Anda di halaman 1dari 92

PENGANTAR PEMODELAN

PENCEMARAN SUNGAI
Pengelolaan Sungai Berbasis Beban
Pencemaran

Iwan Juwana, 13 Oktober 2022


2

CONTENT

PENGANTAR STUDI KASUS ANALISIS


PENGANTAR QUAL2K
PENCEMARAN SUNGAI DAYA TAMPUNG
Penjelasan bagaimana pencemaran Bagaimana konsep daya tampung Konsep dan fitur QUAL2K untuk
terjadi, prinsip-prinsip utama dalam beban pencemaran digunakan dalam digunakan sebagai alat pemodelan
pencemaran menyusun strategi pengendalian pencemaran sungai
sungai
PRE-TEST
https://padlet.com/juwana1/8qilu60udh1t9z0t
BEBERAPA KONSEP PENTING
- BOD
- DO
- Parameter Konservatif vs Non-Konservatif
- Effluent vs Stream Standards
- Re-areasi vs oksidasi (de-oksigenasi)
- Self-purification
BEBERAPA KONSEP PENTING

- BOD represents the amount of oxygen consumed by bacteria and other microorganisms while
they decompose organic matter under aerobic (oxygen is present) conditions at a specified
temperature (https://www.usgs.gov/special-topics/water-science-school/science/biological-oxygen-
demand-bod-and-water).

- DO is a measure of how much oxygen is dissolved in the water - the amount of oxygen available
to living aquatic organisms. The amount of dissolved oxygen in a stream or lake can tell us a lot
about its water quality (https://www.usgs.gov/special-topics/water-science-school/science/dissolved-
oxygen-and-water).

- Conservative Parameters means a parameter which persists in the environment,


having characteristics which are resistant to ordinary biological or biochemical degradation
(https://www.lawinsider.com/dictionary/conservative-
parameter#:~:text=Conservative%20parameter%20means%20a%20parameter,ordinary%20biologic
al%20or%20biochemical%20degradation.).
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
OXYGEN SAG CURVE
PENDAHULUAN

HAL YANG SANGAT PENTING DALAM PENGELOLAAN SUNGAI


ADALAH MEMASTIKAN BAHWA BEBAN PENCEMARAN TIDAK
MELEBIHI DAYA TAMPUNG SUNGAI
PENDAHULUAN

INFORMASI DIPERLUKAN UNTUK ANALISIS


- BEBAN MAKSIMUM
- BEBAN AKTUAL
PENDAHULUAN

- BEBAN AKTUAL > MAKSIMUM à DIPERLUKAN


PENGURANGAN

- BEBAN AKTUAL < MAKSIMUM à TERDAPAT “KUOTA”


PENCEMARAN
PENDAHULUAN

PEMODELAN
- Simulasi kondisi eksisting
- Simulasi kondisi eksisting dengan adanya pencemar tambahan

MENGAPA PEMODELAN
- Keterbatasan sumber daya (biaya, waktu)
- Dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya, dengan
ketelitian tertentu
PENDAHULUAN

PRINSIP PEMODELAN (QUAL2K & WASP)


- NERACA MASSA
- PEMODELAN TEMPERATUR, PANAS, REAKSI BIOKIMIA
14

STUDI KASUS ANALISIS


DAYA TAMPUNG
15

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
16

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
17

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
18

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
19

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
GAMBARAN UMUM WILAYAH 20

G
A

TATA GUNA LAHAN M


B

SUB SUB DAS CIKEMBAR A


R
A
Tata Guna Lahan yang digunakan pada wilayah dekat dengan sub sub DAS Cikembar digunakan dengan N

wilayah untuk pemukiman (domestik), industri, hutan, pertanian, peternakan dan didominasi dengan U
kebun/permukiman. M
U
M

TUTUPAN LAHAN SEKTOR I


L
& POLA RUANG PERMUKIMAN A
Y
A
H

SEKTOR
SEKTOR INDUSTRI &
PERTANIAN KOMERSIL
21

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
22

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
23

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
24

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
25

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
METODOLOGI KAJIAN 26

M
E
T
O
D
O
L
O
G
Metodologi Kajian daya tampung beban pencemaran air pada sumber air di Sub I
Sub DAS Cikembar terdiri dari tiga tahapan utama yaitu studi literatur,
pengumpulan data, dan pengolahan data.

STUDI PENGUMPULAN PENGOLAHAN KESIMPULAN


LITERATUR DATA DATA DAN SARAN
Data yang digunakan adalah data • Status Mutu Air
sekunder dari instansi terkait. • Daya Tampung Beban Pencemar
Eksisting
Data tersebut dibagi menjadi enam
• Potensi Beban Pencemar
komponen yang terdiri dari sungai,
domestik, pertanian, peternakan,
• Pemodelan Kualitas Air
industri, dan pemodelan kualitas air
METODOLOGI KAJIAN 27

STUDI LITERATUR
E
T
O
D
O
1. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang L
(DIKPLHD) Kabupaten Sukabumi; Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan O
Hidup; G
2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan I

Jangka Menengah Daerah (KLHS RPJMD) Kabupaten Sukabumi; 9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun
2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban
3. Buku terkait daerah aliran sungai dan kualitas air sungai; Pencemaran Air pada Sumber Air;

4. Jurnal terkait daya tampung beban pencemaran air pada sumber 10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun
air; 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air; serta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja; Indonesia

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan 11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Pengelolaan Lingkungan Hidup; Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan
Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
7. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Daerah Aliran Sungai
METODOLOGI KAJIAN 28

PENGUMPULAN DATA
E
T
O
D
No Komponen Kebutuhan Data Kegunaan Data No Komponen Kebutuhan Data Kegunaan Data O
Peta sektor industri Gambaran umum daerah L
Debit air sungai Gambaran umum daerah kajian
Jenis industri O
kajian
Kualitas air sungai Penentuan status mutu air 5 Industri G
1 Sungai Debit limbah industri Perhitungan potensi I
Perhitungan daya tampung beban Konsentrasi limbah industri beban pencemaran
Peta DAS dan sungai
pencemaran eksisting Suhu udara
Peta sektor domestik Suhu titik embun
Kecepatan angin
Jumlah penduduk Gambaran umum daerah kajian
Tutupan awan
2 Domestik Luas sub das Perhitungan potensi beban
Bayangan
Timbulan sampah tidak pencemaran Radiasi matahari
tertangani Koordinat lokasi
Peta sektor pertanian pengamatan dan elevasi Pemodelan kualitas air
Gambaran umum daerah kajian Pemodelan
6 permukaan air sungai menggunakan perangkat
Jenis pertanian kualitas air
3 Pertanian Perhitungan potensi beban Panjang penggal-penggal lunak QUAL2Kw
Luas lahan pertanian
pencemaran sungai (reachs) yang menjadi
Lama musim tanam unit analisis
Peta sektor peternakan Gambaran umum daerah kajian Aktivitas penggunaan lahan
4 Peternakan Jenis hewan ternak Perhitungan potensi beban di sekitar sungai
Sumber pencemar titik
Jumlah hewan ternak pencemaran
Sumber pencemar bukan
titik
METODOLOGI KAJIAN 29

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Status Mutu Air O


L
Penentuan status mutu air dilakukan dengan mengacu pada O
G
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 ("! / $!! )#" & ("! / $!! )#$
Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. PIj = '
I

1. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter


rendah maka kualitas air akan membaik Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
0 ≤ PIj ≤ 1,0 : memenuhi baku mutu (kondisi baik)
2. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak
memiliki rentang 1,0 < PIj ≤ 5,0 : cemar ringan
5,0 < PIj ≤ 10 : cemar sedang
3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap
lokasi pengambilan cuplikan PIj > 10 : cemar berat

4. Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari


keseluruhan Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M)

5. Tentukan harga PIj


METODOLOGI KAJIAN 30

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Daya Tampung Beban Pencemaran O


L

Eksisting BPM = Cm x Qsungai


O
G
I
Daya tampung beban pencemaran eksisting dihitung berdasarkan
selisih antara beban pencemaran maksimum (BPM) dan beban Dimana:
pencemaran aktual (BPA).
BPM = Beban pencemaran maksimum yang
Perhitungan beban pencemaran pada dasarnya merupakan diperbolehkan (kg/hari)
perkalian antara debit dengan konsentrasi.
Cm = Konsentrasi baku mutu (mg/l)
Debit yang digunakan adalah debit air sungai, sedangkan Qsungai = Debit air sungai (m3/detik)
konsentrasi dalam hal ini adalah konsentrasi baku mutu untuk
BPM dan konsentrasi unsur pencemar aktual untuk BPA

DTBP= BPM (kg/hari) - BPA (kg/hari) BPA = Ca x Qsungai

Dimana: Dimana:
DTBP = Daya tampung beban pencemaran BPA = Beban pencemaran aktual (kg/hari)
BPM = Beban pencemaran maksimum Ca = Konsentrasi unsur pencemar aktual (mg/l)
BPA = Beban pencemaran aktual Qsungai = Debit air sungai (m3/detik)
METODOLOGI KAJIAN 31

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Potensi Beban Pencemaran O


L
O
Perhitungan potensi beban pencemaran dilakukan pada empat G
sektor utama yaitu domestik, pertanian, peternakan, dan industri. I

Sektor Domestik
Perhitungan potensi beban pencemaran limbah domestik
menggunakan rumus (Yusuf, 2010):
Selain dari limbah cair, perhitungan potensi beban pencemaran sektor
PBP Domestik= Jumlah Penduduk x FE x Rek x α domestik dihitung juga berdasarkan beban pencemaran limbah padat atau
sampah. Berikut rumus perhitungan potensi beban pencemaran sampah
(Kurniawan, 2013):
Dimana:
1. Beban sampah (kg/hari) = Berat sampah (kg/orang/hari) x jumlah
PBP Domestik = Potensi beban pencemaran domestik (kg/hari)
penduduk (orang)
FE = Faktor emisi limbah domestic 2. Berat sampah tidak tertangani (kg/hari) = Persentase sampah tidak
tertangani (%) x beban sampah (kg/hari)
Rek = Rasio ekivalen kota
3. Perhitungan beban BOD sampah (kg/hari) = Berat sampah tidak
α = Koefisien transfer beban tertangani (kg/hari) x (2,82/1.000)

Potensi beban pencemaran sampah untuk parameter COD dapat


diperkirakan dengan menggunakan asumsi:
COD = 1,5 x BOD
METODOLOGI KAJIAN 32

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D
Sektor Domestik
O
L
Faktor Emisi (FE) Limbah Domestik Koefisien Transfer Beban (α) O
G
I
No Parameter Faktor Emisi Nilai 𝛂 Jarak Terhadap Pola Sanitasi
(gr/orang/hari) Sungai (m)
1 TSS 38 1 0-100 Pembuangan langsung ke
2 BOD 40 sungai
3 COD 55 0,85 100-500 Saluran terbuka
4 Total-N 1,95 0,3 >500 Tangki Septik
5 Total-P 0,21 Sumber : Yusuf, 2010
Sumber : Yusuf, 2010

Rasio Ekivalen Kota (Rek)


No Daerah Nilai rek
1 Kota 1
2 Pinggiran Kota 0,8125
3 Pedalaman 0,6250
Sumber : Yusuf, 2010
METODOLOGI KAJIAN 33

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Potensi Beban Pencemaran O


L
Faktor Emisi (FE) Limbah Pertanian O
Sektor Pertanian G
I
Parameter Limbah Pertanian
Jenis Total- Total-
FE x L x 10% No BOD TSS
PBP Pertanian = dM Pertanian N P
kg/ha/musim tanam
Dimana:
1 Sawah 225 20 10 0,04
PBP Pertanian = Potensi beban pencemaran pertanian (kg/hari) 2 Palawija 125 10 5 2,4
FE = Faktor emisi limbah pertanian Perkebunan
3 32,5 3 1,5 1,6
L = Luas lahan (Ha) lain
% = Persentase limbah pertanian yang masuk ke sungai
(10%) Sumber : Yusuf, 2010
dM = Lama musim tanam (hari)
METODOLOGI KAJIAN 34

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Potensi Beban Pencemaran O


L
Faktor Emisi (FE) Limbah Peternakan O
Sektor Peternakan G
I
BOD COD Total-N Total-P
Jenis Ternak
gr/ekor/hari
PBP Peternakan = Jumlah ternak x FE x 20%
Sapi 292 717 0,933 0,153
Domba 55,7 136 0,278 0,063
Dimana: Ayam 2,36 5,59 0,002 0,003
PBP Peternakan = Potensi beban pencemaran peternakan (kg/hari) Itik 0,88 2,22 0,001 0,005
FE = Faktor emisi limbah peternakan Kerbau 207 530 2,6 0,39
% = Persentase limbah peternakan yang masuk ke sungai Kuda 226 558 38,083 0,306
Kambing 34,1 92,9 1,624 0,115
(20%)

Sumber : Yusuf, 2010


METODOLOGI KAJIAN 35

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Potensi Beban Pencemaran O


L
O
Sektor Industri G
I

PBP Industri = β x γ x δ x Qk x Ei I,I = Ci x v x OpHrs/1000000

Dimana: Dimana:
PBP Industri = Potensi beban pencemaran industri (kg/hari) I,i = Besar beban/emisi pencemar i (kg/tahun)
β = Konversi satuan (0,0864) Ci = Konsentrasi limbah industri (mg/l)
γ = Koefisien tranfer beban jarak (0,3-1,0) v = Laju alir buangan air limbah (l/jam)
δ = Koefisien transfer beban rasio debit (0,1-1,0) OpHrs = Jumlah jam operasi per tahun (jam/tahun)
Qk = Debit (l/s) 1000000 = faktor konversi (mg/kg)
Ei = Emisi zata pencemar (mg/l)
METODOLOGI KAJIAN 36

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Potensi Beban Pencemaran O


L
O
Sektor Industri G
I

Berdasarkan SEMAC (2009) dalam Kurniawan (2013), terdapat 4 cara perhitungan beban pencemar dari sumber titik :
1. Menggunakan data hasil monitoring berupa konsentrasi dan debit air limbah.
2.Jika data konsentrasi tersedia, sedangkan data debit air limbah tidak ada, maka menggunakan debit air limbah yang
terdapat pada izin.
3.Jika data konsentrasi dan debit air limbah tidak tersedia, maka menggunakan nilai pollution load unit (PLU) atau faktor
emisi (FE).
4.Beban pencemar untuk industri yang tidak memiliki data hasil monitoring dan data dari izin serta tidak memiliki data
fasilitas lainnya (penggunaan air, jumlah karyawan, kapasitas produksi, dan output produk) dapat menggunakan nilai
median (nilai tengah) dari beban pencemar sektor sejenis yang telah dihitung
METODOLOGI KAJIAN 37

PENGOLAHAN DATA
E
T
O
D

Pemodelan Kualitas Air Headwater boundary


O
L
O
Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 1 G
Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya I
Point source
Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air 2
Menggunakan software QUAL2Kw Point abstraction
Parameter yang dimodelkan adalah BOD Point abstraction
3
Data pendukung yang dibutuhkan sesuai dengan tabel kebutuhan
data Point source 4
5 Non-point
Pemodelan dilakukan untuk mengetahui kualitas air sebelum dan 6 abstraction
sesudah masuknya sumber pencemar
Non-point
7
Selain itu, dengan pemodelan dapat diketahui pula perubahan source
konsentrasi pencemar dari titik pencampuran hingga hilir sungai
akibat jarak, waktu, dan faktor lainnya 8 Point source
Segmentasi dan hidrolika sungai sesuai pemodelan menggunakan Downstream boundary
perangkat lunak QUAL2Kw dapat dilihat pada gambar berikut

Sumber : Yusuf, 2010


HASIL DAN PEMBAHASAN 38

H
A
S
I
L

&

P
E
M
B
A
H
A

STATUS DAYA TAMPUNG POTENSI BEBAN S


A
MUTU AIR BEBAN PENCEMAR PENCEMARAN N

EKSISTING

Penentuan status Daya tampung beban Perhitungan potensi


mutu air dilakukan pencemaran eksisting beban pencemaran
untuk mengetahui dihitung berdasarkan dilakukan pada empat
kondisi sungai yang selisih antara beban sektor utama yaitu
terletak di Sub Sub pencemaran domestik, pertanian,
DAS Cikembar. maksimum dengan peternakan, dan
beban pencemaran industri & komersial.
aktual.
KELAS SUNGAI (BADAN AIR) 39
KELAS SUNGAI (BADAN AIR) 40
HASIL DAN PEMBAHASAN 41

H
STATUS MUTU AIR (KELAS II) A
S
I
Tabel 5.9 Rekapitulasi Status Mutu Air Sungai di Sub Sub DAS Cikembar L

Nilai &
No Titik Sampling Keterangan
PIJ P
E
1 Sungai Cicatih TPA Cimenteng 0,68 Memenuhi baku mutu M
B
A
Sungai Leuwi Senting Hulu (Jembatan Jl. H
2 0,78 Memenuhi baku mutu A
Puskesmas, Kel. Cibadak, Kec. Cibadak
S
Sungai Leuwi Senting Tengah (Jembatan A
3 1,20 Cemar ringan N
Bendungan Lama)

Sungai Leuwi Senting Hilir (Jl. Cikiwul, RT 001/RW


4 1,55 Cemar ringan
021, Kel. Cibadak, Kec. Cibadak)

5 Sungai Cicatih 2,25 Cemar ringan

6 Sungai (Drainase Blok IUP Bagian Utara) 0,74 Memenuhi baku mutu

7 Sungai (Drainase Blok IUP Bagian Selatan) 0,87 Memenuhi baku mutu

8 Sungai (Drainase Penampungan) 4,98 Cemar ringan


HASIL DAN PEMBAHASAN 42

H
A
DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR EKSISTING S
I
Tabel 5.18 Rekapitulasi DTBP Eksisting L

&
No Parameter TSS BOD COD NO3 NO2
P
E
M
1 Sungai Cicatih TPA Cimenteng 25427,52 1412,64 25427,52 11866,18 42,38 B
A
Sungai Leuwi Senting Hulu (Jembatan Jl. Puskesmas, H
2 60743,52 0,00 15539,04 11145,73 49,44 A
Kel. Cibadak, Kec. Cibadak S
Sungai Leuwi Senting Tengah (Jembatan Bendungan A
3 64981,44 -1412,64 12713,76 10764,32 40,97 N
Lama)

Sungai Leuwi Senting Hilir (Jl. Cikiwul, RT 001/RW 021,


4 62156,16 -2825,28 8475,84 10707,81 35,32
Kel. Cibadak, Kec. Cibadak)

5 Sungai Cicatih 42379,20 0,00 5650,56 12572,50 38,14

6 Sungai (Drainase Blok IUP Bagian Utara) 64981,44 1412,64 24014,88 12572,50 70,63

7 Sungai (Drainase Blok IUP Bagian Selatan) 63568,80 2825,28 28252,80 10736,06 77,70

8 Sungai (Drainase Penampungan) -1412,64 -59330,88 -162453,60 12007,44 79,11


HASIL DAN PEMBAHASAN 43

POTENSI BEBAN PENCEMARAN


SEKTOR DOMESTIK
Tabel 5.23 Potensi Beban Pencemaran Sektor Domestik Sub Sub DAS Cikembar PBP Sektor Domestik
Potensi Beban Pencemaran (kg/hari) 1% 6% 12%
Kecamatan Desa 12% 3%
TSS BOD COD Total-N Total-P
9%
Kecamatan 8%
Desa Hegarmanah 210,99 222,10 305,38 10,83 1,17
Cicantayan
Kecamatan Desa Ubrug 61,18 64,40 88,55 3,14 0,34 7%
Warung Kiara Desa Bojongkerta 167,16 175,96 241,95 8,58 0,92
16%
Desa Cibadak 130,87 137,76 189,42 6,72 0,72 12%
Kecamatan 7% 7%
Desa Sekarwangi 210,78 221,87 305,08 10,82 1,16
Cibadak
Desa Tenjojaya 121,13 127,51 175,32 6,22 0,67
Desa Hegarmanah Desa Ubrug Desa Bojongkerta
Desa Sukamulya 129,41 136,22 187,31 6,64 0,72
Desa Cibadak Desa Sekarwangi Desa Tenjojaya
Desa
283,21 298,12 409,91 14,53 1,57 Desa Sukamulya Desa Bojongkembar Desa Cikembar
Bojongkembar
Kecamatan Desa Cikembar 150,63 158,56 218,02 7,73 0,83 Desa Cimanggu Desa Cibatu Desa Sukamaju
Cikembar
Desa Cimanggu 222,05 233,73 321,39 11,39 1,23
Gambar 5.3 Kontribusi Tiap Desa terhadap PBP Sektor
Desa Cibatu 7,54 7,93 10,91 0,39 0,04
Domestik di Sub Sub DAS Cikembar
Desa Sukamaju 107,96 113,65 156,26 5,54 0,60
Total 1.802,93 1.897,82 2.609,50 92,52 9,96
HASIL DAN PEMBAHASAN 44

H
A
POTENSI BEBAN PENCEMARAN S
I
SEKTOR PERTANIAN L

Tabel 5.27 Potensi Beban Pencemaran Sektor Pertanian Sub Sub DAS Cikembar
PBP Sektor Pertanian &

P
Potensi Beban Pencemaran (kg/hari)
Kecamatan Desa 0% 7% 7%
5%
E
TSS BOD COD Total-N Total-P M
14%
B
Kecamatan A
Desa Hegarmanah 0,02 4,66 7,00 0,42 0,21 6%
Cicantayan H
Desa Ubrug 0,01 3,45 5,17 0,31 0,15 A
Kecamatan 30% S
Warung Kiara Desa Bojongkerta 0,04 20,03 30,05 1,78 0,89 A
N
Desa Cibadak 0,00 1,77 2,65 0,16 0,08 17%
Kecamatan
Desa Sekarwangi 0,01 1,09 1,64 0,10 0,05 2%3%
Cibadak 8%
Desa Tenjojaya 0,01 0,80 1,20 0,07 0,04 1%

Desa Sukamulya 0,02 5,35 8,02 0,48 0,24 Desa Hegarmanah Desa Ubrug Desa Bojongkerta
Desa Desa Cibadak Desa Sekarwangi Desa Tenjojaya
0,03 11,28 16,91 1,01 0,50
Bojongkembar
Desa Sukamulya Desa Bojongkembar Desa Cikembar
Kecamatan Desa Cikembar 0,02 4,02 6,03 0,36 0,18
Cikembar Desa Cimanggu Desa Cibatu Desa Sukamaju
Desa Cimanggu 0,03 9,31 13,97 0,83 0,41
Gambar 5.5 Kontribusi Tiap Desa terhadap PBP Sektor
Desa Cibatu 0,00 0,25 0,37 0,02 0,01
Desa Sukamaju 0,01 4,92 7,39 0,44 0,22 Pertanian di Sub Sub DAS Cikembar

Total 0,20 66,94 100,41 5,97 2,98


HASIL DAN PEMBAHASAN 45

H
A
POTENSI BEBAN PENCEMARAN S
I
SEKTOR PETERNAKAN L

Tabel 5.29 Kontribusi Tiap Desa terhadap PBP Sektor Peternakan di Sub Sub DAS
&
Cikembar PBP Sektor Peternakan
P
Potensi Beban Pencemaran (kg/hari) 2% 1% 0% 0%
0% E
Kecamatan Desa 0%
BOD COD Total-N Total-P M
6% 3% B
Kecamatan 29%
Desa Hegarmanah 26,668 64,513 0,134 0,035 A
Cicantayan H
Desa Ubrug 7,072 16,998 0,030 0,010 A
Kecamatan
57% S
Warung Kiara Desa Bojongkerta 3,154 7,841 0,038 0,005 2%
A

Desa Cibadak 0 0 0 0 0% N

Kecamatan
Desa Sekarwangi 0 0 0 0
Cibadak
Desa Tenjojaya 0 0 0 0
Desa Sukamulya 0 0 0 0 Desa Hegarmanah Desa Ubrug Desa Bojongkerta

Desa Desa Cibadak Desa Sekarwangi Desa Tenjojaya


11,596 29,568 0,268 0,030
Bojongkembar Desa Sukamulya Desa Bojongkembar Desa Cikembar
Kecamatan Desa Cikembar 256,408 608,766 0,350 0,329 Desa Cimanggu Desa Cibatu Desa Sukamaju
Cikembar
Desa Cimanggu 0,935 2,428 0,031 0,002
Desa Cibatu 11,051 27,167 0,091 0,015 Gambar 5.7 Potensi Beban Pencemaran Sektor
Desa Sukamaju 131,370 313,807 0,317 0,169 Peternakan Sub Sub DAS Cikembar
Total 448,253 1.071,089 1,259 0,595
HASIL DAN PEMBAHASAN 46

H
A
POTENSI BEBAN PENCEMARAN S
I
SEKTOR INDUSTRI DAN KOMERSIAL L

Tabel 5.30 Potensi Beban Pencemaran Sektor Industri dan Komersial PBP Sektor Industri dan Komersial &
Sub Sub DAS Cikembar Berdasarkan Daerah
0% P
PBP Industri (kg/hari) 13%
Kecamatan Desa E
BOD COD 3% 31% M
B
366,31 549,47
Desa Cibadak A
Kecamatan H
Cibadak 107,62 161,43 A
Desa Sekarwangi
S
Desa Tenjojaya 28,47 42,71 A
N
494,35 741,52
Desa Sukamulya
9%
Kecamatan Desa Bojongkembar 38,15 57,22 42%
Cikembar 2%
154,77 232,15
Desa Cikembar
Desa Cimanggu 1,78 2,67

Total 1.191,45 1.787,18 Desa Cibadak Desa Sekarwangi Desa Tenjojaya


Desa Sukamulya Desa Bojongkembar Desa Cikembar
Desa Cimanggu

Gambar 5.8 Kontribusi Tiap Desa terhadap PBP Sektor Industri dan
Komersial di Sub Sub DAS Cikembar
HASIL DAN PEMBAHASAN 47

H
A
POTENSI BEBAN PENCEMARAN S
I
SEKTOR INDUSTRI DAN KOMERSIAL L

Tabel 5.30 Potensi Beban Pencemaran Sektor Industri dan Komersial


Sub Sub DAS Cikembar Berdasarkan Jenis Industri
PBP Sektor Industri &

P
PBP Industri (kg/hari) 0% 0% E
No Jenis Industri
BOD COD M
B
1 Barang logam 0,17 0,26 A
45%
2 Kertas 2,69 4,03 H
54% A
3 Kimia 540,99 811,48
S
4 Mesin 0,13 0,20 A
N
5 Pangan 0,53 0,80
6 Percetakan 0,14 0,20 0%
7 Restoran 0,41 0,61
0%
8 Rumah sakit 8,36 12,55 0%
0% 0%
Suku cadangmobil/motor 1%
9 0,16 0,24
Barang logam Kertas
10 Tekstil 637,87 956,81 Kimia Mesin
Total 1.191,45 1.787,18 Pangan Percetakan
Restoran Rumah sakit
Suku cadang mobil/motor Tekstil

Gambar 5.9 Kontribusi Tiap Jenis Industri dan Komersial terhadap PBP
Sektor Industri dan Komersial di Sub Sub DAS Cikembar
HASIL DAN PEMBAHASAN 48

H
A
POTENSI BEBAN PENCEMARAN S

SELURUH SEKTOR PBP Seluruh Sektor I


L

Tabel 5.31 Potensi Beban Pencemaran Seluruh Sektor Sub Sub DAS Cikembar &

P
PBP (kg/hari) E
No Sektor M
B
TSS BOD COD Total-N Total-P
33% A
H
1 Domestik 1.802,93 1.897,82 2.609,50 92,52 9,96
A
S
2 Pertanian 0,20 66,94 100,41 5,97 2,98
53% A
N

3 Peternakan 0 448,25 1.071,09 1,26 0,60

4 Industri 0 1.191,45 1.787,18 0 0 12%


2%
Total 1.803,13 3.604,46 5.568,17 99,74 13,54

Domestik Pertanian Peternakan Industri

Gambar 5.10 Kontribusi Tiap Sektor terhadap PBP di Sub Sub DAS Cikembar
STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 49

S
T

ALOKASI BEBAN PENCEMARAN R


A
T
Tabel 6.1 Potensi Beban Pencemaran Seluruh Sektor Parameter BOD tiap Desa di Sub Sub DAS Cikembar
E
G
Potensi Beban Pencemaran BOD (kg/hari) I

Kecamatan Desa Industri dan P


Domestik Pertanian Peternakan Total
Komersial E
N
G
Kecamatan Cicantayan Desa Hegarmanah 222,10 4,66 26,67 0 253,43
E
N
Desa Ubrug 64,40 3,45 7,07 0 74,92 D
Kecamatan Warung Kiara A
Desa Bojongkerta 175,96 20,03 3,15 0 199,15
L
Desa Cibadak 137,76 1,77 0 366,31 505,84 I
A
Kecamatan Cibadak Desa Sekarwangi 221,87 1,09 0 107,62 330,59 N
Desa Tenjojaya 127,51 0,80 0 28,47 156,78
Desa Sukamulya 136,22 5,35 0 494,35 635,92

Desa Bojongkembar 298,12 11,28 11,60 38,15 359,14

Kecamatan Cikembar Desa Cikembar 158,56 4,02 256,41 154,77 573,75


Desa Cimanggu 233,73 9,31 0,94 1,78 245,76
Desa Cibatu 7,93 0,25 11,05 0 19,23
Desa Sukamaju 113,65 4,92 131,37 0 249,94
Total 1.897,82 66,94 448,25 1.191,45 3.604,46
50
51

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
52

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
53

G
A
M
B
A
R
A
N

U
M
U
M

W
I
L
A
Y
A
H
54
STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 55

S
T
R
Bab ini menjelaskan hal hal yang terkait kedalam strategis dalam pengendalian A
T
pencemaran air serta berisi penjelasan alokasi beban pencemaran dan indikasi E
program terkait pengelolaan sungai G
I

P
E

ALOKASI BEBAN PENCEMARAN


N
G
E
N
Alokasi beban pencemaran dihitung berdasarkan potensi beban D
pencemaran seluruh sektor yang dihasilkan oleh setiap desa yang A
L
termasuk dalam wilayah Sub Sub DAS Cikembar I
A
N

INDIKASI PROGRAM
Upaya yang dilakukan direncanakan dalam bentuk indikasi program
dengan tujuan agar potensi alam Sub Sub DAS Cikembar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan peruntukannya
STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 56

S
T

INDIKASI PROGRAM R
A
T
E
1. Pengelolaan limbah cair berbasis masyarakat G
I

P
Program pengelolaan limbah cair dilakukan melalui perbaikan sanitasi rumah tangga yaitu pembuatan IPAL E
Komunal dan pelayanan lumpur tinja secara berkala. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah limbah N
G
domestik langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu E
N
D
2. Pengembangan reduce, reuse, dan recycle pemanfaatan air A
L
I
A
Air limbah yang dihasilkan oleh sektor industri yang telah diolah melalui IPAL dimanfaatkan kembali untuk N
keperluan dalam proses lain. Dengan demikian, air yang diambil dari sungai dapat dikurangi sehingga terjadi
efisiensi pemanfaatan sumber daya air.

3. Pengembangan mekanisme insentif dan disinsentif

Program pengembangan mekanisme insentif dan disinsentif dilakukan pada sektor industri. Insentif sebagai
contoh dalam bentuk pengurangan pajak diberikan kepada industri yang sudah melakukan aktivitasnya tanpa
menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Sedangkan, disinsentif dalam bentuk denda diberikan kepada
industri yang mencemari lingkungan
STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 57

S
T

INDIKASI PROGRAM R
A
T
E
4. Pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis teknologi G
I

P
Kualitas air sungai dipantau secara real time oleh pemerintah sehingga bila terjadi anomali dapat diketahui E
secara langsung dan dilakukan tindakan perbaikan. Sebagai contoh, bila pH pada titik tertentu di sungai N
G
berubah secara drastis dapat diindikasikan pencemaran air sedang berlangsung. E
N
D
5. Identifikasi sebaran industri A
L
I
A
Program identifikasi sebaran industri dilakukan untuk mengetahui potensi sumber pencemaran. Bila sebaran N
sudah dipetakan maka pengawasan dapat menjadi lebih mudah dan sesuai degan sasaran. Identifikasi
dilakukan melalui pendataan jenis industri dan industri yang sudah memiliki IPAL

6. Pengembangan sistem pelaporan pemantauan kualitas air limbah industri

Pelaporan kualitas air limbah industri dilakukan secara online pada satu sistem terpusat secara berkala
sehingga dapat dipantau oleh masyarakat. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya agar industri mematuhi
peraturan terkait pengolahan dan baku mutu air limbah industri.
STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 58

S
T

INDIKASI PROGRAM R
A
T
E
7. Pembatasan penggunaan pupuk dan/atau pestisida G
I

P
Pupuk yang digunakan diganti dengan pupuk yang lebih ramah lingkungan. Program tersebut bertujuan agar E
tidak merusak dan mencemari permukaan tanah, air tanah, dan air permukaan seperti sungai. N
G
E
N
D
8. Pengembangan kawasan eduwisata A
L
I
Masyarakat diedukasi melalui aktivitas berwisata yang dilakukan. Dalam hal ini dapat berupa wisata A
N
penyusuran sungai. Edukasi yang dilakukan berupa penjelasan terkait pentingnya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sungai sebagai bagian dari usaha untuk mewujudkan lingkungan yang asri dan
berkelanjutan. Program pengembangan kawasan eduwisata dapat dilakukan dengan melibatkan organisasi
masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
PENGANTAR QUAL2K
PENTING!
Dalam QUAL2K, pemodelan dilakukan terhadap konsentrasi (misal
BOD) à diperlukan konversi terhadap beban pencemaran setelah
diketahui konsentrasi parameter pada titik sampling tertentu
ILUSTRASI
QXCX

Q1 C 1 Q2C2

Misal di titik 1, Beban Pencemaran < Bagaimana di titik


Daya Tampung Kelas 1 2?

Pemodelan dilakukan untuk Setelah konsentrasi C2


menentukan konsentrasi C2 diketahui, hitung Beban
Pencemaran untuk dibandingkan
dengan Daya Tampung
QXCX
ILUSTRASI

Q1 C 1 Q2C2

Misal di titik 1, Beban Pencemaran < Bagaimana di titik


Daya Tampung Kelas 1 2?

Sering ditemui, Cx tidak diketahui, maka bisa


dihitung Beban Pencemaran dengan pendekatan
faktor emisi terlebih dahulu à kemudian hitung Cx
sebagai input dalam pemodelan
ANALISIS DAYA TAMPUNG (1)
EKSISTING – TITIK SAMPLING TERTENTU

Q1 C 1 Q2C2

Beban Pencemar Beban Pencemar Aktual


Maksimum
Beban Pencemar Maksimum : (ex : BOD) Beban Pencemar Aktual : (ex : BOD)

Baku Debit 𝐵𝑃𝑀 = 𝐶𝑚 𝑗 𝑥 𝐷𝑚 𝑥 𝐹 C Debit 𝐵𝑃𝑀 = 𝐶𝑚 𝑗 𝑥 𝐷𝑚 𝑥 𝐹


Mutu (Juni 𝑚𝑔 𝑚! 1 𝑘𝑔 1 𝑚! 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 Terukur (Juni 𝑚𝑔 𝑚! 1 𝑘𝑔 1 𝑚! 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
=2 𝑥 48,1 𝑥 𝑥 𝑥 =9 𝑥 48,1 𝑥 𝑥 𝑥
(Kelas I) 2016) 𝑙𝑡 𝑠 10" 𝑚𝑔 10! 𝑙𝑡 86.400 𝑠 (mg/lt) 2016) 𝑙𝑡 𝑠 10" 𝑚𝑔 10! 𝑙𝑡 86.400 𝑠
2 mg/lt 48,1 m3/s = 8.311,68 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 9 mg/lt 48,1 m3/s = 37. 402,56𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
ANALISIS DAYA TAMPUNG (2)
PROYEKSI – Q & C PENCEMAR DIKETAHUI

QXCX

Q1 C 1 Q2C2

Apakah daya tampung di Titik 1 sudah terlampaui? à Hitung BPmax


dan BPeksisting

Bagaimana kondisi daya tampung di Titik 2? à Lakukan pemodelan


untuk menentukan C2, setelahnya Hitung BPmax dan BPeksisting
ANALISIS DAYA TAMPUNG (3)
PROYEKSI – Q & C TIDAK DIKETAHUI

QXCX

Q1 C 1 Q2C2

Apakah daya tampung di Titik 1 sudah terlampaui? à Hitung BPmax dan Bpeksisting

Bagaimana kondisi daya tampung di Titik 2? à Hitung proyeksi BPx, asumsi Qx


(apabila tidak diketahui) untuk menentukan Cx, kemduian lakukan pemodelan
untuk menentukan C2, setelahnya Hitung BPmax dan BPeksisting
PROYEKSI BEBAN
PENCEMARAN
• DOMESTIK
• PERTANIAN
• PETERNAKAN
• INDUSTRI
TOTAL PROYEKSI BEBAN
PENCEMARAN

= BPDOMESTIK + BPPERTANIAN + BPPETERNAKAN + BPINDUSTRI


PENGANTAR QUAL2K
PRINSIP DASAR
LANGKAH PENGGUNAAN 69

01 GAMBARKAN SKEMA KONDISI SUNGAI

MASUKKAN PARAMETER KONDISI SUNGAI


02

03 RUN SOFTWARE DENGAN BERBAGAI SIMULASI YANG DIPERLUKAN

04 ANALISIS HASIL SIMULASI


CONTOH SKEMA KONDISI
70

SUNGAI
71

OVERVIEW

LEMBAR KERJA MODEL LEMBAR WARNINGS LEMBAR KERJA DATA


PARAMATER

LEMBAR OUTPUT PLOT/GRAFIK OUTPUT


SEGMENTASI SUNGAI
KESETIMBANGAN ALIRAN – NERACA MASSA
POINT SOURCES
NON-POINT SOURCES

The non-point sources and abstractions are


modelled as line sources
MENGAPA BANYAK INPUT YANG
DIMASUKKAN?

- Variabel yang dimasukkan sebagai input, dapat mempengaruhi


kualitas/konsentrasi parameter sejalan dengan waktu dan jarak

- Misal radiasi matahari, tutupan vegetasi, terjunan, dan variable


lainnya à mempengaruhi reareasi dalam badan air (sungai)
VARIABEL YANG DAPAT DILAKUKAN
SIMULASI
PRINSIP NERACA MASSA
DASHBOARD
QUAL2K WORKSHEET
DASHBOARD
HEADWATER WORKSHEET
DASHBOARD
REACH WORKSHEET
DASHBOARD
METEOROLOGY & SHADING WORKSHEET
DASHBOARD
RATES WORKSHEET
DASHBOARD
LIGHT & HEAT WORKSHEET
DASHBOARD
POINT SOURCES WORKSHEET
DASHBOARD
DIFFUSE/NON-POINT WORKSHEET

Anda mungkin juga menyukai