DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang membahas tentang “HALL EFFECT
SENSOR, ULTRASONIC, STRAIN GAUGE“ . Karena berkat dan karunia-Nyalah makalah
ini dapat disusundan diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami sebagai penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan penulisan
makalah ini. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
i
Daftar isi
No table of contents entries found.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan
oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama
mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut.
Dengan dengan kemajuan teknologi di bidang elektronika Salah satu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah di bidang sensor. Dimana saat ini
banyak sekali peralatan teknologi menggunakan aplikasi sensor. Sensor sendiri
merupakan suatu piranti yang berfungsi sebagai pendeteksi sinyal- sinyal yang berasal
dari suatu perubahan energi. Sensor ada yang mendeteksi suhu, mekanik, dan cahaya.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hall effect sensor ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Ultrasonic?
3. Apakah yang dimaksud dengan Strain gauge?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sensor
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan
yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh
kontroler sebagai otaknya.
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi
mengubah besaran fisik (misalnya : temperatur, gaya, kecepatan putaran) menjadi
besaran listrik yang proposional. D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu
peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal
dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Sensor merupakan komponen utama dari suatu tranduser, sedangkan tranduser
merupakan sistem yang melengkapi agar sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai
yang kita inginkan dan dapat langsung dibaca pada keluarannya. Ada berbagai macam
sensor yang ada dipasaran, namun berhubung aplikasi yang akan diwujudkan pada
perancangan kali ini adalahsistem pendeteksi dan pengaman kebakaran, maka penulis
hanya akan membahas sensor suhudan sensor asap, mengingat aplikasi dan perancangan
yang akan dibahas nanti berhubungan dengan kedua sensor ini.
2
timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa
digunakan sebagai pengukur kecepatan.
Sensor Hall Effect digunakan untuk mendeteksi kedekatan (proximity), kehadiran
atau ketidakhadiran suatu objek magnetis (yang) menggunakan suatu jarak kritis. Pada
dasarnya ada dua tipe Half-Effect Sensor, yaitu tipe linear dan tipe on-off. Tipe linear
digunakan untuk mengukur medan magnet secara linear, mengukur arus DC dan AC
pada konduktordan funsi-fungsi lainnya. Sedangkan tipe on-off digunakan sebagai limit
switch, sensor keberadaan (presence sensors), dsb. Sensor ini memberikan logika output
sebagai interface gerbang logika secara langsung atau mengendalikan beban dengan
buffer amplifier.
Keterangangambar:
1. Elektron
2. Sensor Hall atau Elemen Hall
3. Magnet
4. Medan Magnet
5. Power Source
Gambar diagram hall effect tersebut tersebut menunjukkan aliran elektron. Dalam
gambar A menunjukkan bahwa elemen Hall mengambil kutub negatif pada sisi atas
dan kutub positif pada sisi bawah. Dalam gambar B dan C, baik arus listrik ataupun
medan magnet dibalik, menyebabkan polarisasi juga terbalik. Arus dan medan magnet
yang dibalik ini menyebabkan sensor Hall mempunyai kutub negatif pada sisi atas.
Hall Effect tergantung pada beda potensial (tegangan Hall) pada sisi yang berlawanan
dari sebuah lembar tipis material konduktor atau semikonduktor dimana arus listrik
mengalir, dihasilkan oleh medan magnet yang tegak lurus dengan elemeh Hall.
Perbandingan tegangan yang dihasilkan oleh jumlah arus dikenal dengan tahanan
Hall,
dan tergantung pada karakteristik bahan. Dr. Edwin Hall menemukan efek ini pada
tahun1879.
3
Hall Effect dihasilkan oleh arus pada konduktor. Arus terdiri atas banyak beban
kecil yang membawa partikel-partikel (biasanya elektron) dan membawa gaya
Lorentz pada medan magnet. Beberapa beban ini berakhir di sisi – sisi konduktor. Ini
hanya berlaku pada konduktor besar dimana jarak antara dua sisi cukup besar.
Salah satu yang paling penting dari Hall Effect adalah perbedaan antara beban positif
bergerak dalam satu arah dan beban negatif bergerak pada kebalikannya. Hall Effect
memberikan bukti nyata bahwa arus listrik pada logam dibawa oleh elektron yang
bergerak, bukan oleh proton. Yang cukup menarik, Hall Effect juga menunjukkan
bahwa dalam beberapa substansi (terutama semikonduktor), lebih cocok bila kita
berpikir arus sebagai “holes” positif yang bergerak daripada elektron.
Dengan mengukur tegangan Hall yang melalui bahan, kita dapat menentukan
kekuatan
medan magnet yang ada.
4
hari. Dengan pengembangan IC berharga murah maka HallE ffect Sensor menjadi
berguna untuk banyak aplikasi. Alat Hall Effect saat disusun den-
gan tepat akan tahan dengan debu, kotoran, lumpur dan air. Sifat ini menyebabkan
alat
Hall Effect lebih baik untuk sensor posisi dari pada alat alternatif lainnya seperti
sensor
optic dan elektromekanik. Hall effect sensor sering dipakai untuk Split ring clamp-on
sensor, Analog multiplication, Power sensing, Position and motion sensing,
Automotive ignition dan fuelinjection serta. Wheel rotation sensing. Sensor ini
banyak tersedia diberbagai macam pabrik,dan digunakan untuk sensor-sensor yang
bervariasi seperti sensor aliran cairan sensor power dan sensor tekanan.
C. Ultrasonic
Septiawan (2010) mengatakan sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja ber-
dasarkan prinsip pantulan gelombang suara. Sensor ini menghasilkan gelombang suara
yang kemudian menerima kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar
penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara yang dipancarkan dengan
gelombang suara ditangkap kembali tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak objek
yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah objek yang
berbentuk padat.
Selanjutnya Agus (2008) memberikan pengertian bahwa Sensor ultrasonik terdiri dari
dua unit, yaitu unit pemancar dan unit penerima. Struktur unit pemancar dan penerima
sangatlah sederhana, sebuah kristal piezoelectric dihubungkan dengan mekanik jangkar
dan hanya dihubungkan dengan diafragma penggetar.
5
misalnya : pada nada sirene mobil ambulance yang mendekati kita akan terdengar
meninggi (frekuensinya meninggi), saatia menjauh nadanya akan menurun (frekuensinya
menurun) Gelombang Ultrasonik Menurut Efek Doppler Dalam bentuk dasar,
prinsip-prinsip Efek Doppler menyatakan bahwa jika sebuah penerima bergerak
menuju ke sebuah sumber gelombang suara, kemudian frekuensi yang dideteksi
oleh penerima tersebut adalah tidak sama seperti jika dipancarkan/disebarkan oleh
sumber. Untuk dapat memahami bagaimana pegeseran frekuensi ini terjadi, menganggap
waktu menerima gelombang tersebut (penerimaan dari pada gelombang pancaran).
Ujung dari gelombang suara terletak pada penerima tersebut. Tingkat dari ujung yang
dideteksi sebagai gelombang suara yang berjalan mengenai penerima adalah
hampir sama dengan tingkat gelombang yang dipancarkan. Jika sebuah pemancar
bergerak dari sebuah sumber. Kemudian jumlah dari ujung gelombang yang diterima per
satuan waktu akan disesuaikan dengan jumlah yang dipancarkan, ditambah dengan
jumlah pada ujung gelombang. Jika penerima pindah dari sumber kemudian keempat
gelombang yang akan dideteksi jika R diam dan belum akan diterima. Tingkat ujung
deteksi lebih rendah dari pada kondisi yang normal dan frekuensi yang diterima juga
turun.
D. Strain Gauge
Strain Gauge adalah komponen elektronika yang biasa digunakan untuk
mengukur suatu deformasi maupun strain. Alat ini mempunyai bentuk foil berupa logam
yang mempunyai sifat isolasi yang ditempelkan pada benda uji yang akan diukur
tekanannya, dan tekanan yang dihasilkan didapat dari pembebanan. Cara kerjanya adalah
jika tekanan yang terjadi pada benda mengalami perubahan, maka kawat logam akan
mengalami deformasi, dan nilai tahanan pada alat pun berubah. Perubahan pada tahanan
selanjutnya dimasukkan ke dalam rangkaian listrik berupa jembatan Wheatstone. Setelah
itu akan diketahui berapa besarnya tahanan pada Strain Gauge. Sensor strain gauge pada
dasarnya adalah tipe kawat logam, dimana konfigurasi dari grid terbentuk melalui proses
photoeching. Karena proses yang mudah, maka dapat dibentuk ukuran dari gauge yang
bermacam macam. Untuk ukuran panjang strain gauge yang terkecil yang tersedia
sebesar 0,20 mm, dan yang terbesar sebesar 102 mm. Tahanan strain gauge dengan
ukuran umum sebesar 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada strain gauge dengan tujuan
khusus yang tersedia sebesar 500, 1000, dan 1000 ohm. Gambar strain gauge
ditunjukkan dibawah ini:
6
Gambar 1.3 Sensor Strain Gauge
Sensor dari gaya yang bermuatan memiliki fungsi untuk merubah gaya, torsi dan
regangan menjadi sebuah hambatan. Sensor strain gauge terbuat dari kawat bertahanan
tipis yang memiliki diameter sebesar 1 mm. Kawat tahanan yang umum dipakai adalah
campuran dari bahan-bahan antara laim Cu sebesar 60 % dan Ni sebesar 40 %. Strain
gauge memiliki beberapa jenis antara lain adalah sebagai berikut:
a. Unbonded strain gauge Jenis strain gauge ini dibentuk dengan tahanan kawat
yang dipasang dengan lurus dan simetris. Jika rangak atau papan mengalami
tekanan dari luar, nilai resistansi mengalami perubahan atau membesar.
b. Bonded strain gauge Susunan kawat tahanan yang terdapat di dalam berbentuk
berliku-liku, sehingga mudah mendeteksi gaya tekan yang tegak lurus dengan
arah panjang dari lipatan kawat, karena tekanan akan menarik kawat sehingga
kawat meregang. Dengan meregangnya strain gauge, terjadilah perubahan
pada tahanan kawat Pada perancangan ini, strain gauge yang digunakan adalah
jenis bonded strain gauge. Dikarenakan objek yang di ukur berupa kaleng dan
besaran dari pengukuran yang dilakukan berupa regangan.
7
gauge melekat pada benda uji dan kemudian di tekanan yang sama seperti benda uji yang
dalam proses pengujian .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi diatas,dapat disimpulkan bahwa,hall effect adalah
tranduser yang beriasi tegangan output sebagai respon terhadap medan magnet.hall
effect juga digunakan umtuk beralih kedekatan,posisi,kecepatan deteksi,dan aplikasi
penginderaan saat ini.Selanjutnya ada Ultrasonic,ultrasonik adalah sensor yang
bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara. Sensor ini menghasilkan
gelombang suara yang kemudian menerima kembali dengan perbedaan waktu sebagai
dasar penginderaannya.Dan yang terakhir ada Strain Gauge,Strain Gauge adalah
komponen elektronika yang biasa digunakan untuk mengukur suatu deformasi
maupun strain. Cara kerjanya adalah jika tekanan yang terjadi pada benda mengalami
perubahan, maka kawat logam akan mengalami deformasi, dan nilai tahanan pada alat
pun berubah. Perubahan pada tahanan selanjutnya dimasukkan ke dalam rangkaian
listrik berupa jembatan Wheatstone. Setelah itu akan diketahui berapa besarnya
tahanan pada Strain Gauge.
8
DAFTAR PUSTAKA