NAMA KELOMPOK
IVO PUSPITA SARI ( 2018260015 )
BELA CANTIKA ( 2018260016 )
DOSEN PEMBIMBING :
ANTA SASTIKA,S.T.,M.T
Rumah Joglo, pada jaman dahulu, merupakan simbol status sosial dan hanya dimiliki oleh
orang yang mampu ( kaya ) atau hanya dimiliki oleh mereka yang berada pada garis ekonomi
berada,hal ini karena rumah Joglo membutuhkan material serta bahan yang lebih banyak dan
mahal dari pada rumah bentuk lain dan juga memiliki nilai-nilai moral tinggi. Selain
membutuhkan biaya, waktu yang dibutuhkan juga cukup banyak.
Dan muncul anggapan bahwa rumah Joglo hanya boleh dimiliki oleh bangsawan, raja, dan
pangeran. Hingga masyarakat biasa yang memiliki penghasilan rendah tidak mampu dan tidak
berani untuk membuatnya. Masyarakat dengan penghasilan rendah umumnya akan membuat
rumah Panggangpe, Limasan, atau Kampung yang lebih hemat biaya dan waktu.Seirimg
perkembangan waktu rumah Joglo bisa dimiliki oleh berbagai kalangan dengan mengunakan
bahan-bahan yang lebih variatif dan harga yang terjangkau,sehingga pembuatannya menjadi
lebih mudah dan hemat biaya dibandingkan jaman dahulu dahulu kala.
BAHAN DASAR RUMAH JOGLO
Bahan dasar untuk membuat rumah Joglo yaitu Kayu. Berbagai jenis kayu bisa dipakai
untuk membuat rumah adat Joglo. kayu yang biasa dipakai pada zaman dahulu adalah jati,
sengon, dan batang pohon kelapa.
Kayu jati selalu menjadi primadona untuk dijadikan bahan utama dalam pembuatan rumah
joglo. Ketahanan, keawetan, dan kekuatan kayu jati membuat kayu jati menjadi pilihan paling
utama pada saat itu. Rumah Joglo yang terbuat dari kayu jati bahkan masih bisa bertahan hingga
saat ini. Sekarang, pembuatan rumah Joglo dilakukan dengan mencampur jenis-jenis kayu
tertentu dengan berbagai macam alasan, salah satunya untuk menghemat biaya karna harga kayu
jati saat ini semakin tinggi.
.
CIRI KHAS RUMAH JOGLO
Bagian atap rumah joglo tengah terbuat dari genteng tanah liat. Selain itu, masyarakat
tradisonal juga memakai ijuk, jerami, atau alang-alang untuk membuat atap rumahnya.
Pemakaian bahan-bahan dari alam dengan atap yang tinggi membuat penghuni merasa sejuk
dan nyaman untuk ditempati.Selain bentuk atap bertingkat, salah satu hal yang menjadi ciri
khas dari rumah Joglo yaitu bentuk atapnya. Atap rumah Joglo adalah perpaduan dari dua
bidang atap segitiga dengan dua bidang atap trapesium. Di atap-atap itu mempunyai sudut
kemiringan yang beda. Atap Joglo selalu ada di tengah dan diapit oleh atap serambi.
.
GABUNGAN PERTAMA MEMILIKI NAMA LAMBANG SARI
Pringgitan.
Pringgitan.
Senthong Tengah ialah kamar yang letaknya berada di bagian tengah, posisinya
paling dalam dan Senthong Tengah ini adalah bagian paling disucikan serta disakralkan
oleh pemilik rumah Joglo
Senthong Tengen
Senthong Tengen ialah kamar yang letaknya berada di bagian kanan omah
ndalem, sesuai dengan namanya “Tengen” yang bermakna kanan dalam bahasa Jawa.
Biasanya kamar ini difungsikan sebagai ruang tidur khusus pemilik rumah sehingga
sifatnya sangat pribadi dan tertutup untuk dimasuki orang luar.
BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO
Gandhok ialah ruangan yang letaknya berada di bagian kanan dan kiri Pringgitan dan Omah
Ndalem, bentuknya arsitekturnya memanjang dan posisinya berpisah dari bangunan utama dengan
halaman terbuka sebagai pemisah.
Gandhok Kiwo
Gandhok Tengen
Pawon atau dapur berada di bagian belakang Omah Ndalem yang dipisahkan dengan halaman
terbuka seperti halnya Gandhok.
Posisi dapur dipisahkan dari bangunan inti karena bangunan inti dianggap sangat suci dan
sakral sehingga tidak baik bila berdekatan dengan dapur yang kotor.
Pekiwan
Pekiwan difungsikan sebagai kamar mandi dan toilet bagi para penghuni rumah. Di dalam
pekiwan ini terdapat sumur sebagai sumber air yang digunakan untuk mandi, mencuci dan
memasak.
Seketheng
Seketheng ialah dinding pembatas yang terbuat dari batu bata dan memiliki dua buah gerbang
kecil. Seketheng dipakai sebagai penghubung halaman luar rumah dengan halaman dalam
rumah.
ORIENTASI RUMAH JOGLO
Orientasi rumah Joglo mempunyai hubungan dengan arah utara-selatan di satu sisi dan
timurbarat pada situasi lain.;
arah utara-selatan biasa dijumpai pada rumah rakyat kebanyakan, sedang arah timur-barat hanya
dapat ditemukan pada rumah kerabat Kraton atau bangsawan. Arah lain yang juga menjadi
pedoman untuk menentukan arah rumah adalah di bagian depan menghadap himpunan air
(bandaran agung) dan bagian belakang membelakangi dataran tinggi, bukit atau gunung . Rumah
tinggal di daerah Yogyakarta dan Surakarta kebanyakan memiliki orientasi arah hadap ke Selatan.
Orientasi ini menurut tradisi bersumber pada kepercayaan terhadap Nyai Roro Kidul yang
bersemayam di Laut Selatan. Demikian juga dengan arah tidur.Namun rupanya makin jauh dari
pusat keraton (kebudayaan Jawa) kebiasaan ini makin ditinggalkan, seperti yang terjadi di daerah
Somoroto, Ponorogo (Setiawan,1991). Dalam primbon Betaljemur Adammakna bab 172
dipaparkan juga cara penentuan arah rumah yang diperhitungkan berdasarkan hari pasaran
kelahiran pemilik rumah berkaitan dengan arah ke empat penjuru angin.
FILOSOFI RUMAH JOGLO
Pemberian nama Joglo pada rumah adat Jawa Tengah ini syarat dengan berbagai macam makna.
Kata Joglo diambil dari kata “tajug” dan “loro”. Makna dari kata itu adalah penggabungan dua tajug. Atap
rumah Joglo memang berbentuk tajug yang menyerupai gunung. Masyarakat Jawa pada umumnya sangat
percaya bahwa gunung merupakan sebuah simbol yang sakral.
Sebagai personifikasi penghuninya, rumah harus dapat menggambarkan kondisi atau tujuan hidup yang
ingin dicapai oleh penghuninya. Rumah Jawa dihadapkan pada pilihan empat arah mata angin, yang biasanya
hanya menghadap ke arah utara atau selatan.
Tiap arah mata angin menurut kepercayaan juga dijaga oleh dewa, yaitu
•Arah timur oleh Sang Hyang Maha Dewa, dengan sinar putih berarti sumber kehidupan atau pelindung umat
manusia, merupakan lambang kewibawaan yang dibutuhkan oleh para raja.
•Arah barat oleh Sang Hyang Yamadipati, dengan sinar kuning berarti kematian, merupakan lambang kebinasaan
atau malapetaka.
•Arah utara oleh Sang Hyang Wisnu, dengan sinar hitam berarti penolong segala kesulitan hidup baik lahir
maupun batin, merupakan lambang yang cerah, ceria dan penuh harapan.
•Arah selatan oleh Sang Hyang Brahma, dengan sinar merah berarti kekuatan, merupakan lambang keperkasaan,
ketangguhan terhadap bencana yang akan menimpanya.
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
RUMAH JOGLO
STRUKTU STRUKTU
PONDASI
R BAWAH
R TENGAH TIANG
SISTEM
SAMBUNGAN DINDING
JENIS JENIS RUMAH JOGLO
RUMAH JOGLO PANGRAWIT RUMAH JOGLO LAWAKAN
Joglo Pencu, rumah tradisional khas Rumah joglo ini masih terasa kental
Kudus. Joglo Pencu memiliki gaya nilai-nilai budayanya. Empat tiang
arsitektur yang indah dengan dominasi menyangga atap pendapa tanpa dinding.
ukiran-ukiran yang memiliki makna filosofi sBagian dinding rumah terbuat dari kayu jati
tertentu. yang kokoh.
KESIMPULAN