Anda di halaman 1dari 18

ARSITEKTUR DAERAH

“ ARSITEKTUR RUMAH JOGLO “

NAMA KELOMPOK
IVO PUSPITA SARI ( 2018260015 )
BELA CANTIKA ( 2018260016 )

DOSEN PEMBIMBING :
ANTA SASTIKA,S.T.,M.T

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2020 - 2021
PENGERTIAN RUMAH JOGLO

Rumah Joglo merupakan bangunan tradisional Jawa yang terbuat


dari kayu Jati. Disebut Joglo karena mengacu pada bentuk atapnya,hal
tersebut digambil dari filosofis bentuk sebuah gunung. Pada walnya,
filosofis bentuk gunung tersebut diberi nama atap Tajug, tapi kemudian
berkembang menjadi atap Joglo/Juglo (Tajug Loro = Dua Tajug ).

Dalam kehidupan manusia Jawa, gunung sering dipakai sebagai


idea bentuk yang dituangkan dalam berbagai simbol, khususnya untuk
simbol-simbol yang berkenaan dengan sesuatu yang sakral. Hal ini
karena adanya pengaruh kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat
yang tinggi adalah tempat yang dianggap suci dan tempat tinggal para
Dewa. Rumah Joglo merupakan sebuah cerminan dari sikap, pemikiran
dan wawasan juga kapasitas ekonomi, sosial, kultural masyarakat Jawa.
SEJARAH RUMAH JOGLO

Rumah Joglo, pada jaman dahulu, merupakan simbol status sosial dan hanya dimiliki oleh
orang yang mampu ( kaya ) atau hanya dimiliki oleh mereka yang berada pada garis ekonomi
berada,hal ini karena rumah Joglo membutuhkan material serta bahan yang lebih banyak dan
mahal dari pada rumah bentuk lain dan juga memiliki nilai-nilai moral tinggi. Selain
membutuhkan biaya, waktu yang dibutuhkan juga cukup banyak.

Dan muncul anggapan bahwa rumah Joglo hanya boleh dimiliki oleh bangsawan, raja, dan
pangeran. Hingga masyarakat biasa yang memiliki penghasilan rendah tidak mampu dan tidak
berani untuk membuatnya. Masyarakat dengan penghasilan rendah umumnya akan membuat
rumah Panggangpe, Limasan, atau Kampung yang lebih hemat biaya dan waktu.Seirimg
perkembangan waktu rumah Joglo bisa dimiliki oleh berbagai kalangan dengan mengunakan
bahan-bahan yang lebih variatif dan harga yang terjangkau,sehingga pembuatannya menjadi
lebih mudah dan hemat biaya dibandingkan jaman dahulu dahulu kala.
BAHAN DASAR RUMAH JOGLO

Bahan dasar untuk membuat rumah Joglo yaitu Kayu. Berbagai jenis kayu bisa dipakai
untuk membuat rumah adat Joglo. kayu yang biasa dipakai pada zaman dahulu adalah jati,
sengon, dan batang pohon kelapa.

Kayu jati selalu menjadi primadona untuk dijadikan bahan utama dalam pembuatan rumah
joglo. Ketahanan, keawetan, dan kekuatan kayu jati membuat kayu jati menjadi pilihan paling
utama pada saat itu. Rumah Joglo yang terbuat dari kayu jati bahkan masih bisa bertahan hingga
saat ini. Sekarang, pembuatan rumah Joglo dilakukan dengan mencampur jenis-jenis kayu
tertentu dengan berbagai macam alasan, salah satunya untuk menghemat biaya karna harga kayu
jati saat ini semakin tinggi.
.
CIRI KHAS RUMAH JOGLO
Bagian atap rumah joglo tengah terbuat dari genteng tanah liat. Selain itu, masyarakat
tradisonal juga memakai ijuk, jerami, atau alang-alang untuk membuat atap rumahnya.
Pemakaian bahan-bahan dari alam dengan atap yang tinggi membuat penghuni merasa sejuk
dan nyaman untuk ditempati.Selain bentuk atap bertingkat, salah satu hal yang menjadi ciri
khas dari rumah Joglo yaitu bentuk atapnya. Atap rumah Joglo adalah perpaduan dari dua
bidang atap segitiga dengan dua bidang atap trapesium. Di atap-atap itu mempunyai sudut
kemiringan yang beda. Atap Joglo selalu ada di tengah dan diapit oleh atap serambi.
.
GABUNGAN PERTAMA MEMILIKI NAMA LAMBANG SARI

• Atap Joglo Lambang Sari merupakan atap Joglo yang disambung


GABUNGAN ATAP dengan atap serambi
RUMAH JOGLO
GABUNGAN INI MEMILOKI NAMA ATAP LAMBANG GANTUNG

• Gabungan kedua yaitu gabungan dengan menyisakan lubang-lubang


udara pada atap. Gabungan ini memiloki nama Atap Lambang
Gantung
BENTUK RUMAH JOGLO

Pada awalnya rumah Joglo memiliki bentuk


bujur sangkar dengan empat pokok tiang di
tengahnya. Tiang itu dinamakan saka guru. lalu
untuk menopang tiang tersebut dipakai blandar
bersusun yang bernama tumpang sari. Seiring
berkembangnya zaman, ada tambahan-tambahan
ruang di dalam rumah Joglo . Namun, dasar
rumahnya tetap berbentuk persegi.
BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO
Pendapa

Pendapa ada tepat di bagian depan,bagian ini


tidak memiliki dinding, pagar atau pun
sekat/pembatas dan tempat tiang Soko Guru.Hal
ini menunjukkan bahwa sifat orang Jawa yang
ramah dan terbuka. Supaya tamu bisa duduk,
umumnya pendapa dilengkapi dengan tikar.

Pringgitan.

Pringgitan ini adalah sebuah ruangan semi


privat yang umumnya dipakai sebagai ruang
tamu untuk menerima tamu atau saudara yang
lebih dekat hubungan kekerabatannya.
Pada biasanya antara Pendhapa dengan
pringgitan tidak dibatasi oleh sekat sehingga
kita bisa melihat pendhapa secara keseluruhan
BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO
Omah Ndalem atau Omah Njero

Omah Ndalem atau Omah Njero terkadang disebut juga


sebagai omah-mburi dan dalem ageng. Ruangan ini ialah
bangunan inti dari rumah joglo dan merupakan ruangan khusus
para penghuni rumah untuk bercengkrama dan bersantai antar
sesama keluarga.
Omah Ndalem terdiri dari ruang keluarga dan terdapat beberapa
kamar yang dinamakan dengan senthong.
Masyarakat dulu hanya membangun senthong sebanyak tiga
senthong, yaitu senthong Kiwo, senthong tengah dan senthong
tengen. Namun masyarakat sekarang ini membuat senthong
disesuaikan dengan jumlah anggota keluarg

Pringgitan.

Senthong Kiwo ialah kamar yang tepatnya berada di bagian


kiri omah ndalem dalam rumah adat Jawa Tengah, Karena
letaknya yang lebih dekat dengan dapur Senthong Kiwo pada
biasanya dipakai untuk menaruh bahan pokok rumah tangga
seperti bumbu dapur beras dan sayur mayur, hasil tani dan
lainnya.
Selain itu ruangan ini juga dimanfaatkan juga untuk menyimpan
senjata dan perlengkapan pertanian
BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO
Senthong tengah

Senthong Tengah ialah kamar yang letaknya berada di bagian tengah, posisinya
paling dalam dan Senthong Tengah ini adalah bagian paling disucikan serta disakralkan
oleh pemilik rumah Joglo

Senthong tengah dimana keadaannya memiliki suasana gelap dan


sakral,dipergunakan ruang meditasi atau dapat disebut sebagai ruang untuk melakukan
komunikasi dengan Dewi Sri, sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan.
Senthong tengah yang digunakan sebagai kamar bagi mempelai baru

Senthong Tengen

Senthong Tengen ialah kamar yang letaknya berada di bagian kanan omah
ndalem, sesuai dengan namanya “Tengen” yang bermakna kanan dalam bahasa Jawa.
Biasanya kamar ini difungsikan sebagai ruang tidur khusus pemilik rumah sehingga
sifatnya sangat pribadi dan tertutup untuk dimasuki orang luar.
BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO
Gandhok ialah ruangan yang letaknya berada di bagian kanan dan kiri Pringgitan dan Omah
Ndalem, bentuknya arsitekturnya memanjang dan posisinya berpisah dari bangunan utama dengan
halaman terbuka sebagai pemisah.

Gandhok Kiwo

Gandhok Kiwo berada di bagian kiri bangunan Omah


Ndalem dan digunakan sebagai ruang tidur para laki-laki.

Gandhok Tengen

Gandhok Tengen berada di bagian kanan bangunan


Omah Ndalem dan digunakan sebagai ruang tidur para
perempuan. Walaupun umumnya digunakan sebagai ruang tidur,
adakalanya Gandhok juga digunakan sebagai tempat
menyimpan bahan makanan.
BAGIAN-BAGIAN RUMAH JOGLO
Pawon atau dapur

Pawon atau dapur berada di bagian belakang Omah Ndalem yang dipisahkan dengan halaman
terbuka seperti halnya Gandhok.
Posisi dapur dipisahkan dari bangunan inti karena bangunan inti dianggap sangat suci dan
sakral sehingga tidak baik bila berdekatan dengan dapur yang kotor.

Pekiwan

Pekiwan difungsikan sebagai kamar mandi dan toilet bagi para penghuni rumah. Di dalam
pekiwan ini terdapat sumur sebagai sumber air yang digunakan untuk mandi, mencuci dan
memasak.

Seketheng

Seketheng ialah dinding pembatas yang terbuat dari batu bata dan memiliki dua buah gerbang
kecil. Seketheng dipakai sebagai penghubung halaman luar rumah dengan halaman dalam
rumah.
ORIENTASI RUMAH JOGLO

Orientasi rumah Joglo mempunyai hubungan dengan arah utara-selatan di satu sisi dan
timurbarat pada situasi lain.;
arah utara-selatan biasa dijumpai pada rumah rakyat kebanyakan, sedang arah timur-barat hanya
dapat ditemukan pada rumah kerabat Kraton atau bangsawan. Arah lain yang juga menjadi
pedoman untuk menentukan arah rumah adalah di bagian depan menghadap himpunan air
(bandaran agung) dan bagian belakang membelakangi dataran tinggi, bukit atau gunung . Rumah
tinggal di daerah Yogyakarta dan Surakarta kebanyakan memiliki orientasi arah hadap ke Selatan.
Orientasi ini menurut tradisi bersumber pada kepercayaan terhadap Nyai Roro Kidul yang
bersemayam di Laut Selatan. Demikian juga dengan arah tidur.Namun rupanya makin jauh dari
pusat keraton (kebudayaan Jawa) kebiasaan ini makin ditinggalkan, seperti yang terjadi di daerah
Somoroto, Ponorogo (Setiawan,1991). Dalam primbon Betaljemur Adammakna bab 172
dipaparkan juga cara penentuan arah rumah yang diperhitungkan berdasarkan hari pasaran
kelahiran pemilik rumah berkaitan dengan arah ke empat penjuru angin.
FILOSOFI RUMAH JOGLO
Pemberian nama Joglo pada rumah adat Jawa Tengah ini syarat dengan berbagai macam makna.
Kata Joglo diambil dari kata “tajug” dan “loro”. Makna dari kata itu adalah penggabungan dua tajug. Atap
rumah Joglo memang berbentuk tajug yang menyerupai gunung. Masyarakat Jawa pada umumnya sangat
percaya bahwa gunung merupakan sebuah simbol yang sakral.

Sebagai personifikasi penghuninya, rumah harus dapat menggambarkan kondisi atau tujuan hidup yang
ingin dicapai oleh penghuninya. Rumah Jawa dihadapkan pada pilihan empat arah mata angin, yang biasanya
hanya menghadap ke arah utara atau selatan.
Tiap arah mata angin menurut kepercayaan juga dijaga oleh dewa, yaitu
•Arah timur oleh Sang Hyang Maha Dewa, dengan sinar putih berarti sumber kehidupan atau pelindung umat
manusia, merupakan lambang kewibawaan yang dibutuhkan oleh para raja.
•Arah barat oleh Sang Hyang Yamadipati, dengan sinar kuning berarti kematian, merupakan lambang kebinasaan
atau malapetaka.
•Arah utara oleh Sang Hyang Wisnu, dengan sinar hitam berarti penolong segala kesulitan hidup baik lahir
maupun batin, merupakan lambang yang cerah, ceria dan penuh harapan.
•Arah selatan oleh Sang Hyang Brahma, dengan sinar merah berarti kekuatan, merupakan lambang keperkasaan,
ketangguhan terhadap bencana yang akan menimpanya.
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
RUMAH JOGLO

STRUKTU STRUKTU
PONDASI
R BAWAH
R TENGAH TIANG

SISTEM
SAMBUNGAN DINDING
JENIS JENIS RUMAH JOGLO
RUMAH JOGLO PANGRAWIT RUMAH JOGLO LAWAKAN

Rumah Joglo pangrawit merupakan Rumah Joglo lawakan merupakan


rumah Joglo yang menggunakan lambang rumah Joglo  yang  menggunakan ukuran
gantung. Atapnya berbentuk mengecur dan tiang  yang berjumlah 16 dan 4 diantaranya
ada peregangan diantara atap tersebut. adalah saka guru
JENIS JENIS RUMAH JOGLO
RUMAH JOGLO PANGRAWIT RUMAH JOGLO LAWAKAN

Joglo Pencu, rumah tradisional khas Rumah joglo ini masih terasa kental
Kudus. Joglo Pencu memiliki gaya nilai-nilai budayanya. Empat tiang
arsitektur yang indah dengan dominasi menyangga atap pendapa tanpa dinding.
ukiran-ukiran yang memiliki makna filosofi sBagian dinding rumah terbuat dari kayu jati
tertentu. yang kokoh.
KESIMPULAN

Rumah Joglo merupakan rumah tradisional Jawa yang umumnya dibuat


dari kayu jati. Salah satu ciri khas dari rumah joglo adalah desain atapnya yang
berbentuk tajug, yakni semacam atap piramidal yang mengacu pada bentuk
gunung. Rumah joglo identik dengan rumah besar yang dimiliki oleh para
bangsawan jaman dulu.Sekarang, Anda juga bisa memiliki rumah joglo yang
minimalis. Terdapat banyak ide-ide kreatif desain rumah joglo minimalis
modern. Meski modelnya telah mendapat sentuhan konsep modern tapi nilai
seni tradisional yang diperlihatkan masih sangat kental
 
REFERENSI

Arya Ronald, Nilai-Nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, Yogyakarta:


UGM University Press, 2005.
Dakung, S. 1982. Arsitektur Tradisional DIY. Yogyakarta: Depdikbud
Hamzuri. 1982. Rumah Tradisional Jawa. Jakarta: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai