OLEH
NIM : 10031181924006
Kelompok : 1 / Satu
Mona Lestari,S.K.M.,M.K.K.K
Inoy Trisnaini,S.KM.,M.KL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Pengertian.......................................................................................................3
2.2 Jenis/Klasifikasi.............................................................................................4
2.3 Nilai Ambang Batas.......................................................................................6
2.4 Dampak Bagi Kesehatan................................................................................6
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM...............................................................7
3.1 Alat dan Bahan...............................................................................................7
3.1.1 alat...........................................................................................................7
3.1.2 Bahan......................................................................................................7
3.2 Prosedur Kerja................................................................................................7
3.2.1 Kalibrasi Alat..........................................................................................7
3.2.2 Cara Kerja...............................................................................................8
3.2.3 Cara Mengganti Baterai..........................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................10
4.1 Hasil.............................................................................................................10
4.1.1 Hasil Pengukuran Pencahayaan Setempat............................................10
4.1.2 Hasil Pengukuran Umum......................................................................11
4.2 Pembahasan..................................................................................................14
BAB V KESIMPULAN........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 1 Nilai Ambang Batas.......................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
bersumber dari pencahayaan dipengaruhi oleh jumlah, ukuran dan
penempatan bukaan/jendela. Pencahayaan alami dipengaruhi oleh beberapa
variable yaitu desain bukaan jendela, bentuk dan kedalaman ruang,
kenyamanan visual, dan faktor eksternal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pencahayaan adalah hal yang sangat diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk mengenal obyek secara visual dimana organ tubuh yang
mempengaruhi penglihatan adalah mata, syaraf dan pusat syaraf penglihatan
di otak. Pencahayaan akan mempengaruhi Kemampuan mata untuk melihat
objek dengan jelas, cepat dan tanpa kesalahan. Menurut (Purwanti et al.,
2014) dalam (Tachyudin et al., 2017), pencahayaan yang kurang atau tidak
sesuai dengan standart yang berlaku akan menurunkan kualitas dari
pengelihatan dan yang paling sering terjadi adalah pada masalah okular.
Pencahayaan ruangan yang kurang memenuhi persyaratan dapat
memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar ataupun
kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh
mata. Pencahayaan yang kurang baik merupakan salah satu dari sekian
banyak faktor penyebab kelelahan pada mata (Savila, 2017).
3
menghasilkan kesesuaian kebutuhan pengelihatan di dalam ruang berdasarkan
jenis aktivitas-aktivitasnya.Pencahayaan memiliki satuan lux (lm/m²), dimana
lm adalah lumens dan m² adalah satuan dari luas permukaan.
2.2 Jenis/Klasifikasi
1. Sumber cahaya alami adalah sumber cahaya yang tidak dibuat oleh
manusia atau sumber cahaya yang ada karena itu merupakan ciptaan
langsung dari Tuhan. Matahari adalah salah satu sumber cahaya alami..
Pencahayaan alami merupakan pemanfaatan terang langit sebagai
penerangan dalam ruang. Sehingga pencahayaan alami siang hari dapat
dikatakan baik apabila pada pukul 08.00 hingga 16.00 waktu setempat,
ruangan tidak gelap karena cahaya dapat masuk. Cahaya alami sangat
bagus jika masuk sekitar pukul 07.00 – 10.00 WIB, namun akan terasa
sangat silau dan panas pada siang hari. Pencahayaan alami dibutuhkan
karena manusia memerlukan kualitas cahaya alami. Fungsi pencahayaan
alami dapat meminimalisir penggunaan energi listrik.
Sebuah ruang dengan segala aktivitas didalamnya yang
membutuhkan pencahayaan, baik itu alami maupun buatan. pencahayaan
alami yang masuk ke dalam ruangan dipengaruhi oleh letak dan ukuran
jendela, serta arah lintasan matahari. Semakin besar bukaan pada jendela,
maka cahaya yang masuk akan semakin besar pula.
Beberapa strategi desain untuk pencahayaan alami, antara lain:
peningkatan keliling zona pencahayaan alami, penetrasi pencahayaan
alami diatas ruangan, penggunaan ide “bukaan efektif” untuk perkiraan
awal pada area kaca yang optimal, pemantulan pencahayaan alami dalam
ruang untuk meningkatkan kecerahan ruang, penghindaran sorotan
langsung cahaya alami didaerah tugas visual yang kritis, penggunaan
cahaya langsung secara hati – hati pada area dimana pekerjaan nonkritis
terjadi, dan penyaringan pencahayaan alami.
2. Pencahayaan buatan merupakan segala bentuk cahaya yang bersumber dari
suatu alat buatan manusia. sumber daya buatan,sumber daya yg dibuat
oleh manusia,tidak dengan secara alami,contohnya teknologi. Pencahayaan
yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan
4
buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Pencahayaan buatan yang maksimal dipengaruhi oleh jenis lampu dan
kekuatan daya pancar (watt). Semakin besar daya yang digunakan, maka
lampu tersebut akan semakin terang. Fungsi ruang yang berbeda akan
membutuhkan tingkat iluminasi yang berbeda.
Pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya buatan manusia
yang dikenal dengan lampu atau luminer. Pada cuaca yang kurang baik
dan malam hari, pencahayaan buatan sangat dibutuhkan. Perkembangan
teknologi sumber cahaya buatan memberikan kualitas pencahayaan buatan
yang memenuhi kebutuhan manusia
Pencahayaan buatan harus dilihat dari sisi kualitas dan
kuantitasnya. Makna buatan bukanlah sekedar menyediakan lampu dan
terangnya, tetapi lebih-lebih adalah untuk membentuk suasana.
Pencahayaan bukan hanya masalah praktis namun juga estetika. Dari titik
pandang tersebut, memilih bentuk, jenis warna lampu dan peletakannya
dapat menjadi suatu pekerjaan yang mengandung unsur permainan yang
sangat menyenangkan. Dia tidak hanya memberikan terang untuk bekerja,
tetapi juga membantu membentuk agar suasana kerja menjadi nyaman dan
menyenangkan. Tidak sekadar menerangi ruangan,
sistem pencahayaan turut pula berperan dalam menciptakan karakter dan
suasana dari ruang-ruang yang ada pada hunian.
Pencahayaan buatan membutuhkan energi untuk diubah menjadi
terang cahaya. Segi efisiensi menjadi pertimbangan yang sangat penting
selain menjadikan pencahayaan buatan sesuai dengan kebutuhan manusia.
Pencahayaan buatan yang efisien mempunyai fokus kepada pemenuhan
pencahayaan pada bidang kerja. Satwiko menyatakan pentingnya
mengarahkan cahaya ke titik yang membutuhkan pencahayaan sebagai
prioritas.
5
2.3 Nilai Ambang Batas
Nilai ambang batas pencahayaan menurut PERMENAKER No. 5
Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 alat
a. Lux Meter
3.1.2 Bahan
a. Kertas
b. Alat tulis
8
3.2.3 Cara Mengganti Baterai
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1. 1 Hasil Pengukuran
10
Gambar 4.1 2 Pengukuran 2
11
Gambar 4.1 4 Hasil Pengukuran titik 1 (1)
12
Nilai rata-rata pengukuran pencahayaan umum titik 1 :
2. Titik 2
13
Gambar 4.1 9 Hasil Pengukuran Titik 2 (3)
Nilai rata-rata pengukuran pencahayaan umum titik 2 :
4.2 Pembahasan
Pengukuran pencahayaan ini dilakukan di Laboratorium FKM UNSRI
dengan menggunakan alat Lux Meter. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali
pada setiap titik dengan durasi waktu 10 detik. Sebelum melakukan
pengukuran terlebih dahulu menentukan titik horizontalnya. Didapatkan hasil
bahwa panjang ruangan laboratoriun yang diukur adalah 398 cm (3,98 m),
dan lebar ruangan laboratorium yang diukur adalah 213 cm (2,13 m).
3m
2m
Keterangan
14
Pengukuran pertama yang dilakukan adalah pengukuran setempat
dengan objek televisi dan didapatkan rata-rata hasil sebesar 56,93 Lm/m².
Nilai ambang batas untuk pencahayaan ruangan adalah 300 Lm/m² sehingga
dapat disimpulkan bahwa pencahayaan ini tidak memenuhi kriteria. Dan
untuk pengukuran kedua dilakukan di 2 titik berbeda. Pada titik pertama
didapatkan hasil rata-rata sebesar 115,3 Lm/m² dan pengukuran
pencahayaan pada titik kedua diperoleh hasil rata-rata sebesar 84,4 Lm/m².
pengukuran kedua ini juga tidak memenuhi kriteria nilai ambang batas yang
sudah ditetapkan.
1. Ukuran ruangan ruangan yang luas akan lebih efisien dalam pemanfaatan
cahaya daripada ruang yang sempit.
15
2. Kontras perbedaan antara kecerahan benda yang kita lihat dengan
kecerahan di sekitarnya. Semakin besar kontras, semakin mudah kita
melihat atau mengenali benda tersebut. Di ruang dengan tingkat
penerangan rendah, kontras semakin berkurang pula.
16
banyak lampu dengan daya kecil, daripada menggunakan lebih sedikit
lampu dengan daya besar.
8. melakukan modifikasi berdasarkan sistem pencahayaan yang sudah ada
(bila diperlukan) seperti mengubah ketinggian lampu objek kerja,
mengubah posisi lampu, menambah atau mengurangi jumlah lampu,
mengganti jenis lampu, dll.
9. mengubah pekerjaan (bila diperlukan) seperti mengubah posisi kerja untuk
menghindari bayangan, kesilauan, dan membuat pekerjaan lebih dekat
dengan mata sehingga objek terlihat jelas, dll.
17
BAB V
KESIMPULAN
a. Pencahayaan adalah hal yang sangat diperlukan oleh manusia yang
berfungsi untuk mengenal obyek secara visual dimana organ tubuh
yang mempengaruhi penglihatan adalah mata, syaraf dan pusat
syaraf penglihatan di otak.
b. Alat untuk mengukur pencahayaan adalah Lux Meter
c. Diperoleh hasil rata-rata pengukuran pencahayaan setempat
dengan objek televisi sebesar 56,93 Lm/m² dan hasil pengukuran
umum pada titik pertama diperoleh hasil rata-rata sebesar 115,3
Lm/m² dan 84,4 Lm/m² pada titik kedua.
d. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pencahayaan di
laboratorium FKM UNSRI tidak memenuhi kriteria.
18
DAFTAR PUSTAKA
Erniwati Ibrahim, Syamsuar Manyullei, S. (2019) ‘Kajian Illuminati pada
Laboratorium Teknik Grafika Polimedia Jakarta terhadap Standar
Kesehatan Kerja Industri (K3)’, Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 1(2), pp.
1–16. Available at: https://scholar.google.co.id/scholar.
Fleta, A. (2021) ‘Analisis pencahayaan alami dan buatan pada ruang kantor
terhadap kenyamanan visual pengguna’, Jurnal patra, 3(1), pp. 33–42.
19