Menurut catatan sejarah, suku pertama yang mendiam nusantara ini adalah suku wedoide.
Hidupnya mengembara, karena semata-mata bergantung kepada alam.
Datang ras rumpun melayu dalam 2 gelombang.
Gelombang pertama sekitar 2500 sampai 1500 SM datang dari daratan asia menyebar ke
semenanjung melayu dan nusantara bagian barat. Mereka di kenal dengan sebutan suku proto
melayu.
Sekitar 300 SM datang gelombang kedua yang disebut suku deutro melayu, mereka mendesak suku
proto-melayu kedaerah pedalaman. Sisanya bercampur dengan pendatang baru itu yang
menurunkan manusia yang kini disebut suku melayu dan merupakan mayoritas penduduk RIAU.
Pola penyebaran penduduk belum merata karena kebanyakan bermukim dikampung yang terdapat
di pesisir pantai dan sebagian kecil tinggal di perkotaan. Belum meratanya penyebaran penduduk di
kepulauan RIAU kini tercermin dari masih banyaknya pulau-pulau tersebut yang tidak didiami
orang. Hal ini kemungkinan karena sebagian dari pulau-pulau itu tidak memenuhi persyaratan
untuk di diami seperti tanahnya yang tidak subur atau kerena letaknya amat terpencil.
Tiang tangga
Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat.Pada kiri kanan tangga diberi tangan
tangga yang dipasang sejajar dengan tiang tangga, dan selalu diberi tiang hiasan berupa kisi-kisi
larik atau papan tembus. Jumlah anak tangga tidak ditentukan jadi tergantung pada tinggi
rendahnya rumah tersebut.
Bahan utama membuat anak tangga dan tangan tangga biasanya kayu Nibung atau kayu keras
agar kuat terhadap serangan cuaca, karena air pasang atau musim penghujan dapat
menyebabkan meluapnya sungai dan terendamnya anak tangga. Namun tangga rumah selaso
jatuh kembar yang ada sekarang ini hanya ada yang terbuat dari batu bata dan semen namun
untuk mempertahankan cirinya, pada bagian luar tangga terdapat ukiran-ukiran yang semakin
memperindah tangga.
- ASPEK KEPERCAYAAN/RELIGI : ANAK TANGGA DIBUAT LIMA TINGKAT, JUMLAH INI ADA
KAITANNYA DENGAN AJARAN ISLAM, YAKNI LIMA RUKUN ISLAM.
- ASPEK ADAT : TANGGA TERBUAT DARI KAYU KERAS, DAN DIBERI UKIRAN PADA KAKI DAN ANAK
TANGGA. UKIRAN KHUSUS DIBUAT DIKEPALA ANAK TANGGA. TIANG DAN ANAK TANGGA PIPIH,
BIASANYA DIBIUAT DARI PAPAN TEBAL. DI PANGKAL TANGGA DIBUAT ALAS DARI KAYU KERAS
ATAU BATU, DAN SAMPINGNYA DILETAKKAN TEMPAYAN AIR UNTUK MENCUCI KAKI DAN
TERLETAK DISEBELAH KANAN ARAH NAIK.
Tiang pondasi
Bentuk tiangnya bulat atau persegi. Tiang yang terdapat pada keempat sudut rumah
induk disebut Tiang Seri,yaitu tiang pokok rumah tersebut. Tiang ini tidak boleh bersambung,
harus sampai dari tanah ketutup tiang, sedangkan tiang yang terletak diantara tiang Seri sebelah
depan rumah, disebut Tiang Penghulu. Jumlah tiang rumah induk paling banyak 24 buah,
ASPEK AGAMA :
- SEGI EMPAT : MELAMBANGKAN EMPAT PENJURU MATA ANGIN dengan arti MENDATANGKAN
REZEKI DARI 4 PENJURU MATA ANGIN TERSEBUT.
- SEGI ENAM : MELAMBANGKAN RUKUN IMAN DALAM AJARAN ISLAM. DIHARAPKAN PEMILIK
RUMAH DAPAT TETAP TAAT DAN BERIMAN KEPADA TUHANNYA, SESUAI AJARAN ISLAM.
- SEGI TUJUH : MELAMBANGKAN TUJUH TINGKATAN SURGA DAN TUJUH TINGKATAN NERAKA.
KALAU PEMILIK RUMAH BAIK DAN SALEH, MAKA IA AKAN MASUK KE SALAH SATU TINGKATAN
SURGA TERSEBUT, DAN SEBALIKNYA.
- SEGI DELAPAN : MELAMBANGKAN DELAPAN ARAH MATA ANGIN. MAKSUDNYA SAMA SEPeRTI
SEGI EMPAT.
- SEGI SEMBILAN: MELAMBANGKAN BAHWA PEMILIK RUMAH ITU ADALAH DARI GOLONGAN
ORANG BERADA DAN MAMPU.
ASPEK ADAT:
- TIANG UTAMA/TIANG TUO : TIANG YANG TERLETAK PADA DERETAN KEDUA PINTU MASUK
(MUKA) SEBELAH KIRI DAN KANAN. TIANG INI TIDAK BOLEH BERSAMBUNG. BAHAN YANG SERING
DIGUNAKAN BIASANYA ADALH KULIM, TEMBESU, RESAK, DAN PUNAK.
- TIANG GANTUNG : TIANG YANG MENGGANTUNG YANG BIASANYA DIBERI UKIRAN BERUPA
RAKUKAN DENGAN MOTIF DAUN DAN BUNGA YANG BERMAKNA BAHWA MASYARAKAT RIAU
HIDUP DI ALAM DAN HARUS MENJAGA KELANGSUNGAN ALAM.
rasuk
Rasuk berbentuk persegi yang terbuat dari
kayu keras,dan dipasang menembus tiang.
Rasuk disebut juga Gelegar Jantan atau
Gelegar Induk TERBUAT DARI KAYU KERAS
SEPERTI TEMBUSU, RESAK ,DAN KULIM.
BIASANYA RASUK DIBUAT GANDA. RASUK
GANDA DISEBUT RASUK INDUK DAN RASUK
ANAK. RASUK INDUK SEBELAH BAWAH DAN
RASUK ANAK SEBELAH ATAS.
4.Sistem kepercayaan
5.Bahasa
6.Kesenian
Ruangan kosong ini umumnya dimanfaatkan calon penganten untuk mencuri lihat pasangannya
saat masa pingit tiba ataupun hanya sekedar mengintip tamu yang bertandang. Oleh karena itu
disematkan nama Anjungan Mengintai pada ruang kosong loteng selaso jatuh kembar ini.
Bahan utama dari loteng ini banyak memakai papan dari Merbau yaitu kayu keras yang tipis
dan kuat. Loteng ini juga dilengkapi lubang-lubang angin yang besar sebagai ventilasi yang
disebut Bidai atau Singap.
Jendela Selaso Jatuh Kembar
Jendela atau tingkap atau pelinguk dalam
bahasa melayu yang dimiliki rumah selaso
jatuh tunggal memiliki keunikan
tersendiri, yaitu bentuk dan ukurannya
yang mirip dengan pintu. Ukurannya
sedikit lebih kecil dan pendek dari pintu
dan terdiri dari satu atau dua daun.
Biasanya, seperti loteng dan pintu, pada
jendela juga terdapat lobang angin atau
bidai, namun ada pula yang tidak
memakai bidai di atas jendela karena
desain jendela yang berbentuk ukiran
sehingga terdapat celah angin sebagai
tempat masuk dan keluarnya udara.
Ukuran jendela dalam satu rumah pun
beragam tergantung ketinggian dinding.
Biasanya jendela di ruang utama lebih
tinggi daripada jendela lainnya.
Lantai selaso jatuh kembar
Terdapat dua teknik pemasangan lantai yang digunakan di
dalam rumah selaso jatuh kembar yaitu pemasangan
lantai dengan posisi rapat pada bangunan utama dan
pemasangan dengan posisi jarang pada area belakang
dan dapur. Lantai bangunan utama umumnya
menggunakan kayu meranti, medang, atau punak sebagai
material utamanya dan diketam dengan lebar antara 20
sampai dengan 30 cm. Sedangkan area belakang dan
dapur menggunakan kayu nibung yang lebih tahan air.
Pola penyusunan lantai dibuat sejajar dengan Rasuk dan
melintang diatas Gelegar dan ujungnya dibatasi oleh
Bendul. Bendul adalah batas ruang dan batas lantai yang
terbuat dari kayu dan tidak boleh bersambung karena
digunakan sebagai penguat dan pengikat pada ujung
lantai. Rasio tinggi lantai terhadap tinggi tiang digunakan
untuk menentukan ketinggian lantai. Umumnya
menggunakan rasio 20 hingga 60 cm.
Tangga Selaso Jatuh Kembar
Tangga rumah selaso jatuh kembar berada di bagian paling depan rumah. Pada
berbagai ketinggian tangga umumnya jumlah anak tangga biasanya berjumlah ganjil
dan tangga ini dilengkapi dengan tiang tangga dengan bentuk persegi atau bulat dan
juga tangan tangga yang dipenuhi dengan ornament-ornamen. Bentuknya mengikuti
umumnya rumah melayu yaitu semakin ke bawah tangga semakin melengkung dan
melebar. Bahan utama membuat anak tangga dan tangan tangga biasanya kayu
Nibung atau kayu keras agar kuat terhadap serangan cuaca, karena air pasang atau
musim penghujan dapat menyebabkan meluapnya sungai dan terendamnya anak
tangga. Namun tangga rumah selaso jatuh kembar yang ada sekarang ini hanya ada
yang terbuat dari batu bata dan semen namun untuk mempertahankan cirinya, pada
bagian luar tangga terdapat ukiran-ukiran yang semakin memperindah tangga.
Kolong Rumah Selaso Jatuh Kembar
Bentuk rumah selaso jatuh kembar yang berupa rumah panggung akan memberikan
adanya ruangan kosong dibawah lantai rumah atau biasa disebut kolong. Adanya
kolong difungsikan untuk menghindari masuknya air ke dalam rumah karena letak
rumah kala itu yang posisinya dekat sungai sehingga mudah banjir bila masuk musim
penghujan. Pada musim kemarau kolong rumah ini difungsikan sebagai tempat
menyimpan kayu bakar, tempat menyimpan dan reparasi perahu atau sampan. Namun
saat ini umumnya bagian kolong rumah diberi penyekat dan dimanfaatkan menjadi
ruang serbaguna.