Anda di halaman 1dari 5

KERTAS KERJA UJIAN

Semester : Ganji / Genap / Pendek*) Tahun akademik : . . .

Paraf Mahasiswa
Nomor Induk Mahasiswa 41218120042 Nomor Ujian :

Nama FATHUR RAHMAN SYACH

Fakultas / Program Studi FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR Paraf Pengawas

Mata Kuliah ARSITEKTUR NUSANTARA

Dosen DR IR M, SYARIF HIDAYAT Nilai Ujian (00-100)

Waktu Hari Tanggal Jam Ruang

Pelaksanaan Ujian SELASA 14-07-2020 19:30-21:30

JAWABAN

1.
Bentuk massa bangunan Rumah Melayu :
A. Atap
Atap rumah melayu bentuknya melengkung ke atas pada kedua ujung perabungnya. Kaki atap
juga melengkung ke atas tetapi tidak sekuat lengkungan bubungannya. Pada tiap ujung puncak atap diberi
hiasan yang bernama Sulo Buyong dan Salok layangan.
B. Dinding
Dinding rumah melayu bentuknya khusus yaitu sebelah luar seleruhnya mriring keluar,
sedangkan dinding dalam tegak lurus. Dinding seluruhnya tidak memakai rangka dinding, tetapi
dilekatkan kepada balok yang dipurus dimana dinding tersebut ditanamkan.
C. Pondasi
Sistem pondasi pada rumah melayu menggunakan dua buah kayu yang salah satunya berfungsi
sebagai pondasi yang tertancap kedalam tanah dan yang satunya berfungsi sebagai kolom rumah.

2.
Proses pembangunan rumah melayu Tradisional
a. Pengukuran dan menentukan posisi tiang tongkat
Pengukuran ini dilakukan untuk mengatur jarak pondasi
b. Pemasangan tiang tongkat sebagai pondasi rumah
c. Pemasangan samge barat
Setelah tiang tongkat di tancapkan ke tanah, untuk menahan agar tiang tersebut tidak goyan dan bergeser
dibutuhkan samge barat untuk menopang agar tiang utama tidak bergeser dan bergoyang akibat gaya
horizontal maupun vertikal Samge barat membentuk posisi 90° agar tiang utama tetap tegak.
d. Pemasangan Galang dan kaling
Tahap selanjutnya adalah pemasangan Galang dan kaling sebagai tiang penyambung yang dipasang sesuai
dengan ukuran ketinggian.
e. Pemasangan Bantalan dan sale
Tahap selanjutnya pemasangan bantalan dan sale. bantalan dipasang menembus antara kolom ke kolom yang
lain. Bantalan berfungsi untuk menahan kolom agar tetap stabil dan menopang beban di atasnya.
f. Pemasangan Rembat dan Sal
Fungsi rembat yakni untuk menahan dan menopang kolom-kolom yang membentuk grid agar tidak goyang
sehingga bangunan menjadi lebih stabil. Sale atas berfungsi untuk menahan lantai parak agar tidak mudah
lepas.
g. Pemasangan Girring Girring
Tahapan ketujuh adalah pemasangan balok penutup (Girring-girring) sebagai tumpuan kuda-kuda. Girring-
girring berfungsi sebagai tumpuan bumbungan dan menumpu konstruksi balok kuda-kuda.
h. Pemasangan Kasau dan Gording
i. Pemasangan atap
j. Pemasangan lantai parak
k. Pemasangan lawang, nyawan, dan pintu udara

3.

Bangunan Minangkabau dirancang sebagai rumah tahan gempa, maka dari itu seluruh tiangnya tidak ditanamkan dalam
tanah tetapi bertumpu pada batu datar yang kuat dan lebar. Dan hubungan antara materialnya tidak menggunakan paku
melainkan menggunakan pasak. Bentuk atapnya melengkung runcing dan lancip, berfungsi untuk menahan curah hujan
yang tinggi sehingga tidak membebani bangunan Rumah gadang selalu dibuat tinggi menyerupai rumah panggung,
tujuannya agar ruang dibagian bawah bisa digunakan.

4.

Bagian atap Rumah Minang biasanya terbuat dari ijuk yang dijalin, kemudian ujungnya meruncing membentuk gonjong.
Pemakaian ijuk sebagai simbol bahwa Rumah Minang ramah lingkungan. Bentuk atap seringkali diasosikan mirip dengan
tanduk kerbau. Namun ada juga yang mengatakan bahwa bentuk atap ini meniru Siriah Basusun (daun sirih yang
disusun). Hal ini melambangkan rumah gadang sebagai tali penyambung silaturahim dan kekeluargaan. Sebagaimana sirih
yang biasanya digunakan sebagai simbol penyambung silaturahim

5.

Bentuk denah dari rumah Aceh membentuk persegi panjang. Berbentuk rumah panggung dana tap yang tinggi. Rumah
Aceh terdiri dari 3-5 ruang (reruang dengan 16-24 buah pilar atau kolom dengan jumlah tiang yang selalu genap). Terdiri
dari 3 (tiga) ruang utama yaitu :

a. seuramo keu (serambi depan) sebagai ruang tamu dan tempattidur anak laki laki
b. Seuramo Teunggoh yang terdiri dari anjang, rambat dan juree (Kamar bagi orang tua/pengantin baru)
c. Seuramo likot yang berfungsi sebagai ruang untuk tamu perempuan, ruang tidur dan makan keluarga serta
dapur.
Rumah Aceh berbentuk panggung dengan ketinggian 2,5 – 3 meter dari tanah yang mana dimaksudkan untuk
menghindari binatang buas dan banjir. Selain itu juga dapat digunakan untuk bersosialisasi para wanita. Bagian
depan rumah disediakan guci untuk membersihkan diri sebelum masuk ke dalam rumah.

6.    
 bentuk atap dan dinding bangunan rumah Aceh !

- Atap pada rumah tradisional Aceh berbentuk atap pelana yang hanya
menggunakan satu bubungan dan menggunakan bahan penutup berbahan rumbia
yang memiliki andil besar dalam memperingan beban bangunan sehingga saat
gempa tidak mudah roboh. Fungsi yang lain pun rumbia juga menambah
kesejukan ruangan. Keburukan sifat rumbiah yang mudah terbakar pun juga sudah
ada solusinya dalam rumah tradisional Aceh. Ketika rumbiah terbakar,
pemotongan tali ijuk di dekat balok memanjang pada bagian atas dinding
mempercepat runtuhnya seluruh kap rumbiah ke samping bawah sehingga tidak
merembet ke elemen bangunan lainnya.

- Dinding rumah tradisional Aceh terbuat dari papan kayu atau bilah bambu, penggunaan material tersebut
mempengaruhi penghawan udara yang sangat baik karena udara dapat pengalir melalui selah selah antara atap dan
dinding. Pada bagian dinding rumah tradisional Aceh terdapat tempelan tempelan ornamen yang mempengaruhi
unsur tradisional Aceh

7.    
 Bagian – bagian Rumah BataMenurut tingkatannya Ruma Batak itu dapat dibagi menjadi 3 bagian :
- Bagian Bawah (Tombara) yang terdiri dari batu pondasi atau ojahan tiang-tiang pendek, pasak (rancang) yang
menusuk tiang, tangga (balatuk)
- Bagian Tengah (Tonga) yang terdiri dari dinding depan, dinding samping, dan belakang
- Bagian Atas (Ginjang) yang terdiri dari atap (tarup) di bawah atap urur diatas urur membentang lais, ruma yang
lama atapnya adalah ijuk (serat dari pohon enau).

Bagian bawah berfungsi sebagai tempat ternak seperti kerbau, lembu dll. Bagian tengah adalah ruangan tempat
hunian manusia. Bagian atas adalah tempat-tempat penyimpanan benda-benda keramat (ugasan homitan).

8.    

 Pola Ruang Rumah Batak

- Ruang Jabu Bong – Ruangan ini berfungsi sebagai ruang khusus untuk kepala keluarga dan terletak di sudut
kanan rumah. (Bagian kanan Belakang)
- Ruang Jabu Soding – Ruangan ini berfungsi sebagai ruang khusu untuk anak perempuan dan terletak di sudut kiri
rumah yang berhadapan dengan Ruang Jabu Bong. (Bagian kiri belakang)
- Ruang Jabu Suhat – Ruangan ini berfungsi sebagai ruang khusus untuk laki-laki yang sudah menikah dan terletak
di depan sudut kiri rumah. (Bagian kanan depan)
- Ruang Tampar Piring – Ruangan ini berfungsi sebagai ruang untuk menyambut tamu dan terletak di sebelah
Ruang Jabu Suhat. (Bagian kiri depan)
- Ruang Jabu Tonga Rona Ni Jabu Rona – Ruangan ini berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga dengan
ukuran yang paling luas diantara ruangan lainnya.
- Kolong – Ruangan ini adalah sebuah ruang kosong yang terletak di bawah rumah dan digunakan sebagai kandang
hewan ternak atau menyimpan bahan makanan.

9.

Ciri Arsitektur banjar

- Rumah Banjar umumnya merupakan rumah dengan bentuk panggung namun dengan ketinggian yang lebih
dari kebanyakan rumah panggung.
- Selalu hanya memiliki lawang (pintu) yang berjumlah dua pada akses depan-belakang tersebut, dan kedua
pintu tersebut dalam posisi yang sama atau biasanya terletak di aksis tengah dari bentuk denah yang simetris.
- Kayu Ulin sebagai bahan utama dari bangunan Rumah Banjar tidak hanya menjadi material dalam struktur
pondasi hingga pelingkup bangunan saja, tetapi juga menjadi bahan penutup atap.
- Atap Sindang Langit tanpa plafon, Sindang Langit adalah atap sengkuap pada teras rumah Banjar di
Kalimantan Selatan, sedangkan pada rumah Bubungan Tinggi keseluruhan atap yang menutupi Palatar,
Panampik Kacil, Panampik Tangah, dan Panampik Basar disebut Bubungan Sindang Langit atau Atap
Sindang Langit
- Tangga Naik selalu ganjil Jumlah anak tangga naik yang digunakan selalu berjumlah ganjil karena dianggap
membawa  keselamata
- Pamedangan diberi Lapangan kelilingnya dengan Kandang Rasi berukir, yang memiliki arti keselamatan
menurut rakyat kalimantan.

10. Pola Perkampungan Nias

Perkampungan tradisional di Nias selatan pada umumnya berada diatas bukit atau diatas dataran tinggi. Hal ini
dipengaruhi oleh situasi perkampungan Nias selatan yang pada zaman dulu berada dalam situasi perang antar desa
(kerajaan) sehingga harus membuat rumah sebagai shelter dan juga sebagai benteng yang melindungi mereka dari
cuaca,binatang buas sekaligus musuh . Pada setiap permukiman terdiri dari beberapa tempat tinggal (omo hada) yang
terletak dikedua belah sisi jalan yang memanjang hingga 100 meter. Karena posisi dan letak perkampungan berada diatas
bukit atau dataran tinggi maka mengharuskan mereka menaiki tangga untuk masuk kedalam area perkampungan. Pola
perkampungan biasanya bisa bertambah sesuai dengan pertambahan penduduknya biasa berbentuk T atau L. Pada desa
Bawamataluo memiliki pola yang berbentuk T sedangkan pada desa orahili fau berbentuk linear.

Pada pola perkampungan desa Bawamataluo selalu berorientasi kearah utara-selatan sedangkan gerbangnya berada pada
arah timut-barat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Nias selatan telah mengetahui cara penempatan bangunan yang
baik dengan berpedoman pada cuaca atau iklim. Masyarakat Nias selatan mengenal istilah bahwa arah terbitnya matahari
adalah “Raya” dan terbenamnya adalah “you” .

Masyarakat Nias selatan mempunyai pola permukiman yang unik dan menarik yang sampai saat ini masih dapat
ditemukan dibeberapa desa diantaranya : Desa Bawamataluo,Orahili fau,Hilisamaetano,Onohondro,Hiliamaeta dan juga
Desa Hilinawalo Fau. Rumah-rumah terdiri dari dua baris memanjang, saling berhadapan, dan berjajar rapat. Ditengah-
tengah pemukiman terdapat halaman desa yang memanjang dan lantainya diperkeras degan batu, dan didepan rumah-
rumah penduduk dipenuhi dengan batu megalitik. Batu-batu megalitik tersebut merupakan bukti kepercayaan lama
masyarakat Nias selatan .

Anda mungkin juga menyukai