Anda di halaman 1dari 11

PENGUKURAN PENCAHAYAAN DALAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA (K3)

Dosen pengampu: IR. H. AHSAN, MT


Mata Kuliah: Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Disusun Oleh:
Putri Amaliah
(S022020048)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK STIALAN MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pengukuran Pencahayaan Dalam Keselamatan
Kerja (K3).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kepada dosen yaitu bapak IR. AHSAN, M.
uacapan terimakasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya
menyelesaikan makalah ini.
penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritikan yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 13 Mei 2023

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
1.2 Pengertian Pencahayaan Dan Pentingnya Pencahayaan Dalam K3 ...................................... 6
2.2 Jenis Pencahayaan ................................................................................................................. 7
2.3 Alat Ukur dan Sistem Pencahayaan dalam K3 ...................................................................... 7
2.4 Efek Psikologi Tata Cahaya Lampu ...................................................................................... 8
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PENUTUP..................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................11

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesesuaian pencahayaan di perusahaan merupakan faktor penting dalam hal mencegah
kecelakaan kerja di tempat kerja. Pengukuran intensitaf cahaya dilakukan untuk menentukan
apakah pencahayaan cukup. Menurut hasil pengukuran ini dilakukan secara imparsil dan
independen oleh berbagai organisasi pengujian dan inspeksi, jika penerangan lingkungan tidak
cukup untuk operasi yang aman, tindakan pencegahan yang diperlukan harus diambil. Pendekatan
umum untuk pencahayaan adalah memanfaatkan siang hari sebanyak mungkin, jika ini tidak dapat
dicapai cara pencahayaan lain harus dikonsultasikan. Bagaimanapun, sistem pencahayaan yang
akan dipasang harus seimbang dengan penggunaan siang hari. Situasi ini penting baik untuk
kesehatan mata karyawan dan biaya perusahaan.
Penerangan pada lingkungan kerja dinilai sangat penting. Melalui laman resmi safetysign.co.id
dalam jurnal ILO yang berjudul “Improving Working Condition and Productivity in the Garment
Industry”, menunjukkan bahwa perbaikan penerangan di tempat kerja dapat meningkatkan
produktivitas (10%) dan pengurangan kesalahan kerja (30%).
Pencahayaan yang cukup dinilai efektif dalam mendorong prokdutivitas dan kesehatan mata
pekerja. Tak hanya itu, pencahayaan juga sangat mempengaruhi mood atau perasaan pekerjaan
dalam menngerjakan tugasnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Pengertian Pencahayaan Dan Pentingnya Pencahayaan Dalam K3

Menurut Lechner (346), cahaya adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang sensitif
bagi penglihatan manusia. Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang antara 380 hingga 700 nm, dengan urutan warna: (ungu-ultra), ungu, nila,
biru, hijau, kuning, jingga, merah (merah-infra). Ungu-ultra dan merah-infra hanya dapat terlihat
dengan bantuan alat optik khusus (Satwiko 82). Ungu-ultra (290-380 nm) berdaya kimia,
sedangkan merah-infra (700-2300 nm) berdaya panas. Kecepatan cahaya adalah 3x108 m/detik.
Sinar adalah berkas cahaya yang mengarah ke suatu tujuan (Satwiko 82). Cahaya dipancarkan
dalam jumlah yang sama ke semua arah. Walaupun demikian, sebaran cahaya memiliki sudut
pancar yang lebih luas daripada sudut pancar dari sumbernya. Sementara itu, intensitas cahaya
pada suatu jarak tertentu lebih kecil daripada intensitas cahaya pada sumbernya. Tujuan dari
pencahayaan yaitu memenuhi kebutuhan praktis, kebutuhan akan penglihatan, membantu
penampilan, membuat menarik, menciptakan kenyamanan, menjaga keselamatan, hemat, cahaya
sebagai unsur dekorasi, menciptakan suasana, special effect (Indrani).
Adapun terang pencahayaan suatu ruang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: 1.
Kondisi ruang, meliputi finishing permukaan ruang, warna dinding dan plafon, pantulan
permukaaan dalam ruang, kualitas udara dalam ruang, permukaan benda-benda dalam ruang. 2.
Luminaire (alat pencahayaan), meliputi jenis lampu, jenis armatur, sifat-sifat cahaya lampu, kuat
penerangan, arah sinar, arah distribusi cahaya, letak lampu, pemilihan bentuk dan dudukan lampu,
teknik penempatan (Indrani).
Berkaitan dengan fungsi distribusi cahaya, arah tata cahaya lampu bisa digunakan sendiri
atau digabung, tergantung pada bentuk dan fungsi ruangan. 14 Universitas Kristen Petra 1.
Pencahayaan Umum (General Lighting) Berfungsi untuk penerangan secara umum dan merata
dalam ruangan. Misalnya penerangan untuk ruang kerja kantor dan ruang kelas (Frick, Ardiyanto
dan Darmawan 28). 2. Pencahayaan Setempat (Local Lighting) Pencahayaan yang diarahkan untu
menerangi suatu tempat atau objek, khususnya pada lokasi konsentrasi kerja seperti penerangan
untuk menjahit, dapur, menggambar, atau belajar. 3. Pencahayaan Menyebar (Diffused Lighting)
Pencahayaan menyebar adalah pencahayaan yang sinarnya langsung dari sumbernya terlebih
dahulu melalui suatu bahan atau material yang akan menyebarkan sinar tersebut dalam area lebih
besar dari sumbernya sendiri. Pencahayaan ini biasanya digunakan pada ruang pertemuan, koridor,
dsb. 4. Pencahayaan Khusus (Accent Lighting) Pencahayaan khusus berfungsi untuk memberikan
aksen pada ruangan untuk kepentingan estetis pada interior suatu ruangan. Misalnya penempatan
lampu untuk menonjolkan detail keunikan elemen interior, seperti pada dinding atau pada kolom
untuk memperindah ruang. Selain itu juga untuk memberi fokus khusus pada suatu objek, misalnya

6
vas bunga kristal yang diberi tata lampu aksentuasi dari belakang. 5. Pencahayaan Lampu Tugas
(Task Lighting) Pencahayaan yang diarahkan untuk aktivitas tertentu seperti membaca, menjahit,
menyulam atau memasak. Posisi lampu harus ditentukan dengan hati-hati agar tidak menciptakan
bayangan. Contoh: lampu meja, lampu tempel, lampu neon-neon kecil. 6. Pencahayaan Lampu
Informasi (Information Lighting) Dirancang untuk keamanan dan kenyamanan, tata lampu ini
menerangi daerah-daerah seperti tangga, pintu utama atau pintu garasi. Di sini kualitas cahaya
tidak dipentingkan, namun yang lebih dipentingkan adalah kuat penerangannya. Tata lampu ini
dikenal pula dengan sebutan tata lampu fungsional. Contoh sumber cahaya tata lampu informasi:
lampu sorot, HID anti air, uplighter sudut (Indrani).
2.2 Jenis Pencahayaan

Menurut Standar pencahyaan buatan Dep. PU (1981) Pada umumnyaterdapat dua jenis
pencahayaan, yaitu pencahayaan umum dan pencahayaan setempat.

1. Pencahayaan umum, yaitu pencahayaan secara umum denganmemperhatikan kar


akteristik dan bentuk fisik ruangan, tingkatpencahayaan yang diinginkan dan i
nstalasi yang dipergunakan.Pencahayaan di seluruh area tempat kerja.

2. Pencahayaan setempat, biasanya lebih mengkonsentrasikan cahaya padatempat tertentu.


Pencahayaan di tempat obyek kerja, baik berupa mejakerja maupun peralatan

2.3 Alat Ukur dan Sistem Pencahayaan dalam K3

Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk mengukur intensitas cahaya.
Dalam fotografi, pengukur cahaya digunakan untuk menentukan pembukaan. Diberikankecepatan
film dan kecepatan rana, alat ini akan menunjukkan f-stop yang akan memberikansebuah
pembukaan yang netral. Dikenal beberapa teknik yang digunakan oleh lightmeter, yaitu

• Spot Metering
• Avarage Metering
• Center-weighted Metering
• Matrix Metering
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam
yakni:

1. Sistem Pencahayaan merata pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata
diseluruhruangan.Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunak
an untuk melakukan tugas visualkhusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan
secara teratur di seluruh langi-langit.

7
2. Sistem Pencahayaan Terarah pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan
dari salah satu arah tertentu.Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu
objek karena akan tampak lebih jelas.Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang
menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumbercahaya sekunder untuk ruangan
sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem inidapat juga
digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek
menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahyaan Setempat. Pencahayaan setempat diperoleh dengan memasang
sumber pencahayaan di langit-langityang spektrum cahaya terlokalisir (localized
lighting) atau dengan memasang sumbercahaya langsung ditempat kerja (local
lighting). Sedangkan untuk mendapatkan pencahayaanyang sesuai dalam suatu ruang,
maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengankebutuhannya.

2.4 Efek Psikologi Tata Cahaya Lampu

Pencahayaan selain memberi pencahayaan pada mata juga mempunyai efek-efek


psikologis. Oleh karena itu, teknik-teknik penataan lampu, warna lampu, sistem distribusi cahaya
serta kepekaan perasaan untuk mengkombinasikannya sangat menentukan keberhasilan suatu
penaatan interior.
Berikut ini beberapa usaha yang dapat membantu menciptakan efek psikologis dari kesan
lingkungan sekeliling yang ingin ditonjolkan.
1. Rasa gembira: dengan menggunakan pencahayaan tingkat tinggi, warna dan gerakan.
Perubahan efek dalam terang cahaya dan warna seharusnya lembut, sedikit demi
sedikit dan hangat.
2. Rasa khidmat: dengan menggunakan cahaya yang lembut dengan penekanan pada titik
dramatis.
3. Rasa tenang: jangan menggunakan sumber cahaya yang terlihat, kuat penerangan yang
rendah, warna lembut dan dinding yang warnanya tidak terlalu terang yang menggelap
ke arah plafon
4. Untuk aktivitas: dengan menggunakan cahaya dengan tingkat tinggi dengan warna
hangat.
5. Kesan hangat: menggunakan penerangan dengan tingkat tinggi dengan warna merah,
oranye, kuning, emas, pink atau kombinasi warna lainnya dalam spektrum merah.
6. Kesan dingin/sejuk: menggunakan pencahayaan dengan jumlah sedang dengan warna
biru, biru-hijau, dan ungu dicampur putih (Indrani). Efek atau kesan yang ditimbulkan
oleh warna pencahayaan lampu adalah: Kuning (warm light): meningkatkan semangat,
sifat optimis, dan kreativitas. Putih (day light) dan putih kebiruan (cool white): kesan

8
bersih dan steril, suasana yang terbentuk menjadi kurang hangat, formal dan monoton,
konsentrasi tetap stabil (Istiawan dan Kencana 22).

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan
untukmelaksanakan kegiatan secara efektif. Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh
KepMenkesRI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux.Penerangan yang buruk di
lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut :a. Kelelahan dan ketidaknyamanan
pada mata yang akan mengakibatkan kurangnya dayaefesiensi kerja. b. Kelelahan mental yang
akan berpengaruh pada kelelahan fisik.c. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar
mata.d. Kerusakan alat penglihatan (mata).

10
DAFTAR PUSTAKA

jiunkpe-is-s1-2013-41409037-27031-interior_retail-chapter2.pdf (petra.ac.id)

Pencahayaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 (123dok.com)

Upaya Pencegehan Pengaruh Pencahayaan dalam K3 - Search (bing.com)

11

Anda mungkin juga menyukai