Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Pengembangan Media Perawatan Kayu Lapis (Plywood)

Media perawatan kayu lapis dilakukan dengan metode pengolesan kayu lapis tersebut
dengan bahan minyak biji rami. Sifat minyak biji rami yang merupakan minyak kering dan
tidak berbau diharapkan dapat melaminasi kayu lapis yang dipakai agar dapat digunakan
secara maksimal.

3.2. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibidang perawatan bahan bangunan kayu lapis,


adabeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut meliputi sifat
dasar bahan kayu yang memiliki sifat mudah lapuk apabila terendam atau terlalu lama
bersinggungan dengan air. Juga sifat lem kayu yang digunakan akan mudah rusak atau
kehilangan daya rekat apabila lem tersebut terendam atau berada dalam kondisi yang lembab.
Hal ini juga dikorelasikan dengan sifat dasar minyak yang tidak bisa menyatu dengan air.
Sifat minyak inilah yang diharapkan dapat menahan laju penyerapan air yang dialami oleh
kayu lapis. Tentu dalam pelaksanaannya perlu prosedur-prosedur yang tepat dilakukan,
supaya penelitian dapat objektif dan tepat sasaran.

Penelitian dilakukan dengan metode pengujian penyerapan air terhadap kayu yang telah
dilaminasi dengan bahan minyak biji rami dan diperbandingkan dengan kayu yang tidak
dilaminasi bahan minyak biji rami tersebut.

3.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengujian adalah sebagai berikut:

1) Potongan Kayu Lapis berukuran 3cm x 5cm


2) Minyak Biji Rami
3) Tempat Air (baskom)
4) Timbangan
5) Kuas

3.4. Langkah Penelitian


Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yang harus diperhatikan, dan procedural atau
Langkah yang kita lakukan tentu akan mempengaruhi hasil akhir dari pengukuran itu sendiri.
1) Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Pemotongan kayu lapis sesuai ukuran
3) Penimbangan kayu lapis sebelum dilakukan pelapisan dan pencatatan hasil
penimbangan
4) Penyiapan air dalam baskom
5) Pemisahan benda uji yang akan dilakukan pelapisan dan yang tidak dilapisi dan
pemberian tanda. Missal benda uji X tidak dilapisi, dan benda uji Y dilapisi.
6) Penimbangan benda uji X, dan perendaman kedalam air selama 1 menit.
7) Pengambilan benda uji setelah waktu yang ditentukan habis, dan penimbangan
lalu pencatatan berat setelah perendaman kedalam air.
8) Pengulangan hal serupa terhadap benda uji Y. tetapi sebelum dimasukkan
kedalam air, dilakukan pelapisan kayu lapis tersebut menggunakan minyak biji
rami.
9) Pencatatan hasil kedua benda uji tersebut, dan dilakukan analisis.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan mengukur selisih berat yang
dimiliki oleh kedua benda uji, dan semakin besar selisih berat dari benda uji maka itu
akan menjadi parameter semakin besar penyerapan air yang terjadi pada benda uji.
Berikut adalah diagram alir pengujian yang akan dilakukan.
Persiapan Alat Bahan

Pemotongan Benda Uji

Penimbangan Benda Uji

Penyiapan Air Dalam


Baskom

Perendaman Benda Uji


Kedalam Air

Pengangkatan Benda
Uji

Penimbangan Pasca
Perendaman

Pencatatan Hasil
Pengujian

Analisis Hasil

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian,

3.5. Analisis Hasil Penelitian

Analisis dilakukan berdasarkan hasil dari pengujian dengan memperbandingkan 2


jenis benda uji yang mengalami perlakuan yang berbeda. Kedua hasil tersebut
diperbandingkan sesuai dengan hasil pengujian dan diambil kesimpulan terkait hasil analisis
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai