Abstrak
Peralatan proteksi yang biasa digunakan pada sistem tegangan menengah adalah pemutus tenaga yang kerjanya
diperintah oleh rele arus lebih Incoming 20 kV menyalurkan tenaga listrik ke beberapa outgoing feeder. Antara PMT
Incoming 20 kV dan PMT Outgoing 20 kV harus ada koordinasi yang baik. Namun pada kenyataanya, dari beberapa
gangguan disebabkan karena kesalahan koordinasi proteksi. Koordinasi proteksi yang tidak baik bisa menyebabkan
overlap antara pengaman di incoming20 kV dengan pengaman di outgoing 20 kV dan menyebabkan blackout di semua
penyulang. Pada penelitian ini membahas tentang evaluasi koordinasi peralatan pengaman antara PMT Incoming 20 kV
dengan PMT outgoing 20 kV penyulang utama KLS 03 pada Gardu Induk Kalisari yang memasok objek vital seperti
Rumah sakit Dr. Kariadi, dengan memabandingkan data yang ada di lapangan dengan data hasil perhitungan, Dari hasil
perhitungan TMS OCR di sisi incoming 20 kV adalah 0,225 dan TMS di sisi outgoing 20 kV adalah 0,263 dengan arus
gangguan 3 fasa sebesar 10878,01 Ampere, arus gangguan 2 fasa terbesar sebesar 9420,63 Ampere, dan arus
ganggguan 1 fasa sebesar 11586,78 Ampere . Dari setting rele di Incoming dengan Outgoing 20 kV yang ada di
lapangan masih berkoordinasi dengan baik hanya saja untuk lebih mengoptimalkan kerja rele tersebut perlu dilakukan
resetting rele.
Abstract
The protective equipment commonly used in intermediate voltage systems is a power breaker whose operation is governed
by more incoming current releases. Ink 20 kV supplies power to some outgoing feeders. Between Incoming PMT
Incoming 20 kV and Outgoing PMT 20KV there should be good coordination. But in fact, from some of the disturbance
caused by protection coordination error. Improper protection co-ordinates can lead to overlap between incoming 20 kV
safeguards and outgoing 20 kV safeguards and blackouts in all feeders. This study discusses the evaluation of the
coordination of safety equipment between incoming PMT Incoming 20 kV with outgoing PMT outgoing 20 kV main
feeder KLS 03 on Substation of Kalisari Substation which supply vital object such as Dr. Kariadi, by comparing the
existing data in the field with the data calculation results, From the TMS OCR calculation on the incoming side of 20 kV
is 0.225 and the TMS on the outgoing side of 20 kV is 0.263 with a 3-phase phase noise of 10878.01 Ampere, the largest
2-phase noise current of 9420.63 Ampere, and gasaguan 1 phase of 11586,78 Ampere. From setting rele in Incoming with
Outgoing 20 kV in the field still coordinate well just for more optimize the rel work needed resetting relay.
terganggu2). Berdasarkan hal tersebut penulis membahas nilai arus setting dan nilai arus hubung singkat 3 fasa, 2
tentang koordinasi OCR antara sisi incoming 1 Kalisari fasa, maupun 1 fasa ketanah yang nantinya akan digunakan
dan penyulang 3 Kalisari yang memasok listrik ke objek untuk perhitungan dan meninjau ulang koordinasi antara
vital seperti Rumah sakit Dr.Kariadi Semarang. Dari hasil PMT Incoming 20 kV dengan PMT Outgoing 20kV
pengujian rele OCR pada sisi penyulang dan incoming untuk mendapatkan sistem proteksi yang handal dan
didapatkan data-data tentang kondisi rele apakah masih optimal.
memenuhi standar koordinasi setting atau rele tersebut Untuk menentukan setting rele pada Incoming dan
dalam kondisi setting yang tidak memenuhi standar. Jika Outgoing 20Kv diperlukan parameter – parameter seperti:
pada rele tersebut mengalamami perubahan arus kerja 1. Perhitungan Impedansi
maka dapat menyebabkan PMT Incoming 1 di Gardu 2. Perhitungan arus hubung singkat
Induk Kalisari ikut trip (open/ lepas) saat terjadi 3. Waktu kerja rele Incoming harus lebih lama
gangguan pada sisi penyulang 3 Kalisari. Hal ini sangat dibandingkan dengan waktu kerja Outgoing
riskan terjadi, karena tripnya rele incoming mengakibatkan
semua penyulang yang mendapat supply tegangan dari 3.2. Perhitungan Impedansi Sumber
incoming tersebut akan ikut trip juga7).
Pada tabel hubung singkat dari P3B Jawa-Bali berdasarkan
2. Metode pada lampiran 1, besarnya arus hubung singkat 3 fasa pada
2.1. Langkah Pengamatan bus 2 tegangan 150 kV untuk GIS Kalisari adalah sebesar
7,92601 kA.
1. Tahap Persiapan MVAHS TT = √3 V.I = √3150 . 7,92601
2. Tahap Pengumpulan Data = 2056,799 MVA
3. Tahap Pengolahan Data
Besarnya impedansi sumber di sisi tegangan tinggi 150 kV
2.2. Bahan Pengamatan adalah sebagai berikut:
kV2 1502
Xs TT = = = j10,93 Ω
Bahan pengamatan yang penulis gunakan berupa data-data MVATT 2056,799
yang menunjang dan berhubungan dengan proses kegiatan
pengamatan yang berupa: Selanjutnya mengkonversikan impedasi hubung singkat
Gardu Induk Sweatgear Kalisari trafo 1 sisi tegangan tinggi 150 kV menjadi impedansi di sisi
Single Line Gardu Induk Kalisari sekunder trafo tenaga 20 kv.
Trafo 1 Kalisari kVTM 2
Xs TM = ( ) .Xs TT
PMT incoming dan outgoing trafo 1 Kalisari kVTT
kVTM 2
CT incoming dan outgoing trafo 1 Kalisari = ( ) . Xs TT
kVTT
Relai incoming dan outgoing trafo 1 Kalisari
20 2
= ( ) . J10,939 = j0,1948 Ω
150
3. Hasil & Analisa
3.1. Koordinasi OCR Incoming 1 KLS dengan Impedansi sumber urutan positif, negative, dan nol adalah:
OCR Outgoing KLS 03 ZS1 = j0,1948 Ω
ZS2 = j0,1948 Ω
Koordinasi antara PMT Incoming 20 kV dengan PMT ZS0 = j0,1948Ω
Outgoing 20 kV dapat dicapai dengan memilih nilai
waktu trip minimum yang berbeda antara kedua PMT 3.3. Perhitungan Impedansi Trafo
dan mengatur pemakaian urutan operasi yang terbalik
(inverse) dari masing-masing PMT dengan cara Besarnya reaktansi trafo tenaga 1 di GIS Kalisari adalah
mempelajari dan memilih karakteristik kerja dari kurva 13%, agar dapat mengetahui besarnya reaktansi trafo
aruswaktu. Yang penting dalam koordinasi adalah urutan positif, negatif dan nol dalam ohm , maka perlu
perbedaan waktu antara kedua kurva untuk satu nilai dihitung dulu besar reaktansi trafo dalam 100% nya. Besar
arus tertentu (arus hubung singkat).Perbedaan waktu nilai ohm pada 100% yaitu:
minimum antara kedua kurva adalah untuk KV 2 20KV 2
XT (pada 100%) = ( )= ( ) = 6,667 Ohm
mengamankan agar kedua PMT tidak beroperasi secara MVA 60MVA
bersamaan. Jika terjadi gangguan di penyulang KLS 03
maka PMT Outgoing 20 kV KLS 03 akan trip terlebih Nilai reaktansi trafo tenaga:
dahulu. Apabila terjadi gangguan di penyulang, OCR Reaktansi urutan positif, negative (XT1 = XT2)
pada Outgoing 20 kV berperan sebagai pengaman utama, XT1 = 13% x 6,667 = 0.0866666667 Ohm
sedangkan OCR pada Incoming 20 kV berkerja sebagai Reaktansi urutan nol (Xt0)
pengaman cadangan yang akan mem-back up apabila Karena trafo daya yang mensuplay penyulang Kalisari
terjadi kegagalan pengamanan pada sisi outgoing 20 kV. mempunyai hubungan Ynyn maka besarnya: Xt0 = Xt1
Dengan data lapangan yang didapat maka akan diperoleh = 0,86666667 Ohm
TRANSMISI, 19, (3), JULI 2017, e-ISSN 2407–6422, 116
Perhitungan untuk impedansi penyulang pada jarak Ganggguan hubung singkat 2 fasa
0% panjang penyulang: Rumus dasar yang digunakan untuk menghitung besarnya
Z1 = 0%x (0,9514+j2,2418) = 0 Ohm arus gangguan hubung singkat 2 fasa adalah:
Vph-ph
Perhitungan untuk impedansi penyulang pada jarak I 2fasa =
Z1eq+Z2eq
5% panjang penyulang: 20000
= = 9420,63 Ampere
Z1 = 5%x(0,9514+j2,2418) = 0,0476+j0,1121 Ohm 2(0+j1,0615)
Ganggguan hubung singkat 1 fasa
Untuk impedansi urutan nol Rumus dasar yang digunakan untuk menghitung besarnya
Perhitungan untuk impedansi penyulang pada jarak arus gangguan hubung singkat 1 fasa adalah:
0% panjang penyulang: impedansi urutan nol (Z0 eq)
3 x 20000/√3
Z0 = 0%x (2,5780+j11,4878) = 0 Ohm = = 11586,78 Ampere
2(0+j1,0615)+0+j0,8667
Perhitungan untuk impedansi penyulang pada jarak
5% panjang penyulang: 3.7. Koordinasi setting OCR antara Incoming 1
Z0 = 5%x(2,5780+j11,4878)=0,1289+j0,574 Ohm terhadap Outgoing Kalisari 03
3.5. Perhitungan Impedansi Total (ekivalen Koordinasi pengaman merupakan kinerja dua buah
jaringan) pengaman atau lebih pada jaringan listrik yang saling
mendukung atau melengkapi dalam melakukan proses
Untuk impedansi urutan positif dan negative tugasnya. Rele arus lebih ini harus dikoordinasikan untuk
Z1eq = Z2eq = Xs + Xt + Z1 penyulang memastikan bahwa peralatan yang berada di titik terdekat
= j0,1948 + j0.86666667 + Z1 dengan gangguan harus dioperasikan terlabih dahulu. Pada
incoming 1 Kalisari, trafo arus yang terpasang mempunyai
penyulang (missal jarak 0%) rasio 2000/1 Ampere, sedangkan rasio trafo arus
= j1,0614666667 + 0 = j1,06146667 outgoing Kalisari 03 adalah 400/1
Untuk impedansi urutan nol Ampere. Rele arus lebih di sisi incoming maupun outgoing
Z0eq = Xt0 + 3 RN + Z0 penyulang menggunakan karakteristik standart inverse. Artinya
= j0,086666667 + 3.0 + 0 (missal untuk jarak adalah dimana waktu tunda rele mempunyai karakteristik
0%) tergantung besarnya arus gangguan. Koordinasi rele arus
= 0 + j0,0866666667 lebih pada jaringan distribusi Kalisari 03 dimulai dari hulu
ke hilir yaitu dari incoming feeder dan outgoing feeder
3.6. Perhitungan Arus Gangguan Hubung sampai ke ujung jaringan.
Singkat
3.7.1. Perhitungan Settting OCR
Setelah mendapatkan impedansi ekivalen sesuai dengan
lokasi gangguan, selanjutnya perhitungan arus ganggguan Dalam menentukan ISet(primer) menggunakan kaidah dari
hubung singkat dapat dihitung dengan menggunakan kesepakatan bersama pengelolaan bersama trafo-
rumus dasar seperti yang dijelaskan sebelunya, hanya saja penyulang di pola koordinasi proteksi wilayah jawa
impedansi ekivalen mana yang dimasukan ke dalam tengah
rumus dasar tersebut bisa gangguan hubung singkat 3
fasa, 2 fasa atau 1fasa ke tanah.
TRANSMISI, 19, (3), JULI 2017, e-ISSN 2407–6422, 117
1. Setelan Rele Arus Lebih (OCR) sisi outgoing 20 kV Untuk panjang jaringan 75% dengan arus hubung
singkat 3528,15 A
Untuk mencari arus setting pada OCR dapat dilakukan 0,14 . TMS 0,14 . 0,263
tk = Ih 0,02 = 3528,15 0,02 = 0,920 detik
dengan mengggunakan persamaan . ( I s) -1 ( 480 ) -1
s
Imaxbeban : 400 Ampere Untuk panjang jaringan 100% dengan arus hubung
Isetprimer : K x Imaxbeban (Kesepakatan proteksi 2011) singkat 2908,88 A
: 1,2 x 400 : 480 Ampere 0,14 . TMS 0,14 . 0,263
tk = Ih 0,02 = 2908,88 0,02 = 1,003 detik
CToutgoing: 400/1 ( I s) -1 ( 480 ) -1
s
2. Setelen Rele Arus Lebih (OCR) sisi incoming
Dalam menentukan setting OCR digunakan arus gangguan
20 kV
hubung singkat dua fasa terbesar yaitu besar arus gangguan
hubung singkat dua fasa apabila diasumsikan gangguan
Penentuan setelan rele arus lebih pada sisi incoming 20 kV
terletak pada 0% panjang jaringan.
trafo tenaga sama halnya dengan di sisi outgoing, yaitu
IHS(L-L) : 9420,63Ampere
harus diketahui terlebih dahulu nilai arus nominal trafo
Nilai arus tersebut adalah nilai setelan pada sisi primer,
tenaga tersebut.
sedangkan nilai yang akan di setkan pada rele adalah nilai
Data yang diperlukan :
sekundernya. Oleh karena itu dihitung menggunakan nilai kVA 60000
rasio trafo arus yang terpasang pada penyulang. In(sisi 20 kV) = = = 1732 Ampere
kV √3 20 √3
Besarnya arus pada sisi sekundernya adalah : ISet(Primer) = 1,2 x IBeban = 1,2 x 1732 Ampere
I primer 480
Iset sekunder = set400 =400 = 1,2 Ampere =2000 Ampere
⁄1 ⁄1 1
ISet(Sekunder) = ISet(Primer) x
ratio CT
1
Dengan demikian, jika ada arus yang mengalir pada OCR = 2000 x 2000 = 1 A
⁄1
melebihi 1,2 Ampere di sisi sekundernya, maka OCR akan
Arus gangguan untuk menentukan besarnya setting TMS rele
bekerja dan PMT akan trip
OCR sisi incoming 20 kV yaitu arus gangguan hubung singkat
Besar arus gangguan (Ihs) untuk hubung singkat 2 fasa
dua fasa di 0% panjang penyulang.Waktu kerjaincoming
terdekat dengan PMT Outgoing(pada lokasi 0 km) yaitu
didapat dengan waktu kerja rele disisi hilir + 0,4 detik.
sebesar 9420,63Ampere. Waktu kerja yang ditetapkan tk =
Selisih waktu antara satu rele dengan rele di depan atau
0,6 detik (keputusan ini diambil agar rele tidak sampai trip
dibelakangnya adalah 0,4s.d 0,5 detik didapatkan dengan
lagi akibat adanya arus inrush dari trafo-trafo distribusi
pertimbangan sebagai berikut :
yang sudah tersambung di jaringan distribusi pada saat
a. Kesalahan rele waktu = 0,2 detik
PMT outgoing tersebut dimasukkan) dengan kurva yang
b. Waktu pembukaan PMT sampai hilangnya bunga api
digunakan kurva StandardInversesesuai persamaan (2.2).
= 0,06 s.d 0,14 detik
Jadi didapat :
I c. Faktor keamanan = 0,05 detik
t .(( hs ) -1) d. Kelambatan rele arus lebih pembantu
Is
TMS = = 0,05 detik
9420,63 0,02
0,6 . (( ) -1)
480
TMS = = 0,263 Jadi waktu kerja pada incoming 20 kV apabila terjadi
0,14
Pemeriksaan waktu kerja rele berdasarkan panjang jaringan: gangguan pada 0% panjang jaringan, diinginkan waktu
Untuk panjang jaringan 0% dengan arus hubung selama 1 detik. Waktu ini diambil berdasarkan
singkat 9420,63 A pertimbangan ketahanan trafo tenaga terhadap arus hubung
0,14 . TMS 0,14 . 0,263 singkat maksimal. Menurut standar IEC ketahanann trafo
tk = Ih 0,02 = 9420,63 0,02 = 0,600 detik terhadap hubung singkat eksternal adalah 2 detik, tetapi
( I s) -1 ( 480 ) -1
s untuk memperpanjang usia trafo maka pada sisi incoming
Untuk panjang jaringan 5% dengan arus hubung ditetapkan terjadi pemutusan maksimal 1 detik. Besar arus
singkat 8513,85 A gangguan (Ihs) untuk hubung singkat 2 fasa terdekat dengan
0,14 . TMS 0,14 . 0,263
tk = Ih 0,02 = 8513,85 0,02 = 0,622 detik PMT Incoming (pada lokasi 0 km) yaitu sebesar
( I s) -1 ( 480 ) -1
s 9420,63Ampere. kurva standard inverse.
Untuk panjang jaringan 25% dengan arus hubung tincoming = (0,6 detik + 0,4 detik) = 1 detik
singkat 6100,35 A I
t .(( hs ) -1)
0,14 . TMS 0,14 . 0,263 Is
tk = Ih 0,02 = 6100,35 0,02 = 0,705 detik TMS =
( I s) -1 ( 480 ) -1
s 9420,63 0,02
1 .(( ) -1)
Untuk panjang jaringan 50% dengan arus hubung TMS =
2000
= 0,225
singkat 4477,07 A 0,14
0,14 . TMS 0,14 . 0,263
tk = Ih 0,02 = 4477,07 0,02 = 0,807 detik Pemeriksaan waktu kerja rele berdasarkan panjang jaringan:
( I s) -1 ( 480 ) -1
s
Untuk panjang jaringan 0% dengan arus hubung
singkat 9420,63 A
TRANSMISI, 19, (3), JULI 2017, e-ISSN 2407–6422, 118
PMT SI 4. Kesimpulan
Outgoing 0,27
Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan [2]. Dewi, Sartika. 2013. Koordinasi Setting Rele Arus Lebih
setting OCR yang ada di lapangan masih dalam kondisi dan Rele Gangguan Tanah pada Incoming 2 dengan
baik dan aman terbukti dengan tidak adanya kurva OCR Penyulang KDS 4 dan KDS 5 pada Jaringan
Double Circuit. Penelitian (tidak diterbitkan). Semarang:
Incoming dan OCR Outgoing yang saling berpotongan dan
Universitas Diponegoro
rele pada sisi Outgoing bekerja terlebih dahulu sebagai [3]. Affandi, Irfan. 2009. Analisa Setting Rele Arus Lebih
pengaman utama saat terjadi gangguan sedangkang rele dan Gangguan Tanah pada Penyulang Sadewa di GI
pada sisi Incoming bekerja sebagai backup apabila rele Cawang. Skripsi (tidak diterbitkan).Jakarta: Universitas
pada Outgoing tidak bekerja. Indonesia
[4]. Sarimun, Wahyudi N., Ir., M.T. 2012. Proteksi Sistem
Referensi Distribusi Tenaga Listrik Jakarta : Garamond
[5]. Pribadi K, Wahyudi. Analisa Sistem Tenaga.. (t.t) Materi
Pelatihan (tidak diterbitkan). Jakarta: PT. PLN (Persero)
[1]. Pramitasari, Anggi. 2013. Studi Koordinasi OCR dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
GFR Incoming 20 kV Dengan OCR dan GFR Outgoing [6]. Perpustakaan online ITS. http://digilib.its.ac.id/ITS-
20 kV Feeder Kudus 04 di Gardu Induk Kudus. Penelitian Undergraduated-12/proteksi diakses tanggal 1Juni
(tidak diterbitkan). Semarang: Politeknik Negeri 2014 pukul 20.35 WIB
Semarang [7]. Bayu Susatyo. http://stdelaboratory.blogspot.com
diakses tanggal 1Juni 2014 pukul 20.40 WIB
[8]. PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali.
http://.pln.co.id/p3bjawabali/?p=451 diakses tanggal 2
Juni 2014 pukul 19.30 WIB