Anda di halaman 1dari 4

RUMAH ADAT JAWA TIMUR

Rumah adat Jawa Tengah bisa disebut dengan nama rumah Joglo. Nama Joglo diambil dari
bentuk atap rumah Joglo yang menyerupai bentuk gunung. Dalam filosofi Jawa, gunung adalah
tempat yang tinggi dan sakral..
Rumah Joglo adalah rumah tradisional yang memiliki material utama dari kayu jati. Biasanya
Joglo dibangun oleh masyarakat dengan status sosial tinggi seperti kalangan bangsawan atau
kerajaan, karena membutuhkan biaya yang besar
Bentuk rumah adat Jawa Tengah ini terdiri dari 16 bagian yakni dinamakan molo, ander,
geganja, pengeret, santen, sunduk, kili, pamidangan, dhadha peksi, penitih, penangkur, emprit,
kecer, dudur, elar, dan songgo-uwang. Mirip dengan Jawa Tengah, rumah adat Jawa Timur
juga dikenal dengan nama joglo. Bedanya dengan Joglo Jawa Tengah, atap Joglo Jawa Timur
sedikit lebih sederhana. Jawa Timur terbagi menjadi dua ruang utama, yaitu pendopo dan
ruangan belakang. Pendopo terletak di depan dan dipakai untuk menerima tamu atau
mengadakan pertemuan. Ruang belakang terdiri atas kamar dan dapur. Keluarga biasa
berkumpul dan berkegiatan sehari-hari di ruang belakang.
Adapun jenis rumah adat Jawa Timur yang bisa dijumpai adalah Rumah Limasan Trajumas
Lawakan, Rumah Joglo Hageng, Joglo Situbondo, Joglo Sinom, dan Joglo Pangrawit.
RUMAH ADAT YOGYAKARTA

Rumah adat Bangsal Kencono yang merupakan rumah tradisional khas Kerajaan Bangsal
Kencono dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1756 di kompleks
Keraton Yogyakarta sebagai tempat diselenggarakannya upacara adat, keagamaan
dan kesultanan. Ukuran bangunannya 14.000 m2. Sementara itu dari segi susunan
bangunan, Bangsal Kencono terbagi menjadi tiga bagian:
Bagian Depan
 Gladhag Pangurakan berfungsi sebagai gerbang utama untuk masuk ke Bangsal
Keraton.
 Alun-alun lor merupakan lapangan yang terletak di bagian utara dan berfungsi
sebagai tempat penyelenggaraan acara.
 Masjid Gedhe berfungsi sebagai tempat beribadah para punggawa kesultanan.
Bagian Inti
 Bangsal Pagelaran merupakan bangunan khusus untuk punggawa kesultanan
menghadap sultan saat upacara resmi.
 Siti Hinggil Ler berfungsi sebagai tempat diselenggarakannya upacara resmi
kesultanan
 Kamandhungan Ler merupakan bangun yang terletak di bagian utara yang
digunakan untuk memutuskan perkara hukuman mati.
 Sri Manganti difungsikan sebagai tempat menerima tamu kesultanan.
 Kedhaton difungsikan sebagai tempat tinggal sultan, istri, dan putra kesultanan.
 Kemagangan difungsikan untuk menerima abdi dalem, tempat berlatih, dan apel
kesetiaan para abdi.
 Siti Hinggil Kidul difungsikan sebagai tempat sultan menyaksikan adu rampogan,
tempat gladi resik upacara Grebeg, tempat berlatih prajurit perempuan, serta
tempat upacara awal pemakaman sultan.
Bagian Belakang
 Alun-alun Kidul merupakan tempat yang terletak di bagian selatan Bangsal
Kencono dan difungsikan sebagai tempat berlatih para prajurit.
 Plengkung Nirbaya berfungsi sebagai poros untuk menuju gerbang utama dalam
prosesi pemakaman sultan.
Mataram yang pernah Berjaya pada tahun 1586 hingga 1755.
RUMAH ADAT YOGYAKARTA LIMASAN

Rumah adat Limasan yaitu rumah tradisional yang banyak dibangun oleh masyarakat
Yogyakarta. Limasan berasal dari kata “limolasan” yang berarti lima belasan.
Perhitungan sederhana dalam pembuatan rumah. Limasan adalah dengan ukuran molo
3 meter dan blandar 5 meter.

Molo yaitu kerangka rumah paling atas yang bentuknya memanjang horizontal di ujung
atap. Molo sendiri dianggap keramat oleh masyarakat dan sebelum molo dipasang,
orang nggak boleh melangkahinya. Ruangan dalam rumah Limasan terbagi tiga yaitu
ruang depan, ruang
tengah dan ruang belakang.

Ruang belakang dibagi menjadi sentong kiwo, sentong tengah, dan sentong tengen.
Penambahan kamar biasanya, ditempatkan di sebelah sentong kiwo atau sentong
tengen.
RUMAH ADAT JAWA TENGAH (JOGLO)

Rumah Joglo berasal dari kata Tajug Loro (Juglo). Arti dari kata tersebut yakni dua gunung.
Masyarakat zaman dahulu menjadikan Rumah Joglo sebagai simbol dari status sosial dan
finansial yang dimiliki orang.
Tiang Penyangga
Bangunan Rumah Joglo memiliki 4 tiang penyangga yang terletak di bagian tengah
rumah. Keempat tiang tersebut disebut sebagai “Soko Guru”. Filosofi di balik
keberadaan tiang tersebut yakni gambaran kekuatan dari empat penjuru mata angin.
Pintu di Tengah Rumah
Kemudian, rumah adat jawa yang satu ini memiliki 3 pintu utama yang berada di tengah
serta kedua sisinya (kanan dan kiri). Tata letak dari pintu tersebut melambangkan
perjuangan kupu-kupu yang tengah berkembang di dalam keluarga besar.
Selain itu pintu rumah yang berada di tengah rumah yakni melambangkan keterbukaan
serta kedekatan antara penghuni rumah dan tamu yang berkunjung.
Ruang Gedongan
Di dalam Rumah Joglo juga terdapat sebuah ruangan khusus yang difungsikan untuk
tempat perlindungan, tempat beribadah, tempat kepala keluarga mencari ketenangan,
hingga kegiatan-kegiatan sakral.

Teras yang Luas


Salah satu ciri khas dari Rumah Joglo antara lain memiliki teras yang cukup luas.
Pagar Mangkok
Pagar tersebut terbuat dari bilah bambu yang berasal dari tanaman perdu setinggi
kurang dari 1 meter.

Anda mungkin juga menyukai