Anda di halaman 1dari 58

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PERTEMUAN 2
Sistem Informasi Sumber Daya Air
A. Kompetensi :
1. Standar : Pada akhir perkuliahan mata kuliah PSDA
Kompetensi mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
konsep PSDA dengan berbagai alternatif
perencanaan dan pelaksanaan pada kegiatan PSDA
dalam rangka pembangunan sumberdaya air yang
berkelanjutan.
2. Kompetensi : Mahasiswa mampu menerapkan (C3) Sistem
Dasar Informasi Sumber daya air
3. Indikator : 1. Mampu menunjukkan berbagai macam data
dan sistim informasi dalam kegiatan
Pengelolaan Sumber Daya Air.
2. Mampu menggunakan konsep sistem data base
untuk kegiatan pengambilan keputusan dalam
Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Mampu menunjukkan prosedur cara kerja data
base dan perangkat lunaknya
C. Sub Pokok : 1. Pengertian berbagai macam data dan sistim
Bahasan informasi Sumber Daya Air.
2. Konsep alat bantu pengambilan keputusan
3. Macam dan cara kerja data base dan
perangkat lunaknya
D. Kegiatan : Dosen sebagai narasumber dan fasilitator,
Pembelajaran SDL, DL
Pengertian berbagai macam data dan sistim
informasi Sumber Daya Air.
Bermacam-macam data untuk kegiatan PSDA, diantaranya :
 Geografi dan Demografi
 Tataguna Lahan
 Geologi
 Hidrologi
 Klimatologi
 Irigasi Pertanian/Peta DI
 Peta Topografi
 Debit
 Karakteristik tanah
Data Geografi
Kata geografi diambil dari bahasa Inggris 'geography' yang merupakan
turunan dari bahasa Yunani yaitu 'geo' yang berarti bumi dan 'graphien'
yang berarti tulisan atau penjelasan. Ke dua kata tersebut kemudian
terbentuk menjadi 'geography' yang bisa di artikan secara istilah sebagai
ilmu bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi. Dalam hal ini yang
digunakan adalah letak geografis dari lokasi studi, sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar 1 dan 2 berikut.

Demografi
’Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk terutama
yang terkait dengan jumlah, struktur, komposisi dan perkembangan
(perubahan) penduduk’
Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk,
serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas
tertentu. Contoh data demografi seperti pada tabel 1 dan gambar grafik
berikut.
Contoh Peta Geografi

Gambar 1. Tujuh belas Kabupaten dan 4 Kota yang masuk


WS Jratunseluna dan WS Pemali Comal
450000 500000 550000 600000 650000

N
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
W E DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
Laut Jawa SATKER BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
PPK: PERENCANAAN DAN PROGRAM
S Sluke
U
%
Kragan Jl. Solo - Kartosuro Km.7 Surakarta - 57102

U
%
U
%
Lasem U
%

Bancar Keterangan :
9250000

9250000
U
%
U
% Kota
Sidayulawas Jalan
Tuban U
% Sungai
U
%
Batas propinsi
Wilayah Sungai Bengawan Solo
Sukodadi
Babat U
% Lamongan
U
% U
%
WILAYAH SUNGAI JRATUNSELUNA U
% Gresik
Bojonegoro U
%
9200000

9200000
Ngimbang
U
%

Sragen Ngawi
U
%
U
%

Caruban
Surakarta U
%
U
%
Madiun Inset :
U
%
WILAYAH SUNGAI KALI BRANTAS
9150000

9150000
Ngadirojo
Wonogiri U
% U
% U Jatisrono
%
Ponorogo
U
%
WILAYAH SUNGAI
PROGO OPAK OYO
Slahung
Tegalombo U
%
U
% Gambar :
9100000

9100000
PETA
Pacitan WS BENGAWAN SOLO
U
%

Sumber :
Balai Besar Wilayah Sungai
Samudera Hindia Bengawan Solo

0 10 20 30 40 Kilometers

450000 500000 550000 600000 650000

Gambar 2. Peta Lokasi WS Bengawan Solo


Tabel 1. Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Rata-Rata Pertumbuhan
Penduduk di WS Pemali Comal
KEPADATAN
JUMLAH RATA-RATA
No. KABUPATEN/KOTA TAHUN PENDUDUK
PENDUDUK PERTUMBUHAN (i%)
(Jiwa/km )
2

1 KotaTegal 2004 245.234 6.180 0,937%

2 Kota Pekalongan 2004 264.932 5.905 0,303%

3 Kabupaten Pemalang 2004 1.302.838 1.168 0,778%

Kabupaten

4 Pekalongan 2003 841.708 983 1,502%

5 Kabupaten Brebes 2003 1.717.098 1.034 0,361%

6 Kabupaten Batang 2004 684.231 868 0,757%

7 Kabupaten Tegal 2003 1.423.346 1.620 0,231%

Sumber : Data BPS Jawa Tengah


Proyeksi Jumlah Penduduk di WS Bengawan Solo tahun 2010-2050
(dalam ribu jiwa)

Gambar 3. Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk di WS Bengawan Solo


Data Tata guna Lahan
Tata Guna Lahan (land use) adalah data tentang penggunaan lahan
dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk
pengkhususan fungsi-fungsi tertentu, misalnya fungsi pemukiman,
perdagangan, industri, dll.
Rencana tata guna lahan merupakan kerangka kerja yang menetapkan
keputusan-keputusan terkait tentang lokasi, kapasitas dan jadwal
pembuatan jalan, saluran air bersih dan air limbah, gedung sekolah,
pusat kesehatan, taman dan pusat-pusat pelayanan serta fasilitas
umum lainnya.
Sebagai contoh data tataguna lahan misalnya, WS Pemali Comal
mempunyai luas wilayah lebih kurang 5.234 km2, Kabupaten Brebes
mempunyai luas wilayah terbesar dari keseluruhan luas wilayah tersebut
yaitu 1.657,73 km2 atau 31,76%. Luas wilayah terkecil adalah wilayah
Kota Tegal yaitu 34,49 km2 atau 0,66%. Tataguna lahan di WS Pemali
Comal meliputi daerah persawahan seluas 1.953,68 km2, pemukiman
731,18 km2, dan pemanfaatan lainnya (Kebun-ladang, rawa-tambak-
kolam, hutan serta perkebunan) seluas 2.549 km2. Berikut gambar 4
dan 5, yang merupakan contoh peta tataguna lahan di Jawa Tengah dan
di Lampung.
N

W E

10 0 10 20 30 40 50 Kilometers

Pemanfaatan ruang.shp
Danau/Waduk/Rawa
Didalam Kawasan Hutan
Kawasan Ber ikat
Kawasan Cagar Alam
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahua
Kawasan Hutan Pr oduksi Ter batas
Kawasan Hutan Pr oduksi Tetap
Kawasan Industri
Kawasan Per ikanan/T ambak/Rawa
Kawasan Per tambangan
Kawasan Per tanian Semusim Lahan Basah
Kawasan Per tanian Semusim Lahan Kering
Kawasan Per tanian Tanaman Ker as
Kawasan Rawan Banjir
Prop . D aera h I st imewa Kawasan Rawan Bencana Vulkanik
Kawasan Rawan Er osi/Longsor
Yo gyakarta Kawasan Resapan Air
Kawasan Sepadan Danau, Waduk dan Rawa
Kawasan Sepadan Pantai
Kawasan Sepadan Sungai/Saluran
Per desaan
Per kotaan
Sungai Besar
Wilayah Industr i
Batas jateng.shp

Gambar 4. Peta Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Jawa Tengah


PETA TATA GUNA LAHAN
200000 300000 400000 500000 600000

9800000
9800000

Ogan Komering Ilir KEMENTERIA N PEKERJAA N UMUM


W E DI REKTORAT JENDERAL SDA
BB WS MESUJI SEKAMPUNG

Muara Enim S
KETERANG AN :
Batas Kabupaten
Lahat
Batas Provinsi

Belukar

9700000
9700000

Mesuji Bukit Pasir


Ogan Komering Ulu Timur
Danau

Empang

J A W A
Hutan

Hutan Mangrove
Tulang Bawang Barat
Hutan Rawa
Tulang Bawang Pasir Pantai
Ogan Komering Ulu Selatan Way Kanan Pemukiman

9600000
9600000

Perkebunan

L A U T
Pertanian Irigasi Sawah
Pertanian Lahan Basah

Pertanian Lahan Kering


Lampung Utara Lampung Tengah Rawa

Sawah
S

Sungai
A

Tambak/ Kolam
M

Tegalan
U

9500000
Metro
9500000

Lampung Barat Lampung Timur Vegetasi Rawa


D
E

INSET :
R

Pringsewu
A

Tanggamus
Bandar Lampung
I
N

Pesawaran
D

Lampung Selatan
O

9400000
9400000

GAMBAR :
E

PETA LANDUSE
S

S E L A T S U N D A
I
A

0 20 40 60 Kilometers
200000 300000 400000 500000 600000

Gambar 5. Peta Tata Guna Lahan


Data Geologi

Pembahasan geologi regional ini akan meliputi fisiografi, stratigrafi


dan struktur geologi dalam skala regional dan pengaruhnya
terhadap kondisi geologi pada lokasi daerah penelitian.
Seperti misalnya, fisiografi Wilayah Sungai Jratunseluna termasuk
didalam Komplek Muria, Depresi Semarang-Rembang, zona
perbukitan Rembang (Pegunungan Kapur Utara), Zona
Randublatung dan Antiklinorium Kendeng (Van Bemmelen ,1949),
seperti ditunjukkan pada gambar 6 dengan uraian sebagai berikut :
• Zona Dataran Pantai Utara terletak di sebelah utara dari Zona
Gunung Api Kuarter dan Antiklinorium Bogor-Kendeng dan
tersusun oleh endapan alluvial dan alluvial pantai yang
didominasi oleh endapan pasir dan lempung.
• Zona Rembang dan Kendeng merupakan antiklinorium yang
berarah umum barat-timur sejajar dengan arah memanjang
Pulau Jawa. Zona ini tersusun oleh batuan-batuan sedimen
berumur Oligosen sampai Pleistosen yang didominasi oleh
batuan berbutir halus.
Serta gambar 7 yaitu Peta Geologi di WS Mesuji Sekampung daerah
Lampung.
Gambar 6. Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949)
PETA GEOLOGI
200000 300000 400000 500000 600000

9800000
9800000
Ogan Komering Ilir
KEMENTERIA N PEKERJAA N UMUM
Alluvium (Qa)
N DI REKTORAT JENDERAL SDA
Andesite ( Tpv) BB WS MESUJI SEKAMPUNG
Basalt Plugs (Tpeb)
Basalt Plugs (Tpoc) W E KETERANG AN :
Baturaja Formation (Tmb)
Branti Granodiorite (Kgdb)
S Batas Kabupaten
Coralline Limestone (Qg)

Mesuji Cretaceous Granite (Kgr)


Batas Propinsi

9700000
9700000

Ogan Komering Ulu Timur Cretaceous Granite Kgr(p)


Cretaceous Granite, Kgr(c)
Gading Formation (Tomg) Andesit Basal

Gumai Formation (Tmg) Breksi GA (Tuf)

Gunungkasih Complex, Pzg(k) Formasi Bal

Gunungkasih Complex, Pzg(m) Formasi Kasai

Tulang Bawang Barat Gunungkasih Complex, Pzg(s) Formasi Kikim

Hulusimpang Formation (Tomh) Formasi Ranau


Tulang Bawang Intr usive Rocks (Tmdi) Formasi Talangkar
Formasi Batur aja

J A WA
Way Kanan Jatibaru Granite ( Tejg)
Kalimantan Granite (Kgk) Formasi Gumai

9600000
9600000

Kasai Formation (QTk) Formasi Lakitan

Kikim Formation (Tpok) Aluvium

Lampung Formation (QTl) Endapan Rawa

Menanga Formation (Km) Formasi Airbenakat

Old Alluvial ( Qat) Formasi Muaraenim

L A U T
Lampung Utara Lampung Tengah Piabung Dacite (Tmda) Formasi Terbanggi

Quartz Sands (Qak) Pasir Kuarsa

Sekampung Foliated Dior ite (Kds)

Seputih Granodiorite (Kgds)


Sidodadi Quartzite (Pzgk)
Sukadana Basalt (Qbs)

9500000
9500000

Sulan Granodiorite (Kgdsn)


Metro
Lampung Timur Surungbatang Formation (Tmps)
Swamp Deposits (Qs)
INSET :
Talangakar Formation (Tomt)
Tarahan For mation (Tpot)
Pringsewu Terbanggi Formation (Qpt)

Tanggamus Trimulyo Marble (Pzgm)


Bandar Lampung Undifferentiatted Complex (Pzg)
Undifferenttiated Granitoids (Tmgr)

Pesawaran Way Galih Schist (Pzgs)


Young Quaternary Volcanics (Qhv)

9400000
Lampung Selatan
9400000

Young Quaternary Volcanics, Qhv(r)


GAMBAR :
S
AM O

Young Quaternary Volcanics, Qhv(rb)


IN

Young Quaternary Volcanics, Qhv(s)


PETA GEOLOGI
D
U E
D S
N
E IA

S E L A T S U N D A
R
A

0 10 20 30 40 50 Kilometers
200000 300000 400000 500000 600000

Gambar 7. Peta Geologi


Data Hidrologi dan Klimatologi

Data Hidrologi meliputi data tingginya curah hujan dan stasiun curah
hujan yang ada di Wilayah Sungai yang ditinjau.
Seperti pada penjelasan tentang data hidrologi pada studi sbb.
WS Jratunseluna kurang lebih memiliki 208 stasiun yang letaknya
tersebar tidak merata. Stasiun hujan ini mempunyai pencatatan yang
kaitannya selama lebih dari 16 tahun digunakan sebagai bahan analisa.
Stasiun curah hujan tersebut dikelola oleh berbagai instansi yang
berlainan diantaranya adalah BMG, Perkebunan, serta Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air.
Stasiun Hujan
450000 500000 550000 600000 650000

N
%
%
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
W E Bulu Bogorejo DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
Tuder
Krinjo LautBelik
Jawa %
Anget
Jenu
%
SATKER BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
9250000

9250000
%
PPK: PERENCANAAN DAN PROGRAM
S
%
Kerek Tuban Brondong Paciran
% Jl. Solo - Kartosuro Km.7 Surakarta - 57102
% %
%
Bluri Ujungpang
Montong %
Keterangan :
Mundri Jojogan % %
%%
%% %
% Nglirip Jabung Lowayu % Sungai
Kejuron % % %
%
%
Sambong % Kuro % Sedayu Batas propinsi
% % Wadung Rengel % %
Leran % %
Widang Turi
Tambakomb % % Blawi Wilayah Sungai Bengawan Solo
Ngliran %
Babat % %
%
Simorejo Baureno % % % Stasiun Hujan
Pucuk Duduk Suci
% %
%
Padangan Bojonegoro %
% % % %
%
Randublat Japah %
Balen %
%
Gondang % %
%
Takeran
%
% Padangan Bojonegoro %
% % %
%
Kerjo
%
Puter Cerme
Meden Kapas
WILAYAH SUNGAI JRATUNSELUNA Blimbing % % %
9200000

9200000
% %
%
% Dander % Baru %
% % Cawak % % % Benjeng
%
Ngimbang Mantup
%
Klepek Bluluk
%
% %
Ketro Mantingan Waduk Pacal Tretes Sembung
% % % %
Bakalan %
Ngawi
%

Pulung Nogosari Dadapan Sragen % Kedunggalar Ngale


% %
%
% % % %
Ampel %
% % Bapang % %
% Tretes % % Dawu Notopuro
% % % % %
% %
%
% % Rembun % % % %% % % Tepas Muneng Saradan
% Ngrambe
% % %
Cepogo %
% %
% %
%
%
% %% %% %%%
% Grompol %%
% % % % % Tulung
% % % %% %%
% %
%
% % %
Babar Kendal % % %
%
%%
%% %
%%
% Kerten %
%
%
%
%
%
% %
Sogo %
% %
Sarangan
%% % % % % %% % % %
%
%
% %
%
%
%
%
%
Kemuning Bogem %%
Wates %
% %
% % % %% % % %
% % %
Blumbang Tinap %
Dungus % Gemarang Inset :
%
Jatu %
9150000

9150000
% % Bagor %
%
% Magetan WILAYAH SUNGAI KALI BRANTAS
%%
% %
Plagan
% Mulur
% %
% % % %
%
Kertobanyon % Cermo
%
WILAYAH SUNGAI KALI BRANTAS
%% % % %
% %
Plaosan %
% % % %% %
Jumapolo Poncol Tapen %
% %
%
% %
Bulu % Kandangan
% % % %
%
% %
Jatipuro
% % Gombal Mlaten %
% % % % % %
% %
% Krisak % % % %
Bayat Waru %
% % %
% % %
%
% Bleder %
%
% Ngebel
% % % % Ballu
%
Wonogiri Jatiroto
% Ponorogo % Pudak
Manyaran
WILAYAH SUNGAI %
Kismantoro Sungkur
%
%
%
% Pulung
PROGO OPAK
Kd. OYO
Uling
%
%
Beji
% Puter/ Girir
% %
Ponorogo Sawo Sooko
%
%
Plumban %% %
% %
%
Balong % Balong
%% %
% %
Song Putri % % %
%
Bandar Gambar :
%
Trukan % Ngancar %
% % Slahung
9100000

Wijil

9100000
% %
Nawangan % % % PETA STASIUN HUJAN
Pracimantoro
Donorojo Tegalombo WS BENGAWAN SOLO
Giritontro %
Arjosari
Punung %
%
% Tulakan Sumber :
Glandanga Pacitan
%
% % Balai Besar Wilayah Sungai
Sudimoro
Pringkuku Kebonagun
% %Samudera Hindia
% Bengawan Solo

0 7 14 21 28 35 Kilometers

450000 500000 550000 600000 650000

Sumber : BBWS Bengawan Solo


Data Hidrologi

W E

5 0 5 10 15 20 25 Kilometers

Isohyet pemali comal.shp


0-1500
1500-1750
1750-2250
2750-3250
3500-3750
3750-4250
4500-4750
5250-5500
5750-6500
6500-7500
Ws pemali comal.shp

Gambar 4. Peta Isohyet Curah Hujan Tahunan


di WS Pemali Comal
Tabel 2. Debit Bulanan, Maksimum dan Minimum WS Pemali Comal

Qmax Q min
No Nama Sungai Stasiun Q max/Qmin
m3/dt Kegiatan m3/dt Kegiatan

1. Cijengklok Cibendung 386,2 17 – 11 – 1999 0,25 06 – 11 – 1999 1.544,80

2. Pemali Bantarkawung 2919,34 19 – 03 – 1999 0,52 07 – 11 – 1999 5.614,12

3. Pemali Notog 849,28 25 – 01 – 1999 3,24 11 – 09 – 1999 262,12

4. Pemali Rengaspendawa 579 26 – 01 – 1999 0,80 08 – 08 – 1999 723,75

5. Pemali Brebes 1425,58 26 – 01 – 1999 0,20 22 – 07 – 1999 7.127,90

6. Gung Pesayangan 1686,91 21 – 02 - 1999 0,76 01 – 10 – 1999 2.219,62

7. Rambut Cipero 19,99 10 – 11 - 1999 0,14 15 – 04 – 1999 142,79

8. Waluh Sungapan 84,44 21 – 02 – 1999 0 31 – 10 – 1999 0,00

9. Comal Sukowati 495,45 26 – 12 - 1999 1,36 24 – 08 – 1999 364,30

10. Lumeneng Watukumpul 104,04 16 – 01 – 1999 0,120 21 – 09 – 1999 867,00

11. Comal Jatirejo 609,10 21 – 02 – 1999 0 18 – 07 – 1999 0,00

12. Kupang Pagerukir 16,06 22 – 01 - 1999 0,47 08 – 10 – 1999 34,17

13. Kupang Kuripan Kidul 226,96 22 – 01 – 1999 0,59 17 – 09 – 1999 384,68

14. Sambong Kedungdowo 41,30 01 – 01 – 1999 0,25 25 – 09 – 1999 165,20

15. Kuto Karanganom 722 30 – 12 – 1999 0,77 24 – 05 – 1999 937,66

16. Blukar Sojomerto 184,44 19 – 03 – 1999 0 19 – 04 – 1999 0,00

17 Bodri Juwero 756,7 26 – 12 – 1999 14,16 14 – 09 – 1999 53,44

18. Glagah Kedungsari 172,99 28 – 03 – 1999 0,03 25 – 10 – 1999 5.766,33


Peta Topografi

Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam
bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan
laut rata-rata.
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur,
dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada
semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau
buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur
utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan
ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi
menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah
aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga
menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu
dalam batas-batas skala.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan
kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada
posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan
informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi,
batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia
Gambar 1. Contoh Peta Topografi
200000 300000 400000 500000 600000

9800000
9800000

Ogan Komering Ilir


KEMENTERIA N PEKERJAA N UMUM
W E DI REKTORAT JENDERAL SDA
BB WS MESUJI SEKAMPUNG
Muara Enim
S
Lahat KETERANG AN :

Batas Kabupaten
Mesuji

9700000
Batas Propinsi
9700000

Ogan Komering Ulu Timur


0 - 50

50 - 100

J A W A
Tulang Bawang Barat 100 - 250
Tulang Bawang 250 - 500
Ogan Komering Ulu Selatan Way Kanan 500 - 750

9600000
9600000

750 - 1000

L A U T
1000 - 1250

Lampung Utara 1250 - 1500


Lampung Tengah
1500 - 2000

> 2000

Lampung Barat Metro


Lampung Timur

9500000
9500000

INSET :
Pringsewu
Tanggamus
Bandar Lampung

Pesawaran
Lampung Selatan

9400000
9400000

GAMBAR :

PETA TOPOGRAFI
S E L A T S U N D A

0 10 20 30 40 50 60 Kilometers
200000 300000 400000 500000 600000

Gambar 2. Contoh Peta Topografi


Kebutuhan akan berbagai macam data untuk menunjang suatu penelitian
atau pekerjaan proyek baik yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau
swasta di dalam negeri maupun di luar negeri merupakan hal yang mutlak
harus dipenuhi agar penelitan atau pekerjaan proyek tersebut dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Keadaan saat ini menunjukkan masih
sangat sulit dirasakan untuk mendapatkan data-data tersebut. Hal ini
dikarenakan lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan data
tersebut, rumitnya birokrasi, dan tidak adanya sentralisasi terhadap pusat
pengelolaan data tersebut

Perkembangan teknologi sistem informasi di Indonesia pada saat ini,


khususnya perkembangan teknologi jaringan komputer internet, dapat
dimanfaatkan untuk membangun sebuah sistem informasi pengelolaan
data yang tersentralisasi dan selalu online serta mempunyai level akses
international. Sehingga data-data tersebut dapat diperoleh dengan mudah
dalam waktu yang sangat singkat, dan dengan biaya yang murah. Pada
tahun 1997 BPP Teknologi dalam hal ini Proyek Pengelolaan Sumber Daya
Air mengembangkan sebuah sistem informasi berbasis opensource yang
dapat diterapkan untuk pengelolaan sumber daya air di Indonesia
Tujuan dan Sasaran

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi multimedia berbasis


jaringan komputer global internet ini, kegiatan pengembangan sistem
informasi sumber daya air bertujuan :
 Memanfaatkan teknologi jaringan komputer global internet untuk
mendistribusikan informasi-informasi mengenai sumber daya air
Indonesia ke seluruh dunia.
 Menggunakan software-software (open source) berbasis jaringan
komputer untuk mengolah data-data mengenai sumber daya air.
 Merancang topologi jaringan sistem informasi sumber daya air agar
dapat mengolah datanya dengan efektif dan mampu memberikan
informasi yang memiliki nilai tambah yang lebih informatif dan
menarik.
 Membuat program interface yang lebih mengarah ke aplikasi yang user
friendly dan menjamin keamanan tersimpannya data.
 Dasar Hukum Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Air
Undang-Undang Sumber Daya Air, khususnya BAB VIII SISTEM INFORMASI
SUMBER DAYA AIR :

Pasal 65
Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, Pemerintah dan
pemerintah daerah menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi
sumber daya air sesuai dengan kewenangannya.
Informasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
informasi mengenai kondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis,
kebijakan sumber daya air, prasarana sumber daya air, teknologi sumber
daya air, lingkungan pada sumber daya air dan sekitarnya, serta kegiatan
sosial ekonomi budaya masyarakat yang terkait dengan sumber daya air.
Pasal 66
Sistem informasi sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65
ayat (1) merupakan jaringan informasi sumber daya air yang tersebar dan
dikelola oleh berbagai institusi.
Jaringan informasi sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam
bidang sumber daya air.
Pemerintah dan pemerintah daerah dapat membentuk unit pelaksana
teknis untuk menyelenggarakan kegiatan sistem informasi sumber daya
air.
Contoh Kegiatan SISDA
Kegiatan Tahun 1997/1998
Tahun ini merupakan tahun awal dilakukannya kegiatan pengembangan
SISDA, yaitu :
• Mendisain sistem jaringan dan sistem database.
• Mengembangkan software untuk pengolahan data.
• Membuat prototipe komputer penyaji layanan informasi hypertext
informasi sumber daya air yang dapat diakses melalui jaringan global
internet.
• Mengumpulkan data-data mengenai sumber daya air, yaitu data pos
duga air, data tahunan debit sungai di seluruh Indonesia.
• Memasukkan dan mengolah seluruh data pos duga air dan sebagian data
tahuan debit sungai.
Gambar Prototipe SISDA Menggunakan Open Source
Kegiatan Tahun 1998/1999
• Kegiatan pengembangan SISDA di tahun ini lebih diarahkan kepada
penyempurnaan hasil pengembangan software dan pemasukan data :
• Memasukkan dan mengolah semua data tahunan debit sungai.
• Mengumpulkan data kwalitas air sungai.
• Mengembangkan software pengolahan data (upgrade).
• Mengembangkan sistem keamanan data pada jaringan sisda.
• Mengembangkan layanan informasi lain khususnya yang berhubungan
dengan masalah keairan
• Mengajak instansi terkait untuk mengembangkan sistem informasi
sumber daya air.

Kegiatan Tahun 2000/2001


Kegiatan tahun ini lebih diarahkan kepada disain dan pengembangan
software database sumber daya air skala kecil untuk daerah tingkat I atau
daerah tingkat II :
Disain dan pengembangan database sumber daya air skala kecil
Penyusunan buku perancangan database sumber daya air
Kegiatan Tahun 2002/2003

• Kegiatan tahun ini adalah aplikasi database sumber daya air untuk
daerah tingkat I Provinsi Gorontalo :
• Disain dan pengembangan database sumber daya air Provinsi
Gorontalo
• Diskusi teknis penyempuranaan konten database sumberdaya air
• Penyusunan buku manual operasional database sumberdaya air
Provinsi Gorontalo
Gambar Software Database Sumberdaya Air Provinsi Gorontalo
APLIKASI PDSDA_PAI

1. Klik ganda pada PDSDA_PAI.EXE

2. Klik menu arsip pilih login, masukan nama pengguna :


pdsda_pai, kata kunci : supervisor

3. Klik menu data


APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….

1. Tabel Referensi :
Digunakan untuk
melakukan pemeliharaan
data terhadap tabel –
tabel referensi yang akan
dijadikan acuan agar
konsistensi data terjaga
APLIKASI PDSDA_PAI List Daerah Irigasi Yang
Lanjutan…. Sudah Diinput

2. Daerah Irigasi :
Digunakan
untuk
melakukan
peneliharaan
data aset
jaringan irigasi

Kode dan nama daerah


irigasi

Tombol navigasi
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….

Pengisian Aset
Irigasi dimulai
Dengan
Pengisian
Skema Irigasi
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….

Skema Irigasi DI.


Jejeruk
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan…. Pengisian Data Bangunan Utama
untuk menyimpan foto-
APLIKASI PDSDA_PAI foto yang terkait dengan
bangunan
Lanjutan….

Pengisian
Data
Bangunan
Utama
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan…. Pengisian Data Bangunan Utama
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan…. Pengisian Data Bangunan Utama
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan…. Pengisian Data Bangunan Utama
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan…. Pengisian Data Bangunan Utama

untuk menambah
foto
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan Bagi

untuk menyimpan foto-


foto yang terkait dengan
bangunan
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan Bagi
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan Bagi
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan Bagi
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Saluran
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Saluran
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Saluran
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Saluran
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan
Pelengkap
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan
Pelengkap
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan
Pelengkap
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
Pengisian Data Bangunan
Pelengkap
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
PERCETAKAN LAPORAN
APLIKASI PDSDA_PAI
Lanjutan….
PERCETAKAN LAPORAN
OUTPUT BANGUNAN UTAMA
OUTPUT BANGUNAN UTAMA

Anda mungkin juga menyukai