Anda di halaman 1dari 2

KUIS ETNOGRAFI LINGKUNGAN

Nama : Muhammad Hanif Ahsani Taqwim


NIM : M0821049
1. Jelaskan pengaruh kepercayaan tradisional terhadap bangunan arsitektur pada masa pra
sejarah (pre-modern) di Indonesia!
Masyarakat adat pada saat itu memiliki kepercayaan bahwa bangunan arsitektur yang baik
akan membawa kekuatan, kebahagiaan, dan kebaikan bagi penghuni rumah. Selain itu, bangunan
yang didesain secara khusus juga dibentuk sebagai bentuk penghormatan dan memiliki makna di
setiap benda atau ornamennya. Mulai dari kepercayaan itulah bangunan arsitektur pada masa pra
sejarah (pre-modern) memiliki nilai religi, norma, dan nilai budaya adat yang menyesuaikan
kondisi alam di sekitarnya. Yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, hingga bangunan arsitektur
pada masa pra sejarah
2. Jelaskan nilai-nilai kearifan lokal pada bangunan rumah adat Jawa (joglo)!
Joglo merupakan rumah adat asli Jawa Tengah serta termasuk salah satu wujud budaya.
Konstruksi pada tiap bagian rumah adat Joglo berisi dengan unsur-unsur filosofis, seperti nilai
religi, norma, kepercayaan, dan nilai budaya yang berlaku pada masyarakat Jawa. Contoh, ruang
krobongan yang memiliki unsur religi/kepercayaan terhadap dewa yang diwujudkan dengan ruang
pemujaan terhadap Dewi Sri (Dewi kesuburan dan kebahagiaan rumah tangga) sesuai dengan mata
pencaharian masyarakat Jawa (petani-agraris). Selain itu, Joglo juga memiliki desain seperti
bangunan punden berundak dengan struktur dan bentuk bersusun memusat semakin ke atas
semakin kecil, sehingga terbukti bahwa Joglo merupakan transformasi dari bentuk candi Hindu.
Struktur bangunan rumah Jawa merupakan susunan ruang yang mencerminkan satu bangunan khas
seperti pendhapa, pringgitan, dalem, dapur, gandhok, dan gadri. Oleh karena itu, rumah adat jawa
(Joglo) perlu dilestarikan untuk memelihara kearifan lokal budaya Jawa.
3. Jelaskan macam-macam dekorasi pada rumah adat Jawa dan makna yang dikandungnya!
 Lung-lungan yang berarti sebagai simbol kedamaian dan kesuburan.
 Nanasan Simbol usaha, artinya untuk mendapatkan sesuatu yang baik seseorang harus
mampu mengatasi semua rute berduri.
 Kebenan Simbol keagamaan dan kesucian, yang menjadi harapan hidup setiap orang.
 Padma Simbol kesucian berarti kokoh, kuat dan tak tergoyahkan oleh badai.
 Gunungan Ornamen tersebut memberikan arti bahwa keluarga yang menempati rumah
tersebut dapat berlindung dan mendapatkan ketenteraman, keselamatan, dan
perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa. Simbol dari alam semesta, kebesaran dan
kesatuan.
4. Jelaskan bahan baku yang digunakan pada bangunan rumah Basemah (Sumatera Selatan)!
Konstruksi bangunan menggunakan pasak yang menghubungkan bagian rangka. Menariknya,
semua bagian-bagian yang dihubungan tidak menggunakan paku. Begitu juga dalam pemasangan
lembaran-lembaran papan dinding, dipasang pada kerangka dinding melalui lubang alur sebagai
penguncinya. Ciri khas lain yang ada pada rumah baghi adalah, sejak awal, rumah baghi dibuat
tidak menggunakan jendela dan hanya memiliki satu daun pintu di bagian tengah. Daun pintu
tersebut terbuat dari sekeping kayu dengan engsel berupa sumbu yang ada di atas dan di bawah
daun pintu.
5. Jelaskan bagaimana adaptasi rumah adat Bugis terhadap potensi bencana angin!
Suku Bugis yang berada pada Provinsi Sulawesi Selatan memiliki warisan yang tinggi, budaya
yang disebut lontaraq, dan kehidupan di rumah panggung adat yang disebut dengan bola ogi.
Konstruksi rumah adat bugis terdapat hal khusus yang disebut mappasituppu yang terkenal dengan
ketahanan bangunannya terhadap bencana angin. Rumah adat ini memiliki struktur bangunan yang
didominasi oleh kayu serta penyangga yang berasal dari kayu hitam khusus sehingga memiliki
ketahanan yang kuat terhadap bencana. Aturan dari desain kekuatan adalah kekuatan maksimum
dari struktur sekunder sama dengan daya minimum dari struktur primer, sehingga struktur utama
harus dirancang lebih kuat dari struktur sekunder. Oleh karena itu, rumah adat Bugis memiliki
kemampuan yang stabil pada pondasinya sehingga memiliki ketahanan terhadap terpaan angin dan
goncangan.
6. Jelaskan mengapa rumah adat di tepi sungai Kapuas dianggap ramah lingkungan!
Rumah adat di tepi sungai kapuas yang berbentuk panggung dibuat agar sirkulasi udara silang
bekerja secara baik dan memberikan aliran udara segar ke dalam rumah. Kemudian, rumah adat
ini menggunakan bahan termal rendah untuk menjaga kehangatan pada malam hari atau saat turun
hujan. Maka dari itu, rumah adat di tepi sungai Kapuas ini dianggap ramah lingkungan karena
memiliki konsep modern dengan lantai yang ditinggikan, serta panggung rumah didesain untuk
memungkinkan adanya ventilasi silang, pencahayaan alami, kenyamanan termal, privasi,
fungsionalitas, dan hemat biaya penanganan rumah.

Anda mungkin juga menyukai