Anda di halaman 1dari 6

Menggunakan Havard

Cari referensi terminologi / definisi :

- Vektor (kiky) adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab penyakit
(agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor digolongkan menjadi 2
(dua) yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor ·mekanik yaitu hewan avertebrata yang
menularkan penyakit tanpa agen tersebut mengalami perubahan, sedangkan dalam vektor
biologik agen mengalami perkembangbiakan atau pertumbuhan dari satu tahap ke tahap yang
lebih lanjut (Tri Wijayanti, 2008).

- Reservoir (Rani)

Reservoir menurut Chandra (2005) adalah hewan-hewan yang menyimpan kuman pathogen
sementara hewan itu sendiri tidak terkena penyakit. Reservoir menurut Soebarsono (2005),
bahwa reservoir host adalah hewan vertebrata yang merupakan sumber pembawa agen, sehingga
penyakit tersebut dapat terjadi secara lestari atau berkesinambungan tanpa hewan tersebut
menunjukkan gejala klinik atau gejala penyakit bersifat ringan.

- Binatang pembawa penyakit (BPB) (kiky)

- Arthropoda (mute)

Arthropoda merupakan filum yang terbesar dari animal kingdom mereka terdapat dimana-mana,
baik itu di hutan, dataran rendah maupun dataran tinggi. Jumlah spesies dalam arthropoda lebih
banyak daripada semua spesies dari filum lain. Dalam istilah Yunani, arthropoda berasal dari
dua kata yaitu arthro yang memiliki arti ruas dan podos yang memiliki arti kaki. Arthropoda
adalah hewan dengan kaki beruas-ruas, berukuku dan bersegmen. Oleh karena itu, ciri utama
hewan yang termasuk filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Tubuh Arthropoda
terdiri dari kepala, dada, dan abdomen yang keseluruhan dibungkus oleh zat kitin dan kerangka
luar (eksoskeleton). Umumnya diantara ruas-ruas terdapat bagian yang tidak memiliki zat kitin
sehingga ruas-ruas tersebut mudah untuk digerakkan. Di waktu tertentu kulit dan tubuh
Arthropoda mengalami pergantian kulit (eksdisis).

- Invertebrata (dila)
Invertebrata adalah hewan tanpa tulang belakang. Kata yang berasal dari bahasa Latin in (tanpa)
dan vertebrae (tulang belakang). Hewan yang tergolong memiliki jumlah yang sangat besar, dan
terdiri dari berbagai filum, yaitu filum Porifera, filum Cnidaria filum (Coelenterata), filum
Platyhelminthes, filum Nemathelminthes, filum Annelida, filum Mollusca, filum Arthropoda,
dan filum Echinodermata.

- Vertebrata (dila)

Vertebrata merupakan hewan bertulang belakang yang klasifikasikan menjadi 7 kelompok


diantaranya Agnatha, Chondrchthyes, Ostheichthyes, Amphibi, Reptilia, Aves dan Mamalia.

- Peraturan IHR tentang vektor (dody) International Health Regulation (IHR) 2005 sebagai
peraturan kesehatan intemasional yang telah diberlakukan sejak Juni 2007 (sebagai pengganti
dari IHR 1969). Berdasarkan peraturan Internasional Health Regulation (IHR) 2005, semua alat
angkut harus bebas dari binatang vektor,(2) dan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2013 mengatakan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
sebagai penanggung jawab terhadap keberadaan binatang vektor sepeti tikus dan atau serangga
pada alat angkut yang berada dipelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas darat. Jika
ditemukan faktor risiko kesehatan berupa tanda-tanda kehidupan binatang vektor maka wajib
melakukan tindakan hapus tikus dan hapus serangga.(3) ( REFRENSI kepmenkes, r.i. peraturan
IHR )

- Penyakit tular vektor (PTV) (rara)

Penyakit tular vektor hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dengan
angka kesakitan dan kematian tinggi dan berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
ataupun wabah. Vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan, memindahkan dan/atau
menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia baik secara mekanis maupun secara biologis.
Penyakit tular vektor merupakan penyakit yang penting dan sering kali bersifat endemis maupun
epidemis dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan sampai kematian (Permenkes RI, No. 50
Tahun 2017) (REFERENSI Penyakit Tular Vektor, n.d.)

- Pengendalian vektor terpadu (PVT)


Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) merupakan pendekatan yang menggunakan kombinasi
beberapa metode pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan azas keamanan, rasionalitas
dan efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kelestarian keberhasilannya..
Pengendalian Vektor Terpadu merupakan Strategi dilaksanakan atas dasar ekologi vektor,
sehingga diketahui berbagai karakteristik vektor seperti habitat, usia hidup, probabilitas terjadi
infeksi pada vektor dan manusia, kepekaan vektor terhadap penyakit, dan lain-lainnya. Atas
dasar ini, dapat dibuat strategi pengendalian yang menyeluruh dengan meningkatkan partisipasi
masyarakat, kerjasama sektoral, dan lain-lainnya

- Zoonosis (Rani)

Zoonosis adalah infeksi penyakit yang dapat ditularkan di antara hewan vertebrata dan manusia
atau sebaliknya (Soejodono dkk., 2004). Zoonosis secara umum dapat didefinisikan sebagai
penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Pengertian Zoonosis
menurut UU No.18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan, adalah penyakit yang
dapat menular dari hewan kepada manusia dan sebaliknya.

- Kejadian Luar Biasa (KLB) (rara)

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit infeksi adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa pada
waktu dan daerah tertentu (kelompok masyarakat tertentu) yang secara spesifik kejadian ini
mempunyai kaitan antara kesehatan dengan lingkungan atau kesehatan dengan kejadian lain.
KLB sering digunakan sebagai istilah lain dari wabah. (KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG
TINGGAL DI WILAYAH KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015, n.d.)

- EID

Emerging Infectious Diseases (EID) didefinisikan sebagai penyakit menular yang baru muncul
diakui dalam suatu populasi atau telah ada tetapi insidennya meningkat dengan cepat atau
jangkauan geografis. Sederhananya, mereka mungkin infeksi baru akibat perubahan atau evolusi
organisme yang ada, infeksi yang diketahui menyebar ke wilayah geografis baru daerah atau
populasi, infeksi yang sebelumnya tidak dikenali muncul di daerah yang sedang mengalami
transformasi ekologi, atau infeksi lama yang muncul kembali karena antimikrobaresistensi pada
agen yang diketahui atau kerusakan dalam tindakan kesehatan masyarakat. Muncul infeksi
menyumbang setidaknya 15% dari semua patogen manusia menurut Konferensi Internasional
tentang EID ke 10. Perhatian utama adalah komunikasi sinergis antara penyakit yang muncul dan
kondisi menular dan tidak menular lainnya. Banyak penyakit yang muncul bersifat zoonosis atau
sinoptik, wadah hewan mengerami organisme dengan transmisi acak ke dalam populasi manusia.
Demikian juga, EID dapat ditularkan melalui makanan, vektor, atau udara. Bagaimanapun, untuk
EID menjadi ditetapkan, agen infeksi harus dimasukkan ke dalam populasi yang rentan, dan agen
harus memiliki kemampuan untuk menyebar dari manusia ke manusia dan menyebabkan
penyakit.

- Bionomik Vektor ( Dody ) Bionomik adalah kesenangan nyamuk yang meliputi: tempat
bertelur (breeding habit), kesenangan menggigit (feeding habit), kesenangan tempat istirahat
(resting habit), jarak terbang (Soegito, 1989).  bionomik vektor penyebab demam berdarah ini,
yang lazim, dan harus kita ketahui  menurut beberapa literatur. Tempat bertelur (breeding
habit) Bionomik nyamuk Ae. aegypti L. dewasa adalah bertelur pada air jernih dan bersih yang
tidak terkontaminasi bahan kimia dan material organik. Kesenangan menggigit (feeding habit)
Nyamuk Ae. aegypti L. bersifat antropofilik yaitu menyukai darah manusia daripada hewan.
Kesenangan beristirahat ( Resting habit ) Nyamuk Ae. aegypti L. sebelum dan sesudah
menggigit akan beristirahat terlebih dahulu. Sebelum menggigit nyamuk akan beristirahat untuk
dapat mengenali mangsanya karena nyamuk ini tidak sembarangan dalam memilih mangsanya
( REFRENSI BIONOMIK NYAMUK AEDES AGYPTIY )

- IVM (Irene )
(WHO, 2017) Metode ini mempromosikan pendekatan multi-sektoral untuk kesehatan manusia.
Ada lima elemen kunci untuk keberhasilan implementasi IVM.
Salah satunya adalah mengintegrasikan metode pengendalian vektor kimia dan non-kimia untuk
meminimalkan penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti DBD. Kontrol
kimianya mencakup penyemprotan ruangan menggunakan insektisida yang sesuai untuk
membasmi populasi vektor dewasa (nyamuk).(refrensi control optimal vector terintegrasi untuk
pencegahan-penyebaran dbd)
- LLIN (Irene)
Kelambu berinsektisida tahan lama (long lasting insecticidal nets/LLIN) merupakan salah satu
cara efektif untuk pencegahan malaria. LLIN berinsektisida permethrin adalah salah satu jenis
LLIN yang direkomendasikan penggunaannya.
oleh WHO.(refrensi jurnal malaria dibangka)

- TVZ (mute)

TVZ atau biasa yang dikenal dengan tular vektor dan zoonotic terdiri dari dua istilah yaitu
penyakit tular vektor dan penyakit zoonotic. menurut Sutherst, 2004; Conlan et al., 2011,
Penyakit tular vektor adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus, bakteri dan
parasit yang ditularkan oleh artropoda penghisap darah, yang bertindak sebagai vektor. Penyakit
tular vektor dapat menjadi emerging atau re-emerging karena dapat menyebabkan epidemi
outbreak dan memiliki angka kematian dan penularan yang tinggi. Kemampuan vektor untuk
menimbulkan penyakit pada manusia yang digigitnya tergantung dari interaksi vektor dengan
agen penyakit infeksius dan induk semang vertebrata, kepadatan vektor, umur vektor, induk
semang yang sensitif, kebiasaan memakan dan kemampuan vektor tersebut.(Sutherst, 2004).
sedangkan, Zoonosis adalah penyakit dan infeksi yang ditularkan secara alami di antara hewan
vertebrata dan manusia (WHO). Penyakit antraks adalah termasuk salah satu zoonosis yang
disebabkan oleh Bacillus anthracis, dapat menyerang manusia melalui 3 cara yaitu melalui kulit
yang lecet, abrasi atau luka, dapat melalui pernafasan (inhalasi) dan melalui mulut karena makan
bahan makanan yang tercemar kuman antraks misalnya daging yang terinfeksi yang dimasak
kurang sempurna. Spora antraks ini dapat digunakan sebagai senjata bioterorisme
Wijayanti, Tri 2008. Vektor dan Reservoir. BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN
PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA, 18-19.

SUSPARDUANTI, A. S. 2018. APLIKASI ENSIKLOPEDIA HEWAN VERTEBRATA DAN


INVERTEBRATA BERBASIS WEB. University of Muhammadiyah Malang.

ALDEIRRE, D., KOMALA, R. & HERYANTI, E. J. J. B. D. P. 2018. Pengaruh Metode


Pembelajaran Brainstorming terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Materi Vertebrata pada
Siswa SMA. 5, 110-116.

Qiptiyah, M. (2014) ‘Peranan Arthoropoda Pada Tanaman Teh’, Agrovital, 10(1), pp. 1–9.

Soejodono, Roso 2004. Zoonosis, Bogor, Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan
IPB.

Setiawan, J. and Fujianor, M. (2019) ‘Keanekaragaman Jenis Arthropoda Permukaan Tanah Di


Desa Banua Rantau Kecamatan Banua Lawas’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), pp. 1689–1699.

Novita, R. (2019) ‘Potensi Triatoma Sp Dalam Penyebaran Penyakit Tular Vektor Emerging Di
Indonesia’, Vektora : Jurnal Vektor dan Reservoir Penyakit, 11(2), pp. 131–138. doi:
10.22435/vk.v11i2.1230.

Kementerian Kesehatan RI (2017) ‘Rencana Aksi Kegiatan Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit Tular Vektor Dan Zoonotik Tahun 2015-2019’, Kementerian Kesehatan RI, pp. 1–
58. Available at: https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-465842-
4tahunan-265.pdf.

Khairiyati, L., Marlinae, L., Waskito, A., Nur Rahmat, A., Ridha, M. R., & Andiarsa, D. (2021).
Buku Ajar Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu.

McArthur, D. B. (2019). Emerging infectious diseases. The Nursing clinics of North America,
54(2), 297.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Chandra, B 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta, EGC.

Budiarto, Eko 2001. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai