Anda di halaman 1dari 27

UMAH LONTIOK

Masyarakat Kampar, Riau


Astried Kusumaningrum
135060501111068

Etimologi
Umah Lontiok Berasal dari kata Umah = Rumah,
Lontiok = Lengkung/Lentik.
Penamaan ini disesuaikan dengan bentuk atap yang melengkung.

Letak
dan
Keadaan
Alam

Rumah Lontiok atau Rumah


Pecalang adalah rumah tinggal
masyarakat Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau
Wilayah
Kabupaten
Kampar
terdiri dari perbukitan dan juga
dilintasi oleh sungai kampar
Umah
lontiok
atau
rumah
pecalang berada dalam sebuah
pemukiman yang disebut Koto
Pada awalnya Koto dibangun di
kaki
bukit,
namun
dengan
perkembangan daerah sungai,
pemukiman ini berangsur-angsur
pindah ke daerah tepi sungai

Simbol Kedudukan

Umah Lontiok dengan banyak ukiran dan


motif hanya dibangun oleh orang kaya
atau seorang datuk (kepala suku).
Sementara
itu
masyarakat
biasa
berornamen sederhana atau bahkan tidak
berornamen. Bagi orang kaya Rumah
Lontiok
merupakan
suatu
kebanggaandan symbol status dalam
masyarakat.
Pengaturan rumah diatur berdasarkan
ketentuan adat, dimana rumah yang lebih
muda berada di belakang rumah yang
lebih tua.
Rumah lontiok umumnya ditempati oleh
dua kepala keluarga atau lebih, namun
ruangan bangunan ini tidak dibagi atas

Karakteristik
Eksterior

Akulturasi Budaya
Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan
budaya masyarakt kampar sangat dekat
dengan masyarakat Minangkabau. Hal
ini terjadi karena wilayah Kampar baru
terpisah dari Ranah Minang sejak masa
penjajahan Jepang di tahun 1942
Rumah Belah
Rumah
Proses akulturasi arsitektur terjadi
Bubung
karena daerah Kampar merupakan alur Minangkabau
pelayaran, Sungai Mahat, dari Lima Koto
menuju wilayah Tanah Datar di
Payakumbuh, Minangkabau.
Hasil dari proses akulturasi tersebut
nampak dari keunikan Rumah Lontiok
yang sedikit banyak perpaduan antara
rumah tradisional riau dan
minangkabau.
Rumah Lontiok

Panggung
Berbentuk
panggung
untuk
menghindari
bahaya
serangan
binatang buas dan terjangan banjir.
kebiasaan
masyarakat
untuk
menggunakan
kolong
rumah
sebagai kandang ternak, wadah
penyimpanan
perahu,
tempat
bertukang,
tempat
anak-anak
bermain, dan gudang kayu, sebagai
persiapan menyambut bulan puasa.
Tidak terdapat pembagian khusus
pada
bagian
kolom,
namun
biasanya kandang ternak(ayam)
diletakkan di bawah dapur.

Tangga dan Tempayan

Pintu
Pintu pada rumah Lontiok berukuran lebih kecil di
banding rumah pada umumnya, hal ini agar
orang yang memasuki rumah sedikit
membungkuk untuk menghormati penghuni
rumah.
Pintu disebut juga ambang dan lawang. Pintu
yang menghubungkan bilik dengan bilik disebut
juga pintu malim atau pintu curi.
Pintu ini khusus keluarga perempuan keluarga
terdekat atau untuk anak gadis, yang dibuat agar
penghuni tidak melewati ruang tengah apalagi
bila ruangan itu sedang ada tamu. Sebab menjadi
adat pula bahwa lalu lalang didepan tamu
merupakan perbuatan yang tercela, tidak tahu
sopan dan tidak beradap.

Pemilihan Material
Rumah ini menggunakan material kayu
sebagai bahan utama. Kayu digunakan
untuk material struktur maupun selubung
bangunannya.
Tidak semua jenis kayu cocok digunakan
untuk
bahan
bangunan
diantaranya
adalah kayu yang akarnya menjulur ke air,
kayu bekas tebangan, kayu yang waktu
tumbangnya tidak langsung jatuh ke
tanah, kayu berlubang dan kayu bekas
terbakar.

Pengaplikasian kayu pada dinding dibuat


vertikal, meskipun rumah berada pada
area
rawa/
sungai.
Namun
untuk
mengantisipasi penyerapan air, terdapat
kayu yang dipasang secara horizontal
sebagai penahan/penyaring, sehingga air
tidak langsung ke kayu dinding.

Karakteristik
Interior

Bentuk Denah

Pembagian Ruang
Ruang bawah yakni berlantai lebih rendah
dari lantai rumah induk. Hanya dipisahkan
sekat atau tirai. Pada ruang ini terdapat
ruang ujung bawah dan ruang pangkal rumah
Ruang tengah yaitu ruang yang berbatasan
dengan ruang belakang, ruang ini digunakan
sebagai pusat aktivitas penghuni rumah. Di
ruang ini terdapat ruang ujung tengah dan
ruang poserek
Ruang belakang kadang bersatu dengan
rumah induk tetapi kadang terpisah oleh
dinding atau oleh ruangan lain yang disebut
telo atau sulo pandanpada ruang ini terdapat
ruang sulopandan dan pedapuan .

Pangkal Rumah
Pangkal rumah berfungsi sebagai
tempat duduk ninik mamak pemilik
rumah (nan punyo soko). Dalam
keadaan sehari-hari digunakan
sebagai tempat tidur ninik mamak
dan diletakkan lapik ketiduran

Ujung Bawah
Ujung Bawah berfungsi sebagai tempat duduk
ninik mamak dan undangan dalam upacara
tertentu. Dalam keseharian dipergunakan
sebagai tempat sembahyang karena disitu
selalu diletakkan tikar sembahyang

terdapat gantungan kopyah (peci) dan jas


untuk tamu

Ujung Tengah
Ujung tengah dalam upacara perkawinan
dipergunakan tempat gerai pelaminan dan
sehari-hari digunakan sebagai tempat tidur
pemilik rumah. Di ruangan ini disediakan
tempat tidur baik berupa gerai atau katil.
Pembatas dengan Ujung bawah hanya
berupa sekat atau tirai

Poserek
Poserek (Ruang Istirahat) : Tempat
berkumpul orang tua perempuan dan anakanak. Pada keadaan biasa dipergunakan
untuk tempat tidur keluarga perempuan
dan anak-anak

Sulo Pandan dan Rangkiang


Sulo Pandan adalah Ruang tempat meletakkan
barang-barang keperluan sehari-hari dan peralatan
dapur
Pada ruangan ini juga terdapat rangkiang atau
lumbung padi. Pada rumah lontiok masa kini
Rangkiang diletakkan pada luar dan dalam rumah.
Rangkiang dalam rumah mempermudah penghuni
sehingga tidak perlu mengambil keluar rumah.
Rangkiang luar digunakan untuk menyimpan hasil
panen.

Pedapuan
Tempat memasak, tempat kaum ibu
bertamu dan tempat makan keluarga,
Diruangan ini terdapat dapur tempat
memasak yang dibuat bertiang serta diberi
tungku. Diatas tungku diberi para-para
tempat menyimpan alat dapur atau untuk
mengeringkan bahan makanan. Pedapuan
dibuat luas karena digunakan untuk tempat
memasak saat pernikahan berlangsung

Loteng
Merupakan ruang untuk
menyimpan barang-barang
berharga dan pusakapusaka berharga

Kamar Mandi
Tempat buang air dan mandi
tidak berada dirumah melainkan
di sungai terdekat karena lokasi
rumah yang tidak jauh dari tepi
sungai
Pada Rumah Lontiok Sekarang
sudah ditambahkan kamar
mandi pada sisi samping rumah.

Ornamentasi
Kedua ujung perabung diberi hiasan yang
disebut sulo bayung.
Sedangkan sayok lalangan merupakan
ornamen pada keempat sudut cucuran atap.
Bentuk hiasan beragam, ada yang
menyerupai bulan sabit, tanduk kerbau, taji
dan sebagainya.

Ornamen dinding
Corak dasar Melayu Riau umumnya bersumber
dari alam, yakni terdiri atas flora, fauna, dan
benda-benda angkasa.
Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak
dipakai adalah yang bersumber pada tumbuhtumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang
Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak
hewan (fauna) dikhawatirkan menjurus kepada
hal-hal yang berbau keberhalaan. Corak hewan
yang dipilih umumnya yang mengandung sifat
tertentu atau yang berkaitan dengan mitos atau
kepercayaan tempatan

Ornamen pintu & jendela


Hiasan pada bagian atas pintu dan jendelah yang disebutlambailambai,melambangkan sikap ramah tamah. Hiasan Klik-klik
disebut kisi-kisi dan jerajak pada jendelah dan pagar

Rumah Lontiok Dulu dan Sekarang

Rumah Lontiok Dulu dan Sekarang


Dulu

Sekarang

Bentuk Denah simetris

-Bentuk denah asimetris karena ada pengurangan


luasan dari pedapuan

Ruang Poserek dan Ruang ujung tengah terdapat


pada kanan dan kiri bangunan, sehingga jika ada
acara ruang istirahat masih dapat digunakan.

-Ruang Poserek dan Ruang ujung tengah mejadi satu


ruang, karena jika ada acara sudah dilakukan di luar
rumah. selain itu juga karena rumah lontiok sudah
tidak lagi ditinggali beberapa kepala keluarga,
melainkan hanya satu kepala keluarga

Sulo pandan menjadi ruang penghubung sekaligus


pembatas area semipublik dan privat

-Terdapat rangkiang pada area sulo pandan, hal ini


untuk mempermudah pengambilan bahan pangan.
penghubung antara ruang semipublik dan privat
adalah selasar

Ukuran luasan pedapuan masih luas


digunakan untuk memasak jika ada acara

luas pedapuan semakin kecil karena jumlah


penghuni semakin sedikit dan sudah jarang
dijadikan tempat memasak jika ada acara

karena

kamar mandi masih berada di area pi nggiran


sungai

Kamar mandi berada di samping rumah untuk


memudahkan akses penghuni

Kesimpulan
Dari Analisis dapat disimpulkan adanya pengaruh kearifan lokal masyarakat Melayu Kampar, yang
membentuk susunan dan fungsi ruang-ruang di dalam rumah lontiok. Pada ciri fisiknya rumah
lontiok juga mendapatkan pengaruh dari beberapa kebudayaan yaitu kebudayaan minang dan
kebudayaan melayu.
Pola ruang yang disusun berdasarkan pengguna dan tingkat keprivasian ruang memperlihatkan
adanya HIRARKI ruang yang jelas
Tidak terdapatnya sekat permanen pembatas ruang menggambarkan bahwa rumah lontiok ini
mempunyai aspek KETERBUKAAN, keterbukaan dalam hal ini bukan antara bangunanan dengan
ruang luar melainkan keterbukaan ruang didalam bangunan itu sendiri.
Umumnya Rumah Lontiok ini ditinggali beberapa keluarga, menggambarkan aspek KEBERSAMAAN
dimana beberapa keluarga dapat hidup rukun dan SALING MENGHARGAI dalam satu rumah.
Aspek HIRARKI, KETERBUKAAN, KEBERSAMAAN dan SALING MENGHARGAI ini yang sudah nampak
berkurang pada rumah-rumah lontiok yang ada sekarang.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai