ARSITEKTUR TROPIS
ASHAR (1422096)
PENDAHULUAN
Hal ini dikemukakan pula oleh Paul Oliver dalam Dwellings The House
across The World, bahwa salah satu ciri dari arsitektur vernakular adalah
resources that grow yang meliputi struktur, teknologi dan bahan bangunan.
Kita dapat melihat kekhasan material arsitektur vernakular di negara Malaysia
dan Indonesia yang menggunakan sistem struktur dan konstruksi dari kayu
hutan tropis. Penggunaan lumpur padat di Mesir. Struktur rumah dari bambu di
Pakistan dan India dan struktur batu banyak ditemui di Italia. Victor Papanek
(199) dalam Wiranto (1999), arsitektur vernakular merupakan pengembangan
dari arsitektur rakyat memiliki nilai ekologis,arsitektonis dan alami karena
mengacu pada kondisi, potensi, iklim - budaya dan masyarakat lingkungannya.
Arsitektur rakyat yang dimaksud adalah arsitektur alam yang dikembangkan oleh
norma, budaya, adat, iklim, dan potensi bahan. Wiranto (1999) menjelaskan
bahwa arsitektur vernakular yang tumbuh dari arsitektur rakyat dan berkembang
melewati tahap tahap konfigurasi lapis lapis kebudayaan dalam pejalanan
sejarahnya mengalami banyak tekanan tekanan, baik pada kondisi internal
maupun external. Kekuatan external antara lain dari masyarakat industri Barat
yang menebarkan potensi teknologi modern, bahan bangunan modern. Dilain
pihak masyarakat telah memiliki tradisi budaya regional yang kuat yang telah
diakui masyarakatnya selama puluhan tahun. Arsitektur vernakular mengandung
kesepakatan yang menanggapi secara positip terhadap iklim disamping terhadap
ruang, waktu dan budaya. Arsitektur ini juga memberikan prinsip dan simbol
masa lalu untuk dapat ditransformasikan kedalam bentuk bentuk yang akan
bermanfaat bagi perubahan perubahan tatanan sosial masa kini .
Sayang sekali rumah Kutai sudah sangat jarang ditemui di Kutai dan
Kertanegara. Banyak yang sudah ambruk karena termakan usia dan adapula
yang direnovasi pemiliknya menjadi arsitektur modern. Mencari jejak rumah
Kutai cukup sulit dilakukan karena belum ada dokumentasi yang baik dan
terpublikasi. Untuk itu penulis ingin menggali nilai vernakular rumah Kutai
terutama aspek struktur dan konstruksi yang cukup menonjol dalam adaptasinya
menghadapi iklim Kaltim. Penelitian ini bertujuan untuk Menjelaskan tentang
material yang digunakan pada rumah Kutai yang berasal dari resources that
grow yang tumbuh di wilayah Kutai Kertanegara (Kalimantan Timur), dan
menjelaskan sistem struktur dan konstruksi rumah suku Kutai yang adaptif
dengan iklim di wilayah Kutai Kertanegara (Kalimantan Timur).
A. METODE PENELITIAN
B. PEMBAHASAN
1. Pondasi
10/10). Ulin dipancangkan hingga ke tanah keras hingga ke lantai rumah yang
tingginya panggungnya sekitar 150 cm. Ruang panggung ini digunakan untuk
penyimpanan barang-barang. Pondasi digunakan sebagai alas perletakan balok
kerangka rumah yang merupakan balok kayu dengan dimensi besar ( 15/20
yang diletakkan horisontal). Balok induk dipasang ke dalam celah pada kolom
pondasi.
Seperti halnya rumah Melayu pada umumnya, kerangka bangunan
umumnya menggunakan sistem pasak yang tidak memerlukan paku dan mudah
dibongkar pasang. Tetapi berangsurnya waktu, ada hal-hal modern yang harus
diterapkan pada arsitektur vernakular demi mempertahankan eksistensinya.
Perlakuan tambahan seperti penguatan dengan paku atau plat.
2. Kolom
3. Lantai
Dengan didukung oleh balok induk yang disangga oleh kolom ulin. Rumah Lamin
menggunakan papan ulin sebagai lantai. Tinggi panggung sekitar tinggi orang
dewasa sehingga dapat beraktifitas di bawah panggung. Papan ulin disusun
rapat. Balok anak diletakkan pada celah yang telah disediakan, di sepanjang
balok induk. Lantai memiliki tinggi sekitar 140 cm di atas tanah. Penghawaan
menjadi lebih sejuk karena di bagian kolong dapat dilalui oleh angin yang
berembus hingga ke dalam rumah.
4. Dinding
Dinding
terdiri
dari panel-
panel yang dipasang dengan
posisi horisontal yang melekat pada kolom ulin. Bahannya dari papan ulin dan
tersusun rapat. Sementara kerangka pintu dan jendela, semua terbuat dari kayu
ulin yang hingga sekarang kondisinya masih baik dan kuat. Daun pintu dan
jendela umumnya terbuat dari papan kayu bengkirai. Di kusen pintu terdapat
ukiran-ukiran Kutai berbentuk flora.
Atap
Kontruksi atap rumah Kutai berbahan ulin yang awet hingga puluhan
tahun. Sedang penutup atapnya menggunakan atap sirap yang mampu bertahan
antara 30 hingga 60 tahun. Pemilihan atap ulin merupakan bentuk kearifan lokal
masyarakat Kutai yang mampu menciptakan kesejukan di dalam ruangan. Tetapi
kini pohon ulin
5. Konstruksi tangga
menggunakan pasak dan papan ulin. Setiap anak tangga, pada kedua ujungnya
dibentuk tonjolan yang dimasukkan ke dalam lubang pada 2 papan yang
mengapit anak tangga. Selanjutnya dikunci dengan pasak di lubang pada
tonjolan anak tangga. Perlakuan berulang pada setiap anak tangga.
C. KESIMPULAN
Kekayaan lokal arsitektur rumah Lamin dapat dilihat dari aplikasi material
dan konstruksinya yang didominasi oleh kayu ulin/kayu besi yang kini terancam
langka. Struktur rumah Lamin didominasi oleh kayu ulin yang dahulu melimpah
ruah di bumi Kalimantan Timur. Struktur bawah, tengah dan atas didominasi oleh
kayu ulin. Rumah Kutai yang termasuk dalam kebudayaan Melayu tidak
mengenal paku pada rumahnya, hampir semua menggunakan pasak atau
kuncian dengan membuat profil kayu tertentu. Tetapi kini banyak dilakukan
perkuatan bangunan rumah Kutai dengan paku atau pelat, untuk
memperpanjang usia rumah Kutai Saran Warisan arsitektur suku Kutai terutama
rumah-rumah penduduknya sangat sedikit yang masih berdiri. Sebagian besar
telah dalam kondiri rusak. Dan sebagiannya kemudian diganti menjadi bangunan
berarsitektur modern. Untuk itu perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat
untuk melestarikan rumah Kutai yang masih tersisa di kota Tenggarong. Dengan
melestarikan rumah Kutai berarti memelihara warisan budaya nenek moyang.