Anda di halaman 1dari 11

SISTEM TATA SALURAN PADA PERTANIAN LAHAN

BASAH KHUSUSNYA TATA AIR MIKRO


Latar Belakang

Pengelolaan air (atau yang sering disebut tata air) dilahan rawa
bukan hanya dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
banjir/genangan yang berlebihan dimusim hujan tetapi juga
harus dimaksudkan untuk menghindari kekeringan dimusim
kemarau. Hal ini penting disamping untuk memperpanjang
musim tanam, juga untuk menghindari bahaya kekeringan
lahan sulfat masam dan lahan gambut. Pengelolaan air yang
hanya semata-mata mengendalikan genangan di musim hujan
dengan membuat saluran drainase saja akan menyebabkan
kekeringan di musim kemarau. Ini prinsip penting yang harus
diterapkan jika akan berhasil bertani di lahan gambut.
Pengertian Tata Air Mikro

Tata air mikro ialah pengelolaan air pada skala


petani. Dalam hal ini, pengelolaan air dimulai dari
pengelolaan saluran tersier serta pembangunan dan
pengaturan saluran kuarter dan saluran lain yang
lebih kecil. Saluran tersier umumnya dibangun oleh
pemerintah tetapi pengelolaannya diserahkan
kepada petani.
Tujuan Pengelolaan Tata Air Mikro

1. Mengatur agar setiap petani memperoleh air


irigasi dan membuang air drainase secara adil.
2. Menciptakan kelembaban tanah dilahan
seoptimum mungkin bagi pertumbuhan
tanaman serta mencegah kekeringan lahan
sulfat masam dan lahan gambut.
Tata Air pada Saluran Tersier dan
Kuarter

Saluran kuarter dibuat tegak lurus saluran tersier.


Saluran ini sering pula dijadikan sebagai batas
kepemilikan lahan bila luas kepemilikan lahan
terbatas (1-3 ha/orang).
Tata Air dalam Lahan Pertanaman
Kuarter merupakan saluran di lahan pertanaman
yang paling kecil. Di dalam lahan, dibuat saluran
drainase intensif yang terdiri atas saluran kolektor
dan saluran cacing. Posisi saluran kolektor dan
saluran cacing ini tergantung pada penataan lahan :
 Pada lahan yang ditata dengan sistem caren dan
surjan, saluran drainase intensif dibuat setelah
selesai pembuatan caren dan surjan.
Pada lahan yang ditata dengan sistem sawah dan
tegalan, pembuatan saluran setelah pengolahan
tanah.
Contoh Sistem Tata Air Mikro
pada Lahan Sawah atau Tegalan
Perbedaan Tata Air Makro dan Mikro

Tata Air Makro merupakan pengelolaan water


management di areal gambut yang menggunakan
unit terkecilnya zona elevasi, sedangkan tata air
mikro unit terkecilnya adalah petak.
Dalam tata air makro bertujuan untuk tetap
mempertahankan tinggi muka air kanal (TMAK) di
saluran pada level yang diinginkan, sedangkan tata
air mikro bertujuan untuk tetap mempertahankan
tinggi muka air tanah (TMAT).
Hal yang Perlu diperhatikan dalam Tata
Air Mikro

Hal yang perlu diperhatikan dalam tata air mikro


adalah kondisi sistem tata saluran di petak, terutama
jarak dan dimensi. Jarak dan dimensi saluran dalam
petak harus diperhitungan secara matang untuk
mengurangi resiko kesalahan dalam pengelolaan.
Jarak saluran drainase harus mempertimbangkan
beberapa kondisi, antara lain: curah hujan rata-rata
saat bulan basah, curah hujan maksimum dengan
periode ulang 5 (lima) tahunan, batasan tinggi muka
air tanah.
Kesimpulan

Pengelolaan tata air di lahan basah merupakan faktor kunci


terwujudnya sistem pengelolaan lahan basah berkelanjutan. Prinsip
utama dari pengaturan tata air di lahan gambut adalah harus mampu
menekan terjadinya penurunan fungsi lingkungan dari lahan basah,
tetapi dapat memenuhi syarat tumbuh tanaman yang dibudidayakan.
Tindakan drainase pada lahan basah dilakukan untuk menciptakan
media tanaman yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang
dibudidayakan dan mengurangi asam organik sampai batas yang tidak
meracuni tanaman.
Kearifan lokal dalam pengelolaan air yang telah lama
dilakukan petani lokal di lahan gambut dapat dijadikan dasar
pengelolaan tata air di lahan basah, karena telah terbukti mewujudkan
pendayagunaan sumber daya alam dan sosial

Anda mungkin juga menyukai