Salah satunya yakni desain rangka atapnya yang mempunyai bubungan cukup
tinggi , itu semua disebabkan terdapat 4 tiang di tengah rumah yang berukuran lebih
tinggi atau biasa di sebut soko guru.Keempat tiang inilah yang menjadi penopang atau
penyangga dari rumah adat Jawa Tengah. Selain itu, tiang ini bisa berfungsi menjadi
tempat pertemuan rangka atap yang akan menopang beban atap
Sementara pada bagian atap rumah joglo memakai genteng yang terbuat dari
tanah liat. Dahulu kala sebelum di temukan genteng yang terbuat dari tanah liat, rumah
adat Jawa Tengah ini menggunakan atap yang terbuat dari ijuk atau alang-alang yang
di anyam. Anyaman ini dibuat sedemikian rupa sehingga bisa rapat dan melindungi
rumah dari hujan dan panas , Penggunaan desain atap dengan bubungan yang tinggi
serta material yang terbuat dari alam membuat suhu ruangan di dalam rumah tetap
dingin dan sejuk.
Selain itu juga, rumah joglo ini bisa menyatu dengan alam serta memberikan
makna filosofis tersendiri. Pada bagian dinding rumah tradisional jawa tengah memakai
kayu keras Begitu pun juga dengan tiang, rangka atap, pintu, dan jendelanya bisa di
katakan secara umum bahwa bagian rumah joglo terbuat dari kayu yang sangat kokoh.
Seperti kayu jati asli, kayu jati ini memang sangat kuat dan awet. Kayu jati mempunyai
ketahanan yang tinggi sehingga bisa bertahan lama hingga puluhan tahun. Kebanyakan
rumah joglo yang bisa kita temukan saat ini memakai bahan kayu jati sebagai material
utamanya.
Ciri khas rumah joglo secara umum. Berikut ini adalah ciri-ciri khas dari rumah joglo
secara umum;
Mempunyai pekarangan yang luas dan lapang tanpa dibatasi oleh sekat
Bangunannya berbentuk persegi panjang
Mempunyai tiga pintu depan dan terdapat tiang yang disebut Soko Guru atau
Saka Guru.
Denah utama rumah Joglo terdiri dari tiga bagian utama yaitu, Pendhapa atau
Pendopo, Pringgitan dan Omah
Dalem atau Omah Njero dan bagian tambahan lainnya
A. Struktur Rumah Joglo
Biasanya rumah Joglo dibangun memakai kayu jati berkualitas tinggi sehingga
awet tetapi juga mahal. Oleh sebab itu dahulu rumah Joglo hanya mampu dibangun
untuk masyarakat kalangan atas. Struktur utama rumah Joglo berupa struktur
Rongrongan yang terbentuk dari beberapa bagian seperti gambar dibawah ini:
Walaupun strukturnya dibangun dari beberapa bagian tapi rumah Joglo lebih
dikenal dengan tiang soko guru dan tumpang sarinya. Tiang Soko Guru atau Sakaning
Guru adalah empat buah tiang penopang atap yang berada dibagian tengah pendhapa
dan lebih tinggi dari tiang-tiang lainnya. Selain kegunaanya sebagai penopang atap dan
penyangga tegaknya rumah, masing-masing tiang ini juga menjadi simbol empat arah
mata angin yang mewakili empat esensi kesempurnaan hidup dan esensi dari sifat
manusia.
Selain bentuk brunjung atau piramida terbalik, sekarang ini banyak juga tumpang
sari yang berbentuk hampir mirip dengan piramida dimana susunan balok semakin ke
atas semakin mengerucut. Tumpang sari ini memiliki fungsi untuk menopang bagian
langit-langit Joglo (pamindhangan).
rajajoglo.blogspot.com
Selain tiang soko guru dan tumpang sari, tentu saja atap rumah joglo menjadi ciri
khas utama rumah joglo. Penyebutan Joglo berdasarkan bentuk atapnya yang
berbentuk gunung dan dinamakan Tajug, namun kemudian berkembang menjadi atap
Joglo/Juglo yaitu singkatan dari Tajug Loro atau dua tajug yang digabungkan menjadi
satu.
Bentuk atap rumah Joglo terdiri dari beberapa macam, seperti gambar dibawah ini;
Joglo Joglo Hageng Joglo Joglo Lambang
Pengrawit Jompongan Sari
1. PONDASI:
Jendela Rumoh Aceh umumnya dibuat pada dinding sebelah Barat dan Timur.
Jendela ini merupakan jendela utama yang menyambut udara bersih dan sinar
mataharai pagi ke dalam rumah. Sedangkan jendela yang dibuat pada dinding bagian
Utara dan Selatan hanya berfungsi untuk menerangi bagian dalam rumah.
6. DINDING
Dinding Rumoh Aceh berbahan dasar kayu enau. Hanya berfungsi sebagai
pembatas ruang luar dengan ruang dalam.
7. LANTAI
Lantai Rumoh Aceh terbuat dari papan. Jarak celah antara papan sekitar 1 cm.
Hal ini berfungsi untuk mempermudah pembuangan kotoran dari dalam rumah saat
sedang menyapu.
8. DENAH
Rumoh Aceh melintang dari Timur ke Barat atau sebaliknya. Hal ini disebabkan
oleh faktor geografis dimana angin di daerah Aceh biasanya bertiup dari Timur ke Barat
atau sebaliknya. Adapun hal lain yaitu untuk mempermudah menentukan arah kiblat.
Rumoh Aceh terdiri dari 3 bagian utama yaitu,:
Seuramoe Keue (Serambi Depan)
Seuramoe Teungoh (Serambi Tengah)
Seuramoe Likot (Serambi Belakang)
Sedangkan bagian tambahan lain yaitu
Seulasa (Teras) terletak di bagian depan rumah
Rumoh Dapu (Dapur) letaknya berdekatan atau tersambung dengan serambi
belakang dengan lantai yang lebih rendah dari serambi belakang.
Kroong Pade (Lumbung Padi) bangunannya terpisah dari rumah. Letaknya bisa
di depan, samping atau belakang rumah.
9. ATAP
Penutup atap Rumoh Aceh menggunakan daun rumbia yang diikat dan disusun
dari pojok kiri bawah sampai ke pojok kanan atas dengan jarak antara tulang daun
berikatannya rata-rata 1,5 – 2 cm sehingga terlihat sangat tebal. Hal ini bertujuan
apabila terjadi kebakaran maka cukup hanya dengan menurunkan ikatan di atas secara
keseluruhan dan atap akan terseret jatuh ke bawah.
C. RUMAH TRADISIONAL GORONTALO
Arsitektural
Karakteristik Rumah Tradisional Adat Gorontalo
1. Bentuk dan Pola Ruang
Orientasi bangunan pada rumah adat gorontalo adalah ke jalan dan ke lapangan atau
alun-alun, hal ini tidak menjadi patokan karena pada jaman dahulu biasanya digunakan
sebagai akses komunitas dan interaksi sosial masyarakat kampong.
5. Zoning Ruang
Zoning Vertikal
Material Dinding
Material dinding dari kayu/papan yang dipasang secara verikal. Terdapat balok diagonal
sebagai penguat dinding dipasang dengan sistem pasak.
. Material Lantai
Material lantai dari papan (A) Pembatas berupa balok menonjol di atas lantai sebagai
pembeda fungsi ruang (Pihito).
10. Material dan Konstruksi Bawah Kantai