Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH ARSITEKTUR PINTAR

Bangunan Pintar dari Aspek Eletrikal dan Elektronik Serta Dampaknya Terhadap
Penggunaan Energi dan Pembangunan Berkelanjutan

DOSEN :
Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, M.T

OLEH :
Putu Wirang Bogananta
1519251005

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR NON REGULER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
Bangunan Pintar dari Aspek Eletrikal & Elektronik Serta Dampaknya Terhadap
Penggunaan Energi dan Pembangunan Berkelanjutan

Smart Building merupakan konsep bangunan pintar dimana konsep ini menggunakan
sistem otomatisasi yang dinamakan Building Automation System (BAS). Building
Automation menggambarkan fungsi dari sistem kendali untuk sebuah gedung. Sebuah
Building Automation System (BAS) merupakan sebuah contoh dari sistem kendali tersebar
(Distributed Control System). Sistem kendalinya merupakan sebuah jaringan perangkat
elektronik pintar yang dirancang untuk memantau dan mengendalikan sistem mekanik dan
pencahayaan dalam sebuah gedung.

Beberapa teknologi yang diterapkan dalam smart building yaitu utilitas HVAC,
kelistrikan, pecahayaan, otomatisasi, sistem keamanan, sistem komunikasi, integrasi jaringan,
audio visual, keberlanjutan energi dan material.
A. Utilitas HVAC

HVAC teknologi penghawaan buatan untuk gedung. HVAC sering kita jumpai di
bangunan bangunan gedung. Sebuah bangunan dikatakan smart building jika dapat
memanfaatkan sistem HVAC secara efektif dan efesien. Kefektifitasan serta efesiensinya
dapat diperoleh dari penempatan HVAC yang tepat sehingga dapat mengurangi
penggunaan energi. Sebuah HVAC yang dapat merasakan sensor civitas sehingga tidak
perlu melakukan pengontrolan penghawaan ketika tidak ada kegiatan pada suatu gedung.
 Dampak HVAC terhadap pemakaian energi cukup besar pada sebuah gedung, tapi
dengan melakukan manajemen energi yaitu dengan mengatur timing pemakaina atau
meletakkan ditempat yang strategis maka energi yang digunakan dapat dikurangi
(Smart building).
 Dampaknya terhadap pembanguna berkelanjutan pengurangan penggunaan energi
dibanding bangunan non Smart building sehingga konsep pembangunan berkelanjutan
dapat tercapai karena tidak mengambil SDA generasi mendatang. Dampak buruknya
karena HVAC merupakan sistem pertukaran udara maka dapat berdampak global
warming, akan lebih baik jiak udara panas tersebut dapat dimanfaatkan.
B. Kelistrikan dan Pencahayaan

 Dampak penggunaan energi bagi pencahayaan buatan dapat dikurangi dengan


menejemen energi yaitu nonaktif jika tidak digunakan serta aktif jika digunakan,
cahaya yang dihasilkan juga sesuai dengan jenis kegiatan sehingga energi tidak tersia
siakan.
 Dampak bagi pembangunan berkelanjutan adalah pada sistem pencahayaan buatan
sudah ada teknologi yang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi
sehingga tidak merugikan lingkungan akibat dari proses pembuatan listrik
konvesional yang menimbulkan polusi bagi lingkungan.
C. Otomatisasi dan akses
Sistem otomatisasi dan akses merupakan sistem yang mengacu pada berbagai sistem
kontrol bangunan yang terkomputerisasi, dari pengendali yang memiliki tujuan khusus.
Sistem otomatisasi memudahkan kegiatan civitas didalamnya karena sudah terdata, jadi
bagi civitas yang sudah didata dengan mudah dapat mengakses bangunan. Hal ini
memudah kan pegelola dalam mengatur isi bangunan serta fasilitas fasilitas yang berhak
didapatkan bagi civitas tersebut.
 Dampak terhadap penggunaan energi karena sudah terkomputerisasi serta sudah
otomatis maka energi yang digunakan civitas serta pengelola dapat dikurangi tetapi
penggunaan energi listrik lebih meningkat. Dari keseluruhan jika dilihat sistem
otomatisasi tidak hanya mengenai akses tetapi mencangkup semua fasilitas pada
gedung.
 Dampaknya bagi pembangunan berkelanjutan adalah diperlukannya SDM yang
berkualitas untuk menjalankan teknologi yang ada, dapat mengurangi jumlah pekerja
yang dieperlukan sehingga mengurangi beban ekonomi tapi hal ini berdampak negatif
yaitu berkurang nya lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
D. Sistem Keamanan dan Keselamatan

Sistem keamanan dan keselamatan yaitu berupa CCTV serta monitoring dalam
bangunan. Penggunaan energi listrik yang diperlukan tidak sedikit tetapi merupakan hal
yang sepadan dengan keamanan serta keselamatan civitas di dalam gedung. Dampaknya
terhadap penggunaan energi listrik dapat dikatakan cukup banyak tetapi dapat
mengurangi jumlah tenaga kerja yang diperlukan karena cukup 1 orang saja dapat
mengawasi banyak tempat melalui monitor yang udah dihubungkan dengan CCTV.
Kesimpulan :
Bangunan pintar / smart building keterkaitannya terhadap penggunaan elektrikal serta
elektronik tidak dapat dipisahkan. Dampaknya pengunaan barang elektronik pasti
menggunakan listrik, smart building dikatakan meminimalisir penggunaan energi tanpa
mengurangi kualitas sistem dan mencari alternatif sumber energi lain yang lebih
merespon alam dan mudah terbarukan sehingga tidak menggunakan SDA lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Jim Sinopoli. 2006. Smart Buildings : A Handbook for the Design and Operation of Building
Technology Systems

Elsenpeter c. Robert. 2003. Build Your Own Smart Home. California : The McGraw-Hill
Companies
Sinooli James. 2010. Smart Building System for Architect, Owners, and Builders. USA :
Butterworth-Heinemann

Wang Shengwei.2010. Intelligent Buildings and Building Automation. USA : Spon Press

Anda mungkin juga menyukai