Anda di halaman 1dari 19

METODE PELAKSANAAN, OPERASI, DAN PEMELIHARAAN

METODE PELAKSANAAN JEMBATAN GANTUNG

KELOMPOK 8 :

I WAYAN EKA SUANDENA PUTRA (1605511061)


I DEWA AGUNG WIMA PRANATA RAY (1605511063)
I PUTU SUYOGA ARTHA (1605511069)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Jembatan Gantung............................................................................................... 3
2.2 Komponen Jembatan Gantung .............................................................................................. 4
2.3 Jenis Jenis Jembatan Gantung (Suspension Bridge) ............................................................. 7
2.4 Metode Pelaksanaan Jembatan Gantung ............................................................................. 10
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan pelengkap sarana transportasi jalan
yang menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lainnya. Jembatan juga befungsi untuk
suatu sistem transportasi. Jembatan mengalami perkembangan yang sejalan dengan sejarah
perdaban manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan material yang modern. Jenis
jembatan terus berkembang dan beraneka ragam mengakibatkan seorang perencana harus
tepat memilih jenis jembatan yang sesuai dengan tempat tertentu.
Perencanaan sebuah jembatan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan jenis
jembatan apa yang tepat untuk dibangun di tempat tertentu dan metode pelaksanaan apa yang
digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target tepat mutu, tepat biaya
dan tepat waktu dapat tercapai. Pada makalah ini akan dibahas mengenai tahapan pelaksanaan
Jembatan Gantung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan jembatan gantung?
2. Apa saja komponen pada jembatan gantung?
3. Apa saja jenis jenis jembatan gantung?
4. Apa saja metode pelaksanaan jembatan gantung?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jembatan gantung.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen pada jembatan gantung.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis jembatan gantung.
4. Untuk mengetahui apa saja metode pelaksanaan jembatan gantung.

1
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan jembatan gantung.
2. Dapat mengetahui apa saja komponen pada jembatan gantung.
3. Dapat mengetahui apa saja jenis jenis jembatan gantung.
4. Dapat mengetahui apa saja metode pelaksanaan jembatan gantung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jembatan Gantung


Jembatan gantung adalah sistem struktur jembatan yang menggunakan kabel sebagai
pemikul utama beban lalu lintas di atasnya, pada sistem ini kabel utama (main cable) memikul
beberapa kabel penggantung (suspension cables/hanger) yang menghubungkan antara kabel
utama dengan gelagar jembatan.
Dalam Surat Edaran Menteri PU tahun 2010, Jembatan gantung adalah jembatan yang
berfungsi sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan tersebut, terdiri
dari lantai jembatan, gelagar pengaku, batang penggantung, kabel pemikul dan pagar
pengaman. Seluruh beban lalu lintas dan gaya-gaya yang bekerja dipikul oleh sepasang kabel
pemikul yang menumpu di atas 2 pasang menara dan 2 pasang blok angkur.
Sistem jembatan ini merupakan salah satu sistem yang mampu mengakomodasi bentang
terpanjang dari semua sistem struktur jembatan yang ada, dan juga merupakan pilihan yang
ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang lebih dari 600 meter. Pertimbangan
pemakaian tipe jembatan gantung adalah strukturnya dapat dibuat untuk bentang panjang
tanpa menggunakan pilar ditengahnya.
Jembatan gantung dapat diklasifikasikan menjadi jembatan satu atau tiga bentang dengan
dua menara, dan jembatan bentang banyak yang memiliki tiga atau lebih menara. Jembatan
gantung dengan tiga bentang adalah yang paling umum digunakan. Pada jembatan dengan
bentang banyak, perpindahan horizontal yang terjadi di puncak menara akan lebih besar saat
kondisi pembebanan dibandingkan jembatan dengan satu atau tiga bentang, sehingga
penanggulangan untuk mengendalikan perpindahan tersebut merupakan hal yang penting.

3
2.2 Komponen Jembatan Gantung

Komponen atau bagian-bagian struktur atas jembatan gantung meliputi lantai jembatan
(deck), kabel penggantung (suspension cables/hanger), kabel utama (main cable), dan menara
(pylon/tower).

1. Deck Jembatan
Sistem lantai (deck) merupakan struktur longitudinal yang menyokong dan
mendistribusikan beban lalu lintas di atasnya, berperan sebagai penghubung sistem lateral,
serta menjamin stabilitas aerodinamis dari struktur. Dalam perencanaan deck jembatan
perlu mempertimbangkan faktor aliran udara vertikal dan beban mati dari deck itu sendiri.
Dengan penggunaan sistem lantai (deck) dapat menambah kekakuan dari konstruksi
jembatan gantung.
Material yang biasanya digunakan pada deck (sistem lantai) jembatan berupa beton
bertulang dengan berat yang relatif ringan, deck orthotropic, atau baja berongga yang
sebagian diisi dengan beton (komposit baja-beton). Pada deck (sistem lantai) ini, pengaruh
kembangsusut
material baja atau beton perlu diperhatikan dengan cermat. Apabila kembang-susut tidak
terkontrol akan dapat menyebabkan penambahan tegangan pada struktur deck itu sendiri,
selain itu dapat pula menimbulkan kerusakan pada konstruksi deck. Untuk itu penggunaan
expantion joint sebaiknya diberikan setiap 30-40 m untuk mencegah kerusakan deck dan
struktur utama (Troitsky, 1994).

4
Sistem lantai (deck) dapat berupa stiffening truss, I-girder, dan box girder. Pada
jembatan gantung bentang panjang, truss atau box girder yang biasanya digunakan. I girder
tidak menguntungkan untuk stabilitas aerodinamis. Penggunaan box girder kini lebih
banyak digunakan karena truss memerlukan fabrikasi yang besar dan perawatannya yang
sulit.

2. Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung. Struktur
kabel pada jembatan gantung terdiri dari kabel utama dan kabel penggantung. Kabel utama
(main cable/suspension cable) adalah kabel yang berfungsi sebagai penahan kabel
penggantung dan meyalurkan beban dari kabel penggantung ke menara (tower/pylon).
Kabel penggantung (hanger/suspender) adalah kabel vertikal/diagonal yang berfungsi
sebagai penggantung lantai (deck) dan menyalurkan beban dari lantai (deck) ke kabel
utama. Kabel utama dihubungkan pada kedua tower jembatan dan memanjang disepanjang
jembatan yang berakhir pada pengangkeran pada kedua ujung jembatan untuk menahan
pergerakan vertikal dan horizontal akibat beban-beban yang bekerja.
Kabel dengan inti yang lunak tidak diizinkan digunakan pada jembatan gantung ini,
kabel harus memiliki tegangan leleh minimal sebesar 1500 MPa. Kabel pemikul yang
digunakan berupa untaian (strand) dibuat dari material mutu tinggi dengan kuat tarik
minimum 1800 MPa.
Kabel penggantung pada jembatan gantung bisa berupa kabel vertikal atau diagonal.
Umumnya, kebanyakan kabel penggantung pada jembatan gantung adalah kabel vertikal.
Kabel penggantung diagonal telah digunakan pada beberapa jembatan gantung untuk
menambah redaman dari struktur yang tergantung. Terkadang, kabel penggantung vertikal
dan diagonal dikombinasikan untuk menambah kekakuan.
Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
 Mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang ,
 Tidak dapat menahan momen dan gaya desak,
 Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial,
 Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya,

5
 Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan
lengkung parabola,
 Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang beban
mendatar.

Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel bersifat fleksibel cenderung berubah bentuk
drastis apabila pembebanan berubah. Dalam hal pemakaiannya kabel berfungsi sebagai
batang tarik.

3. Menara (Pylon / Tower)


Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama. Beban
yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian disebarkan ke
tanah melalui fondasi. Dengan demikian agar dapat menyalurkan beban dengan baik perlu
diketahui pula bentuk atau macam menara yang akan digunakan.
Tumpuan menara baja biasanya dapat diamsumsikan jepit atau sendi. Sedangkan
tumpuan kabel diatas menara sering digunakan tumpuan rol untuk mengurangi pengaruh
ketidak seimbangan menara akibat lendutan kabel.

4. Angkur
Angkur jembatan gantung berupa balok beton yang sangat besar yang menjadi angkur
kabel utama dan berperan sebagai penyokong akhir sebuah jembatan. Pengangkuran
jembatan dapat berupa pengakuran gravity atau tunnel. Pengangkuran gravity bergantung
pada massa angkur itu sendiri untuk menahan tegangan dari kabel utama. Tipe ini sering
digunakan pada banyak jembatan gantung. Pengangkuran tunnel membawa tegangan dari

6
kabel utama langsung ke dalam tanah. Kondisi geoteknik yang memadai dibutuhkan untuk
pengangkuran tipe ini.

2.3 Jenis Jenis Jembatan Gantung (Suspension Bridge)


1. Jembatan Suspensi Sederhana (Simple Suspension Bridge)
Jenis ini adalah tipe pertama dari Jembatan Suspensi yang telah dibangun. Jangkar di kedua
sisinya mendukung dek/ lantai jembatan dan tidak memiliki menara/dermaga untuk dukungan
tambahan di tengahnya. Jembatan ini biasanya memiliki busur ke atas dan ke bawah, yang
terbentuk karena dek/ lantai jembatan.
Jembatan ini termasuk jembatan fleksibel yang didukung oleh kabel suspensi. Jenis
jembatan ini tidak digunakan untuk menahan beban yang sangat berat karena lantai jembatan
memiliki kapasitas beban yang terbatas, biasanya hanya pejalan kaki yang hendak
menyeberang sungai, lembah maupun jurang.
2. Underspanned Suspension Bridge
Jenis Jembatan Gantung ini juga dikenal sebagai jembatan gantung dek atas. Struktur
jembatan ini berbeda dengan pendahulunya, jembatan gantung sederhana. Dek / lantai
jembatan ini berada di atas kabel utamanya.
Jembatan jenis ini sangat jarang dibangun karena tidak memiliki kestabilan dikarenakan
kabel utamanya yang berada di bawah dek jembatan. Tumpuan kabel utama dari jembatan ini
sama seperti jembatan suspensi sederhana (Simple Suspension Bridge) yaitu pada ujung ujung
jembatan, ditanam ke dalam tanah.
3. Stressed Ribbon Bridge
Struktur dari jembatan ini mirip dengan Jembatan Gantung Sederhana. Kabel sebagai unsur
struktur penahan ditanam di Dek. Dek/ lantai jembatan tersebut membentuk huruf “U” pada
bentang antar tumpuannya.
Ini terbentuk karena Kabel/pita dikenai kompresi, dengan begitu jembatan ini menjadi kaku
dan tidak bergoyang atau memantul. Jembatan ini dibuat dengan memperkuat beton dengan
diberi kabel tegangan baja. Ini adalah salah satu jenis jembatan suspensi terkuat dan juga bisa
digunakan untuk lalu lintas kendaraan.

7
4. Suspended Deck Suspension Bridge
Jembatan ini juga disebut jembatan gantung yang paling umum digunakan dari beberapa
jenisnya. Menggunakan kabel suspensi yang ditanam di tanah. Suspender jembatan ini
menyuport dek/ lantai jembatan yang ada di bawah kabel suspensi utama. Dek jembatan ini
dibuat kaku dan bisa dilalui oleh kendaraan berat dan lalu lintas rel. Jembatan ini juga
menggunakan menara/ tiang untuk membantu kabel suspensi menyalurkan beban ke pondasi
jembatan.
5. Self Anchored Suspension Bridge
Jembatan ini hampir sama dengan jembatan berjenis Suspended Deck Suspension Bridge.
Bedanya hanya pada penanaman ujung kabel suspensi utama. Ujung dari kabel suspensi utama
dari jembatan gantung ini melekat pada masing masing ujung dek dan tidak ditanam ke tanah
melainkan menggunakan jangkar buatan untuk menanamnya. Untuk itu jembatan jenis ini
sangat cocok dibangun pada daerah yang tidak mempunyai struktur tanah yang stabil dan sulit
membuat penahan jembatan. Seperti contoh di Negara Jepang.

Berkaitan dengan bentang luar (side span) terdapat bentuk struktur jembatan gantung
sebagai berikut:
1. Bentuk bentang luar bebas (side span free)
Pada bentang luar, kabel utama tidak menahan atau dihubungkan dengan lantai jembatan
oleh penggantung (hanger), jadi tidak ada hanger pada bentang luar. Disebut juga
dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar berbentu lurus.
2. Bentuk bentang luar digantungi (side span suspended)
Pada bentuk ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai jembatan dengan
dihubungkan oleh penggantung.

Sedangkan Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu:


1. Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang sederhana
(bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban yang terlalu berat),
karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku atau kurang memenuhi syarat
utntuk diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok menerus.

8
Jembatan tampa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh beban sendiri
dan lalulintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen
struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung
lantai lalulintas berupa struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan
mungkin terbuat dari bambu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur
pendukung lantai lalulintas ini kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban
mati dan beban lalulintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger.

2. Jembatan gantung dengan pengaku


Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang karena
kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian struktur dengan
kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah satu bagian
strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu
lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka, yang
mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, beban
dan lantai jembatan didukung secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku
berdasarkan prinsip kompatibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam
mendukung lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
a) Tipe rangka batang kaku (stiffening truss), pada tipe ini jembatan mempunyai
bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada bagian lurus pendukung lantai
jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan pada kabel utama.
b) Tipe rantai kaku (braced chain), pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku
adalah bagian yang berfungsi sebagai kabel utama.

9
2.4 Metode Pelaksanaan Jembatan Gantung

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Abutment dan


Pondasi

Pemasangan Pylon

Pemasangan Kabel

Pemasangan Girder

Finishing

A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lahan, mobilisasi, dan stacking out.
B. Pekerjaan Pondasi dan Abutment
1. Pekerjaan Pondasi Borepile
Pondasi yang dipilih yaitu pondasi borepile. Tahap awal pembuatan borepile di laut
adalah pemancangan pipa chasing. Pemancangan harus sampai ditanah keras atau
bebatuan kemudian dibor dan chasing diturunkan. Setelah pipa pipa chasing tertanam
semua kemudian dilakukan airlift. airlift berfungsi untuk membersihkan kotoran
lumpur yang tidak diperlukan pada beton. Selesai airlift pipa grouting dimasukan dan
dilanjutkan penulangan. Besi tulang dirangkai didarat dan dimasukan kedalam pipa
chasing secara berurutan. Kini pile siap dilakukan pengecoran. Pengecoran bore pile

10
dilakukan dengan sistem tremie yaitu pipa tramie yang dalamnya sudah diisi pipa
pelampung dimasukan kedalam –pipa casing sampai kedasar pengeboran.
Pelampung berfungsi sebagai penyikat beton dan air yang ada didalam pipa tremie
saat beton dipompakan kedalam pipa trani pelampung akan pecah atau naik ke
permukaan air. Untuk mendapatkan beton yang bermutu, treni harus ada
dipermukaan beton, tidak diijinkan diatas permukaan beton atau terlalu kedalam.
Begitu seterusnya hingga permukaan beton mencapai permukaan kerja. Saat lantai
kerja dilepas beton yang jelek kan tumpah kelaut sehingga didapatkan permukaan
beton yang bermutu.
2. Konstruksi Pile Cape
Setelah pekerjaan borepile selesai untuk satu grup pile cap maka dilakukan
pemasangan form work yang diikuti dengan pembesian dan dilanjutkan dengan
pengecoran pile cape.
3. Pier dan Abutment
Pembuatan pier dan abutment dikerjakan setelah borepile dan pile cap selesai
dikerjakan.

11
C. Pemasangan Pylon
 Pekerjaan Kaki pylon dimulai dengan pemasangan formwork dan climbing
form untuk segmen pertama.
 Instalasi elevator pada pylon.
 Dilakukan pembesian dan pengecoran segmen pertama pada kaki pylon.
 Setelah beton pada kaki pylon cukup umur, climbing form dilepas dan
dilakukan konstruksi balok pengikat diantara kaki pylon.
 Climbing form dipasang kembali kepada segmen kedua kaki pylon lalu
dilakukan proses yang sama hingga semua segmen pylon selesai dikerjakan

12
D. Pemasangan Kabel
 Bentangkan tali pengarah (Pilot Roper) diantara Tower sampai ke angker,
 Pasang juga tali pengangkut/penarik dan alat pengangkut (carrier)
 Pasang tali jalan kerja dan system lantainya (Catwalk) ;
 Pasang kabel kawat prategang
 Pasang pita kabel dan tali PenggantungSelanjutnya siap untuk pemasangan
girder truss/stiffening frame

E. Pemasangan Girder Methode Elemen

Anggap terdapat dua Tower A dan B, maka pada masing-masing lokasi Tower
pelaksanaan pemasangan Girder Truss (lebih ekonomis dibanding box girder dari
beton/presstressed) dengan methode elemen dapat dijelaskan berikut ini :

 Tempatkan sepasang crane diatas pontoon (crane mengapung) untuk


mengangkat girder truss dari bawah ke posisinya disisi darat dan tower ;Pada sisi
darat, sebagai tahap awal pasang 8 (delapan) panel girder (large block) yang
digantung pada tali penggantung (hanger rope) yang sudah disiapkan
 ·Pada saat yang bersamaan pada posisi Tower pasang 6 (enam) panel kearah
darat dan ke arah tengah

13
 ·Selanjutnya pada ujung masing-masing panel yang sudah terpasang tersebut
ditempatkan crane yang dapat bergerak (traveling crane) untuk melakukan
pemasangan secara bertahap segmen per segmen untuk kemudian bertemu
dengan semen yang bergerak dari arah lainnya.
 ·Untuk bentang dari angker ke tower maka segmen akan bertemu didekat tower
dan pada bentang tower ke tower akan bertemu ditengah-tengah bentang.

F. Pemasangan Girder Methode Blok


 Setelah Tower, kabel strand dan tali penggantung terpasang maka disiapkan
untk memasang girder truss;
 Pasang gantry pada tali pengarah dan siapkan ponton/kapal pengangkut girder
dan siapkan tower crane di posisi tower serta crane mengapung di arah darat;
 Girder mulai dipasang blok per blok menggunakan gantri dan ponton mulai
dari tengah-tengah bentang tower ke tower menuju ke tower masing-masing,
serta girder dipasang dari arah darat/angker dengan menggunakan crane
terapung;Dilanjut dengan menggunakan gantri baik dari tower ke angker dan

14
tower ke tengah yang pada akhirnya bertemu disatu titik tertentu dan
diselesaikan/disambung dengan blok/segmen penutup.

G. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing berupa pemasangan railing, pengaspalan, pemasangan marka,
pemasangan lampu dan lain lain.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Jembatan gantung adalah sistem struktur jembatan yang menggunakan kabel sebagai
pemikul utama beban lalu lintas di atasnya, pada sistem ini kabel utama (main cable)
memikul beberapa kabel penggantung (suspension cables/hanger) yang menghubungkan
antara kabel utama dengan gelagar jembatan.
2. Komponen atau bagian-bagian struktur atas jembatan gantung meliputi lantai jembatan
(deck), kabel penggantung (suspension cables/hanger), kabel utama (main cable), dan
menara (pylon/tower).
3. Jenis jenis jembatan gantung yaitu simple suspension bridge, Underspanned Suspension
Bridge, Stressed Ribbon Bridge, Suspended Deck Suspension Bridge, dan Self Anchored
Suspension Bridge.
4. Metode pekerjaan jembatan gantung terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi
dan abutmen, pemasangan pylon, pemasangan kabel, pemasangan balok girder dengan
metode elemen,pemasangan balok girder dengan metode blok dan pekerjaan finishing.

3.2 Saran
Sebagai penyusun, kami menyarankan agar pelaksanaan konstruksi jembatan selalu
dilaksanakan sesuai prosedur yang ada, baik apapun metode yang digunakan. Hal tersebut
diperhatikan supaya hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi, dan konstruksi dapat
mencapai BMW (Biaya, Mutu, Waktu) yang telah ditentukan. Selain itu, kami juga merasa
masih ada banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon
kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://billywijayainsanjamil.blogspot.com/2016/10/jembatan-suspension-bridgei-gantung.html

Respa Rose Mangi. 2017. Perancangan Struktur Kabel Pada Jembatan Gantung. Skripsi.
Universitas Lampung.

http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan-atas_9531.html

17

Anda mungkin juga menyukai