Anda di halaman 1dari 20

ISTANA

DALAM
LOKA

Fadhilah Putri W
19.A1.0011
Alamat : Seketeng, Kec. Sumbawa,
Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara
Bar. 84313
DALAM LOKA
Berdiri kokoh di tengah Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Istana Dalam loka merupakan saksi sejarah
yang memperlihatkan kejayaan Kesultanan Sumbawa pada zamannya. Dibangun pada tahun 1885, pembangunan
bangunan yang berarti istana tua ini diprakarsai Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III yang menjadi Sultan ke-16
dari Dinasti Dewa Dalam Bawa.

Awalnya, Istana Dalam Loka berfungsi sebagai kediaman raja. Fungsi itu berubah sejak dibangunnya istana baru
pada tahun 1932. Kini, Dalam Loka berfungsi menjadi cagar budaya yang mengingatkan jika dahulu pernah berdiri
Kesultanan Sumbawa yang pernah berjaya pada zamannya
Berbentuk rumah panggung dengan luas bangunan 904 M2, Istana Dalam Loka terlihat sangat megah.
Istana yang dibangun dengan bahan kayu ini memiliki filosofi “adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah”,
yang berarti semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai dalam sendi kehidupan tau Samawa (masyarakat
Sumbawa) harus bersemangatkan pada syariat Islam.
° Pada umumnya rumah tradisional suku Sumbawa berbentuk panggung dengan penyangga dari tiang yang secara
vertikal terdiri atas tiga bagian yaitu :
° 1. Alang, terletak pada bagian atas. Disini terdapat plafond dibawah atap bangunan, juga berfungsi sebagai gudang
penyimpanan padi sebagai lambang kehidupan/kesejahteraan pemiliknya.
° 2. Dalam Bale, terletak pada bagian tengah. Di bagian ini ada sebuah tiang yang lebih ditonjolkan diantara tiang-
tiang lainnya yang disebut dengan Tiang Guru karena berada ditengah-tengah antara tiangtiang penopang rumah.
Ruangan terbagi atas beberapa petak dengan berbagai fungsi.
° 3. Tabongan (kolong rumah), terletak pada bagian bawah rumah. Bagian ini dimanfaatkan sebagai tempat
penyimpanan alat nelayan, alat bertukang, pengandangan ternak, dan lain lain
Filosofi Arsitektural Eksterior Dalam Loka
Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal Sultan / Raja. Dalam Loka memiliki luas 696,98 m2 dengan 2
bangunan kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 buah tiang pendek (tiang guru) yang terbuat dari
pohon cabe. Secara keseluruhan jumlah tiang penopang adalah 99 tiang yang melambangkan 99 sifat Allah (asmaul
husna). Sedangkan tangga yang menjadi pintu masuk ke istana, mengambil bentuk sebuah pendakian yang
mengadung konsep nilai bahwa siapapun seyogyanya menaruh hormat kepada Raja.
Hal ini dinyatakan, melalui sikap tubuh yang membungkuk manakala memanjat tangga istana. Susunan ruangan
dalam istana yang asli terdiri dari beberapa bagian antara lain : Lunyuk Agung yakni ruangan depan atau balairung,
tempat untuk musyawarah, penerima. tamu-tamu agung, resepsi kerajaan, upacara-upacara adat dan sebagainya.
Bagian barat terdapat beberapa kamar yaitu kamar sholat atau sembahyang, kamar peraduan Sri Sultan serta kamar
untuk tuan putri beserta dayangdayangnya. Bagian timur terdapat empat buah kamar dipergunakan bagi putra dan
putri Sultan yang sudah berumah tangga serta pejabat istana yang berstatus kepala rumah tangga kerajaan. Bagian
tengah antara kamar-kamar sebelah timur dan barat merupakan ruangan besar memanjang, berfungsi sebagai tempat
untuk mengatur hidangan untuk segala macam upacara adat dan selamatan, sedangkan pada hari-hari biasa
merupakan ruangan untuk berkumpul, berinteraksi para anggota keluarga istana. Selain itu pada malam hari ruangan
tersebut dimanfaatkan untuk ruang tidur.

Aslinya, di luar bangunan induk sebelah barat arah memanjang terdapat jamban Sri Sultan dan permaisuri serta para
tuan putri. Di samping itu juga terdapat sebuah Bala Bulo atau anjung-anjung berbentuk rumah susun berlantai tiga.
Bagian bawah untuk tempat tidur para putri yang belum berumah tangga, bagian atasnya khusus untuk para putri raja
berikut keluarga istana yang wanita dan para dayang-dayangnya. Dikala ada keramaian pada upacara-upacara adat,
maka bagian atas ini berfungsi pula sebagai tribune untuk menonton.
Bangkung. Merupakan mahluk heraldis atau dalam
dunia ornamen dikenal dengan mahluk imajinatif,
Bangkung ini terdapat pada bagian ujung atap
rumah paling atas. Melambangkan tentang “hablum
minallah” atau hubungan antara manusia dan sang
pencipta.55Bangkungterbuat dari kayu jati, yang
dipaha sedemikian rupa yang menyerupai badan
kuda, sayap burung ponix, dan ekor nya dengan
tumbuhan sulur LontoEngal.
OtakKeboatau kepala kerbau. Bagian yang ini sama
letaknya dengan motif Bangkungyaitu berada di atas atap
istana, bedanya Otak Keboini berada di bagian depan
istana sedanggkan Bangkungberada di bagian samping
atap istana. Di Sumbawakerbau adalah binatang yang
paling besar sehinggah dia menjadi simbul kekuatan
(Marwah).56Bentuk Otak Kebo merupakan bentuk stilisasi
dari kepala karbau dan bagian takduk nya dihiasi
ornamen Lontoengal,yang terbuat dari pahata kayu jati.
Nenasatau buah nanas. bentuk hiasan rumah ini terdpat pada bagian
depan tiang tangga istana, Nenasmengambil perwujudatan dari buah
nanas, dimana melambangkan “hablum minanas” manusia dan
pencipta, buah nanas ini terdapat tepat di bawah hiasan
Bangkungsehinggah melengkapi arti dari “hablum minallah dan
hablum minanas”. Perlambangan buah nanas sendiri memiliki arti
yang sangat penting bagi keluarga.Ibaratkan buah nanas yang
sangat manis didalam dan dilindungi dengan kulit yang berduri dan
keras, melambangkan manusia yang harus menjaga kemanisan
rumah tangganya dengan sangat kuat. 57 Hiasan ini dipahat dengan
menerapkan ornamen KemangSatange pada kayu jati.
Lawang Bale Loka atau pintu ruangan kerajaan. Terbuat
dari kayu jati yang berhiakan pahatan ornamen Keamang
Satangedan Lontoengal.Lontoengal di buat dengan
simtem lipat atau pencerminan (mirror), Penempantan
hanya mengunakan konsep artistik, karena kembali ke
fungsi utama istana yaitu rumah tinggal tidak perlu terlalu
ramai atau terlalu mewah. Bertujuan untuk tidak
membatasi ruang gerak manusai di dalam nya.
Kalpataru(Pohon kehidupan). Ukiran yang terdapat
pada bagian atas tiang dalam rumah istana bale
loka ini, terukir dua ukiran tali ontar dan dua ukiran
LontoEngal, terbuat dari pahatan kayu jati yang
sangat besar menyimbulkan filosofi keperibadian
manusia seperti, siapapun kita, apapunyang kita
lakukan, baik dan buruk itu akan tumbuh dan
berkemang. Tali Ontarini berjumlah tiga merupakan
stilisasi dari sulur yang belum berdaun, makna tali
ontaradalah penghubung ikatan emosi dan ikatan
tanggung jawab, dapur warga Sumbawa,
betumungtelu(shariat, hakikat,makrifat), masjid
yang mempunyai tiga kabah atau tumpeng,
(melambangkan , ulama, umarahtokoh), dan tali
ontar tersebut yang menyatukan dua pahatan
ornamen Lonto Engal yang melambangkan
hubungan pernikaha, kiri dan kana ini
melambangkan hubungan tersebut.
Ruangan Dalam Loka
Di sebutkan bahwa terdapat delapan ruang di dalam rumah adat
loka,yaitu:
A. Lunyuk Agung,terletak di bagian depan. Ruangan tempat
dilangsungkannya musyawarah,resepsi,dan serangkaian kegiatan
penting lainnya.
B. Lunyuk Mas, adalah ruangan khusus permaisuri. Letaknya
bersebelahan dengan Lunyuk Agung
C. Ruang dalam sebelah barat, terdiri dari kamar-kamar memanjang dari
arah selatan ke utara sebagai kamar peraduan raja yang hanya di sekat
kelambu dengan ruang salat. Di sebelah utara ruang dalam merupakan
kamar tidur permaisuri Bersama dayang-dayang
D. Ruang Dalam sebelah timur, diperuntukan sebagai kamar putra/putri
raja yang telah berumah tangga.
E. Ruang Sidang,ruangan ini digunakan sebagai tempat tidur para dayang
F. Dapur, letaknya bersebelahan dengan ruang perhidangan
G. Kamar mandi
H. Bala Bule,letaknya persis di depan ruang tamu permaisuri(lunyuk
Mas),berbentuk rumah dua susun. Lantai pertama sebagai tempat
bermain putra/putri raja,sedangkan lantai 2 sebagai tempat permaisuri
beserta istri para bangsawan menyaksikan pertunjukan di lapanagn
istana
Filosofi Arsitektural Interior Dalam Loka

° Pada lantai dan dinding Dalam Loka menggunakan kayu yang


berbahan khusus yaitu kau kayu jati, pada jaman dahulu orang-orang
sumbawa meyakini bahwa kayu jati merupakan kayu yang kuat, awet,
batang yang lurus dan mempunyai sedikit mata oleh karena itu
masyarakat Sumbawa dari jaman dahulu sampai sekarang tetap
menggunakan kayu jati sebagai bahan untuk Rumah mereka.
Lantai pada Dalam Loka dan Bala Pekat mempunyai susunan
balok kayu yang memanjang serta mempunyai sambungan pada
bagian tengahnya, masing-masing bilah kayunya mempunyai
dimensi ukuran yaitu dari panjangnya berukuran 4 m, lebar 25 cm
dan mempunyai tebal 2 cm. Selain itu terdapat unsur-unsur garis
yang ada pada sambungan lantai lantai yang mempunyai arti
sebagai pembatas lantai antara Prajurid/Rakyat Biasa dengan
Filosofi Arsitektural Interior Dalam Loka
° Dinding pada Dalam Loka dan Bala Pekat mempunyai susunan memanjang mengarah ke atas, serta masing-
masing bilah kayunya mempunyai dimensi ukuran yaitu dari panjangnya berukuran 3,5 m, lebar 20 cm dan
mempunyai tebal 1,5 cm. Unsur-unsur garis yang memanjang mengarah ke di plafon juga dapat membuat ruangan
berkesan menjadi terlihat lebih tinggi. Selain itu unsur-unsur garis berada ada dinding yang mempunyai arti yaitu
mengandung konsep kekuatan dan keawetan sehingga susunan dindingnya memanjang mengaraha ke atas seolah
kayu tersebut tetap hidup
Filosofi Arsitektural Interior Dalam Loka
° Lantai 1 Pada Plafon Rumah Adat Dalam Loka mempunyai unsur garis yang mengarah vertikal dan panjang kayu
berukuran ganjil yaitu bermakna kebaikan
° Pada Lantai 2 di gunakan untuk menyimpan persediaan makanan serta sebagai tempat bermainnya putri dan
kerabatnya, tempat melihat pertunjukan yang ada di luar Rumah dari atas dan sebagai tempat menyimpan
persediaan makanan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai