Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL INSPEKSI METODE VISUAL TEST PADA

PISTON GENSET DENYO TYPE ISUZU BI-4HK1X

Nama Kelompok:

1. Desi Oktavia (06171026)


2. Fiqih Yuan Aryanma (06171032)
3. Muhammad Alwi Foury (06171045)
4. Muhammad Gunawan Dharma (06171000)
5. Muhamad Yanuar Rizal (06171044)

PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

JURUSAN ILMU KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

BALIKPAPAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Visual test merupakan metode pengamatan yang sangat mendasar dan


umum digunakan. Pengujian visual ini dilakukan langsung dan juga tidak
langsung dimana pengujian visual langsung, yaitu dengan melakukan pengamatan
pada material dengan mata telanjang, sedangkan pengujian visual tidak langsung
menggunakan alat bantu berupa portable video atau semacam teropong yang
terdapat lensa pembesar. Pengujian visual secara langsung dilakukan pada
material yang dapat dijangkau oleh penglihatan normal dengan mata telanjang
tanpa memerlukan alat bantu, dengan pengujian visual tidak langsung digunakan
untuk mendeteksi cacat pada material yang tidak terjangkau oleh penglihatan
normal karena letaknya terlalu dalam dengan ruang yang sempit atau kondisi
serupa lainnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pengujian Non Destructive Test (NDT) dengan menggunakan


metode visual adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui prosedur pengujian visual test.


2. Untuk mengetahui cacat pada benda uji.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pengujian Non Destructive Test (NDT) dengan
menggunakan metode visual adalah sebagai berikut.

3. Bagaimana mengetahui prosedur pengujian visual test?


4. Bagaimana mengetahui cacat pada benda uji?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar-Dasar Pengujian Visual

Visual test (VT) merupakan teknik pemeriksaan yang paling banyak


digunakan, seringkali penglihatan (mata)seorang inspektor merupakan satu-
satunya peralatan yang dipakai untuk pemeriksaan. VT hampir dapat
diaplikasikan pada semua jenis material pada semua tahapan manufaktur pada
semua usia pakai suatu komponen atau struktur. Agar pengujian VT berhasil
disyaratkan pencahayaan yang memadai dan penglihatan inspektor yang baik. Jika
akases terhadap daerah tertentu dari benda yang diuji terbatas dapat digunakan
alat bantu seperti borescope, fiberscope, videoscope dan CCTV untuk melakukan
VT jarak jauh.

2.1.1 Mata

Indera penglihatan atau mata seorang inspektor merupakan bagian


terpenting dalam VT. Mata adalah organ tubuh yang komplek, tersusun dari
banyak bagian yang semuanya harus berfungsi dengan benar agar pengujian yang
baik dapat dialkukan. Bagian-bagian mata dapat dilihat sebagai berikut

Gambar 2.1 Bagian – bagian mata manusia

Cahaya yang memasuki mata akan melalui lapisan tembus pandang di dalam
kornea dimana terjadi senagian besar pembiasan cahaya. Cahaya selanjutnya
memalui iris, membran tipis berwarna yang mengendalikan jumlah cahaya yang
melalui mata. Iris adalah lensa kristal yang dapat berubah bentuk untuk
memfokuskan cahaya pada retina dibagian belakang bola mata.

2.1.2 Pemahaman Penglihatan

Pemahaman penglihatan adalah perbandingan dari apa yang dilihat oleh


mata dengan apa yang dilihat oleh pikiran. Walaupun tersedia sejumlah besar
informasi yang tersedia pada sembarang citra yang diberikan, yang diarahkan ke
retina, hanya sedikit persentase yang dipakai untuk pengenalan detil. Hal tersebut
dikarenakan keseluruhan dari cara kerja sistem penglihatan manusia. Mata tidak
lebih dari sekedar penerima yang mengumpulkan dan memfokuskan informasi
yang datang yang dibawa oleh foton, sedangkan otak mengambil dan memproses
informasi yang disediakan menjadi suatu citra yang akan diinterpretasi.

2.1.3 Pencahayaan

Untuk mengerti pentingnya pencahayaan dalam suatu lingkungan


pemeriksaan, perlu untuk mengetahui dasar-dasar cahaya, bagaimana cahaya
diukur dan tingkat pencahayaan yang disarankan untuk melalkukan pemeriksaan.
Ada beberapa teori yang menguraikan fonomena energi radian, teori gelombang
dan kuantum adalah yang paling banyak diterima. Teori gelombang menyakan
bahwa radiasi berasal dari pertikel bermuatan yang dipercepat (elektron-elektron
yang bergetar) yang merambat melalui ruang dan waktu dalam bentuk pergerakan
seperti gelombang. Teori kuantum dikembangkan melalui fisika medern
menyatakan bahwa energi dipancarkan dan diserap dalam bentuk kuanta atau
paket energi (foton) tersendiri. Kedua model tersebut didasarkan pada
perpindahan energi tak bermassa, tak bermuatan pada kecepatan 3 x 108 cm/detik,
masing-masing menyatakan kejelasan yang berbeda mengenai interaksi cahaya
dengan benda. Cahaya tampak, energi yang menstimulasi sel penerima cahaya
pada mata manusia, umumnya didefinisikan sebagai energi dalam rentang panjang
gelombang 380-770 nm. Cahaya tampak memperlihatkan kedua sifat sebagai
model gelombang dan model kuantum. Spektrum elektromagnetik adalah cara
yang mudah untuk menggambarkan secara grafis radiasi-radiasi elektromagnetik.
Ia didasarkan pada model teori gelombang spektum elektromagnetik mencakup
rentang energi dari sinar kosmis dengan panjang gelombang sangat pendek hingga
gelombang listrik dengan pangjang gelombang tinggi, spektrum elektromagnetik
dapat dilihat pada

Gambar 2.2 Gelombang elektromagnetik

Cahaya tampak dikenal sebagai “cahaya putih” sebenarnya terdiri dari spektrum
frekuensi yang lebar. Apabila cahaya putih dilewatkan melalui sebuah prisma,
cahaya akan dipisahkan menjadi unsur-unsur frekuensi yang menghasilkan warna-
warna.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pengujian Visual

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengujian visual antara lain


adalah sifat meterial, kondisi permukaan, lingkungan pemeriksaan dan faktor-
faktor fisik dari inspektor. Ukuran fisik dan kondisi objek yang diuji memainkan
peranan penting dalam menentukan hasil pengujian. Pengetahuan mengenai
berbagai variabel yang mempengaruhi pengujian akan membantu inspektor dalam
mengurangi kemungkinan terlewatnya indikasi. Kondisi permukaan yang
mempengaruhi pengujian visual antara lain meliputi kebersihan, warna, tekstur,
kondisi spesimen, dan temperatur. Salah satu persyaranatan dasar agar pengujian
visual menjadi efektif adalah benda kerja yang bersih, material pengotor yang
tidak diinginkan seperti debu, minyak, gemuk dll dapat menutupi permukaan
diskontinuitas akatual atau menghasilkan indikasi palsu. Permukaan pemeriksaan
yang bersih mencegan kemungkinan terlewatnya indikasi. Warna cahaya yang
datang relatif terhadap warna objek yang diuji berperan penting didalam
pendeteksian diskontinuitas. Warna cahaya dapat digunakan untuk menambah
kontras dengan caramengintensifkan atau melemahkan warna-warna tertentu.
Sebuah permukaan yang memantulkan cahaya dapat menyilaukan dan
mengganggu pengujian pada permukaan benda uji. Permukaan yang sangat kasar
dapat mensyaratkan pencahayaan khusus untuk menerangi seluruh daerah tersebut
secara mencukupi. Silau dapar dikurangi dengan cara membesarkan sudut antara
sumber cahaya dan garis pengamatan atau dengan meredupkan sumber cahaya.
Kondisi fisik seperti bentuk dan ukuran spesimen dapat berfungsi sebagai faktor
pembatas selama pengujian visual. Objek dengan bentuk yang komplek dapat
mengganggu pengujian, daerah ini perlu mendapat perhatian lebih banyak. Saat
menguji objek dengan ukuran besar, perhatian tertentu sebaiknya diberikan untuk
memastikan bahwa pengujian menyeluruh telah dilakukan. Faktor-faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi pemeriksaan adalah atmosfer, kebersihan
benda yang diperiksa, dan posisi benda terhadap inspektor. Atmosfer dalam
konteks ini mengacu pada bagian lingkungan yang berpengaruh secara fisik atau
kejiwaan terhadap penguji. Atmosfer yang bebas dari kebisingan tingkat tinggi,
debu, asap, dan gangguan lainnya akan lebih kondusif terhadap performa penguji.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kebersihan benda yang diuji adalah penting
saat melakukan pengujian visual. Yang tidak kalah pentingnya lagi adalah
kebersihan lingkungan pengujian. Sumber utama zat-zat pengotor pada
lingkungan pemeriksaan adalah perpindahan bagian-bagian benda yang diperiksa
dari satu tempat ke tempat lainnya. Saat terjadi perpindahan bagian-bagian benda
yang diperiksa, kotoran dan zat pengotor lainnya juga dapat berpindah ke
permukaan benda jika daerah sekitarnya tidak bersih. Lingkungan pengujian dapat
terkontaminasi melalui berbagai macam cara. Salah satunya adalah melalui asap
dan uap di udara yang menempel pada permukaan yang mengkilap dan
mengurangi kontras yang diperlukan untuk menentukan lokasi diskontinuitas.
Kelembaban dan suhu adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi performa
pengujian visual. Orang yang berbeda akan memiliki kemampuan yang berbeda
untuk bertoleransi terhadap panas dan kelembaban, dan jika suhu inti tubuh
meningkat, kemampuan mental dari inspektor akan berkurang. pengujian adalah
kenyamanan fisik, kesehatan, dan sikap mental dari inspektor, kelelahan, dan
posisi benda yang diuji terhadap inspektor. Posisi benda uji dan jaraknya dari
inspektor memiliki pengaruh pada hasil pemeriksaan. Jarak dan sudut pengamatan
yang direkomendasikan adalah maksimum sebesar 610 mm pada sudut tidak
kurang dari 30o terhadap permukaan pemeriksaan seperti yang diperlihatkan

Gambar 2.3 Sudut minimum pada pengujian visual

2.3 Jangka Sorong

Jangka digunakan untuk memperoleh pengukuran linier yang akurat.


Jangka terdapat dalam berbagai macam ukuran dan konfigurasi untuk pengukuran
panjang, lebar, tinggi, diameter, dan kedalaman, dan pembacaannya dapat
langsung atau tak langsung. Jangka sorong berupa penggaris dengan penjepit
untuk pengukuran kasar atau dapat berupa jenis sorong, dial, atau elektronik yang
dipakai untuk pengukuran yang sangat akurat, seperti diperlihatkan

Gambar 2.4 Jangka sorong


2.4 Prinsip Kerja Kamera

Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera


lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui viewfinder), difokuskan
agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan
komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya ini
diterjemahkan dan diubah menjadi informasi digital untuk kemudian disimpan
dalam media penyimpan.

Cahaya masuk ke dalam kamera melalui bagian yang disebut lensa.


Cahaya dipastikan hanya boleh melalui bagian lensa ini yang berupa lubang
(berbentuk lingkaran). Lubang ini ibarat jendela kamera ke dunia luar, dan jendela
ini punya ukuran lubang tertentu, persis saat kita membuka mata atau menutup
mata. Kamera sendiri juga memiliki komponen untuk mengatur kecepatan si
lubang ini membuka saat kita perintahkan. Dengan mengatur dua properties ini,
intensitas cahaya yang masuk ke kamera dapat diatur.

Lensa juga berfungsi untuk mengatur supaya cahaya secara tajam


difokuskan. Fokus adalah saat kita bisa melihat obyek pada visualisasi yang
terjelasnya, kebalikan dengan yang disebut blur. Kalau menyangkut cara kerja,
fokus adalah saat cahaya yang dilewatkan tepat jatuh ke bidang sensor kamera,
seperti setelah cahaya lewat kornea mata kita dan tepat jatuh di retina maka kita
bisa fokus melihat suatu obyek.
BAB III

METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Adapun peralatan yang digunakan dalam pengujian visual test, yaitu:

1. Lampu penerangan
2. Jangka sorong
3. Penggaris
4. Kamera

3.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam pengujian visual test, yaitu:

1. Silinder piston genset Denyo type Isuzu 60 kva

Gambar 3.1 Spesification table genset


3.2 Prosedur Pengujian

Pengujian ini dilakukan dengan memersiapkan benda uji dan peralatan


pengujian terlebih dahulu. Setelah peralatan pengujian dan benda uji disiapkan
maka pengujian dapat dilakukan. Dalam melakukan pengujian ini, terdapat
prosedur pengujian yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Melakukan preparasi alat


2. Melakukan pembersihan material uji.
3. Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material uji.
4. Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris, dan
peralatan lainnya.
5. Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual test dapat
dilakukan dengan memperhatikan cacat pada material dengan cermat.
BAB IV

DOKUMENTASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Dokumentasi
Adapun dokumentasi yang telah dilakukan sebagai berikut :

4.1.1 Dokumentasi

Gambar 4.1 Piston section 1

Gambar 4.2 Piston section 2


Gambar 4.3 Piston section 3

Gambar 4.4 Piston section 4

Gambar 4.5 Piston section 5


Gambar 4.6 Piston section 6

Gambar 4.7 Piston section 7

4.2 Pembahasan

Setelah melihat hasil dari pemeriksaan, dapat diketahui bahwa terdapat


kerusakan pada benda uji. Pada bagian head silinder mengalami keausan,
dikarenakan pada komponen tersebut mengalami gesekan yang kontinu hingga
akhirnya lelah dan mengalami kegagalan (failure). Komponen-komponen tersebut
diharapkan dalam kondisi bersih dan bekerja sebagaimana fungsi komponen
tersebut, sehingga kerusakan yang diharapkan terjadi akibat eausan normal.
Sebelum mengalami kegagalan pada piston akibat kerja, oli pada mesin tidak
dirawat dengan baik sampai mengalami kehabisan oli (running out) dan
menyebabkan panas yang berlebih akibat gesekan lanjut (heat friction). Dan
piston meledak (explode) akibat kontak langsung kontinu dengan gas yang panas.
Gambar 4.8 Initial crack

Pada inspeksi didapatkan crack sepanjang 180 mm yang diawali dari ring
piston yang tidak dapat menahan kompresi dari gesekan dengan cylinder line
,dimana ring piston merupakan bagian untuk mentranfer panas dari piston ke
dinding cylinder liner, sehingga paling rawan mengalami aus. Ditambah dengan
habisnya oli yang membuat friction lebih besar.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulam yang diperoleh dari pengujian NDT dengan metode


visual test ini yaitu sebagai berikut.
1. Prosedur dari pengujian Non Destructive Test dengan metode visual test
yaitu melakukan preparasi alat, melakukan pembersihan material uji.
pengukuran dimensi material uji untuk mengetahui dimensi material uji.
persiapan alat uji persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris dan
peralatan lainnya, persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka
pengujian visual test dapat dilakukan dengan memperhatikan cacat pada
material dengan cermat.

2. Didapatkan crack pada piston sepanjang 180 mm dan


DAFTAR PUSTAKA

Hellier, J.Charles, (2003), Handbook of Non Destructive Evaluation, Mc Graw-


Hill Companies,Inc, United States
Magusz.lecturer.pens.ac.id > Kamera Foto dan Editing > Kamera 1
(diakses tanggal 24 oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai