Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah : Penyehatan Udara - A

Dosen : Mulyadi, SKM., M. Kes

MAKALAH TENTANG PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Andi Megawati Putri (P0714221191053)

Dea Tenri Aruwana Narang (P0714221191058)

Dwi Anggraeni Widianata (P0714221191061)

Inda (P0714221191067)

Muh. Asril S (P0714221191071)

Muhammad Nurfalah (P0714221191073)

Sri Rahayu (P0714221191093)

Tingkat IIB/D-IV

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLI INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D.IV
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat-
Nya dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan Makalah
“Pengukuran Kebisingan Lingkungan”. Makalah yang merupakan suatu tuntutan yang
harus di selesaikan pada mata kuliah Penyehatan Udara - A.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritikan dan saran dari semua pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat bisa menjadi penuntun atau pedoman yang membaca
dan tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
menyelesaikan makalah ini.
Makassar, 14 Oktober 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................2

BAB II GAMBAR ALAT DAN BAHAN...............................................................3

BAB III PROSEDUR KERJA.................................................................................5

BAB IV HASIL PENGAMATAN..........................................................................7

BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................10

BAB VI PENUTUP...............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebisingan atau noise pollution adalah bunyi yang tidak diinginkan dari
usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat memengaruhi
kesehatan manusia (Chandra, 2007).Bising yang dihasilkan tidak terbatas di
lingkungan kerja saja seperti pabrik namun dapat timbul juga dari aktivitas rekreasi
seperti konser musik, tempat hiburandan juga jalan raya (Muyassaroh, 2011).
Paparan bising yang keras dan terus menerus dapat menyebabkan gangguan
pendengaran sensorineural dan umumnya terjadi pada kedua telinga. Gangguan
pendengaran akibat bising atau NIHL (noise induced hearing loss) bersifat
irreversible sehingga penting untuk dilakukan tindakan pencegahan (Soepardi dkk,
2012).
Bagi para penari, musik adalah alat mereka untuk bekerja dan berlatih sehari-
hari. American Speech Language Hearing Association pada tahun 2006 telah
menetapkan tempat latihan kesehatan seperti tempat latihan aerobic dan tari sebagai
lingkungan yang memiliki intensitas kebisingan melebihi 85 dB dari musik yang
mereka gunakan sehingga beresiko terjadinya gangguan pendengaran (ASHA, 2008).
Kurang adanya pengawasan berupa pemeriksaan berkala pada fungsi
pendengaran dan tidak adanya publikasi mengenai gangguan pendengaran pada
penari di Indonesia, menyebabkan para penari tidak mengetahui adanya resiko
gangguan pendengaran sehingga mereka tetap berlatih di lingkungan bising dan
dalam jangka waktu yang lama.
Kebisingan adalah salah satu kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi
performansi kerja seseorang. Pada dasarnya, segala bunyi yang tidak dikehendaki
oleh penerimanya dianggap sebagai kebisingan. Bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki
ini dapat mengganggu penerima bunyi dalam melakukan aktivitasnya.
Menurut Harris(1979), kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki
karena tidak sesuai dengan ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan
kenyamanan dan kesehatan manusia. Kebisingan yang terjadi dalam waktu yang
cukup lama dapat menyebabkan gangguan dalam bekerja, kerusakan pendengaran
dan juga dapat menyebabkan kesalahan komunikasi. Penelitian lain tentang
kebisingan dilakukan oleh Smith memberikan hasil yang tidak sama dengan teori
yang ada. Penelitian oleh Smith dilangsungkan selama 70 jam dengan intensitas
kebisingan 72dBA dan dilakukan sebanyak 9kali percobaan selama 70 jam tersebut.
Hasil pengolahan data yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
pengaruh dari kebisingan pada kinerja penalaran, pembuatan keputusan,
ingatan/memori, kewaspadaan, perasaan(mood), dan kelelahan. Melihat
perbandingan antara penelitian Smith yang mengatakan bahwa kebisingan tidak
memberikan pengaruh dengan penelitian lain yang sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa kebisingan menurunkan performansi kerja, penulis ingin
melakukan penelitian juga tentang 2 kebisingan. Penelitian yang dilakukan penulis
ini disertai dengan variasi jenis kebisingan.
Pada umumnya lingkungan pabrik adalah tempat yang paling sering terpapar
kebisingan yaitu kebisingan yang ditimbulkan dari bunyi mesin yang dioperasikan.
Banyaknya jenis mesin, dan perbedaan waktu pengoperasian mesin di dalam lantai
produksi tentunya akan menimbulkan bunyi-bunyian yang berbeda jenisnya. Bunyi-
bunyian yang muncul di lantai produksi ini tidak hanya terdengar pada departemen
dimana mesin tersebut beroperasi, karena pada umumnya pemisah antar departemen
yang satu dengan yang lain hanyalah menggunakan sekat bahkan ada perusahaan
yang tidak menggunakan pemisah antar departemen. Pemisahan menggunakan sekat
tersebut tidak akan menghindarkan bunyi mesin untuk tetap didengar oleh
departemen lain yang masih berdekatan dengan sumber bunyi. Bunyi-bunyi yang
terpapar pada departemen yang berdekatan tersebut memiliki potensi kebisingan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di SDN MAMAJANG II
b. Untuk mengetahui bagaimana mengukur serta alat dan metode yang digunakan.
c. Untuk mengetahui dampak kebisingan bagi masyarakat di sekitar SDN
MAMAJANG II
d. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian kebisingan.

BAB II

GAMBAR ALAT DAN BAHAN


No Gambar Alat Cara Kerja Alat
1 Sound Level Meter (SLM) Mendeteksi getaran yang terjadi. Getaran
yang dihasilkan oleh benda tertentu akan
mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan
udara. Perubahan inilah yang nantinya akan
ditangkap oleh sistem pada sound level
meter.
2 Stopwatch Digunakan untuk menghitung waktu saat
pengukuran.

3 Anemometer Digital Tester Alat yang digunakan untuk mengukur laju


angin dengan tiga buah cup sebagai sensor
yang dihubungkan oleh lengan ke couter.
Prinsip kerja lata ini yaitu apabila angin
bertiup maka rotor berputar pada arah tetatp
yang disebabkan seluruh cup menghadap ke
satu arah melingkar.
4 Barometer Aneroid Instrumen digital yang mengukur tekanan
atmosfer dengan muatan listrik. Saat tekanan
udara naik turun, logam akan ikut memuai
atau menciut. Ketika logam memuai atau
menciut . jarak antara dua strip logam dan
waktu kontak dengan arus listrik juga akan
bervariasi.
5 Hygrometer HTC-1 Higrometer elektronik menggunakan kaca
yang telah didinginkan serta mekanis
optoelektronik untuk mengetahui kondensasi
pada permukaan kaca. Temperatur kaca dapat
dikontrol oleh umpan balik elektronik agar
menjaga equilibrium dinamis antara
evaporasi dan kondensasi kaca hingga
mencapai suhu titik cair.

7 Kompas Cara kerja kompas adalah adanya gaya tarik


menarik antara magnet pada jarum kompas
dengan kutub magnet bumi. Jarum kompas
yang terbuat dari magnet memiliki kutub
utara dan selatan dan akan selalu
menunjukkan arah utara dan selatan.

BAB III
PROSEDUR KERJA
 Sound Level Meter (SLM)
1. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan lokasi pengukuran
2. Kemudian mempersipakan alat hygrometer HTC-1 dan sound level meter
3. Menentukan titik sampling yang sesuai
4. Sebelum mengukur tingkat kebisingan, terlebih dahulu mengukur suhu dan
kelembaban di sekitar sumber suara atau bising.
5. Memegang sound level meter pada ketinggian 1,00-1,20 m atau sejajar dengan dada
6. Mengarahkan alat sound level meter ke sumber suara atau bising
7. Menghidupkan alat sound level meter dengan menekan tombol power
8. Melakukan pembacaan setiap 5 detik dengan menggunakan stopwatch
9. Mencatat angka yang muncul pada tabel yang tersedia
10. Untuk menjedanya tekan hold
11. Hitung tingkat kebisingan dengan menggunakan rumus perhitungan

 Hygrometer HTC-1
1. Tekan dan dorong sesuai arah panah penutup baterai, pasang baterai dan tutup
penutup baterai, alat sudah siap untuk digunakan.
2. Keterangan Fitur : Tombol (MODE), berfungsi mengubah tampilan jam dan alarm ke
waktu sekarang, jam bisa ditampilkan dalam tampilan waktu 12 atau 24
jam.  Tombol (AJS) berfungsi untuk mengatur nilai/angka yang diinginkan dengan
mengubahnya secara berurutan. Tombol (MEMORY) menampilkan memory dalam
nilai tertinggi dan terendah dari temperatur dan kelembaban/menghapus memory
nilai maksimum dan minimum temperatur dan kelembaban (Drajat C/F mengubah
satuan temperatur). 

3. Simbol C adalah nilai satuan temperatur dalam drajat Celcius, simbol F nilai satuan
temperatur dalam drajat Fahreinheit.
4. Dalam keadaan normal atau standby, tekan tombol MODE selama 2 detik, angka
menit dan detik mulai berkedip. Tekan AJS sehingga kita bisa mengatur nilai menit
secara berurutan nilainya. Kemudian tekan MODE untuk mengatur nilai jam, tekan
MODE sekali lagi untuk mengubah tampilan 12 atau 24 jam, tekan MODE lagi untuk
mengatur Bulan (M) dan hari/tanggal (D).
5. Di saat mode jam (jam dan menit di antara dua titik berkedip yaitu detik). Tekan
MODE sekali, ubah tampilan ke mode jam alarm (jam dan menit di antara dua titik
yang tidak berkedip), tekan AJS untuk mengubah "alarm" (fungsi alarm/"semua nilai
waktu". Tekan  MODE selama 2 detik anda akan bisa mengeset waktu alarm, dimulai
dari semua nilai waktu yang kita inginkan.
6. Pada saat mode alarm, setelah satu menit kemudian secara otomatis tampilan akan
berubah menjadi tampilan jam kembali. Kemudian tekan AJS untuk mengubah
tampilan kalender, setelah 3 detik secara otomatis akan berubah kembali menjadi
tampilan jam.

 Barometer Aneroid
1. Pertama, strip pada kedua sisi lempengan logam aneroid dihubungkan ke aliran listrik
sebab jenis ini memiliki bentuk berupa cakram tipis dari logam.
2. Selanjutnya pembacaan tekanan udara terjadi apabila terjadi variasi jarak antara 2
strip pada lempengan logam.
3. apabila terjadi kenaikan maupun penurunan tekanan udara, maka lempengan logam
akan ikut memuai atau menyusut

 Anemometer Digital Tester


1. Menentukan arah angin. Pengamat harus menghadap ke arah yang berlawanan
dengan arah angin.
2. Menyalakan anemometer dengan cara menekan tombol power.
3. Layar tampilan (display) menghadap ke arah pengamat dan nagin akan datang dari
arah belakang layar tampilan.
4. Perhatikan dengan baik angka yang menunjukkan kecepatan angin pada layar
tampilan yang muncul pada alat anemometer.
5. Apabila angka kecepatan angin telah konstan tekan tombol hold kemudian catat
hasilnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
- Data Sampling

Tanggal Praktikum : Senin, 20 September 2021


Waktu Sampling : 15.46 s.d. 15.56 WIB (selama 10 menit)
Titik Sampling : Depan Gerbang SDN Mamajang II
Lokasi Sampling : SDN Mamajang II
Titik Koordinat : -5,1585228 latitude 119,4208050 logtitude
Suhu (Themometer) : 290C → 290C + 273 = 302 K
- Data Meteorologi
No. Keterangan Gambar

1. Hygrometer = 59,5 % rh

2. Barometer = 762 mmHg

3. Anemometer = 0,56 m/s

4. Suhu = 290C
- Hasil Pengamatan Pengukuran Kebisingan

Pengukuran tingkat kebisingan pada lingkungan belajar SDN Mamajang II


mempunyai tingkat kebisingan yang bervariasi, dimana tingkat kebisingan rata-rata
pada jarak 10 meter dari jalan raya sebesar 69.62 dB (A)

Sedangkan tingkat kebisingan rata-rata pada jarak 30 meter dari jalan raya
sebesar 72,8 dB (A) dimana kedua nilai tersebut telah melebihi persyaratan Nilai
Ambang Batas kebisingan untuk lingkungan sekolah atau sejenisnya sebesar 55 dB
(A)
BAB V
PEMBAHASAN
Bangunan SDN Mamajang II memiliki orientasi bangunan yang berbentuk persegi
dan ditengahnya terdapat lapangan. Tingkat kebisingan di ukur pada 2 titik yang berbeda,
yaitu kelas yang dekat dari jalan raya dengan tingkat rerata kebisingan sebesar 69.62 dB
dan kelas yang jauh dari jalan raya dengan tingkat rerata kebisingan sebesar 72.80 dB.
Berdasarkan KepMen LH No. 48/MNLH/11/1996 tentang Batasan nilai tingkat
kebisingan untuk Kawasan sekolah atau sejenisnya adalah sebesar 55 dB. Dari hasil
pemeriksaan dilapangan didapatkan bahwa tingkat kebisingan dilingkungan SDN
Mamajang II melebihi Batasan nilai kebisingan untuk Kawasan sekolah dan sejenisnya.

Kebisingan yang berasal dari kendaraan roda dua dan roda empat secara
individual, umumnya tidak dapat dikendalikan. Namun ada beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi tingkat kebisingan di lingkungan untuk kawasan sekolah
yaitu pihak sekolah dapat menutup jendela ruang kelas yang berhadapan langsung dengan
jalan raya untuk mengurangi kebisingan dan memasang tanda larangan membunyikan
klakson. Upaya lainnya dapat ditangani oleh pemerintah setempat kota makassar agar
dapat menanam pohon kecil diantara pohon-pohpn besar, dengan pola penanaman yang
cukup rapat dan tinggi akan efektif untuk mengurangi kebisingan, selain mengurangi
kebisingan penanaman pohon juga memiliki manfaat serta dampak yang baik untuk
lingkungan disekitar sekolah yaitu dapat meminimalisir tingkat cemaran polusi udara yang
disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor.
BAB VI

PENUTUP

Tingkat kebisingan yang berlokasi di SDN Mamajang II di ukur pada 2 titik yang
berbeda, yaitu kelas yang dekat dari jalan raya dengan tingkat rerata kebisingan sebesar
69.62 dB dan kelas yang jauh dari jalan raya dengan tingkat rerata kebisingan sebesar
72.80 dB. Berdasarkan KepMen LH No. 48/MNLH/11/1996 menunjukkan bahwa tingkat
kebisingan maksimum untuk Kawasan sekolah atau sejenisnya adalah sebesar 55 dB.
Sedangkan dari hasil pemeriksaan dilapangan didapatkan bahwa tingkat kebisingan
dilingkungan SDN Mamajang II melebihi Batasan nilai kebisingan untuk Kawasan
sekolah dan sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai