Etimologi
Umah Lontiok Berasal dari kata Umah = Rumah,
Lontiok = Lengkung/Lentik.
Penamaan ini disesuaikan dengan bentuk atap yang melengkung.
Letak
dan
Keadaan
Alam
Simbol Kedudukan
Karakteristik
Eksterior
Akulturasi Budaya
Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan
budaya masyarakt kampar sangat dekat
dengan masyarakat Minangkabau. Hal
ini terjadi karena wilayah Kampar baru
terpisah dari Ranah Minang sejak masa
penjajahan Jepang di tahun 1942
Rumah Belah
Rumah
Proses akulturasi arsitektur terjadi
Bubung
karena daerah Kampar merupakan alur Minangkabau
pelayaran, Sungai Mahat, dari Lima Koto
menuju wilayah Tanah Datar di
Payakumbuh, Minangkabau.
Hasil dari proses akulturasi tersebut
nampak dari keunikan Rumah Lontiok
yang sedikit banyak perpaduan antara
rumah tradisional riau dan
minangkabau.
Rumah Lontiok
Panggung
Berbentuk
panggung
untuk
menghindari
bahaya
serangan
binatang buas dan terjangan banjir.
kebiasaan
masyarakat
untuk
menggunakan
kolong
rumah
sebagai kandang ternak, wadah
penyimpanan
perahu,
tempat
bertukang,
tempat
anak-anak
bermain, dan gudang kayu, sebagai
persiapan menyambut bulan puasa.
Tidak terdapat pembagian khusus
pada
bagian
kolom,
namun
biasanya kandang ternak(ayam)
diletakkan di bawah dapur.
Pintu
Pintu pada rumah Lontiok berukuran lebih kecil di
banding rumah pada umumnya, hal ini agar
orang yang memasuki rumah sedikit
membungkuk untuk menghormati penghuni
rumah.
Pintu disebut juga ambang dan lawang. Pintu
yang menghubungkan bilik dengan bilik disebut
juga pintu malim atau pintu curi.
Pintu ini khusus keluarga perempuan keluarga
terdekat atau untuk anak gadis, yang dibuat agar
penghuni tidak melewati ruang tengah apalagi
bila ruangan itu sedang ada tamu. Sebab menjadi
adat pula bahwa lalu lalang didepan tamu
merupakan perbuatan yang tercela, tidak tahu
sopan dan tidak beradap.
Pemilihan Material
Rumah ini menggunakan material kayu
sebagai bahan utama. Kayu digunakan
untuk material struktur maupun selubung
bangunannya.
Tidak semua jenis kayu cocok digunakan
untuk
bahan
bangunan
diantaranya
adalah kayu yang akarnya menjulur ke air,
kayu bekas tebangan, kayu yang waktu
tumbangnya tidak langsung jatuh ke
tanah, kayu berlubang dan kayu bekas
terbakar.
Karakteristik
Interior
Bentuk Denah
Pembagian Ruang
Ruang bawah yakni berlantai lebih rendah
dari lantai rumah induk. Hanya dipisahkan
sekat atau tirai. Pada ruang ini terdapat
ruang ujung bawah dan ruang pangkal rumah
Ruang tengah yaitu ruang yang berbatasan
dengan ruang belakang, ruang ini digunakan
sebagai pusat aktivitas penghuni rumah. Di
ruang ini terdapat ruang ujung tengah dan
ruang poserek
Ruang belakang kadang bersatu dengan
rumah induk tetapi kadang terpisah oleh
dinding atau oleh ruangan lain yang disebut
telo atau sulo pandanpada ruang ini terdapat
ruang sulopandan dan pedapuan .
Pangkal Rumah
Pangkal rumah berfungsi sebagai
tempat duduk ninik mamak pemilik
rumah (nan punyo soko). Dalam
keadaan sehari-hari digunakan
sebagai tempat tidur ninik mamak
dan diletakkan lapik ketiduran
Ujung Bawah
Ujung Bawah berfungsi sebagai tempat duduk
ninik mamak dan undangan dalam upacara
tertentu. Dalam keseharian dipergunakan
sebagai tempat sembahyang karena disitu
selalu diletakkan tikar sembahyang
Ujung Tengah
Ujung tengah dalam upacara perkawinan
dipergunakan tempat gerai pelaminan dan
sehari-hari digunakan sebagai tempat tidur
pemilik rumah. Di ruangan ini disediakan
tempat tidur baik berupa gerai atau katil.
Pembatas dengan Ujung bawah hanya
berupa sekat atau tirai
Poserek
Poserek (Ruang Istirahat) : Tempat
berkumpul orang tua perempuan dan anakanak. Pada keadaan biasa dipergunakan
untuk tempat tidur keluarga perempuan
dan anak-anak
Pedapuan
Tempat memasak, tempat kaum ibu
bertamu dan tempat makan keluarga,
Diruangan ini terdapat dapur tempat
memasak yang dibuat bertiang serta diberi
tungku. Diatas tungku diberi para-para
tempat menyimpan alat dapur atau untuk
mengeringkan bahan makanan. Pedapuan
dibuat luas karena digunakan untuk tempat
memasak saat pernikahan berlangsung
Loteng
Merupakan ruang untuk
menyimpan barang-barang
berharga dan pusakapusaka berharga
Kamar Mandi
Tempat buang air dan mandi
tidak berada dirumah melainkan
di sungai terdekat karena lokasi
rumah yang tidak jauh dari tepi
sungai
Pada Rumah Lontiok Sekarang
sudah ditambahkan kamar
mandi pada sisi samping rumah.
Ornamentasi
Kedua ujung perabung diberi hiasan yang
disebut sulo bayung.
Sedangkan sayok lalangan merupakan
ornamen pada keempat sudut cucuran atap.
Bentuk hiasan beragam, ada yang
menyerupai bulan sabit, tanduk kerbau, taji
dan sebagainya.
Ornamen dinding
Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber
dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan
benda-benda angkasa.
Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak
dipakai adalah yang bersumber pada tumbuhtumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang
Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak
hewan (fauna) dikhawatirkan menjurus kepada
hal-hal yang berbau keberhalaan. Corak hewan
yang dipilih umumnya yang mengandung sifat
tertentu atau yang berkaitan dengan mitos atau
kepercayaan tempatan
Sekarang
karena
Kesimpulan
Dari Analisis dapat disimpulkan adanya pengaruh kearifan lokal masyarakat Melayu Kampar, yang
membentuk susunan dan fungsi ruang-ruang di dalam rumah lontiok. Pada ciri fisiknya rumah
lontiok juga mendapatkan pengaruh dari beberapa kebudayaan yaitu kebudayaan minang dan
kebudayaan melayu.
Pola ruang yang disusun berdasarkan pengguna dan tingkat keprivasian ruang memperlihatkan
adanya HIRARKI ruang yang jelas
Tidak terdapatnya sekat permanen pembatas ruang menggambarkan bahwa rumah lontiok ini
mempunyai aspek KETERBUKAAN, keterbukaan dalam hal ini bukan antara bangunanan dengan
ruang luar melainkan keterbukaan ruang didalam bangunan itu sendiri.
Umumnya Rumah Lontiok ini ditinggali beberapa keluarga, menggambarkan aspek KEBERSAMAAN
dimana beberapa keluarga dapat hidup rukun dan SALING MENGHARGAI dalam satu rumah.
Aspek HIRARKI, KETERBUKAAN, KEBERSAMAAN dan SALING MENGHARGAI ini yang sudah nampak
berkurang pada rumah-rumah lontiok yang ada sekarang.
Terima Kasih