BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Central Borneo
Central Borneo adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris yang bila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Kalimantan Tengah. Kalimantan
Tengah yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terdiri atas
13 kabupaten dan 1 kota.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 16
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 17
Namun selama perang dunia I yang berlangsung sampai tahun 1918 acara
dibatalkan.
Pada Tahun 1957 pameran arsitektur mulai digelar oleh Venice Biennale.
Ide untuk menghadirkan paviliun negara-negara lain mulai dikembangkan. Sejak
saat itu, pameran arsitektur dua tahunan di Venesia ini mulai mendapat bentuknya.
Oleh karena itu, ada juga tahun 1991 organisasi Venice Biennale dinobatkan
sebagai Venice Biennale of Architecture yang pertama.
Sampai saat ini banyak negara negara yang mengadakan pameran (expo)
dengan memakai pavilion sebagai wadah untuk tiap tiap negara yang ikut serta
dalam pameran tersebut. Sudah banyak sekali pameran yang diadakan oleh negara
negara lain yang menampilkan pavilion dari tiap tiap negara dengan bentuk yang
fariatif sesuai dengan tema atau apa yang ingin diangkat dari tiap negaranya.
Berikut ini adalah beberapa contoh pavilion yang di buat oleh beberapa negara
dalam dalam beberapa pameran (expo).
Gambar 2.2. Uruguay Pavilion Expo 2015, Milan Gambar 2.3. China Pavilion Expo 2010, Shanghai
Sumber : www.wikipedia.com, 2016 Sumber : www.wikipedia.com, 2016
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 18
Gambar 2.4. Amerika Pavilion Expo 2015, Milan Gambar 2.5. Canada Pavilion Expo 2012, Shanghai
Sumber : www.wikipedia.com, 2016 Sumber : www.wikipedia.com, 2016
Dalam semua pavilion yang pernah dibuat dalam berbagai pameran ada 1
buah Pavilion yang bisa dibilang membuat dunia melirik dan kagum. Pavilion itu
adalah Pavilion milik negara cina yang dibuat saat penyelenggaraan Pameran
(Expo) di Shanghai, Cina pada tahun 2010. Pavilion ini adalah pavilion nasional
terbesar di Shanghai dalam sejarah World Expo.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 20
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 21
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 22
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 23
Dengan telah dapat terbangunnya sarana dan prasarana untuk kantor dan
perumahan di Palangka Raya, maka dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor: Des 52/2/2-206 Tanggal 22 Desember 1959, kedudukan Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah yang untuk sementeri di Banjarmasin, dipindahkan ke daerah
hukumnya sendiri yaitu Palangka Raya terhitung 1 Januari 1960. (Hartanto,2012)
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 24
Maka dapat disimpulkan bahwa seni budaya merupakan sebuah ekpresi dari
sebuah rasa yang ada didalam diri dan menjelma dalam bentuk sebuah kesenian
yang telah membudaya dan dipelihara secara turun temurun.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 25
adalah seni yang yang dapat diterima melalui indera pendengaran seperti suara, seni
musik, pembacaan puisi, atau cerita pendek di radio, drama radio dan berbagai
bentuknya dengan syarat dapat diterima oleh indera pendengaran. (Bahari, Kritik
Seni, 2008)
Seni visual adalah seni yang dicerapkan melalui indera penglihatan. Jenis
seni ini sering disebut sebagai rupa, seni lukis, seni patung, seni grafis dan
sebagainya dan sebagainya dengan syarat dapat dilihat oleh indera penglihatan.
Sedangkan seni audio visual juga sering disebut sebagai seni pandang dengar yang
penerimanya melalui indera penglihatan dan pendengaran seperti seni tari, seni
music, dalam bentuk pertunjukan, seni drama, film, monolog, teater dan lain lain
sepanjang dapat diterima oleh indera penglihatan sekaligus pendengaran.
Disamping itu ada seni yang tidak menekankan pada indera penglihatan
dan indera pendengaran meskipun tetap terkait dengan indera yaitu seni sastra yang
menekan pada tulisan. Walaupun sastra menekan pada tulisan tetapi dalam
penyajiannya dapat dilakukan secara lisan melalui ucapan seperti kidung, macapat,
tembang, pantun dan lain lain sedangkan dalam bentuk tulisan seperti serat, babad,
novel, cerpen, syair dan lain lain. Untuk mengetahui batas masing masing
kelompok seni tersebut maka dibawah ini akan diuraikan berbagai jenis kelompok
seni antara lain (Bahari, Kritik Seni, 2008) :
SENI
Seni rupa adalah suatu wujud hasil karya manusia yang diterima dengan
indera penglihatan dan secara garis besar dibagi menjadi tiga golongan yaitu seni
murni, seni terapan dan seni kria. Penggolongan seni rupa tersebut dilakukan
berdasarkan fungis atau kegunaannya. Dibawah ini akan dikemukan penggolongan
seni rupa dilihat dari sudut pandang kegunaan. (Bahari, Kritik Seni, 2008) :
1. Seni Murni
Seni murni adalah seni yang diciptakan khusus untuk
mengkomunikasikan nilai nilai estetis dari seni itu sendiri. Seni murni
disebut juga sebagai seni ekspresif atau seni estetis, yang fungsi utamanya
mengkomunikasikan pengalaman estetis penciptanya kepada penikmat seni
agar mereka memperoleh pengalama yang sama dengan penciptanya dengan
mengabaikan fungsi ekonomi dan kegunaan praktis. Berikut ini adalah seni
yang masuk dalam golongan seni murni :
- Seni Lukis - Seni Patung
- Seni Gambar - Seni Grafis
2. Seni Terapan
Seni terapan sering disebut juga dengan istilah desain yang berasal
dari bahasa Itali design, yang artinya gambar. Berikut ini adalah seni yang
masuk dalam golongan seni terapan :
- Desain Interior - Desain Arsitektur - Desain Tekstil
- Desain Grafis - Desain Produk Industri
3. Seni Kria
Seni kria adalah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
keterampilan tangan tetapi tetap memperhatikan aspek fungsional dan juga
nilai seni itu sendiri, sehingga seni kriya dapat dikategorikan sebagai sebuah
karya seni rupa terapan nusantara. Seni rupa jenis ini lebih mengutamakan
fungsinya. Pembagian jenis seni kria berdasrakan bahan dan teknik dan
pembuatannya yaitu :
Kria kayu dengan teknik pahat dan ukir
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 27
1. Seni Musik
Seni musik adalah seni yang diterima melalui indera pendengaran. Seni musik
biasanya disajikan dalam bentuk olah vokal atau melaui perlatan musik. Seringkali
seni musik disajikan dengan melakukan kombinasi antara alat musik dan olah
vokal. Namun bila yang di sajikan hanyalah berupa alunan indah dari alat musik
tanpa diiringi oleh vokal biasanya disebut musik instrumental.
2. Seni Teater
Seni teater atau seni drama adalah seni yang melibatkan indera penglihatan dan
pendengaran. Seni ini dapat dikatakan sebagai karya sastra yang dilakonkan diatas
panggung tertutup maupun terbuka. Seni ini bercerita tetang suatu hal yang
dikomunikasikan pada para penontonnya dengan melakukan suatu skenario yang
sudah persiapkan dan dipelajari sebelumnya.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 28
3. Seni Tari
Bila menurut Cooric Hartog seorang ahli tari dari Belanda pengertian seni tari
adalah gerak gerak yang diberi bentuk ritmis dari badan didalam ruang. Seni tari
adalah seni yang dapat dicerap melalui indera penglihatan dan pendegaran karena
tari biasanya diiringi dengan musik. Keindahan seni tari dapat diikmati dari gerak
gerak tubuh terutama gerak kaki atau tangan, dengan ritme ritme teratur yang
diiringi musik.
4. Film Sinematografi
Dilakukan dengan menangkap gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang memililki kemampuan
menyampaikan ide dan cerita.
5. Pantomim
Pantomim merupakan seni yang melibatkan indera penglihatan saja karena seni ini
dilakukan dengan melakukan gerak tubuh yang dibuat agar dapat
mengkomunikasikan sesutau pada para penikmatnya. Seni ini benar benar harus
dilakukan oleh orang yang benar benar ahli karena dalam seni ini tidak ada kata
yang keluar dari mulut sang pelaku seni maka tiap gerak harus mempu
diekspresikan sedetail mungkin agar hal yang ingin dibahasakan pada penonton
tersampaikan dengan baik dan dapat dipahami.
1. Prosa
Prosa adalah seni sastra yang berusaha mendepskripsikan keadaan, keinginan atau
imajinasi secara medetail.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 29
2. Puisi
Puisi adalah seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi dengan menangkap
inti permasalahan yang ingin diungkapkan, dinyatakan, dicita citakan dan
sebagainya. Perbedaan poko antara prosa dan puisi adalah , prosa merupakan
bahasa akal budi si seniman sedangkan puisi adalah bahasa perasaan.
Makanan
Sama halnya seperti didaerah lain, di Palangka Rayapun ada makan
khas menjadi ciri khasnya. Makanan tersebut dianatarnya adalah
1. Juhu Singkah / Umbut Rotan
2. Kalumpe / Karuang
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 30
3. Wadi
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 31
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian direndam selama 5-10 jam dalam air
garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering.
Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai
merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik
kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama 3-5 hari.
Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu. Setelah selesao, wadi
tidak bisa langsung dimakan tapi harus diolah kembali antara lain dengan
cara digoreng atau dimasak. Walau pembuatannya terlihat mudah, tetapi
apabila terjadi kesalahan sedikit saja dalam memasukan bumbu serta
perendaman maka akan membuat wadi menjadi tidak enak bahkan tidak
bisa dimakan. Oleh karena itu ada orang-orang tertentu yang memilki
keahlian untuk membuat wadi yang enak.
4. Bangamat / Paing
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 32
dan daun pikauk (daun yang memiliki rasa asam). Paing sering dimasak
bersama sayur hati batang pisang yang dipotong-potong, biasanya adalah
pisang kipas. Serta juga bisa dimasak bersama dengan sulur keladi yang
dipotong-potong.
Pada identifikasi masalah telah dibahas hal yang ingin diangkat pada
bangunan Central Borneo Pavilion adalah keberadaan sebuah masa lalu dari
Kalimantan Tengah dan masa kini yang bercerita didalam desain tapi tidak dapat
dilihat namun dapat dirasakan dengan memberi rasa yang sama besar antara dulu
dan sekarang tanpa ada yang menonjol dan tidak ada yang tidak menonjol. Maka
bangunan ini harus mampu mengiplementasikan bahwa antara dulu dan sekarang
merupakan suatu masa yang memiliki pengaruh yang sama besarnya.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 33
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 34
1. Chernikov 4. Burov
2. Leonidov 5. Tatlin
3. Rodehenkv 6. Malevick
Selanjutnya argumen dalam diskusi selama pameran tersebut mengatakan
bahwa pada dasarnya Dekonstruksi bukanlah langgam (style), prinsip, atau gerakan
baru, namun lebih merupakan kebangkitan kembali dan tindak lanjut dari gerakan
Konstruktivisme Rusia. Phillip Johnson dan Mark Wigley memperkuat argumen
tersebut dengan menunjukkan kemiripan-kemiripan di antara karya-karya
dekonstruktivis termasuk karya-karya ketujuh orang arsitek tadi- dengan karya-
karya konstruktivis Rusia. Kekalutan dan ketidakteraturan ( violent perfection )
mendominasi karya-karya para dekonstruktivis, sedangkan karya-karya para
konstruktivis Rusia mencoba untuk mematahkan aturan dan tradisi arsitektur
modern yang serba tertib dan teratur ( perfection )
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 35
DEKONSTRUKSI
Jacques Derrida
Of Grammatology (1967)
BAHASA
Memecah kedalam
bagian bagian
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 36
Dekonstruksi
Non-Derridean
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 37
NO DEKONSTRUKSI
Konsep Dekonstruksi Derridean
1 Perbedaan dan penundaan makna
2 Pembalikan Hierarki
3 Pusat dan marjinal
4 Pengulangan dan makna
Konsep Dekonstruksi Non-Derridean
1 Revelatory Modernist
2 Shard & Shark
3 Textualist
4 New Mythologist
5 Technomorpisme
Metode Desain Dekonstruksi
1 Membuat dengan kerumitan
2 Kerumitan dan kontradiksi
3 Membangun dengan kegembiraan
4 Pemisahan dari bentuk dan fungsi
5 Bangunan sebagai bagian bagian (Penggalan-penggalan)
Tabel 2.1: Pemikiran Dekonstruksi
Sumber : Hasil Pengamatan, Februari 2016
A. Dekonstruksi Derridean
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 38
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 39
Dalam sistem tanda, konsep differance ini melihat bahwa antara yang
hadir dan yang absen ada dalam kondisi saling tergantung bukannya saling
meniadakan. Kehadiran baru punya makna bila ada kemungkinan absen yang
setara. Jean Paul Sartre menolak menerima hadiah nobel karena berpendapat
ketidak hadirannya justru lebih bermakna dan selalu diingat daripada jika ia
hadir menerimanya.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 40
2. Pembalikan Hierarki
Filsafat modern dengan metafisika kehadirannya sangat menekankan
kepastian yang tidak tertunda karena segala sesuatu harus bisa diselesaikan
dengan logika. Differensiasi secara ketat menghasilkan perbedaan 2 kutub
yang dipertentangkan secara diamatral ( oposis binary ). Pandangan ini lebih
jelas terlihat dalam faham strukturalis yang diajukan oleh Ferdinand de
Sausure dalam linguistik atau C Levi-Strauss dalam Antropologi.
Strukturalisme dalam memahami fenomena selalu mengadakan
pemilahan ( differensiasi ) ke dalam elemen elemen yang merupakan hasil
abstaksi. Yang penting adalah relasi antar elemen ini, kemudian dari relasi
inilah disimpulkan kaidah umum fenomena. Relasi antar elemen ini didapat
dengan cara melakukan oposisi, bila terdapat dua elemen disebut oposisi
binary, untuk tiga elemen disebut oposisi triadik dan seterusnya.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 41
Arsitektur adalah suatu cabang seni yang paling materiil dibanding seni
yang lain, ia terikat dengan gravitasi, iklim, topografi, pergerakan, pekerja,
dan bahan tapi juga terikat dengan hal hal sejarah, memori, tatanan sosial,
langgam, jiwa setempat dan lain lain. Karena itu arsitektur menghadapi
banyak sekali kondisi oposisional karena harus mengakomodir banyak hal.
Kondisi oposisional yang mencakup aspek non-materi ini dalam berarsitektur
akhirnya harus diwujudkan dalam materi, maka yang penting adalah
bagaimana cara memandang elemen oposisi ini dan mentransformasikannya
dalam elemen rancangan. Transformasi dariaspek non-materi ke tingkat
materi merupakan suatu proses metamorfosis.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 42
sama dengan isi bukunya sendiri. Yang marjinal dalam arsitektur dapat dilihat
pada :
B. Dekonstruksi Non-Derridean
Dekonstruksi non-derridean mencakup dekonstruksi bentuk dan struktur
bangunan yang didasarkan pada konsep konsep seperti disruption,
dislocation, deviation dan distortion, sehingga menyebabkan
stabilitas, kohesi dan identitas bentuk-bentuk murni menjadi terganggu.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 43
1. Revelatory Modernist
Diantara semua, kelompok ini yang paling konservatif, masih
mengutamakan prinsip abstraksi dan mengutamakan fungsi mengoptimalkan
kemungkinan hasil industri bahan dan prefabrikasi namun dengan
memfragmentasi potongan potongan, konteks dan program prefabrikasi
tersebut dan hasilnya adalah kumpulan ruang dan obyek yang terfragmentasi.
Arsitek yang termasuk didalamnya antara lain :
Gunther Behnish & partner
Jean Nouvel
Helmut Jahn
Emilio Ambasz
Steven Hall
Eric Owen Moss
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 44
3. Textualist
Kelompok ini melihat bahwa arsitektur yang ada sebagai built
languange yang tidak mampu lagi mencerminkan struktur dan kebenaran
yang ada. Seperti halnya kata sebagai tanda tidak mampu serta merta
menyampaikan makna ( kelompok ini sebenarnya termasuk kelompok
dekonstruksi derridean ). Denah dan tampak bangunan yang ada hanyalah
menampilkan bias yang pucat ( topeng ) dari struktur struktur yang diredam
( absence ) perlu ditampilkan dengan mengangkat konflik konflik internal
yang ada. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
Peter Eisenman
Bernard Tschumi
Ben Nicholson
Steven Holl
Diller dan Scofido
4. New Mythologist
Utopia merupakan mitos yang selalu ada pada setiap kurun waktu, karena
tiada harapan tanpa utopia. Utopia arsitektur modern adalah dunia yang satu,
utuh dan nyaris sama ( international style ) yang telah gagal memenuhi misi
kemanusiannya. Utopia kedua adalah kebalikannya : Dystopia atau vision of
self-destruction yang tidak berkembang karena kesadaran manusia untuk
tetap mempertahankan kehidupan. Kelompok ini ingin menciptakan suatu
utopia sebagai suatu mitologi baru, suatu dunia yang lain yang lokasi dan
kaitannya dengan masa lalu, masa kini dan mendatang tidak dikenali. Arsitek
yang termasuk dalam kelompok ini antara lain :
Paulo Soleri
Lebbeus Woods
Hodgetts dan Fung desain Associates
5. Technomorpisme
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 45
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 46
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 47
A. Peter Eisenman
Peter Eiseman adalah seorang arsitek kelahiran Newark, New Jersey, As pada
tanggal 11 Agustus 1932. Eiseman mengemban pendidikan tinggi Arsitektur di
Cornell University dan melanjutkan hingga tingkat kesarjanaan tertinggi (M. Arch
dan Ph.D) di Cambridge University, UK (Nov.91). Prinsip prinsip desain arsitektur
yang dilakukan oleh Eiseman disebut sebut mempengaruhi pemikiran arsitekur
Daniel Libeskind pada saat Eisenam menjadi salah satu pengajar di Cooper Union,
New York tempat dimana Libeskind pertama kali Mengemban pendidikan tinggi
arsitektur (Papadakis dalam Decontruction III, 1990)
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 49
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 50
Metode lain yang dikembangkan oleh Eiseman adalah teknik folding yang
merupakan bentuk nyata dari trace yang memungkinkan penciptaan ruang realistis
dengan mengangkat kembali masa lalu terhadap subyek. Metode tersebut juga
dilakukan oleh Daniel Libeskind namun dalam konteks paradigm dan eksplorasi
yang berbeda. Metode tersebut salah satunya diterapkan pada bidang rangka kulit
tertutup (sloid) dengan bidang transparatif berupa susunan konstruksi grid dan layer
yang berlapis yang dirotasikan secara asymptotic . Melaui hal tersebut konstruksi
lipatan massa yang terdapat pada permukaan berpengaruh terhadap interior ruang.
B. Bernard Tschumi
Bernard Tschumi adalah seorang arsitek kelahiran Laussane, Switzerland pada
tahun 1944. Pendalaman minat studinya terhadap bidang arsitektur dipengaruhi
oleh latar belakang ayah Tschumi yang juga adalah seorang arsitek dan mengelola
salah satu firma konsultan perencanaan arsitektur. Tschumi mengemban pendidikan
tinggi arsitektur di Federal Institute of Technology (ETH), Zurich, Switzerland
(Natalisa, 2002 )
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 51
C. Daniel Libeskind
Daniel Lisbeskind lahir di Lodz, Polandia pada tanggal 12 mei 1946, yakni
tepat pada masa pascaperang dunia kedua. Libeskind memiliki latar belakang
keluarga Yahudi di Polandia dan orang taunya hidup di zaman tirani oleh rezim
Nazi Jerman. Pendidikan arsitektur yang pertama dijalaninya dengan menempuh
pendidikan tinggi di Cooper Union for the Advancement of Science and Art di New
Tork, AS. Dalam pendidikannya, Libeskind berada dibawah bimbingan John
Hedjuk dan Peter Eisenman yang banyak memberikan inspirasi serta motivasi
dalam berarsitektur.
rangkaian bentuk distorsi dan perpotongan garis dengan bentuk matriks irasional.
Libeskind menamakan Jewish Museum Berlin dengan Between the Lines yang
dijabarkan melalui pemahaman bahwa konsep merupakan wujud integrasi dari dua
garis pemikiran, yang tidak terlepas dari suatu bentuk organisasi dan hubungan
antar elemen yang tidak terlepas dari suatu bentuk organisasi dan hubungan antar
elemn. Garis yang pertama digambarkan sebagai garis lurus namun menjadi
pecahan pecahan dalam fragmen fragmen. Yang kedua digambarkan sebagai garis
berliku, membolak dan bercangkang yang secara kompleks berkelanjutan secara
tidak menentu dan tidak memiliki batasan.
Bangunan baru yang dihasilkan memiliki kesan tidak terikat langsung pada
bagian permukaan dengan bangunan eksisting yang bercitra baroque, namun terikat
menjadi satu rangkaian berkesinambungan melalui ruang bawah tanah yang
menciptakan eksistensi dirir secara independen dan melindungi karakter
autonomous (otonomi) dari pertentangan (conflict) dan kontradiksi terhadap
bangunan eksisting serta organisasi antar elemen didalamnya.
Jaringan path yang kedua berakhir pada Holocaust Tower atau holocaust void
yang secara tiba tiba berakhir pada jalan buntu. Void menara setinggi 27 meter
tersebut merupakan sebuah ruang dengan sudut tajam yang dibangun dengan
struktur raw-concrete. Ruang void yang sangat adaptif terhadap perubahan suhu
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 54
dan kelembabah tersebut memiliki konektivitas secara langsung menuju bagian lain
melalui ruang ruang bawah tanah, namun tertutup terhadap ruang luar.
Didalam menara pada sudut bagian atas terdapat efek bayangna cahaya tanpa
sumber berbentuk garis dengan intensitas minim. Holocaust Void merupakan
symbol dari sebuah perjalanan akhir yang terperangkap tanpa dapat kembali.
D. Tadao Ando
Tadao Ando praktisi arsitektur kelahiran Osaka, Jepang peraih Pritzker
Architecture Prize 1995 ini tidak pernah menempuh pendidikan formal arsitektur.
Ando memiliki pandangan dan gaya arsitekturnya sendiri yang didapatkannya dan
his direct experiences, not taught intellectualism (RMIT Architecture Wiki,
2008) . Ando belajar otodidak dengan membaca buku arsitektur dan mengamati
bangunan arsitektural di penjuru Jepang, Eropa dan Amerika lebih intens dan yang
orang biasa bisa lakukan. Arsitektur Ando adalah suatu bentuk orisinalitas dan tidak
terikat dengan konvensi yang ada.
Ando dikenali karyanya dengan bentukan yang berasal dan geometri dasar
yang sederhana. Ketika ditanya tentang apa arti arsitektur baginya, Ando menjawab
chohatsu suru hako, yang bila diartikan dalam Bahasa Inggris adalah a box that
provokes (The PritzkerArchitecture Prize, 1995) . Ini mengantarkan pemahaman
bahwa dalam setiap penciptaan karyanya bukan pencapaian bentuk yang dituju
olehAndo, melainkan apa yang bisa dihadirkan dan keberadaan bentuktersebut,
sesederhana apapun bentuknya
hadirkan memiliki makna yang Iebih maya sekaligus kaya dibanding bentuk fisik
yang sespektakuler apapun. Ini adalah karaktenstik utama dan Tadao Ando, using
a geometnc simplicity which reveals a subtlety and richness in spatial
articulation. (www.greatbuildings.com, 2007).
Ando menyebutkan dua fitur sebagai karakter utama dalam karyanya, a use
of limited material, which have their texture exposed, and a ambiguous articulation
of the function of space (Ando, 1977). Dua atribut utama ini dikembangkan Ando
dalam bangunan yang dirancang untuk menjalin komunikasi Iangsung dengan
alam, yakni dengan menghadirkan elemen alami dan alam. Aspek alami seperti
cahaya, angin, dan air adalah apa yang dicoba dihadirkan Ando ke dalam wang
bentuknya karya-karyanya Untuk itu Ando senngkali mengadopsi metode enclosed
space dalam karyanya, the primary significance of enclosure is the creation of a
place for oneself, an individual zone, within society (Ando, 1977) sebutnya. Walau
terdengar sebaliknya, di tangan Ando ketertutupan dan keterpisahan ini mampu
membuat komunikasi itu terasa dramatis dan puitis
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 56
kehadiran sesuatu yang lain yang mewujud karena bentuk-ruang tersebut. Karya
Ando memang sebuah provokasi ruang.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 57
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 58
Bentuk Ruang
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 59
Rancangan
Central Borneo Pavilion
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 60
Bila dilihat dari permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, pendekatan
konsep dan metode yang serupa lebih banyak dibahas dan dikeluarkan oleh Peter
Eisenman , Tadao Ando dan Daniel Libeskind, dimana konsep dan metode tersebut
adalah sebagai berikut :
Peter Eisenman
Konsep
trace : peninggalan masa lalu yang dihadirkan kembali
rotation : memutar objek dengan maksud dan tujuan tertentu yang berkaian
dengan view, utilitas ataupun sirkulasi.
displacement : teknik penggeseran yang dilakukan untuk menciptakan bentuk-
bentuk yang non konvensional sebagai aplikasinya terhadap
konsep
Metode
Superposition : Pengolahan dan pengembangan bentuk dasar
Daniel Libeskind
Konsep
Element : Bentuk dari pecahan pecahan melalui perpotongan maupun
pembagian volume secara diagonal
Metode
Fragmentation : upaya pemecahan secara parsial terhadap rangkaian sistem yang
utuh kedalam bagian bagian yang terpisah dengan sistem
perhitungan tertentu terhadap pembagian secara terarah ( re-
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 61
orientation)
Folding : sebagai bentuk pembelokan atau pelipatan secara structural
Overlapping : bentuk penekanan secara ekstrim terhadap konfigurasi dalam
sudut pandang foreground dan background , melalui permainan
konfigurasi bentuk, sudut dan bidang ektrim
Slippage of memory : Merupakan suatau bentuk penelaaahan terhadap makna
yang tidak statis, mengalami perubahan (mutability) yang tidak
dapat diprediksi sesuai dengan kontkes. Dalam pengembangan
slippage of memory diartikan sebagai upaya sesuai denga kondisi
setting geografis dan historis.
Tadao Ando
Konsep
Simplicity of Perfection : Kesederhanaan
Light :Memainkan bukan pencahayaan untuk menghadirkan
kesan yang sesuai dengan konsep dari objek
Metode
Immobile Enclosed space : Menghadirkan kesan sunyi dan tertutup sehingga saat
elemen alami dimasukan maka rasa yang ingin
dihadirkan akan semakin kuat
2.11. Ruang
Bila dilihat dari sudut pandang para ahli mengenai ruang, terdapat berbagai
macam pengertian yang berbeda beda dari pemikiran yang dijabarkan. Ruang yang
dimaksud bisa saja ruang yang berhubungan dengan jagad raya yang berkaitan
dengan dimensi waktu atau ruang yang tercipta karena keberadaan bangun bangun
yang ada disekitarnya. Bila dilihat dari tema pembahasan yang maka teori
mengacu pada keberadaan ruang yang berupa rongga yang tercipta karena adanya
batas berupa bidang bidang dan dimelingkupi kita.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 62
Menurut Josef Prijotomo , ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa
rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi
dan melingkupi kita. Bukan objek nirupa dan ragawi tidak terlihat hanya dapat
dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan peradaban. (Surasetja. 2007)
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 63
Linier
Linier merupakan suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang (Ching:
1999, hal. 205).
Radial
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang yang
linier berkembang menurut bentuk jari-jarinya (Ching: 1999, hal. 205).
Variasi tertentu dari organisasi radial adalah pola baling-baling dimana lengan-
lengan liniernya berkembang dari sisi sebuah pusat berbentuk segiempat atau bujur
sangkar. Susunan ini menghasilkan pola dinamis yang secara visual mengarah
kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.
Cluster
Organisasi cluster adalah ruang-ruang dikelompokan berdasarka adanya
hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual (Ching:
1999, hal. 205). Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan
peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.
Seringkali penghubungnya
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 65
Terdiri dari sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi serupa dan
memiliki persamaan sifat visual seperti halnay bentuk dan orientasi. Suatu
oarganisasi cluster dapat menerima ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan
fungsinya tetapi berhubungan satu dengan yang lainnya berdasarkan penempatan
dan ukuran visual sperti simetri atau menurut sumbu. Oleh karena polanya tidak
berasal dari konsep geometri yang kaku, maka bentuk organisasi cluster selalu
luwes dan dapat menerima pertumbuhan perubahan langsung tanpa mempengaruhi
karakternya.
Grid
Organisasi grid terdiri dari bentuk- bentuk dan ruang- ruang dimana posisi-
posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh grid tiga dimensi atau
bidang (Ching, 1999: 205).
Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola yang teratur dari titik-titik
yang pertemuan-pertemuan dari dua pasang garis-garis sejajar. Pola grid yang
diproyeksikan kedimensi ketiga berubah menjadi satu set modul ruang yang
berulang. Kekuatan yang mengorganisir suatu grid timbul dari keteraturan dan
keutuhan pola-polanya yang menembus unsur-unsur yang diorganisir. Pola ini
menjadi satu set yang tetap atau kawasan titik-titik acuan dan garis-garis dalam
ruang yang memungkinkan ruang-ruang suatu organisasi grid dapat memiliki
hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk, atau fungsi.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 66
Organisasi grid dalam arsitektur paling sering terbentuk oleh sistem struktur
rangka yang terdiri dari tiang-tiang dan balok-balok didalam kawasan grid ini,
ruang-ruang dapat terbentuk sebagai kejadian-kejadian yang terpisah atau sebagai
pengulangan modul grid. Tanpa melihat disposisinya dalam kawasan, jika ruang-
ruang ini dipandang sebagai bentuk-bentuk positif akan menciptakan set kedua
berupa ruang-ruang negatif.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 67
2.12. Bentuk
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 68
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 69
1. Side lighting
Bukaan yang ada di bagian samping ruangan, yang paling umum dijumpai
adalah jendela. Perencanaan jendela harus dilakukan dengan hati-hati, karena
perencanaan yang tidak tepat dapat menimbulkan silau dan suhu ruangan yang
cenderung panas.
Penempatan jendela sebaiknya berada tinggi dari lantai dan tersebar merata
(tidak hanya berada pada satu sisi dinding saja) agar dapat mendistribusikan
cahaya dengan merata.
Jendela yang terlalu luas sering kali tidak tepat digunakan pada negara yang
beriklim tropis, arena panas dan radiasi silau terlalu banyak masuk ke dalam
ruang, terutama pada galeri yang memiliki ketenuan tertentu atas banyaknya
cahaya dalam ruang karena dikhawatirkan dapat merusak objek yang
dipamerkan, Bovill dalam Meiliana (2010:28)
Perlindungan terhadap cahaya matahari dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pembayangan cahaya matahari dan penyaringan cahaya matahari
2. Top lighting
Bukaan pada bagian atas dapat berupa skylight, sawtooth, monitor, atau clerestory
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 70
Hanya dapat digunakan pada bangunan satu lantai atau lantai teratas dari
bangunan bertingkat banyak. Pada bukaan horizontal pada atap, cahaya yang masuk
ke dalam bangunan lebih banyak daripada bukaan vertikal, tetapi pada saat-saat
tertentu intensitas cahaya yang masuk dapat lebih besar. Atas pertimbangan hal
tersebut sering disarankan untuk menggunakan bukaan vertikal pada atap dalam
bentuk jendela clerestory, monitor atau sawtooth.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 71
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 72
perabotan menjadi terbatas, karena harus mengikuti pencahayaan yang telah diatur
sebelumnya.
3. Penerangan Ambien
Penerangan ini adalah pencahayaan tidak langsung, dengan memantulkan cahaya ke
plafon atau dinding terlebih dahulu. Penerangan ini memiliki iluminasi rendah yang
sesuai untuk area non-kerja atau sirkulasi, serta dapat menciptakan suasana sekitar
(ambien) yang cukup baik.
6. Penerangan Dekoratif
Berbeda dengan jenis lainnya, penerangan dekorasi adalah dimana sumber cahaya
atau lampu merupakan objek untuk dilihat dan dapat menambah keindahan dalam
ruang.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 73
1. Lampu pijar
2. Flourescent
3. Mercury
4. Metal halide
5. Low-pressure sodium
6. High-pressure sodium
7. Solid state lighting LED (Light-Emitting Diodes)
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 74
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 75
koridor utama, yang memudahkan pencapaian dari area parkir serta dapat
mempersingkat jarak entrance bila terjadi keadaan darurat. Ada beberapa alternatif
sistem koridor yang dapat digunakan yaitu :
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 76
d. Barang
b.
Parkir menyudut 45o
Pola parkir menyudut 45o, memiliki beberapa kelebihan yaitu ruang gerak yang
mudah, terkesan dinamis dan jumlah kendaraan yang dapat ditampung cukup
banyak.
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 77
2.16. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dibahas sebelumnya didapatkan
kesimpulan berupa kriteria serta variable yang menjadi titik tolak perancangan lebih
lanjut.
Fasilitas Penunjang
Ruang serbaguna/aula
Restoran
Perpustakaan
Ruang Terbuka
Hall Utama
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 78
Fasilitas servis
Ruang pengelola
Pusat informasi
Ruang Media
Ruang perbaikan dan perawatan
Gudang
Toilet
Mushola
Mechanical Electrical
Parkir
Pencapaian ke bangunan
- Sistem pencapaian langsung
Jenis sirkulasi di dalam bangunan
- Ruang pameran tetap
Sirkulasi linier 2 arah
Sirkulasi
- Ruang pameran tidak tetap
Sirkulasi yang diatur
sendiri oleh penyewa
Sistem parkir kendaraan
- Parkir menyerong
Lokasi Strategis
Aksebilitas kelokasi mudah
Lokasi tidak jauh dari area sasaran
target konsumen
Lokasi bangunan berdekatan
Lokasi
dengan berbagai fasilitas publik
Side lighting
Alami
Top lighting
Pencahayaan
Penerangan umum
Buatan
Penekanan aksen
Trace, Rotation, displacement, Element,
Konsep
Simplicity of Perfection, ligt
Teori Dalam
Arsitektur Superposition, fragmentation, folding,
Metoda overlapping, slippage of memory,
Immobile enclosed space
Tabel 2.4: Kriteria dan variable desain Central Borneo Pavilion
Sumber : Data pribadi, Februari 2016
C
Central
Borneo Pavilion
Landasan Teori dan Program 79
C
Central
Borneo Pavilion