Panel listrik 1 fasa adalah suatu panel yang berisi MCB-MCB sebagai pengontrol
jaringan listrik pada sistem jaringan 1 phasa yang umumnya digunakan
pada instalasi kabel listrik rumah.
Panel ini diperlukan untuk membuat sistem jaringan listrik menjadi terstruktur dan
rapi.
Pada gambar di bawah ini salah satu contoh model panel listrik 1 fasa. Tampak
bagian dalam dari panel listrik 1 phase yang terdiri dari 1 buah MCB utama dan 17
buah MCB yang masing-masing berfungsi untuk mengontrol jalur listrik di area
tertentu.
MCB utama dari sistem listrik 1 phase maksimal besarnya 100 Ampere dan minimal
2 Ampere.
Dengan kondisi demikan, maka pada saat kita perbaiki jalur listriknya yang kita
matikan cukup MCB No 1 saja sedangkan MCB yang lain masih bisa menyala.
Jadi perbaikan jalur listrik di area depan rumah tidak menggangu kearea lain di
rumah tersebut sehingga penghuni rumah lebih aman dan nyaman.
Pada gambar diatas tampak 1 Buah MCB khusus mengontrol jalur lampu dan MCB
yang lain mengontrol jalur stop kontaknya.
Dengan demikian apabila ada masalah di jalur stop kontak, maka lampu masih bisa
beroperasi dan kegiatan di area tersebut tidak terlalu terganggu.
Selain keuntungan ini, keuntungan lain adalah masing-masing jalur dapat digunakan
secara maksimal sesuai dengan ukuran kabel dan mcb yang digunakan.
Misalnya kabel untuk jalur stop kontak umumnya menggunakan 3 X 1,5 mm, maka
arus maksimal 10-15 Ampere atau 2000- 3000 watt.
Komponen lain yang biasa digunakan pada panel listrik 1 phasa adalah bush
bar untuk jalur netral dan jalur grounding.
Pada saat menggunakan bush bar untuk jalur netral perlu dilengkapi dengan isolator,
agar arus listrik yang ada tidak terhubung ke body panel.
Isolator pada gambar di atas ditunjukan dengan anak panah berwarna kuning.
Selain bush bar untuk jalur netral, baiknya dalam panel listrik juga disediakan bush
bar untuk jalur ground yang memiliki bentuk seperti gambar di bawah ini
Berbeda sedikit dengan bush bar jalur netral, pada bush bar jalur ground tidak
diperlukan isolator pada saat pemasangannya.
Karena pada jalur ground memang idealnya tidak mengandung arus listrik.
Jalur tersebut berfungsi sebagai pengaman apabila ada kabel yang lecet dan
menempel di body panel, maka diharapkan MCB dapat ‘ngejepret’ dan aliran listrik
pada kabel tersebut berhenti.
Selain peralatan tersebut, pada panel listrik perlu juga dipasang lampu indikator
panel yang dipasang di pintu panel. Lampu ini akan menyala apabila aliran listrik
masuk ke dalam panel yang menandakan panel tersebut telah siap untuk digunakan.
Sikring Box
Dengan menggunakan box sikring seperti gambar diatas, maka jalur listrik untuk
lampu indikator bisa dipastikan lebih aman.
Karena jika terjadi sesuatu terhadap lampu indikator sehingga arus listrik naik, maka
sikring tersebut akan otomatis putus dan mematikan aliran listrik ke arah lampu
indikator tersebut.
Nah, bagaimana dengan rangkaian panel listrik 1 fasa di rumahmu? Sudah ideal
belum?
Sistem 3 Phase: Kelistrikan pada umum ada 2 jenis yang berdasarkan sifat
gelombangnya yaitu, listrik AC (alternating current) atau arus bolak-balik dan listrik
DC (direct current) atau arus searah.
Terdapat 2 macam sistem pada listrik AC, yaitu sistem 1 fasa dan 3 fasa. AC
merupakan singkatan dari Alternating Current, yaitu Listrik arus bolak-balik.
Dinamakan demikian karena listrik ini mempunyai bentuk gelombang sinusoidal,
yang artinya pada listrik ini mempunyai polaritas yang berubah-ubah antara kutub
positif dan negative.
Dengan kata lain, sistem yang menggunakan tiga kabel untuk pembangkitan,
transmisi, dan distribusi dikenal sebagai sistem tiga fase. Sistem tiga fasa juga
digunakan sebagai sistem fasa tunggal jika salah satu fasa dan kabel netral dilepas
darinya. Jumlah arus saluran dalam sistem 3-fasa sama dengan nol, dan fasa-fasa
tersebut dibedakan pada sudut 120º
Sistem tiga fase memiliki empat kabel, yaitu tiga konduktor pembawa arus dan satu
kabel netral. Luas penampang konduktor netral adalah setengah dari kabel aktif.
Arus pada kabel netral sama dengan jumlah arus garis ketiga kabel dan akibatnya
sama dengan √3 kali komponen urutan fase nol arus.
Sistem tiga fase menginduksi generator yang menyediakan tegangan tiga fase
dengan besaran dan frekuensi yang sama. Ini memberikan daya yang tidak pernah
terputus, yaitu, jika satu fase sistem terputus, maka dua fase sistem yang tersisa
terus memasok daya. Jumlah arus dalam satu fasa sama dengan jumlah arus di dua
fasa lainnya pada fasa sistem.
Perbedaan fase 120º dari ketiga fase tersebut diperlukan agar sistem dapat bekerja
dengan baik. Jika tidak, sistem akan macet.
Sistem tiga fasa dihubungkan dengan dua cara yaitu Star Connection (sambungan
bintang) dan sambungan delta. Deskripsi rinci perbedaan di bawah ini.
Star Connection membutuhkan empat kabel yang terdiri dari tiga konduktor fase dan
satu konduktor netral. Jenis sambungan ini terutama digunakan untuk transmisi
jarak jauh karena memiliki titik netral. Titik netral melewatkan arus yang tidak
seimbang.
Koneksi Bintang terhubung ke sistem tiga fase memberikan dua tegangan yang
berbeda, yaitu 230 V dan 440V. Tegangan antara fasa tunggal dan netral adalah
230V, dan tegangan antara dua fasa sama dengan 440V.
2. Koneksi delta
Pada Koneksi delta memiliki tiga kabel, dan tidak ada titik netral. Koneksi delta
ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tegangan saluran sambungan delta sama
dengan tegangan fasa.
Beban dalam sistem tiga fasa juga dapat dihubungkan di star atau delta. Beban tiga
fasa yang terhubung dalam delta dan bintang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Pada beban tiga fase mungkin seimbang atau tidak seimbang. Jika ketiga beban
(impedansi) Z1, Z2 dan Z3 memiliki besaran dan sudut fasa yang sama, maka beban
tiga fasa tersebut dikatakan sebagai beban seimbang. Dalam kesetimbangan,
semua fasa dan tegangan saluran sama.
penghantar yang kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai
kawat neutral (N). Umumnya listrik 1 phase bertegangan 220-240 volt yang
di jalanan itu memiliki 3 phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1
phase karena kita tidak memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah
Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S,
Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase
(R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau sering dibilang kawat ground. Menurut
istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel
Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phase ini, yaitu :
1. Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan
istilah Voltage line to line)
2. Tegangan phase ke neutral (Vpn : Voltage phase to neutral atau Voltage line to neutral).
1. Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan besar ).
Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga memerlukan jaringan
yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian hanya memerlukan satu phase
( memilih salah satu dari 3 phase yang ada ). Listrik 3 phase biasanya diperlukan untuk
menggerakkan motor industri yang memerlukan daya besar.
2. Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir akan
lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang
digunakan bisa lebih kecil.
listrik 3 phase merupakan sistem yang banyak digunakan untuk instalasi skala
besar. Misalnya seperti digunakan pada perkantoran, industri, dan lain
sebagainya. Namun, pernahkah Anda penasaran mengenai berapa banyak
pengeluaran listrik untuk skala besar? Terutama untuk kebutuhan atau
pemakaian di bidang industri tersebut.
Oleh sebab itu, pada bag kali ini kita akan membahas rinci mengenai
pengertian listrik 3 phase, fungsi, rumus, serta bagaimana cara menghitung
pemakaian daya listrik 3 phase. Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Instalasi Listrik 3 Phase?
panel listrik 3 phase
Contohnya saja seperti supply listrik untuk kebutuhan industri seperti pabrik
produksi, perhotelan, perkantoran dan tempat-tempat lain yang membutuhkan
tegangan listrik yang kuat.
Intinya semakin besar luas bangunan atau perangkat listrik yang perlu
dioperasikan, tentu kebutuhan daya listriknya juga akan semakin tinggi.
Apa saja ciri khas dari sistem kelistrikan 3 fasa? Berikut ini ulasan lebih
lengkapnya.
Berikut rumus daya listrik 3 phase dalam satuan VA yang dapat Anda gunakan
:
P = √3 x V x I x Cos φ
Dimana:
P = Daya (Watt)
Selain itu, mengetahui daya listrik juga berguna agar pemiliknya dapat
mengontrol pengeluaran yang harus dibayarkan untuk tagihan listrik. Apa saja
yang perlu diperhatikan pada saat ingin menghitung besarnya daya listrik?
Jika beban listrik lebih banyak dari daya yang tersedia maka Anda perlu
menambah daya sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya saja untuk daya listrik dengan daya 900 VA dikenakan tarif 1.352 per
kWH. Lain halnya dengan daya listrik sebesar 1300 VA yang akan dikenai tarif
Rp 1.467,28 per kWh dan seterusnya.
Jika ingin mendapatkan tagihan listrik yang lebih murah tentu Anda bisa
memilih daya listrik yang 450 VA. Dengan catatan, kebutuhan aliran listrik
rumah Anda memang terbilang kecil dan cukup dengan daya 450 VA.
Selain itu, berapa lama waktu pemakaian juga penting untuk diperhatikan.
Karena hal ini juga mempengaruhi berapa banyak biaya yang dikeluarkan
untuk membayar tarif listrik dalam setiap bulannya.
3. Buatlah Estimasi Konsumsi Listrik Harian
Seperti yang kita sebutkan di atas, mengestimasikan konsumsi listrik perlu
dilakukan untuk memprediksi besarnya pemakaian harian. Bukan sekedar
perkiraan, Anda tentu perlu menghitung pemakaian harian listrik secara jelas.
Untuk gambaran, berikut ini contoh menghitung estimasi konsumsi listrik yang
bisa Anda pahami.
Diketahui:
Lalu, apabila dibulatkan dalam sebulan, jumlah tagihan listrik Anda adalah
sebagai berikut :
Kesimpulan
Bagaimana, cara menghitung daya listrik 3 phase ternyata tidak terlalu sulit
bukan? Bisa dikatakan menghitung biaya atau daya instalasi listrik 1 phase
maupun 3 phase tidak jauh berbeda. Yakni Anda hanya perlu mengetahui
berapa besar daya yang dibutuhkan oleh sebuah perangkat elektronik untuk
dapat beroperasi.
Setelah itu kemudian memperkirakan berapa lama waktu pemakaian dari alat
listrik tersebut untuk mengetahui total daya yang dikeluarkan dalam satu hari.
Selanjutnya Anda tinggal mengalikannya dengan tarif dasar listrik yang
digunakan.