17 Oktober 2013 133 26 6
20 Maret 2014 75 18 22
51 32 149
125 29 20
130 0 0
5 49 149
60 21 98
0 102 135
11 36 145
75 18 22
115 0 225
135 0 0
800.00
Uji Konsistensi Stasiun
Kesamben (Stasiun C)
600.00
Linear (Uji Konsistensi Stasiun
Kesamben (Stasiun C))
400.00
200.00
0.00
0 100200300400500600700800900
Komulatif Stasiun A, B
Perhitungan curah hujan harian maksimum selanjutnya dapat dilihat pada tabel
4.2 Perhitungan curah hujan rancangan dengan metode Log Person III
Perhitungan :
Rata-rata :
∑log xi
log xi=
n
18,21
¿
10
= 1,821
Standar deviasi :
Sd=√ ∑ ¿ ¿ ¿
0,168782
=
√ 10−1
= 0.19064
Koefisien kemencengan/kemiringan
❑
C s=∑ ¿ ¿ ¿
❑
0,168782
¿
(10−1 ) ( 10−2 ) (0.19064 )❑3
¿0,912785137
CS K, 2th
0.10 -0,017
0,0132 K
0.20 -0,033
(0.1−0,0132)
harga K=0.836+ x (0.000−(−0.015)) = 0.84902
( 0.1−( 0.0 ) )
log xt=log Xi + K . sd
R 2th= 96,1169 mm
CS K, 5th
0.10 0.836
0,0132 K
0.20 0,830
(0.1−( 0,0132 ) )
harga K=0.837+ x ¿0,837¿ = 0.84034
( 0.1−( 0.0 ) )
log xt=log Xi + K . sd
R 5th = 69,2252 mm
CS K ,10th
0.0 1.282
0,0132 K
0.1 1,291
(0.1−( 0.0132 ))
harga K=1.291+ x (1.282−1.291) = 1.2832
(0.1− ( 0.0 ))
log xt=log Xi + K . sd
R 10th = 90.4690 mm
Tabel 4.1.4 Hasil Perhitungan Curah Hujan RancanganMetode Log Pearson III
Dmax = 1,020
= 17,842
= 2,50
Maka :
2 ∑ ( QJ−EJ )2
X =
EJ = 3,60
Banyak data (n) = 10
Taraf signifikan (α) = 5%
δ=K−m−1
=4–2–1
=1
Untuk δ = 1dan α = 5 % maka harga X2 standart = 5,991
Sehingga ;
X2 yang dihitung < X2 standart
3,60< 5,991
Dapat ditrik kesimpulan bahwa hipohtesa............. Diterima
9
Jumlah 693,861 464,8857877
69,3860
Rerata 7
Stand. Dev 22,728
Skewness 0.691
Sumber : Perhitungan
Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode E. J. Gumbel.
Persamaan yang digunakan adalah :
1. Hujan rata - rata
∑ Xi 693,861 956,70
x = n = 10 10 = 69,38607
2. Standar devisiasi
Σ ( xi−x )2 464,8857
S = √ n−1 = √ 9
√ 12502,2457
9
= 22,728
Dalam perhitungan debit hujan rancangan dengan sampel (n) = 10, maka
didapatkan:
Sn = 0.9497
1 S
=
a Sn
1 24,593
=
a 0,9497
= 25,8955
B=
[ x× ( 1a ×Yn )]
= [ 56 .144×( 25,8955 ×0 , 4952 ) ]
= 719.9598
Tr −1
Yt2
=−ln −ln
[ { ( )
}]
Tr
2−1
[ {( ) }]
=−ln −ln
2
Tr −1
Yt5
=−ln −ln
[ { ( )
}]
Tr
5−1
[ { }]
=−ln −ln
( )
5
( Tr −1 )
Yt10
[ { }]
=−ln −ln
Tr
( 10−1 )
[ { }]
=−ln −ln
10
Yt−Yn
K = Sn
Dimana:
K = Faktor Frekuensi
Yt = Reduced Variate sebagai fungsi balik
Yn = Reduced Mean
Sn = Reduced Standart Variate
0,366−0,4952
K 2thn = 0,9497
= 0,136
1,499−0, 4952
K 5 thn = 0,9497
= 1,058
2,250−0,4952
K 10 thn = 0,9497
= 1,848
Xt = x̄+K ×S
dimana: Xt = Curah Hujan Rancangan
x̄ = Curah Hujan Rata-rata
K = Faktor Frekuensi
S = Standart Deviasi
= 66,306mm
Rt10 thn = 69,386 +(1,848x 22,728)
= 111,385mm
Rt20 thn = 69,386 +(2,606x 22,728)
= 128,622mm
No Xi (mm) Pe K Pr Pt D (Pt-Pe)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
1 42,802 0.091 1,170 0.851 47,99 38,90
2 47,954 0.182 0,943 0.804 18,18 0,00
3 51,795 0.273 0,774 0.761 25,35 1,93
4 56,945 0.364 0,547 0.703 43,32 79,69
5 57,077 0.455 0,542 0.471 60,12 14,67
6 71,064 0.545 -0,074 0.459 22,32 32,23
7 74,022 0.636 -0,204 0.411 22,03 41,61
8 83,247 0.727 -0,610 0.325 52,25 20,48
9 94,785 0.818 -1,118 -0.010 30,55 51,27
10 114,170 0.909 -1,970 -0.139 30,40 60,51
Jumlah 693,861 D max =
Rerata
(X) 69,386
Std. Dev 24.593
Cs 0.691
Dmax = 0,229
= 17,842
10
4
EI =
= 2,50
Maka :
2 ∑ ( QJ−EJ )2
X =
EJ = 3,60
Banyak data (n) = 10
Taraf signifikan (α) = 5%
δ=K−m−1
=4–2–1
=1
Untuk δ = 1dan α = 5 % maka harga X2 standart = 7,815
Sehingga ;
X2 yang dihitung < X2 standart
3,60< 7,815
Dapat ditrik kesimpulan bahwa hipotesa.............diterima
Contoh Perhitungan:
Beda elevasi (H) Jl.Nangka (2) (T) = Elevasi Awal – Elevasi Akhir
= 494.72 – 493.96
= 0,76 M
Contoh Perhitungan:
Kemiringan dasar saluran (P) Jl. Raya Langsep = Beda elevasi : Panjang
saluran
= 0,76 : 139
= 0,001334969 m
Contoh Perhitungan:
0,77
0,0195 L
Waktu konsentrasi (Tc) Jl. Sendang Biru kirijalan (1) =
[ 60
×
√s ( ) ]
0,77
0,0195 149,8162
=
[ 60
× ( √ 0,001334969 ) ]
= 0,083259182 jam
10 Tahun = x mm (Primer)
Untuk mencari besar debit intensitas hujan kala ulang 10 th, digunakan cara
interpolasi:
H1 = 92,342 mm
H2 = 126,34 mm
B2 =20 - 5 = 15
B1
X =H 1− x ( H 2−H 1)
B2
33,998
X =92,342− x (92,342−126,340)= 169,400 mm
15
Jadi, ditemukan besar debit intensitas hujan untuk kala ulang 10 thyaitu 169,400 mm
Contoh Perhitungan:
2
R . Saluran 24
Intensitas hujan (I) Jl. Sendang Biru kirijalan (1) = [ 24
× ( )]
Tc
3
2
169,400 24
=
[ 24
× (
0,083259182 )]
3
= 142,86 mm/jam
9
0.00964
Jln. Nangka ( 1 ) 99.578
575.78 3
0.03624
Jln. Nangka ( 2 ) 142.963
1507.49 8
0.01146
Jln. Kepundung ( 1 ) 241.256
282.51 3
Jln. Kepundung ( 2 ) 403.12 108.854 0.00738
0.01336
Jln. Kepundung (3 ) 217.207
365.94 9
Jln. Rukem ( 1 ) 328.63 241.171 0.01333
0.00956
Jln. Rukem ( 2 ) 159.289
356.86 1
0.01820
Jln. Duku ( 1 ) 302.414
357.86 2
0.01930
Jln. Duku ( 2 ) 319.875
358.86 7
0.03728
Jln. Mojo (1) 616.070
359.86 8
0.02081
Jl. Mojo (2) 343.015
360.86 9
0.02136
Jln. Juwet 350.997
361.86 2
Contoh Perhitungan:
QAH Jl. Sendang Biru kirijalan (1) = 0,278 xCxIx A
= 0,278x 0,69 x 142,86 x 4270,03366
= 0,117010122 x 20%
= 0,023402024 m3/dtk
Debit air hujan yang melimpas 80% (QAH 80%) = QAH – (QAH-20%)
= 0,117010122 -
0,023402024
= 0,093608097 m3/dtk
Debit rumah tangga yang terserap ke dalam sumur resapan sebesar 30%, sehingga
yang melimpas 70%.
Contoh Perhitungan:
QRT Jl. Sendang Biru (1) =Kepadatan Penduduk xLuas Wilayah x Kebutuh Air
= 3547 x0,004270034 x 80
= 1211,664751Liter/Hari
0,001 m
= 1211,664751Liter/Harix
86400 dtk
=0,00001402 m3/dtk
Debit rumah tangga yang terserap sumur resapan 30% (Q-30%)= QRT x 30%
= 0,00001402 x 30%
= 0,000004207169m3/dtk
= 0,00001402 - 0,000004207169
= 0,0000098167 m3/dtk
Q rencana Qt-90% (
Nama Jalan Keterangan Q rencana Qrt Q+Qrt = Qt
30% Biopori )
Kanan
Jln.Raya Langsep 0.058941 0.0413 0.00000002870621 0.004125855
Kiri 0.04125855
Kanan 0.062782 0.0439 0.00000003143468 0.04394735 0.004394735
Jln. Rambutan ( 1 ) 0.038727 0.0271 0.00000002019864 0.002710922
Kiri 0.02710922
Kiri 0.04448 0.0311 0.00000000926942 0.03113628 0.003113628
Jln. Rambutan ( 2 )
Kanan
Kanan 0.027063 0.0189 0.00000003108270 0.01894444 0.001894444
Jln. Kelengkeng ( 1 ) 0.033586 0.0235 0.00000003139744 0.002351026
Kiri 0.02351026
Kiri 0.004835 0.0034 0.00000000181617 0.00338483 0.000338483
Jln. Kelengkeng ( 2)
Kanan
Kanan 0.0295 0.0207 0.00000003997325 0.02065033 0.002065033
Jln. Kelengkeng ( 3) 0.032938 0.0231 0.00000002882472 0.002305695
Kiri 0.02305695
Kiri 0.003898 0.0027 0.00000000196784 0.00272867 0.000272867
Jln. Kelengkeng ( 4 )
Kanan
Kanan 0.038448 0.0269 0.00000003363293 0.02691341 0.002691341
Jln.Delima ( 1 ) 0.040559 0.0284 0.00000002927066 0.002839112
Kiri 0.02839112
Kiri 0.015977 0.0112 0.00000000170689 0.01118355 0.001118355
Jln.Delima (2)
Kanan
Kiri 0.042912 0.0300 0.00000004216227 0.03003878 0.003003878
Jln.Delima ( 3 ) 0.051102 0.0358 0.00000003738974 0.003577178
Kanan 0.03577178
Kiri 0.012668 0.0089 0.00000000132168 0.00886789 0.000886789
Jln.Delima ( 4)
Kanan
Kanan 0.047539 0.0333 0.00000004593078 0.03327702 0.003327702
Jln. Jambu
Kiri
Kanan 0.009643 0.0068 0.00000000290193 0.00675023 0.000675023
Jln. Nangka ( 1 )
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.036248 0.0254 0.00000000911730 0.002537326
Kanan 0.02537326
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.011463 0.0080 0.00000000151877 0.000802434
Kanan 0.00802434
Kiri
Jln. Kepundung ( 1 ) 0.00738 0.0052 0.00000000230262 0.000516627
Kanan 0.00516627
Kiri
Jln. Kepundung ( 2 ) 0.013369 0.0094 0.00000000233616 0.0009358
Kanan 0.00935800
Kiri
Jln. Kepundung (3 ) 0.01333 0.0093 0.00000000198755 0.000933104
Kanan 0.00933104
Kiri
Jln. Rukem ( 1 ) 0.009561 0.0067 0.00000000251800 0.00066924
Kanan 0.00669240
Kiri
Jln. Rukem ( 2 ) 0.019307 0.0135 0.00000000230373 0.001351463
Kanan 0.01351463
Kiri
Jln. Duku ( 1 ) 0.020819 0.0146 0.00000000218853 0.001457303
Kanan 0.01457303
Kiri
Jln. Duku ( 2 ) 0 0.0000 0.00000000000000 0
Kanan 0.00000000
Kiri
Jln. Mojo (1) 0 0.0000 0.00000000000000 0
Kanan 0.00000000
Kiri
Jl. Mojo (2) 0 0.0000 0.00000000000000 0
Kanan 0.00000000
Kiri
Jln. Juwet 0 0.0000 0.00000000000000 0
Kanan 0.00000000
4.11.Analisa Hidraulika
4.11.1. Data Penampang Saluran
B H Kemiringan
Nama Jalan Keterangan Jenis Saluran
(m) (m) Saluran (S)
Kanan
Jln.Raya Langsep
Kiri 0.66 0.75 0.005467626 Primer
Kanan 0.5 0.6 0.008741259 Tersier
Jln. Rambutan ( 1 )
Kiri 0.5 0.6 0.008741259 Tersier
Kiri 0.5 0.6 0.016136364 Sekunder
Jln. Rambutan ( 2 )
Kanan - -
Kanan 0.5 0.5 0.003624161 Tersier
Jln. Kelengkeng ( 1 )
Kiri 0.45 0.45 0.003624161 Tersier
Kiri 0.7 0.7 0.000476190 Sekunder
Jln. Kelengkeng ( 2)
Kanan - -
Kanan 0.5 0.5 0.003161290 Tersier
Jln. Kelengkeng ( 3)
Kiri 0.5 0.5 0.003161290 Tersier
Kiri 0.73 0.75 0.000238095 Sekunder
Jln. Kelengkeng ( 4 )
Kanan
Kiri 0.4 0.5 0.008993711 Tersier
Jln.Delima ( 1 )
Kanan 0.4 0.5 0.008993711 Tersier
Kiri 0.7 0.7 0.039767442 Sekunder
Jln.Delima (2)
Kanan
Kiri 0.4 0.5 0.011686747 Tersier
Jln.Delima ( 3 )
Kanan 0.4 0.5 0.011686747 Tersier
Kiri 0.7 0.7 0.037750000 Sekunder
Jln.Delima ( 4)
Kanan
Kiri
Jln. Jambu
Kanan 0.4 0.6 0.010658683 Tersier
Kiri 0.7 0.7 0.001346154 Sekunder
Jln. Nangka ( 1 )
Kanan
Kiri
Jln. Nangka ( 2 )
Kanan 0.75 0.85 0.012077922 Sekunder
Kiri
Jln. Nangka ( 2 )
Kanan 0.75 0.85 0.020277778 Sekunder
Kiri
Jln. Kepundung ( 1 )
Kanan 0.75 0.85 0.001363636 Sekunder
Kiri
Jln. Kepundung ( 2 )
Kanan 0.75 0.85 0.018333333 Sekunder
Kiri
Jln. Kepundung (3 )
Kanan 0.75 0.85 0.025000000 Sekunder
Kiri
Jln. Rukem ( 1 )
Kanan 0.75 0.85 0.005476190 Sekunder
Kiri
Jln. Rukem ( 2 )
Kanan 0.75 0.85 1.222222222 Sekunder
Kiri
Jln. Duku ( 1 )
Kanan 0.75 0.85 0.130434783 Sekunder
Kiri
Jln. Duku ( 2 )
Kanan 0.75 0.85 0.000000000 Sekunder
Kiri
Jln. Mojo (1)
Kanan 0.75 0.85 0.000000000 Sekunder
Kiri
Jl. Mojo (2)
Kanan 0.75 0.85 0.000000000 Sekunder
Kiri
Jln. Juwet
Kanan 0.75 0.85 0.000000000 Sekunder
B H
Nama Jalan Keterangan Luas ( A )
(m) (m)
Kanan
Jln.Raya Langsep 0.495
Kiri 0.66 0.75
Kanan 0.5 0.6 0.3
Jln. Rambutan ( 1 ) 0.3
Kiri 0.5 0.6
Kiri 0.5 0.6 0.3
Jln. Rambutan ( 2 )
Kanan - -
Kanan 0.5 0.5 0.25
Jln. Kelengkeng ( 1 ) 0.2025
Kiri 0.45 0.45
Kiri 0.7 0.7 0.49
Jln. Kelengkeng ( 2)
Kanan - -
Kanan 0.5 0.5 0.25
Jln. Kelengkeng ( 3) 0.25
Kiri 0.5 0.5
Kiri 0.73 0.75 0.5475
Jln. Kelengkeng ( 4 )
Kanan
Kiri 0.4 0.5 0.2
Jln.Delima ( 1 ) 0.2
Kanan 0.4 0.5
Kiri 0.7 0.7 0.49
Jln.Delima (2)
Kanan
Kiri 0.4 0.5 0.2
Jln.Delima ( 3 ) 0.2
Kanan 0.4 0.5
Kiri 0.7 0.7 0.49
Jln.Delima ( 4)
Kanan
Jln. Jambu 0.24
Kanan 0.4 0.6
Kiri 0.7 0.7 0.49
Jln. Nangka ( 1 )
Kanan
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Kepundung ( 1 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Kepundung ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Kepundung (3 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Rukem ( 1 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Rukem ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Duku ( 1 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Duku ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Mojo (1) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jl. Mojo (2) 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Kiri
Jln. Juwet 0.6375
Kanan 0.75 0.85
Contoh Perhitungan:
Luas penampang sal (A) Jl. Sendang Biru kirijalan (1) = Lebar Sal (B) x Tinggi
Sal (H)
= 0,66 x 0,75
=0,5 m²
4.11.3. Keliling Basah (P)
Lebar Saluran Lebar Saluran Keliling Basah
Nama Jalan Saluran
(B) (meter) (H) (meter) (P) (meter)
Jln. Sendang Biru kiri (1) kiri 0,55 0,6 1,75
Jln. Parangtritis kanan (1) kanan 0,35 0,42 1,19
Jln. Tawangmangu kanan (1) kanan 0,45 0,55 1,55
Jln. Sarangan kanan (1) kanan 0,3 0,37 1,04
Jln. Tawangmangu kiri (2) kiri 0,36 0,4 1,16
Jln. Ngantang V kanan (1) kanan 0,31 0,45 1,21
Jln. Ngantang kanan (1) kanan 0,5 0,6 1,7
Jln. Sarangan kanan (2) kanan 0,3 0,5 1,3
Jln. Sendang Biru kiri (2) kiri 0,33 0,43 1,19
Jln. Sumberwaras kanan kanan 0,35 0,47 1,29
Jln. Tawangmangu kanan (3) kanan 0,38 0,47 1,32
Jln. Parangtritis kiri (2) kiri 0,26 0,52 1,3
Jln. Tawangmangu kiri (4) kiri 0,43 0,5 1,43
Jln. Lebaksari kanan kanan 0,38 0,41 1,2
Jln. Ngantang kanan (2) kanan 0,45 0,6 1,65
Contoh Perhitungan:
Keliling basah (P) Jl. Sendang Biru kirijalan (1) = Lebar Sal (B) + (2 x Tinggi Sal
(H))
= 0,55 + (2 x 0,6)
= 1,75 m
Contoh Perhitungan:
0,495
=
2,16
= 0,2292 m
Untuk Koefisien Manning mengambil n=0,020 (Dari Tabel), karena dasar saluran
terbuat dari beton dan permukaannya tidak halus
Contoh Perhitungan:
1
Kec. Aliran (V) Jl. Raya Langsep (1) = x R⅔ x s½
n
1
= x 0,2292⅔ x 0,005467626 ½
0,028
=0,988953 m/dtk
Kecepatan
Nama Jalan Keterangan Luas ( A ) Debit ( Q )
Aliran (V)
Kanan
Jln.Raya Langsep 0.495
Kiri 0.988953 0.48953
Kanan 0.3 1.050535 0.31516
Jln. Rambutan ( 1 ) 0.3
Kiri 1.050535 0.31516
Kiri 0.3 1.427336 0.42820
Jln. Rambutan ( 2 )
Kanan
Kanan 0.25 0.651146 0.16279
Jln. Kelengkeng ( 1 ) 0.2025
Kiri 0.606978 0.12291
Kiri 0.49 0.827069 0.40526
Jln. Kelengkeng ( 2)
Kanan
Kanan 0.25 0.608144 0.15204
Jln. Kelengkeng ( 3) 0.25
Kiri 0.608144 0.15204
Kiri 0.5475 0.605009 0.33124
Jln. Kelengkeng ( 4 )
Kanan
Kiri 0.2 0.925577 0.18512
Jln.Delima ( 1 ) 0.2
Kanan 0.925577 0.18512
Kiri 0.49 1.511628 0.74070
Jln.Delima (2)
Kanan
Kiri 0.2 1.055091 0.21102
Jln.Delima ( 3 ) 0.2
Kanan 1.055091 0.21102
Kiri 0.49 1.472786 0.72167
Jln.Delima ( 4)
Kanan
Kiri
Jln. Jambu 0.24
Kanan 0.772549 0.18541
Kiri 0.49 0.772549 0.37855
Jln. Nangka ( 1 )
Kanan
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.6375
Kanan 1.599733 1.01983
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.145097 0.09250
Kiri
Jln. Kepundung ( 1 ) 0.6375
Kanan 0.537527 0.34267
Kiri
Jln. Kepundung ( 2 ) 0.6375
Kanan 1.576747 1.00518
Kiri
Jln. Kepundung (3 ) 0.6375
Kanan 1.432079 0.91295
Kiri
Jln. Rukem ( 1 ) 0.6375
Kanan 1.077186 0.68671
Kiri
Jln. Rukem ( 2 ) 0.6375
Kanan 16.092609 10.25904
Kiri
Jln. Duku ( 1 ) 0.6375
Kanan 5.257122 3.35142
Kiri
Jln. Duku ( 2 ) 0.6375
Kanan 0.000000 0.00000
Kiri
Jln. Mojo (1) 0.6375
Kanan 0.000000 0.00000
Kiri
Jl. Mojo (2) 0.6375
Kanan 0.000000 0.00000
Kiri
Jln. Juwet 0.6375
Kanan 0.000000 0.00000
Contoh Perhitungan:
Debit Saluran (QEks) Jl. Borobudur B Kanan jalan =Luas Penampang (A) x Kec.Aliran(V)
= 0,50 x 0,98895
=0,48953 m³dtk
4.12.Evaluasi Kapasitas Saluran
Qt-90% (
Nama Jalan Keterangan Q
Biopori )
Kanan
Jln.Raya Langsep 0.00412585
Kiri 0.0041259
Kanan 0.00439473 0.0043947
Jln. Rambutan ( 1 ) 0.00271092
Kiri 0.0027109
Kiri 0.00311363 0.0031136
Jln. Rambutan ( 2 )
Kanan
Kanan 0.00189444 0.0018944
Jln. Kelengkeng ( 1 ) 0.00235103
Kiri 0.0023510
Kiri 0.00033848 0.0003385
Jln. Kelengkeng ( 2)
Kanan
Kanan 0.00206503 0.0020650
Jln. Kelengkeng ( 3) 0.0023057
Kiri 0.0023057
Kiri 0.00027287 0.0002729
Jln. Kelengkeng ( 4 )
Kanan
Kiri 0.00269134 0.0026913
Jln.Delima ( 1 ) 0.00283911
Kanan 0.0028391
Kiri 0.00111836 0.0536653
Jln.Delima (2)
Kanan
Kiri 0.00300388 0.0030039
Jln.Delima ( 3 ) 0.00357718
Kanan 0.0035772
Kiri 0.00088679 0.0008868
Jln.Delima ( 4)
Kanan
Kanan 0.0033277 0.0033277
Jln. Jambu
Kiri 0.00067502 0.0006750
Jln. Nangka ( 1 )
Kanan
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.00253733
Kanan 0.0025373
Kiri
Jln. Nangka ( 2 ) 0.00080243
Kanan 0.0008024
Kiri
Jln. Kepundung ( 1 ) 0.00051663
Kanan 0.0005166
Kiri
Jln. Kepundung ( 2 ) 0.0009358
Kanan 0.0009358
Kiri
Jln. Kepundung (3 ) 0.0009331
Kanan 0.0009331
Kiri
Jln. Rukem ( 1 ) 0.00066924
Kanan 0.0006692
Kiri
Jln. Rukem ( 2 ) 0.00135146
Kanan 0.0013515
Kiri
Jln. Duku ( 1 ) 0.0014573
Kanan 0.0014573
Kiri
Jln. Duku ( 2 ) 0
Kanan 0.0000000
Kiri
Jln. Mojo (1) 0
Kanan 0.0000000
Kiri
Jl. Mojo (2) 0
Kanan 0.0000000
Kiri
Jln. Juwet 0
Kanan 0.0000000
Debit
Nama Jalan Keterangan Q Hasil
Saluran (Q)
Kanan >
Jln.Raya Langsep
Kiri 0.48953 > 0.00412585 Ok Bah
Kanan 0.31516 > 0.00439473 Ok Bah
Jln. Rambutan ( 1 )
Kiri 0.31516 > 0.00271092 Ok Bah
Kiri 0.42820 > 0.00311363 Ok Bah
Jln. Rambutan ( 2 )
Kanan >
Kanan 0.16279 > 0.00189444 Ok Bah
Jln. Kelengkeng ( 1 )
Kiri 0.12291 > 0.00235103 Ok Bah
Kiri 0.40526 > 0.00033848 Ok Bah
Jln. Kelengkeng ( 2)
Kanan >
Kanan 0.15204 > 0.00206503 Ok Bah
Jln. Kelengkeng ( 3)
Kiri 0.15204 > 0.00230570 Ok Bah
Kiri 0.33124 > 0.00027287 Ok Bah
Jln. Kelengkeng ( 4 )
Kanan >
Kiri 0.18512 > 0.00269134 Ok Bah
Jln.Delima ( 1 )
Kanan 0.18512 > 0.00283911 Ok Bah
Kiri 0.74070 > 0.05366530 Ok Bah
Jln.Delima (2)
Kanan >
Kiri 0.21102 > 0.00300388 Ok Bah
Jln.Delima ( 3 )
Kanan 0.21102 > 0.00357718 Ok Bah
Kiri 0.72167 > 0.00088679 Ok Bah
Jln.Delima ( 4)
Kanan >
Kiri
Jln. Jambu
Kanan 0.18541 > Ok Bah
Kiri 0.37855 > 0.00067502 Ok Bah
Jln. Nangka ( 1 )
Kanan >
Kiri >
Jln. Nangka ( 2 )
Kanan 1.01983 > 0.00253733 Ok Bah
Kiri >
Jln. Nangka ( 2 )
Kanan 0.09250 > 0.00080243 Ok Bah
Kiri >
Jln. Kepundung ( 1 )
Kanan 0.34267 > 0.00051663 Ok Bah
Kiri >
Jln. Kepundung ( 2 )
Kanan 1.00518 > 0.00093580 Ok Bah
Kiri >
Jln. Kepundung (3 )
Kanan 0.91295 > 0.00093310 Ok Bah
Kiri >
Jln. Rukem ( 1 )
Kanan 0.68671 > 0.00066924 Ok Bah
Kiri >
Jln. Rukem ( 2 )
Kanan 10.25904 > 0.00135146 Ok Bah
Kiri >
Jln. Duku ( 1 )
Kanan 3.35142 > 0.00145730 Ok Bah
Kiri >
Jln. Duku ( 2 )
Kanan 0.00000 > 0.00000000 0
Kiri >
Jln. Mojo (1)
Kanan 0.00000 > 0.00000000 0
Kiri >
Jl. Mojo (2)
Kanan 0.00000 > 0.00000000 0
Kiri >
Jln. Juwet
Kanan 0.00000 > 0.00000000 0
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari hasil survey yang telah kami lakukan, melihat kondisi saluran dan
mengukur dimensi saluran, kemudian kami melakukan analisa hidrologi dan
analisa hidaulika maka kami menyimpulkan tentang permasalahan di wilayah
yang kami survey adalah sebagai berikut :
Daerah survey berada di Kecamatan Lowokwaru Kelurahan Lowokwaru.
Sumber-sumber air yang mengalir ke titik genangan di Jl. Ngantang berasal
dari curah hujan, pembuangan rumah tangga dan sampah yang menumpuk
diselokan.
Dari hasil perhitungan analisis hidrologi didapat curah hujan rencana dengan
kala ulang 2 tahun (tersier), 5 tahun (sekunder), 10 tahun (primer)
menggunakan metode Log Pearson Type III.
Dari hasil evaluasi kapasitas saluran, Qeks > Qt sehingga tidak perlu re-
design atau pendimensian ulang.
1.2 Saran
Dari mulai Survey, analisis, maka kami akan menyampaikan saran-saran
untuk permasalahan tersebut, antara lain :
f. Non- Teknis
Masyarakat disekitar daerah Jl. Ngantang harus memiliki kesadaran terhadap
lingkungan hidup, sehingga mampu menjaga kebersihan saluran dengan tidak
membuang sampah disembarang tempat terutama pada selokan ataupun
saluran. Sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah (instansi terkait) juga
harus diberikan kepada masyarakat sekitar, khususnya mengenai pentingnya
saluran yang bersih dan tepat guna serta memberikan informasi terkait manfaat
dan pentingnya sumur resapan dalam system drainasi yang berwawasan
lingkungan.
g. Saran Teknis
Membuat system drainase berwawasan lingkungan, dalam hal ini kami
gunakan sumur resapan dan biopori. Sumur resapan dibangun guna
mengurangi debit rumah tangga sedangkan biopori dibuat guna mengurangi
debit air hujan yang akan melimpas, Qt < QEks yang mana tidak memerlukan
re-design atau perbaikan (pendimensian ulang) dan genangan disekitar bahu
jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas besar mata kuliah
Rekayasa Hidrologi ini dapat diselesaikan.
Penyusunan tugas ini merupakan salah satu komponen penilaian akhir yang
harus ditempuh oleh Mahasiswa Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang,
dalam mengikuti mata kuliah Drainase Kota. Adapun tugas ini dimaksudkan agar
mahasiswa lebih memahami dan mendalami materi yang telah disampaikan dalam
perkuliahan serta aplikasinya di lapangan.
Dalam kesempatan ini, penyusun menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
Bapak Ir. Hirijanto MT., selaku dosen mata kuliah Rekayasa Hidrologi.
Kedua Orangtua yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya serta,
Rekan-rekan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang dan semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan tugas besar ini
mungkin masih banyak kekurangan. Maka dari itu diperlukan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar pada penyusunan tugas kami selanjutnya dapat
menjadi lebih baik. Semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.8 Biopori...............................................................................................................36
3.1 Umum................................................................................................................48
3.2 Tahap Persiapan................................................................................................48
BAB V: PENUTUP......................................................................................................88
5.2 Saran..................................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................90