Pada buku ABC of Architecture, James F. O'Gorman menjelaskan bahwa "Asitektur berawal dari
keinginan atau permasalahan yang hanya dapat di atas dengan adanya bangunan arsitektur. "
Pada buku ini, James F O'Gorman lebih condong kepada defenisi arsitektur menurut Marco Pollio
Vitruvius, dimana Vitruvius menjelaskan bahwa bangunan arsitektur harus memiliki tiga aspek yaitu
Utilitas, Firmitas dan Venustas.
1. Utilitas/Fungsi
Sebuah bangunan harus memiliki utilitas atau fungsi. Fungsi ini dapat dilihat dari apakah bangunan
tersebut menjawab permasalahan atau keinginan dari seseorang maupun kelompok. Contohnya adalah
rumah di negara beriklim subtropis yang memiliki musim dingin. Rumah disana memiliki perapian
sebagai solusi dari permasalahan suhu atau dinginnya musim itu.
2. Firmitas/Struktur
Firmitas disini menjelaskan bahwa bagaimana sebuah bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan
melindungi pengguna maupun interior dari bangunan itu sendiri. Arsitektur yang baik harus memiliki
aspek firmitas yang baik pula tidak hanya sekedar desain di atas kertas namun tidak dapat dibangun.
Contohnya adalah National Museum of Qatar yang memiliki desain berupa cakram-cakram yang saling
berhubungan. Bangunan tersebut dapat berdiri tegak dan cakramnya dapat berfungsi sebagai kanopi
yang melindungi interior dan pejalan kaki dari panas dan sinar matahari.
3. Venustas/Keindahan
Venustas merupakan aspek visual yang penting. Tidak hanya bisa digunakan, sebuah bangunan arsitektur
juga harus mewujudkan yang dapat merespon lingkungan sekitarnya dengan baik melalui sebuah desain.
Desain tersebut juga dapat mempresentasikan status kalangan, sosial dan budaya. Misalnya desain
rumah di Minangkabau yang memiliki atap melengkung sehingga menjadi ciri khas daerah tersebut.