Anda di halaman 1dari 22

Macam Instalasi tenaga listrik :

1. Rangkaian Panel Listrik 1 Phase

Panel listrik 1 fasa adalah suatu panel yang berisi MCB-MCB sebagai pengontrol
jaringan listrik pada sistem jaringan 1 phasa yang umumnya digunakan
pada instalasi kabel listrik rumah.

Jalur Kabel Pada Panel Listrik 1 Fasa


Pada sistem listrik 1 phase, ada 3 jalur kabel yang digunakan:

 Kabel L : Kabel jalur Line ( kabel yang mengandung strum)


 Kabel N: Kabel jalur netral
 Kabel G: Kabel ground

Panel ini diperlukan untuk membuat sistem jaringan listrik menjadi terstruktur dan
rapi.
Pada gambar di bawah ini salah satu contoh model panel listrik 1 fasa. Tampak
bagian dalam dari panel listrik 1 phase yang terdiri dari 1 buah MCB utama dan 17
buah MCB yang masing-masing berfungsi untuk mengontrol jalur listrik di area
tertentu.

MCB utama dari sistem listrik 1 phase maksimal besarnya 100 Ampere dan minimal
2 Ampere.

Sebagai contoh pengaturan MCB pada panel diatas adalah sbb:


Dari tabel diatas tampak pengaturan MCB dibagi per area rumah.

Dengan demikian apabila ada area yang bermasalah jaringan listriknya tidak


menggangu ke area yang lain.

Dengan kondisi demikan, maka pada saat kita perbaiki jalur listriknya yang kita
matikan cukup MCB No 1 saja sedangkan MCB yang lain masih bisa menyala.

Jadi perbaikan jalur listrik di area depan rumah tidak menggangu kearea lain di
rumah tersebut sehingga penghuni rumah lebih aman dan nyaman.

Contoh Rangkaian Panel Listrik 1 Phase


Contoh gambar di bawah ini adalah gambar rangkaian listrik sederhana pada
jaringan listrik 1 phase yang banyak diterapkan di rumah kita.
MCB

Pada gambar diatas tampak 1 Buah MCB khusus mengontrol jalur lampu dan MCB
yang lain mengontrol jalur stop kontaknya.

Dengan demikian apabila ada masalah di jalur stop kontak, maka lampu masih bisa
beroperasi dan kegiatan di area tersebut tidak terlalu terganggu.

Selain keuntungan ini, keuntungan lain adalah masing-masing jalur dapat digunakan
secara maksimal sesuai dengan ukuran kabel dan mcb yang digunakan.

Misalnya kabel untuk jalur stop kontak umumnya menggunakan 3 X 1,5 mm, maka
arus maksimal 10-15 Ampere atau 2000- 3000 watt.

Bush Bar Jalur Netral

Komponen lain yang biasa digunakan pada panel listrik 1 phasa adalah bush
bar untuk jalur netral dan jalur grounding.
Pada saat menggunakan bush bar untuk jalur netral perlu dilengkapi dengan isolator,
agar arus listrik yang ada tidak terhubung ke body panel.

Isolator pada gambar di atas ditunjukan dengan anak panah berwarna kuning.

Bush Bar Jalur Ground

Selain bush bar untuk jalur netral, baiknya dalam panel listrik juga disediakan bush
bar untuk jalur ground yang memiliki bentuk seperti gambar di bawah ini

Berbeda sedikit dengan bush bar jalur netral, pada bush bar jalur ground tidak
diperlukan isolator pada saat pemasangannya.

Karena pada jalur ground memang idealnya tidak mengandung arus listrik.

Jalur tersebut berfungsi sebagai pengaman apabila ada kabel yang lecet dan
menempel di body panel, maka diharapkan MCB dapat ‘ngejepret’ dan aliran listrik
pada kabel tersebut berhenti.

Lampu Indikator Panel

Selain peralatan tersebut, pada panel listrik perlu juga dipasang lampu indikator
panel yang dipasang di pintu panel. Lampu ini akan menyala apabila aliran listrik
masuk ke dalam panel yang menandakan panel tersebut telah siap untuk digunakan.
Sikring Box

Dengan menggunakan box sikring seperti gambar diatas, maka jalur listrik untuk
lampu indikator bisa dipastikan lebih aman.

Karena jika terjadi sesuatu terhadap lampu indikator sehingga arus listrik naik, maka
sikring tersebut akan otomatis putus dan mematikan aliran listrik ke arah lampu
indikator tersebut.
Nah, bagaimana dengan rangkaian panel listrik 1 fasa di rumahmu? Sudah ideal
belum?

2. Sistem 3 Phase: Pengertian dan


Pemahaman dalam Kelistrikan

Sistem 3 Phase: Kelistrikan pada umum ada 2 jenis yang berdasarkan sifat
gelombangnya yaitu, listrik AC (alternating current) atau arus bolak-balik dan listrik
DC (direct current) atau arus searah.
Terdapat 2 macam sistem pada listrik AC, yaitu sistem 1 fasa dan 3 fasa. AC
merupakan singkatan dari Alternating Current, yaitu Listrik arus bolak-balik.
Dinamakan demikian karena listrik ini mempunyai bentuk gelombang sinusoidal,
yang artinya pada listrik ini mempunyai polaritas yang berubah-ubah antara kutub
positif dan negative.

Memahami Sistem 3 Phase dalam Tenaga Listrik

Pengertian 3 Phase / 3 Fasa

Dengan kata lain, sistem yang menggunakan tiga kabel untuk pembangkitan,
transmisi, dan distribusi dikenal sebagai sistem tiga fase. Sistem tiga fasa juga
digunakan sebagai sistem fasa tunggal jika salah satu fasa dan kabel netral dilepas
darinya. Jumlah arus saluran dalam sistem 3-fasa sama dengan nol, dan fasa-fasa
tersebut dibedakan pada sudut 120º

Sistem tiga fase memiliki empat kabel, yaitu tiga konduktor pembawa arus dan satu
kabel netral. Luas penampang konduktor netral adalah setengah dari kabel aktif.
Arus pada kabel netral sama dengan jumlah arus garis ketiga kabel dan akibatnya
sama dengan √3 kali komponen urutan fase nol arus.

Sistem tiga fasa memiliki beberapa keunggulan seperti membutuhkan konduktor


yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem fasa tunggal. Ini juga menyediakan
pasokan terus menerus ke beban. Sistem tiga fase memiliki efisiensi yang lebih
tinggi dan kerugian minimum.

Sistem tiga fase menginduksi generator yang menyediakan tegangan tiga fase
dengan besaran dan frekuensi yang sama. Ini memberikan daya yang tidak pernah
terputus, yaitu, jika satu fase sistem terputus, maka dua fase sistem yang tersisa
terus memasok daya. Jumlah arus dalam satu fasa sama dengan jumlah arus di dua
fasa lainnya pada fasa sistem.
Perbedaan fase 120º dari ketiga fase tersebut diperlukan agar sistem dapat bekerja
dengan baik. Jika tidak, sistem akan macet.

Jenis Koneksi dalam Sistem 3 Phase

Sistem tiga fasa dihubungkan dengan dua cara yaitu Star Connection (sambungan
bintang) dan sambungan delta. Deskripsi rinci perbedaan di bawah ini.

1. Koneksi Bintang (Star Connection)

Star Connection membutuhkan empat kabel yang terdiri dari tiga konduktor fase dan
satu konduktor netral. Jenis sambungan ini terutama digunakan untuk transmisi
jarak jauh karena memiliki titik netral. Titik netral melewatkan arus yang tidak
seimbang.

Koneksi Bintang terhubung ke sistem tiga fase memberikan dua tegangan yang
berbeda, yaitu 230 V dan 440V. Tegangan antara fasa tunggal dan netral adalah
230V, dan tegangan antara dua fasa sama dengan 440V.

2. Koneksi delta

Pada Koneksi delta memiliki tiga kabel, dan tidak ada titik netral. Koneksi delta
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tegangan saluran sambungan delta sama
dengan tegangan fasa.

Muat Koneksi dalam Sistem Tiga Fase

Beban dalam sistem tiga fasa juga dapat dihubungkan di star atau delta. Beban tiga
fasa yang terhubung dalam delta dan bintang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Pada beban tiga fase mungkin seimbang atau tidak seimbang. Jika ketiga beban
(impedansi) Z1, Z2 dan Z3 memiliki besaran dan sudut fasa yang sama, maka beban
tiga fasa tersebut dikatakan sebagai beban seimbang. Dalam kesetimbangan,
semua fasa dan tegangan saluran sama.

Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat

penghantar yang kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai

kawat neutral (N). Umumnya listrik 1 phase bertegangan 220-240 volt yang

digunakan banyak orang.


Biasanya listrik 1 phase digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN

di jalanan itu memiliki 3 phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1

phase karena kita tidak memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah

kita hanya menggunakan listik 1 phase dengan 220-240 volt.

Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S,

dan tetangga yang lain Phase T.

Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase

(R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau sering dibilang kawat ground. Menurut

istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel

neutral. Umumnya listrik 3 Phase bertegangan 380 volt yang banyak

digunakan Industri atau pabrik.

Listrik 3 fasa adalah listrik AC (Alternating Current) yang menggunakan 3

kawat penghantar yang mempunyai tegangan pada masing-masing Phasenya

sama, tetapi berbeda dalam sudut curvenya sebesar 120 derajat.

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phase ini, yaitu :

1. Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan
istilah Voltage line to line)
2. Tegangan phase ke neutral (Vpn : Voltage phase to neutral atau Voltage line to neutral).

Menggunakan listrik 3 phase sebenarnya memiliki keuntungan. Keuntungan

Listrik 3 phase yaitu :

1. Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan besar ).
Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga memerlukan jaringan
yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian hanya memerlukan satu phase
( memilih salah satu dari 3 phase yang ada ). Listrik 3 phase biasanya diperlukan untuk
menggerakkan motor industri yang memerlukan daya besar.
2. Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir akan
lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang
digunakan bisa lebih kecil.

Listrik 3 Phase : Pengertian, Rumus, Tabel


dan Cara Menghitungnya

listrik 3 phase merupakan sistem yang banyak digunakan untuk instalasi skala
besar. Misalnya seperti digunakan pada perkantoran, industri, dan lain
sebagainya. Namun, pernahkah Anda penasaran mengenai berapa banyak
pengeluaran listrik untuk skala besar? Terutama untuk kebutuhan atau
pemakaian di bidang industri tersebut.

Mengetahui cara menghitung daya listrik 3 phase, akan membantu Anda


untuk mengetahui berapa banyak biaya yang perlu dibayarkan untuk
pemakaian listrik. Ini tentu berlaku untuk perumahan ataupun skala industri.

Oleh sebab itu, pada bag kali ini kita akan membahas rinci mengenai
pengertian listrik 3 phase, fungsi, rumus, serta bagaimana cara menghitung
pemakaian daya listrik 3 phase. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Instalasi Listrik 3 Phase?
panel listrik 3 phase

Instalasi listrik 3 phase adalah rangkaian listrik yang tersusun dari 4 buah


kabel. Dalam dunia kelistrikan, mungkin Anda sering mendengar istilah
mengenai sistem kelistrikan 3 phase.

Dimana pada rangkaian tersebut 3 kabel akan digunakan sebagai konduktor


atau penghantar, lalu 1 kabel lainnya digunakan sebagai titik netral.
Instalasi 3 phase pada umumnya menggunakan tegangan listrik 380 volt.
Selain itu, pemakaiannya juga di khususkan untuk menyuplai keperluan listrik
berskala besar.

Contohnya saja seperti supply listrik untuk kebutuhan industri seperti pabrik
produksi, perhotelan, perkantoran dan tempat-tempat lain yang membutuhkan
tegangan listrik yang kuat.

Intinya semakin besar luas bangunan atau perangkat listrik yang perlu
dioperasikan, tentu kebutuhan daya listriknya juga akan semakin tinggi.

Karakteristik Tegangan Listrik 3 Phase


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara mengukur tegangan listrik 3
phase, terlebih dahulu kita akan berkenalan dengan karakteristik dari sistem
kelistrikan tersebut.

Apa saja ciri khas dari sistem kelistrikan 3 fasa? Berikut ini ulasan lebih
lengkapnya.

 Listrik 3 fasa pada umumnya menggunakan tegangan yang lebih


besar. Jadi pemakaiannya juga digunakan untuk instalasi listrik
yang membutuhkan tegangan besar juga.
 Listrik 3 fasa biasanya menggunakan kabel dengan ukuran yang
lebih kecil.
 Pada listrik dengan sistem 3 fasa, tegangan listrik yang
dibutuhkan tinggi. Jadi, umumnya arus listrik yang mengalir pada
rangkaian pun menjadi lebih rendah.
 Sistem kelistrikan 3 fasa biasanya tidak menggunakan kapasitor.
Hal tersebut dikarenakan daya yang digunakan untuk instalasi
tersebut sudah besar sehingga tidak memerlukan adanya
tambahan alat seperti kapasitor.

Rumus Mencari Arus Listrik 3 Phase


Untuk mengetahui cara menghitung daya listrik 3 phase, terlebih dahulu Anda
harus mengetahui bagaimana rumus untuk menghitungnya.
Mengetahui rumus mencari arus listrik 3 phase akan mempermudah Anda
ketika menerapkan penghitungan menggunakan angka.

Berikut rumus daya listrik 3 phase dalam satuan VA yang dapat Anda gunakan
:

P = √3 x V x I x Cos φ

Dimana:

P = Daya (Watt)

V = Voltage atau tegangan (Volt)

l = Kuat arus (Ampere)

Cos φ = Faktor daya (φ )

√3 = Konstanta yang digunakan apabila memakai listrik 3 phase

Tabel Daya Listrik 3 Phase


Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung daya listrik 3 phase, Anda
dapat menempuh beberapa cara. Tidak hanya harus dihitung melalui rumus
yang dijelaskan di atas saja, ya?

Selain menggunakan rumus Anda juga dapat melihat contoh perhitungannya


dalam tabel daya listrik 3 phase berikut ini.
tabel daya listrik 3 phase
Tabel di atas merupakan contoh pengaplikasian rumus daya listrik 1 phase
dalam satuan VA dan juga 3 phase. Ini dapat menjadi panduan apabila terjadi
kerusakan pada MCB rumah Anda.

3 Bagaimana Menghitung Daya Listrik 3


Phase?
Menghitung kebutuhan listrik yang dikonsumsi kadangkala perlu untuk
dilakukan. Pasalnya, dengan demikian Anda dapat memperkirakan peralatan
listrik apa saja yang dapat digunakan pada jaringan tersebut.

Selain itu, mengetahui daya listrik juga berguna agar pemiliknya dapat
mengontrol pengeluaran yang harus dibayarkan untuk tagihan listrik. Apa saja
yang perlu diperhatikan pada saat ingin menghitung besarnya daya listrik?

1. Ketahui Golongan Daya Listrik yang Terpasang


Mengetahui golongan tarif listrik yang digunakan sangat penting dilakukan
sebelum melakukan penghitungan daya listrik. Golongan daya listrik ini adalah
penentu sampai berapa maksimal penggunaan daya bisa terpakai.

Jika beban listrik lebih banyak dari daya yang tersedia maka Anda perlu
menambah daya sesuai dengan kebutuhan.

Daya listrik biasanya dibedakan menjadi beberapa golongan. Diantaranya


seperti 900 VA, 1300 VA, 220 VA, dan lain sebagainya. Untuk tarifnya sendiri
juga biasanya berbeda-beda. Semakin besar daya yang digunakan umumnya
biayanya juga terbilang lebih tinggi.

Misalnya saja untuk daya listrik dengan daya 900 VA dikenakan tarif 1.352 per
kWH. Lain halnya dengan daya listrik sebesar 1300 VA yang akan dikenai tarif
Rp 1.467,28 per kWh dan seterusnya.

Jika ingin mendapatkan tagihan listrik yang lebih murah tentu Anda bisa
memilih daya listrik yang 450 VA. Dengan catatan, kebutuhan aliran listrik
rumah Anda memang terbilang kecil dan cukup dengan daya 450 VA.

2. Cek Semua Perabotan yang Membutuhkan Listrik


Setelah mengetahui daya listrik yang digunakan pada bangunan tersebut, lalu
apa langkah selanjutnya? Yang jelas Anda juga perlu melakukan pengecekan
mengenai perangkat listrik mana saja yang memerlukan daya besar.

Berbagai peralatan listrik ini dapat diasumsikan kebutuhan dayanya. Misalnya


berapakah konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat
tersebut.

Selain itu, berapa lama waktu pemakaian juga penting untuk diperhatikan.
Karena hal ini juga  mempengaruhi berapa banyak biaya yang dikeluarkan
untuk membayar tarif listrik dalam setiap bulannya.
3. Buatlah Estimasi Konsumsi Listrik Harian
Seperti yang kita sebutkan di atas, mengestimasikan konsumsi listrik perlu
dilakukan untuk memprediksi besarnya pemakaian harian. Bukan sekedar
perkiraan, Anda tentu perlu menghitung pemakaian harian listrik secara jelas.

Untuk gambaran, berikut ini contoh menghitung estimasi konsumsi listrik yang
bisa Anda pahami.

 10 buah lampu dengan daya 30 watt, kemudian dinyalakan dalam


jangka waktu 15 jam. Maka daya konsumsi harian dari lampu
tersebut adalah 1 × 30 watt × 15 jam = 45.000 Watt.
 1 buah lemari es dengan daya 400 watt dioperasikan selama
seharian penuh yakni 24 jam. Maka daya listrik yang dibutuhkan
dihitung dengan cara 1 × 400 × 24 = 9. 600
 2 buah AC apabila memiliki daya 1000 Watt dan dihidupkan
selama 12 jam. Maka daya yang diperlukan dalam sehari
estimasinya adalah 2 × 1000 × 12 = 24.000
 Sebuah rice cooker yang menggunakan daya 250 Watt, kemudian
dipakai selama 12 jam. Maka total pemakaiannya adalah 1 × 250
× 12 = 3000 Watt.
 Sebuah TV LED dengan daya 60 watt, biasa menyala dalam
jangka waktu 5 jam perhari. Maka konsumsi daya total dari TV
tersebut adalah 1 × 60 × 5 = 300 Watt.

Cara Menghitung kWh Meter Listrik 3 Phase


cara menghitung kwh meter 3 phase dengan CT
Cara menghitung kwh meter 3 phase dengan CT untuk kebutuhan atau
pemakaian sehari-hari sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah.

Caranya adalah dengan menjumlahkan total estimasi daya dari peralatan-


peralatan listrik yang ada di tempat tersebut

Untuk mempermudah penghitungan, kita dapat mencoba untuk


menjumlahkan daya total dari alat-alat elektronik yang telah kita hitung
sebelumnya.
Total konsumsi daya pada sebuah bangunan dalam satu hari adalah sebagai
berikut :

Diketahui:

 Konsumsi daya 10 buah lampu = 45.000 Watt


 Konsumsi daya kulkas = 600 Watt
 Konsumsi daya 2 buah AC = 24.000 Watt
 Konsumsi daya rice cooker = 3000 Watt
 Konsumsi daya TV = 300 Watt
Konsumsi daya total dalam 1 hari = 45.000+600+24.000+3000+300 = 72.900
Watt atau 72, 9 kWh.

Katakanlah bangunan tersebut menggunakan daya listrik golongan 440 VA


dengan ketentuan tarif listrik per kWh adalah 1.467,26. Untuk bisa menghitung
tarif listrik atau total biaya listrik harian bangunan tersebut bisa dengan
hitungan berikut.

72,9 Kwh x Rp 1.467,26 =  106.963,254

Lalu, apabila dibulatkan dalam sebulan, jumlah tagihan listrik Anda adalah
sebagai berikut :

106.963,254 × 30 hari =  3.208.897,56 atau apabila dibulatkan menjadi Rp


3.208. 898 .

Kesimpulan

Bagaimana, cara menghitung daya listrik 3 phase  ternyata tidak terlalu sulit
bukan? Bisa dikatakan menghitung biaya atau daya instalasi listrik 1 phase
maupun 3 phase tidak jauh berbeda. Yakni Anda hanya perlu mengetahui
berapa besar daya yang dibutuhkan oleh sebuah perangkat elektronik untuk
dapat beroperasi.

Setelah itu kemudian memperkirakan berapa lama waktu pemakaian dari alat
listrik tersebut untuk mengetahui total daya yang dikeluarkan dalam satu hari.
Selanjutnya Anda tinggal mengalikannya dengan tarif dasar listrik yang
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai