Anda di halaman 1dari 20

Praktikum:

Penyusunan Sistem
Pengolahan Air Limbah
Dr. Asep Sofyan
Prodi Teknik Lingkungan ITB
Email: asepsofyan@gmail.com
HP/WA 081322902009
Domestik
Domestik
Domestik
Domestik
Domestik
Domestik
Tanning industry (penyamakan kulit)
Pulp dan paper
Tekstil
Palm Oil
Daftar Istilah:
• palm oil mill effluent (POME)
• dissolved air flotation (DAF)
• anaerobic expanded
granular sludge bed (EGSB)
• membrane bioreactor (MBR)
• ultrafiltration (UF)
Diketahui 5 alternatif
IPAL Pabrik Farmasi

A. Cyclic activated sludge system (CASS)


B. Expanded granular sludge bed-membrane
bio-reactor (EGSB-MBR)
C. Extended aeration activated sludge (EAAS)
D. Conventional activated sludge (CAS)
E. Anaerobic–anoxic–oxic (A/A/O)
Conventional activated sludge (CAS)

• Sistem Lumpur Aktif Konvensional biasanya mencakup bak


aerasi, yang digunakan untuk degradasi biologis, dan tangki
sedimentasi.
• Dalam bak aerasi, air limbah dicampur dengan udara untuk
mengaktifkan mikroorganisme. Saat mencerna air limbah,
organisme bertabrakan satu sama lain, membentuk partikel
yang lebih besar yang disebut flok, yang memiliki kapasitas
lebih besar untuk mendegradasi komponen biologis air
limbah.
• Setelah bak aerasi, dibangun oleh clarifier sekunder
sehingga mikroorganisme dengan bahan organik yang
teradsorpsi mengendap.
Extended aeration activated sludge (EAAS)

• Proses lumpur aktif paling banyak digunakan.


Mikroorganisme tersuspensi digunakan untuk
menguraikan limbah. Aerasi digunakan untuk
mempercepat reaksi.
• Aerasi dapat berupa "laju konvensional"
berdasarkan aerasi mekanis, atau "laju
diperpanjang (extended)" berdasarkan aerasi
terdifusi.
Cyclic activated sludge system (CASS)

• CASS™ process operates with a single sludge in a single


reactor basin to accomplish both biological treatment and
solids-liquid separation.
• CASS™ is by design and operation with municipal
wastewaters, a biological nutrient removal process,
configured to function with filamentous sludge bulking
control. A simple repeated sequence of aeration and non-
aeration is used to provide aerobic, anoxic and anaerobic
process conditions, which in combination with the
aeration intensity, favor nitrification, denitrification and
biological phosphorus removal.
Expanded granular sludge bed-membrane bio-reactor (EGSB-MBR)

• The EGSB bioreactor combines characteristics of


Up Flow - Anaerobic Sludge Blanket (UASB) bioreactor
and fluidized bed bioreactor (FBR).
• It is composed by an expanded bed (sludge bed heights
up to 60 % of the total height of the bioreactor) and
a GLS (Gas-Liquid-Solid) three-phase separator zone
(also called settling zone) which allows to separate
the treated wastewater from AGS and gas; this zone
is located in the upper part of the bioreactor and is
characterized for having a diameter up to 3 times
larger than in the digestion zone.
Up Flow - Anaerobic Sludge
Blanket (UASB)
• UASB menggunakan proses anaerobik sambil
membentuk selimut lumpur granular yang
tersuspensi di dalam tangki.
• Air limbah mengalir ke atas melalui selimut dan
diproses (terdegradasi) oleh mikroorganisme
anaerobik.
• Aliran ke atas dikombinasikan dengan aksi
pengendapan gravitasi menangguhkan selimut
dengan bantuan flokulan.
• Selimut mulai mencapai kematangan sekitar tiga
bulan. Butiran lumpur kecil mulai terbentuk yang luas
permukaannya tertutup agregasi bakteri.
• Dengan tidak adanya matriks pendukung, kondisi
aliran menciptakan lingkungan selektif di mana hanya
mikroorganisme yang mampu menempel satu sama
lain yang bertahan dan berkembang biak.
• Akhirnya agregat terbentuk menjadi biofilm padat
yang disebut sebagai "butiran".
Fluidized bed bioreactor (FBR)
• Proses FBR: Proses
pengolahan air aktif yang
memanfaatkan mikroba yang
tumbuh di media terfluidisasi
untuk mendegradasi atau
mengonsumsi kontaminan
yang sulit.
Anaerobic–anoxic–oxic (A/A/O)

• Anaerobic-anoxic-oxic
banyak digunakan di IPAL
untuk menghilangkan
nitrogen dan fosfor
biologis secara simultan.

Anda mungkin juga menyukai