Hari cerah di waktu yang singkat Berbagi ceria para sahabat Lewati tebing
tinggi menjulang
Seutas tali tangan berpegang Huuuuuuu Pasir putih terbentang indah Karang
mengukir hati yang gundah Memaksa diri lupakan risau Lautan cinta intan
berkilau Bernyanyi riang dendangkan lagu Duduk bersila mainkan gitarku
Lukisan langit biar tak menentu Hati tak surut ombak merayu Tertawalah
tertawalah kawan Basuh basahi diri Luka biar terluka kawan Karam kering
sendiri Bahagia gembiralah jadikan kenangan Canda alam bersahaja Air laut
tak lagi pasang Cuaca redup gerimis datang Angin bertiup awan bergerak
Surya tenggelam siap beranjak Tertawalah tertawalah kawan Basuh basahi diri
Luka biar terluka kawan Karam kering sendiri Bahagia gembiralah jadikan
kenangan Canda alam bersahaja Nada terakhir bawa kita pulang Lewati tebing
tinggi menjulang Hei sobat kenang hari ini Simpan di hati bawa pergi
Tertawalah tertawalah kawan Basuh basahi diri Luka biar terluka kawan Karam
kering sendiri Bahagia gembiralah jadikan kenangan Tertawa tertawalah
kawan Basuh basahi diri Luka biar terluka kawan Karam kering sendiri Bahagia
gembiralah jadikan kenangan Canda alam bersahaja Tertawa tertawa
Gembiralah kawan Tertawa tertawa Bahagialah kawan
Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti
Matahari Pagi
(Lagu: Ananda Badudu; Lirik : Ananda Badudu dan Rara Sekar)
Matahari pagi
Hangat dan menerangi
Dunia yang gelap
Hati yang dingin
Perlahan berganti menjadi bahagia
Sebagai Kawan
(Lagu: Ananda Badudu; Lirik: Disampaikan di sebuah orasi oleh Adhito Harinugroho. Konon kutipan tersebut
pertama kali diucapkan oleh Albert Camus)
Pangeran Kecil
(lagu dan lirik: Ananda Badudu dan Rara Sekar)
Pelukis Langit
(Lagu dan lirik: Ananda Badudu dan Rara Sekar)
Utarakan
(Lagu dan Lirik : Ananda Badudu)
Bunga
(Lagu dan Lirik: Rara Sekar)
Bersemilah di taman
Kawan jadilah bunga
Bunga yang mekar
Temani daun-daun
Dan terangi hidupnya
Jadilah bunga
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu,
Ku di sebelahmu
Mewangi
(Lagu dan Lirik: Ananda Badudu)
Benderang
(lagu dan lirik: Ananda Badudu dan Rara Sekar)
Benderang jalan telah terang
Dan lapang jalan terbentang
Tuk kau dan ku lalui
Tuk berserah pada waktu
Terang benderang
Yang,
yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
***
Bersembunyi ia di dalam
Mengintai ruang
Gadis kecil merangkai kapal
Melipat jarak
Rumah kosong
Sudah lama ingin dihuni
Adalah teman bicara; Siapa saja atau apa
Jendela, kursi
Atau bunga di meja
Sunyi, menyayat seperti belati
Meminta darah yang mengalir dari mimpi
Uuuuuuuuu
Uuuuuu.uuu
ke Entah Berantah
Dan kawan
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya
Dan kawan
Bawaku tersesat ke entah berantah
Tersaru antara nikmat atau lara
Berpeganglah erat, bersiap terhempas
Ke tanda tanya
Matahari menyingsing,
kali ini dari utara
Salju turun percaya saja,
meski belum waktunya
Angin menanti
Gema suara burung berpulang
Sore itu tak biasanya
tak ada cahaya di jendela
Di Beranda
Pulang ke rumah
Senja di Jakarta
Nikmati Jakarta
Hujan di Mimpi
Mawar
Bangun,
Sebab pagi terlalu berharga
Tuk kita lewati
Dengan tertidur
Bangun,
Sebab hari terlalu berharga
Tuk kita lalui dengan
Bersungut-sungut
Bangun,
Sebab hidup teramat berharga
Dan kita jalani
Jangan menyerah
Berjalan lebih jauh
Menyelam lebih dalam
Jelajah semua warna
Bersama, bersama, bersama