Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Elektronika Daya

Aplikasi
penyearah Thyristor gelombang penuh satu phasa untuk
mengendalikan putaran motor DC untuk putaran kekanan dan
putaran ke kiri. Terdapat dua kelompok penyearah Thyristor,
penyearah satu jika dijalankan motor DC akan berputar ke
kanan. Ketika penyearah kedua dijalankan maka motor DC
akan berputar ke kiri. Untuk mengatur kecepatan motor,
dengan mengatur besarnya tegangan ke terminal motor.

Potensiometer pada modul trig-ger mengatur sudut penyalaan


Thyristor, maka putaran motor dapat diatur dari minimal
menuju putaran nominal. Ketika potensiometer posisi di
tengah (tegangan nol), motor akan berhenti. Ketika
potensiometer berharga positif, penyearah pertama yang
bekerja dan motor DC putarannya kekanan. Saat
potensiometer berharga negatif, penyearah kedua yang bekerja
dan motor berputar kekiri.
Pengendali Tegangan AC
Teknik pengontrolan fasa memberikan kemudahan dalam
sistem pengendalian AC. Pengendali tegangan saluran AC
digunakan untuk mengubah-ubah harga rms tegangan AC
yang dicatukan ke beban dengan menggunakan Thyristor
sebagai saklar.
Penggunaan alat ini, antara lain, meliputi:
- Kontrol penerangan
- Kontrol alat-alat pemanas
- Kontrol kecepatan motor induksi
Rangkaian pengendalian dapat dilakukan dengan
menggunakan dua-Thyristor yang dirangkai anti-
paralel gambar 10.46 (a) atau menggunakan Triac gambar
10.46 (b).

Penggunaan dua Thyristor anti paralel memberikan


pendalian tegangan AC secara simetris pada kedua setengah
gelombang pertama dan setengah gelombang berikutnya.
Penggunaan Triac merupakan cara yang paling simpel, efisien
dan handal. Triac merupakan komponen dua-arah sehingga
untuk mengendalikan tegangan AC pada kedua setengah
gelombang cukup dengan satu pulsa trigger. Barangkali inilah
yang membuat rangkaian pengendalian jenis ini sangat
populer di masyarakat. Keterbatasannya terletak pada
kapasitasnya yang masih terbatas dibandingkan bila
menggunakan Thyristor.
Dari gambar 10.46 jika tegangan sinusoidal dimasukkan pada
rangkaian seperti pada gambar, maka pada setengah
gelombang pertama Thyristor Q1 mendapat bias maju, dan Q2
dalam keadaan sebaliknya. Kemudian pada setengah
gelombang berikutnya, Q2 mendapat bias maju, sedangkan
Q1 bias mundur. Agar rangkaian dapat bekerja, ketika pada
setengah gelombang pertama Q1 harus diberi sinyal
penyalaan pada gatenya dengan sudut penyalaan, misalnya α.
Seketika itu Q1 akan konduksi. Q1 akan tetap konduksi
sampai terjadi perubahan arah (komutasi), yaitu tegangan
menuju nol dan negatif. Setelah itu, pada setengah perioda
berikutnya, Q2 diberi trigger dengan sudut yang sama, proses
yang terjadi sama persis dengan yang pertama. Dengan
demikian bentuk gelombang keluaran pada seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
Pengendalian Dimer

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa


dua Thyristor anti-paralel dapat digantikan dengan
sebuah Triac. Bedanya di sini hanya pada gatenya, yang
hanya ada satu gate saja. Namun kebutuhan sinyal trigger
sama, yaitu sekali pada waktu setengah perioda pertama dan
sekali pada waktu setengah perioda berikutnya. Sehingga hasil
pengendalian tidak berbeda dari yang menggunakan Thyristor
anti-paralel gambar 10.47.
Pengendalian yang bisa dilakukan dengan menggunakan
metoda ini hanya terbatas pada beban fasa-satu saja. Untuk
beban yang lebih besar, metode pengendalian, kemudian
dikembangkan lagi menggunakan sistem fasa-tiga, baik yang
setengah gelombang maupun gelombang penuh (rangkaian
jembatan).

Aplikasi IGBT untuk Inverter

Rangkaian Cycloconverter gambar-10.48 dimana tegangan


AC 3 phasa disearahkan menjadi tegangan DC oleh enam
buah Diode. Selanjutnya sembilan buah IGBT membentuk
konfigurasi yang akan menghasilkan tegangan AC 3 phasa
dengan tegangan dan frekuensi yang dapat diatur, dengan
mengatur waktu ON oleh generator PWM. Rangkaian VVVF
ini dipakai pada KRL merk HOLEC di Jabotabek.
Pengaturan Kecepatan Motor DC
Pemakain motor DC di industri sangat banyak, salah satu
alasannya karena motor DC mudah diatur kecepatannya.
Salah satu pemakaiannya di Industri kertas, industri tekstil
dsb. Blok diagram pengaturan motor DC seperti pada gambar
10.20.

Cara kerja:
1. Bagian setting mengatur posisi potensiometer untuk
mengatur tegangan 10 Volt pada 1000 Rpm.
2. Motor DC akan berputar setelah dihubungkan dengan suply
DC sampai putaran mendekati 1000 Rpm, misalkan 1050
Rpm.
3. Tachogenerator akan mendeteksi kecepatan motor DC, dan
mengubah
menjadi tegangan 10,05 Volt.
4. Tegangan 10,05 Volt dibandingkan dengan tegangan
setting 10 V, diperoleh selisih -0,05V (10V – 10,05V).
5. Selisih tegangan ini disebut sebagai kesalahan (error) yang
menjadi input pengatur tegangan (penguatan 10X), hasilnya
10 x 0,05V = 0,5V.
6. Tegangan 0,5V akan menjadi input Kontroller yang
mengatur tegangan yang masuk ke rangkaian jangkar motor
DC, akibatnya putaran menurun sesuai dengan setting putarn
1000 Rpm
7. Kondisi akan terjadi secara terus menerus yang
menghasilkan putaran motor DC tetap konstan.

Anda mungkin juga menyukai