Anda di halaman 1dari 12

ARSITEKTUR

NUSANTARA
JAWA TENGAH
Kelompok 3
- Afdhalunnazri 180701151
- Farizza luthfi 180701004
- Efriansyah iberda 180701104
- Rahmat Mustafa ali 190701049
RUMAH ADAT JAWA TENGAH

Nama Provinsi : Jawa tengah


Tanggal Berdiri : 15 Agustus 1950
Ibukota : Semarang
Luas Wilayah : ± 32.548 km²
Letak Geografis : 5°40‘- 8°30' LS dan 108°30' - 111°30' BT
Dasar pendirian : UU No. 10 Tahun 1950
Jumlah Daerah : 29 kabupaten & 6 kota
WOODGROVE 2
BANK
RUMAH ADAT AGAMA
Rumah adat di daerah Jawa Tengah yang sekarang banyak kita
kenal mungkin adalah rumah Joglo. Padahal sejatinya ada
berbagai jenis rumah adat yang tersebar di Jawa Tengah. Yaitu:
• Rumah Adat Joglo
• Rumah Adat Panggang Pe
• Rumah Adat Tajug
• Rumah Adat Kampung
• Rumah Adat Limasan

BAHASA SUKU/ETNIS
Berbagai macam dialek Bahasa Jawa yang terdapat di Jawa Tengah:

• dialek Pekalongan
• dialek Kedu
• dialek Bagelen
• dialek Semarangan
• dialek Pantura Timur
• dialek Blora
• dialek Surakarta
• dialek Banyumasan Purbalingga
• dialek Tegal
WOODGROVE 3
BANK
Rumah Adat Joglo
 Jenis rumah tradisional Jawa Tengah yang satu ini
adalah yang paling populer dan paling mudah ditemui.
Dulunya, memang hanya kalangan tertentu saja yang
mampu membangunnya. Bagi masyarakat setempat,
bangunan ini menjadi lambang status sosial seseorang.

Filosofi Rumah Joglo


Pemberian nama Joglo pada rumah adat Jawa Tengah ini syarat
dengan berbagai macam makna. Kata Joglo diambil dari kata “tajug”
dan “loro”. Makna dari kata itu adalah penggabungan dua tajug.
Atap rumah Joglo memang berbentuk tajug yang menyerupai
gunung.

Ciri Khas Rumah Joglo


Bagian atap rumah adat jawa tengah terbuat dari genteng tanah liat.Selain itu, masyarakat tradisonal
juga memakai ijuk, jerami, atau alang-alang untuk membuat atap rumahnya. Pemakaian bahan-bahan dari
alam dengan atap yang tinggi membuat penghuni merasa sejuk dan nyaman untuk ditempati.Atap rumah
Joglo adalah perpaduan dari dua bidang atap segitiga dengan dua bidang atap trapesium. Di atap-atap itu
mempunyai sudut kemiringan yang beda. Atap Joglo selalu ada di tengah dan diapit oleh atap serambi WOODGROVE 4
BANK
Sejarah Rumah Joglo
Sebenarnya, nama rumah adat Jawa Tengah tidak hanya Rumah Joglo. Ada 4 bentuk
tempat tinggal tradisional yang ada di Jawa Tengah yaitu bentuk Panggangpe, bentuk
Kampung, bentuk Limasan, dan bentuk Joglo. Bentuk Joglo memang lebih dikenal
dibandingkan dengan bentuk lainnya.
Rumah Joglo, dahulu, merupakan simbol status sosial dan hanya dimiliki oleh orang-orang
yang mampu. Bahan-bahan untuk membuat Joglo memang lebih mahal dan lebih banyak.
Selain membutuhkan biaya, waktu yang diperlukan juga cukup banyak.
Akhirnya, anggapan rumah Joglo hanya boleh digunakan oleh bangsawan, raja, dan
pangeran pun berkembang. Sehingga masyarakat dengan penghasilan rendah tidak
berani untuk membuatnya. Masyarakat dengan penghasilan rendah biasanya akan
membuat rumah Panggangpe, Limasan, atau Kampung yang lebih hemat biaya dan waktu.
Sekarang, rumah Joglo dapat dimiliki oleh berbagai kalangan. Bahan-bahan yang lebih
variatif dengan harga terjangkau sudah banyak dipasarkan. Hal tersebut membuat
pembuatannya menjadi lebih murah dibandingkan dahulu kala .

WOODGROVE 5
BANK
Bagian Bagian Rumah Joglo:
•Pendapa
Pendapa ada tepat di bagian depan. Hal ini menunjukkan bahwa sifat orang Jawa
yang ramah dan terbuka. Supaya tamu bisaduduk, umumnya pendapa dilengkapi
dengan tikar. Penggunaan tikar dimaksudkan agar tidak ada terjadi kesenjangan
antara tamu dan pemilik rumah.
•Pringgitan
Bagian ini merupakan tempat di mana pagelaran pertunjukan wayang diadakan.
Umumnya dipakai saat upacara ruwatan. Di sini, pemilik rumah juga menyimbolkan
diri sebagai Dewi Sri. Dewi Sri merupakan dewi yang dianggap sebagai sumber dari
segala kehidupan, kesuburan, dan juga kebahagiaan.
•Dalem atau ruang utama keluarga
Di sini, ada kamar-kamar yang disebut senthong. Jaman dulu, sentong hanya dibuat
tiga bilik saja. Kamar pertama untuk keluarga laki-laki, kamar kedua dikosongkan,
dan kamar ketiga untuk keluarga perempuan. Mengapa kamar kedua dikosongkan?
Kamar kedua yang disebut dengan krobongan ini dipakai sebagai tempat untuk
menyimpan pusaka sebagai pemujaan kepada Dewi Sri. Kamar ini dianggap sebagai
bagian rumah yang paling suci. Walaupun kamar ini dikosongkan, kamar ini tetap
diisi lengkap dengan tempat tidur dan perlengkanya.

WOODGROVE 6
BANK
STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah


tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama
dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau tumpang
telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain
sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap
rumah agar atap rumah bisa berbentuk pencu. Pada arsitektur
bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman
seni konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma
masyarakat pendukungnya. Kecintaan manusia pada cita rasa
keindahan, bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan dalam
arsitektur rumah dengan gaya ini.

DENAH RUMAH JOGLO


Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu
utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan
kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut

WOODGROVE 7
BANK
• memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan
kiri untuk besan. Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam memimpin salat yang
dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga merangkap sebagai tempat
tidur utama yang dihormati dan pada waktuwaktu tertentu dijadikan sebagai ruang tidur pengantin bagi anakanaknya. Ruang depan
yang disebut jaga satru disediakan untuk umat dan terbagi menjadi dua bagian, sebelah kiri untuk jamaah wanita dan sebelah kanan
untuk jamaah pria. Masih pada ruang jaga satru di depan pintu masuk terdapat satu tiang di tengah ruang yang disebut tiang
keseimbangan atau soko geder, selain sebagai simbol kepemilikan rumah, tiang tersebut juga berfungsi sebagai pertanda atau tonggak
untuk mengingatkan pada penghuni tentang keesaan Tuhan.Begitu juga di ruang dalam terdapat empat tiang utama yang disebut soko
guru melambangkan empat hakikat kesempurnaan hidup dan juga ditafsirkan sebagi hakikat dari sifat manusia.

• SISTEM PENGHAWAAN RUMAH JOGLO Penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan

• Sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap
yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam
pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri. Saat manusia berada pada rumah
joglo paling pinggir, sebagai perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam, manusia masih merasakan hawa udara dari luar, namun
saat manusia bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan semakin sejuk, hal ini dikarenakan volume ruang di bawah atap,
semakin ke tengah semakin besar. Seperti teori yang ada pada fisika bangunan.

• Sistem sambungan tiang / saka pada umpak pada dasarnya juga berupa sistem purus (sistem yang sama seperti yang digunakan
pada sambungan ander dan sunduk). Kata purus secara harafiah berarti alat kelamin pria. Purus dipandang sebagai lambang laki-laki /
pria, sementara umpak-nya dipandang sebagai lambang wanita.Pada sistem ceblokan tiang ditanam langsung ke lantai. Sebagai
tumpuan tiang, pada bagian dasar lubang diberi alas batu. Bagian tiang yang masuk ke dalam lantai biasanya terlebih dulu dibungkus
dengan tali ijuk agar tidak mudah lapuk / keropos. Selain dinding dan tiang, pembahasan elemen vertikal penyusun ruang juga meliputi
bukaan seperti pintu, jendela. Pintu dan jendela dalam desain Jawa digolongkan secara sederhana berdasarkan jumlah daun pintu /
daun jendelanya.
• Kusen pintu pada umumnya terbuat dari bahan kayu, namun terkadang ada yang menggunakan bahan bambu. Khusus untuk pintu
depan omah-njero, di bagian bawah pintu biasanya terdapat balok yang melintang di lantai. Balok ini menimbulkan kesan pembatasan
yang kuat antara bagian luar dan bagian dalam rumah. Mereka yang bertamu harus melangkah dengan hati-hati ketika memasuki
omah.

WOODGROVE 8
BANK
STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

• Memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga
besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan. Pada ruang
bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam
memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang
disucikan, sakral, dan dikeramatkan.
• Sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap
yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai
• SISTEM PENGHAWAAN RUMAH JOGLO Penghawaan pada rumah joglo ini
dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa
dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan
maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu
hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke
rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu
• Sistem sambungan tiang / saka pada umpak pada dasarnya juga berupa sistem sendiri. Saat manusia berada pada rumah joglo paling pinggir,
purus (sistem yang sama seperti yang digunakan pada sambungan ander dan sebagai perbatasan antara ruang luar dengan ruang dalam,
sunduk). Kata purus secara harafiah berarti alat kelamin pria. Purus dipandang manusia masih merasakan hawa udara dari luar, namun saat
sebagai lambang laki-laki / pria, sementara umpak-nya dipandang sebagai lambang manusia bergerak semakin ke tengah, udara yang dirasakan
wanita.Pada sistem ceblokan tiang ditanam langsung ke lantai. Sebagai tumpuan semakin sejuk, hal ini dikarenakan volume ruang di bawah
tiang, pada bagian dasar lubang diberi alas batu. Bagian tiang yang masuk ke dalam atap, semakin ke tengah semakin besar. Seperti teori yang ada
lantai biasanya terlebih dulu dibungkus dengan tali ijuk agar tidak mudah lapuk / pada fisika bangunan.
keropos. Selain dinding dan tiang, pembahasan elemen vertikal penyusun ruang juga
meliputi bukaan seperti pintu, jendela. Pintu dan jendela dalam desain Jawa
digolongkan secara sederhana berdasarkan jumlah daun pintu / daun jendelanya.
• Kusen pintu pada umumnya terbuat dari bahan kayu, namun terkadang ada yang
menggunakan bahan bambu. Khusus untuk pintu depan omah-njero, di bagian
bawah pintu biasanya terdapat balok yang melintang di lantai. Balok ini menimbulkan
kesan pembatasan yang kuat antara bagian luar dan bagian dalam rumah. Mereka
yang bertamu harus melangkah dengan hati-hati ketika memasuki omah.

WOODGROVE 9
BANK
WOODGROVE 10
BANK
WOODGROVE
BANK

THANK YOU
April Hansson +1 23 987 6554

april@woodgrovebank.com

www.woodgrovebank.com
CUSTOMIZE THIS TEMPLATE

Template Editing
Instructions and Feedback

WOODGROVE 12
BANK

Anda mungkin juga menyukai