ARSITEKTUR NUSANTARA
Dosen pengampu :
Tigor David Manalu, S.T., M.M.
Penyusun :
Nama : Rizki Nur Cahyo
Nim : 322210065
Kelas : Ars 22C
ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA
Rumah adat Jawa yang beragam yang memiliki nilai masing-masing. Nilai yang paling kuat dan paling lengkap mencerminkan
masyarakat Jawa adalah rumah Joglo. Rumah Joglo biasanya terdapat pada bangunan keraton. Keraton yang memiliki konsep
rumah Joglo memiliki nilai metafisik yang beragam. Ornamen-ornamen yang terdapat didalamnya juga menunjukkan adanya
harmonisasi masyarakat Jawa. Ornamen tersebut tidak hanya digunakan sebagai hiasan tetapi juga digunakan untuk rirual
keagamaan.
RUMAH JOGLO
merupakan salah satu bangunan dengan langgam arsitektur tradisional di Jawa Tengah. Rumah Joglo memiliki kerangka
berupa elemen bangunan yang terdiri atas zona utama yakni soko guru yang merupakan empat tiang utama yang biasanya
disebut sebagai kolom struktur dengan fungsi utama menyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang merupakan
susunan beberapa balok horisontal yang kemudian disangga oleh soko guru.
yaitu ruangan pertemuan yang disebut Pendapa, ruang tengah atau ruang pertemuan yang dipakai untuk mengadakan tontonan
wayang kulit disebut Pringgitan, dan ruang belakang disebut Dalem atau Omah jero sebagai ruang keluarga. Dalam ruang itu
terdapat tiga buah Sentong (kamar) yaitu sentong kiwa, sentong tengah (petanen) dan sentong kanan.
DETAIL SUSUNAN RUANG RUMAH JOGLO
1. PENDOPO
Pendopo merupakan bagian dari bangunan joglo yang paling menonjol dan dapat dikenali
karena bentuknya sebagai salah satu identitas rumah tradisional Jawa. Pendopo
berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu dan mengadakan pertemuan lainnya.
Ruangan ini memiliki struktur atap yang elegan dengan dinding yang terbuka / loss tanpa
dinding masiv. Pendopo joglo juga merupakan ciri dari bangunan tropis dengan adanya
tritisan sebagai penghalang tampias air hujan dan sinar matahari.
2. PRINGGITAN
PENDOPO
Pringgitan merupakan ruang antara pendopo dengan ruang utama (dalem). Ruang ini
merupakan ruang untuk menerima tamu dan bersantai dalam kondisi yang semi terbuka, PRINGGITAN
dalam artian jika kita ketahui bahwa pendopo juga merupakan tempat menerima tamu
dan bersantai namun dalam keadaan yang lebih umum. Pendopo digunakan sebagai
penerimaan tamu yang mungkin belum dikenal atau belum akrab dan bersantai disiang
hari atau bila udara sedang panas, sedangkan pringgitan digunakan untuk menerima tamu
terhormat dan menyambut tamu resmi. Ruang ini sekaligus sebagai pengantar utnuk
memasuku ruang dalem yang merupakan ruang pusat dari rumah tradisional Jawa.
3. OMAH NJERO / DALEM
Dalam susunan ruamah Jawa terdapat ruang inti yang sering disebut dengan Dalem /
dalem ageng atau omah buri / omah njero. Posisi ruang ini tepat berada ditengah diantara
ruang yang lain. Ruang ini sering digunakan sebagai ruang utama atau ruang keluarga.
Didalam ruang dalem ini terbagi lagi menjadi 3 ruang yang disebut dengan senthong. OMAH NJERO GANDHOK
Senthong kiwo (kiri) dan senthong tengen (kanan) berfungsi sebagai ruang tidur keluarga
sedangkan senthong tengah berfungsi sebagai ruang meditasi dan menyimpan benda-
benda pusaka. Ruang ini menjadi pusat dan merupakan ruang yang privat bagi pemilik
rumah, karena menjadi tempat menyimpan segala sesuatu yang berharga bahkan benda
pusaka.
4. GANDHOK
Pada struktur rumah tradisional Jawa yang ideal memiliki ruang yang bernama gandhok.
Ruang ini posisinya berada di sebelah kanan dan kiri dari pendopo dan berfungsi sebagai
kamar tidur anak yang sudah menginjak dewasa. Anak lakilaki ditempatkan di gandok
sebelah kanan sedangkan anak perempuan di sebelah kiri. Kadang kala ruang ini juga
dapat digunakan sebagai ruang tidur tamu atau saudara yang menginap.
RAGAM HIAS PADA RUMAH JOGLO
1 . TIANG SOKO GURU 3 . GEBYOK / DINDING KAYU JOGLO
memiliki 4 tiang utama. Konstruksi atap Joglo ditopang oleh Soko Guru (tiang Ragam hias yang ada dalam hiasan gebyok ini menggunakan patran yaitu bentuk
utama) dengan jumlah 4 buah. Jumlah 4 tiang ini merupakan pengaruh ukiran yang membentuk seperti daun yang tersusun berjajar rapi. Biasanya
kekuatan berasal dari empat mata angin, yakni utara, barat, timur, hingga ukiran dan patran ini terdapat di bagian- bagian bingkai pintu kayu dan gebyok
selatan. Kata Guru menunjukan bagian utama sebuah konstruksi atap Joglo. yang memiliki ukuran yang memanjang sehingga membentuk hiasan yang rapi
Soko Guru yang menopang balok yang terdiri dari Blandar dan Pengeret. dan bagus dipandang mata. Ragam hias ini memiliki arti tentang keselarasan
Kemudian 4 buah tiang penopang yang disebut Soko Guru atau Sakaning Guru antar lingkungan yang tergemparkan dari daundaun yang ada pada ornamen
(tiang yang menyangga Guru). gebyok dan pada bingkai pintu kayu.
3 . FOCAL OF POINT
Gambar ornament hias sisi atap pendopo - Desain atau pembuatan pendopo yang
menjadi focal point pada bangunan rumah
- desain pintu dan dinding atau sekat rumah joglo yang
joglo, Pendopo ini memiliki fungsi sebagai
membentuk kotak secara berulang dan disamakan ukuranya
2 . PRINSIP KESEIMBANGAN ruangan untuk menerima tamu, upacara
antara kotak pada sekat dinding dan pintu menciptakan pola
adat, pertemuan formal, dan pertunjukkan
atau prinsip irama pada dinding rumah joglo. - Konstruksi atap Joglo ditopang oleh seni seperti tarian dan wayang kulit.
Soko Guru (tiang utama) dengan jumlah
4 buah. Jumlah 4 tiang ini merupakan Gambar pendopo Meskipun digunakan untuk menyambut
pengaruh kekuatan berasal dari empat tamu, bagian ini tidak memiliki meja
mata angin, yakni utara, barat, timur, ataupun kursi.
hingga selatan. Menciptakan pola atau
prinsip keseimbangan konsep ruang public terbuka tanpa sekat
atau dinding hanya penutup atap bangunan
Gambar dinding bagian dalem bertuju agar para tamu akan duduk lesehan
dengan beralaskan tikar. Hal ini bertujuan
untuk menciptakan kesetaraan antara
pemilik rumah dengan tamu.
1. PINTU YANG BERJUMLAH TIGA 2. PINTU UTAMANYA TERLETAK DI TENGAH BANGUNAN 3. MEMILIKI PAGER MANGKOK
yaitu pintu utama, tengah, dan lainnya di kedua sisi Keunikan lainnya dari rumah adat joglo ini terletak pada Singkatnya, pager mangkok ini merupakan pagar rumah
rumah. Tata letak pintu ini tidak bisa sembarangan. bagian pintu utamanya sendiri yang memang sengaja yang terbuat dari tanaman perdu. Ketinggiannya sendiri
Pintu ini melambangkan sebuah kupu-kupu yang dibangun di tengah-tengah bangunan. Di mana pintu kurang dari satu meter supaya interaksi antar tetangga
sedang berjuang dan berkembang dalam sebuah utama tersebut dibangun secara sejajar dengan ruangan lebih mudah dilakukan.
keluarga besar. yang terletak di bagian belakang rumah adat joglo.
Gambar 3 pintu rumah joglo Gambar pintu utama rumah joglo Gambar pagar tanaman jenis perdu
Gambar denah rumah joglo Gambar keseimbangan rumah joglo Gambar pondasi dan kolom rumah joglo
Bentuk rumah adat Joglo pada berbentuk Atap sosoran pada Bagian depan memberi keuntungan dalam hal pengaliran air hujan. Sudut
bujur sangkar dengan empat pilar tiang utama yang tinggi pada bagian atas (brunjung) yang kemudian melandai pada bagian bawahnya
ditengahnya. Tiang tersebut dinamakan “saka (pananggap) serta makin landai pada sosoran membuat aliran air lancar dan tidak terlalu deras
guru”. Bahan utama rumah Joglo ini adalah ketika jatuh dari teritisan.
kayu jenisnya biasanya disesuaikan seperti
kayu jati, mahoni, dan ulin tetapi kebanyakan Teritisan sepanjang tepi bangunan memberikan naungan yang mencukupi pada saat panas
yang digunakan adalah kayu jati serta melindungi dinding kayu pada saat hujan. Pada awalnya teritisan tanpa talang sehingga
air hujan langsung jatuh ke tanah. Di bagian depan walaupun tidak sampai mengenai dinding
Kayu yati digunakan karena ketahanan kayu, namun membuat anak tangga basah terkena percikan air hujan. Pada perkembangannya
terhadap iklim tropis lebih kuat dibanding banyak yang kemudian memasang talang gantung sepanjang teritisan bangunan. Arah hadap
kayu – kayu jenis lain. Penutup atap pada ke selatan, naungan karena adanya teritisan atap serta besarnya lobang dinding membuat
rumah Joglo terbuat dari genteng tanah liat bagian depan bangunan merupakan daerah favorit untuk berkumpul.
tetapi tidak menutup kemungkinan jika
menggunakan jerami, ijuk, dan alang – alang
sebagai penutup atapnya. Bahan material
alami tersebut digunakan selain untuk ramah
pada lingkungan dan berfungsi mendapakan
kenyamanan thermal pada ruang dalam yang
sejuk.
Udara sejuk
PENJELASAN MASALAH REKOMENDASI DESAIN ATAU SOLUSI TERHADAP MASALAH SYSTEM PENGHAWAAN ALAMI
Dari beberapa deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam -Rekomendasi desain ventilasi bukaan atap joglo
system ventilasi , desain struktur dan material , masih kurang
maksimal karena adanya udara panas yang terjebak didalam Struktur rumah joglo yang menggunakan bertingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dan atap semakin
bangunan rumah joglo tersebut tinggi. Sehingga penghawaan di dalam bangunan rumah Bucu udara pada bagian tengah lebih sejuk
dibanding dengan udara pada tepi bangunan yang berbatasan dengan ruang luar. Sehingga pada atap joglo
diberikan ventilasi berbentuk jalusi pada bagian diantara bagian puncak dan bawahnya untuk memaksimalkan
pergerakan udara, membuang udara panas ruang dalam melalui jalusi.
Udara panas
Lebar jalusi lebih kecil dibandingkan jalusi atap, ventilasi dinding dengan lebar 30 cm dan lebar
jalusi atap dengan lebar 20 cm untuk membuang udara panas ruang dalam.
Masalah :
Udara panas yang cenderung bergerak keatas dapat
terjebak didalam bangunan , karena tidak adanya Detail Jalusi
bukaan dalam sistemn struktur atap yang tinggi.
Atap
KESIMPULAN
Pada dinding kayu bagian depan dan belakang diberikan ventilasi dengan lebar
30 cm dan panjang mengikuti ukuran dinding depan dan belakang yaitu 10 meter
bagian depan dan 4 meter bagian belakang. Ventilasi atap untuk membuang
udara panas pada volume atap.
Sehingga pada rekomendasi desain perlu memaksimalkan pergerakan udara
didalam bangunan untuk membuang panas keluar bangunan. Rekomendasi yang
diberikan pada bagian dinding dan atap bangunan dengan memberikan bukaan
dan ventilasi. Diharapkan meskipun rumah tradisional joglo berada diiklim yang
telah berubah, rumah tersebut tetap secara pasif mengontrol kondisi suhu udara
di dalam bangunan agar tetap berada di suhu nyaman atau rentang suhu netral.
SARAN
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Prinsip arsitektur
tropis lembab terhadap lingkungan termal rumah tradisional joglo sebagai berikut :
rumah tradisional joglo bucu yang merupakan rumah tradsional joglo tradisional. Desain dan
material sederhana pada bangunan masih diterapkan serta masih dihuni hingga saat ini. Sehingga
penelitian ini dapat mengkaji pendinginan pasif yang diterapkan pada rumah joglo dan bagaimana
adaptasi menghadapi perubahan iklim. Selain itu, perlunya dilakukan penilaian serupa yaitu secara
kuantitatif pada rumah tradisional untuk mengetahui keberlanjutan kinerja pendinginan alami pada
rumah joglo.
penelitian dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi desain untuk rumah
tradisonal joglo terutama pada bagian selubung bangunan untuk meningkatkan kinerja pendinginan
alaminya. Diharapkan meskipun rumah tradisional berada pada iklim yang berubah , rumah tersebut
secara pasif dapat mengontrol kondisi suhu udara didalam bangunan agar tetap berada disuhu atau
kondisi normal.
THANK YOU
Rizki Nur Cahyo
322210065
Ars 22C