Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI

Disusun Oleh :

Dillah Wijaya Saputri 062121019

Tanggal Percobaan : 03 April 2022

Kelas : 2B1 Kimia Non Reguler

Dosen Praktikum : Mohammad Farid Huzain

Asisten Praktikum : Anggun A. Sulis

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan

Menyelidiki gaya gerak listrik induksi diri pada sebuah kumparan.

1.2 Dasar Teori

“Fluks magnetik yang melalui suatu rangkaian dapat dapat diubah dalam berbagai cara.
Arus yang yang menghasilkan medan magnetik dapat ditingkatkan atau diturunkan. Magnet
permanen dapat digerakkan keluar masuk rangkaiannya. Rangkaiannya sendiri dapat
digerakkan mendekati dan menjauhi sumber fluks. Orientasi rangkaiannya dapat diubah atau
luasan rangkaian dalam suatu suatu medan magnet dapat diperbesar atau diperkecil. Dalam
kondisi apapun, GGL akan diinduksi dalam rangkaian tersebut yang sama dengan besar laju
perubahan fluks magnetiknya. (Fisika untuk sains dan teknik, Paul A Tippler,283:1991)”.

“GGL induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetnya berlawanan dengan
asal perubahan fluks. Hal ini dikenal dengan hukum Lenz. Pada penggunaan gerak relatif antara
magnet dan kumparan. Perubahan fluks menginduksi GGL yang menimbulkan arus didalam
kumparan. Dan arus induksi ini membangkitkan medan magnetnya sendiri. Jarak antara magnet
dan kumparan berkurang , sehingga medan magnet berarti juga fluks. Yang melewati kumparan
akan bertambah, medan dari magnet mengarah keatas. Untuk melawan kenaikan medan ke arah
atas ini, dibangkitkan arus induksi yang menghasilkan medan magnet mengarah kebawah. Jadi,
Lenz mengatakan bahwa arus bergerak sepaerti kaidah tangan kanan. Fluks berkurang(karna
magnet menjauh), sehingga arus induksi yang dihasilkan menimbulkan medan magnet kearah
atas untuk “mencoba” mempertahankan keadaan status quo. Dengan demikian arus
mengalir.(Fisika, Giancolli, 175:2001)”.

“Adanya arus listrik menunjukkan terjadinya atau terinduksinya emf dalam rangkaian
tersebut. Pengukuran emf terinduksi ini menunjukkan bahwa emf terinduksi ini tergantung
pada laju perubahan fluks magnetik terhadap waktu , misalnya sebuah magnet diletakkan
dengan rangkaian tersebut di gerakkan sedemikian rupa sehingga fluks magnetik didalam
rangkaian berubah besarnya emf terinduksi tergantung pada apakah magnet tersebut digerakan
cepat atu lambat. Makin besar laju perubahan fluks ini , makin besar emf yang terinduksi.
(Dasar-dasar pendidikan fisika, Alonso Finn, 186:1980)”.
“Sebuah koil kawat disambungkan ke galvanometer, bila magnet yang didekatkan
stasioner, maka galvanometer memperlihatkan tidak adanya arus. Tetapi bila kita
menggerakkan magnet,baik menuju maupun menjauhi koil itu, maka galvanometer tidak
memperlihatkan arus dalam rangkaian tersebut. Tetapi hanya ketika magnet itu bergerak. Dan
kita mendeteksi sebuah arus saat gerak itu, itu dinamakan arus induksi “Kita menganggap
bahwa medan magnet dapat berubah dengan waktu jika kita menempatkan sebuah simpal
penghantar di dalam medan yang berubah dengan waktu, maka fluks yang melalui simpal
tersebut akan berubah , dan sebuah tegangan gerak elektrik akan membuat pengangkut-
pengangkut muatan bergerak, yakni akan mengimbas sebuah arus.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat dan Bahan yang digunakan

1. Kumparan 500 lilitan 1 buah


2. Kumparan 1000 lilitan 1 buah
3. Kumparan 1500 lilitan 1 buah
4. Batang magnet 1 buah
5. Jembatan penghubung 2 buah
6. Kabel penghubung merah 1 buah
7. Kabel penghubung hitam 1 buah
8. Galvanometer 1 buah
BAB III
METODE PERCOBAAN

Penjelasan Pemakaian Alat :

1. Gerakkan batang magnet (kutub U) keluar kumparan, selama geraknya, amati


simpangan jarum galvanometer, catat hasil pengamatan secara kualitatif kedalam tabel
hasil pengamatan.
2. Gerakkan kembali magnet batang kutub utara kedalam kumparan , selama
geraknya,amati penyimpangan jarum galvanometer, dan catat hasil pengamatan
kedalam tabel hasil pengamatan.
3. Gerakkan batang magnet (kutub selatan) keluar kumparan, selama geraknya amati
penyimpangan jarum galvanometer, catat hasil pengamatan secara kualitatif kedalam
tabel hasil pengamatan.
4. Gerakkan kembali batang magnet (kutub selatan) kedalam kumparan,selama geraknya
amati penyimpangan jarum galvanometer, catat hasil pengamatan secara kualitatif
kedalam tabel hasil pengamatan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 DATA PRAKTIKUM


Kumparan U Gerakan Magnet Penyimpangan Jarum Galvanometer

No 500 1000 1500 & keluar masuk ke kiri ke kanan


lilitan lilitan lilitan S lambat cepat lambat cepat kecil besar kecil besar

1 V V V keluar masuk
U
2 V V V keluar masuk

3 V V V masuk keluar
S
4 V V V masuk keluar

5 V V V keluar masuk
U
6 V V V masuk keluar

7 V V V keluar masuk
S
8 V V V keluar masuk

9 V V V keluar masuk
U
10 V V V masuk keluar

11 V V V keluar masuk
S
12 V V V keluar masuk

Keterangan :

U = Kutub Utara

S = Kutub Selatan
BAB V
PEMBAHASAN

Gaya gerak listrik atau GGL merupakan gaya gerak listrik yang timbul di dalam
kumparan, gaya ini mencakup sebuah fluks magnetik. GGL hanya terjadi jika fluks magnetik
muncul dalam jumlah yang berbeda. Perubahan jumlah fluks magnetik harus terjadi seiring
berjalannya waktu.
Peristiwa timbulnya beda potensial pada ujung-ujung kawat penghantar bila terjadi
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet yang dilingkupi kumparan dinamakan induksi
elektromagnetik. Beda potensial yang terjadi pada ujung- ujung kumparan disebut ggl induksi
(gaya gerak listrik induksi) dan arus listrik yang timbul disebut arus listrik induksi.
Berdasarkan dari hasil pengamatan terlihat adanya perubahan penyimpangan jarum
galvanometer ketika arah magnet dirubah sebagai berikut.
1. Kumparan 500 lilitan
Kutub Utara
Magnet dengan lambat, arah jarum galvanometer ke arah kiri dan kecil. Magnet secara
cepat, arah jarum galvanometer ke arah kanan dan besar. Magnet keluar dengan lambat, arah
jarum galvanometer ke kiri dan kecil. Magnet keluar dengan cepat, arah jarum galvanometer
ke kanan dan besar.
Kutub Selatan
Magnet keluar dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kanan dan kecil. Magnet
masuk secara lambat, arah jarum galvanometer ke kiri dan kecil. Magnet keluar dengan cepat,
arah jarum galvanometer ke kanan dan besar. Magnet dimasukkan dengan cepat, arah jarum
galvanometer ke kiri dan besar.
2. Kumparan 1000 lilitan
Kutub Utara
Magnet masuk dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kanan dan kecil. Magnet
keluar dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kiri dan kecil. Magnet masuk dengan cepat
, arah jarum galvanometer ke kanan dan besar. Magnet dikeluarkan dengan cepat, arah jarum
galvanometer ke kiri dan besar.
Kutub Selatan
Magnet masuk dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kanan dan kecil. Magnet
keluar dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kiri dan kecil. Magnet masuk dengan
cepat, arah jarum galvanometer ke kanan dan besar. Magnet keluar dengan cepat, arah jarum
galvanometer ke kiri dan besar.
3. Kumparan 1500 lilitan
Kutub Utara
Magnet masuk dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kanan dan kecil. Magnet
keluar dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kiri dan kecil. Magnet masuk dengan
cepat, arah galvanometer ke kanan dan besar. Magnet keluar dengan cepat, arah jarum
galvanometer ke kiri dan besar.
Kutub Selatan
Magnet masuk dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kanan dan kecil. Magnet
keluar dengan lambat, arah jarum galvanometer ke kiri dan kecil. Magnet masuk dengan
cepat, arah jarum galvanometer ke kanan dan besar. Magnet keluar dengan cepat, arah jarum
galvanometer ke kiri dan besar.

Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam


kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial
ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang
timbul ini disebut Gaya Gerak Listrik Induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya
magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang
mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol
(tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan
jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan
arah berlawanan). Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus
listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan disebut arus induksi.
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan Percobaan Praktikum Gaya Gesek Listrik Induksi kali ini, dapat ditarik
kesimpulan faktor yang mempengaruhi GGL induksi antara lain adalah jumlah lilitan pada
kumparan, kecepatan keluar masuknya magnet pada kumparan, serta kekuatan magnet yang
digunakan, Beda potensial yang terjadi pada ujung-ujung kumparan disebut ggl induksi (gaya
gerak listrik induksi) dan arus listrik yang timbul disebut arus listrik induksi, Pada medan
magnet yang digerakan terdapat arus listrik yang disebut GGL induksi.
DAFTAR PUSTAKA

David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Jakarta : Erlangga

Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga

Zears, Zemansky. 1998. Fisika untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Bird, Ali. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia Hilliday,

Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas Pakuan Bogor.

P. Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga


LAMPIRAN

1. Apa yang mempengaruhi besar simpangan jarum galvanometer?


Jawab:
Cepat atau lambat kutub magnet digerakkan ke kumparan.

2. Apa yang mempengaruhi arus induksi dalam kumparan?


Jawab:
Kecepatan perubahan medan magnet. Semakin cepat perubahan medan magnet, maka
semakin besar pula GGL induksi yang timbul, jumlah lilitan Semakin banyak lilitan
akan menghasilkan GGL induksi yang semakin besar.dan jumlah fluks magnetiknya.

3. Apa kemungkinan penerapan dalam kehidupan sehari-hari?


Jawab:
Alat pemanas
Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah alat yang mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. berdasarkan arus yangt dihasilkan generator dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu generator AC dan DC. Keduanya dapat digunakan untuk penerangan
dan alat pemanas.

Dinamo sepeda
Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada sepeda.
Biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Dinamo sepeda merupakan
generator kecil yang dapat menghasilkan arus listrik yang kecil pula. Pada dinamo
sepeda, prinsip kerjanya yaitu, energi gerak diubah menjadi energi listrik. dinamo
sepeda ini hanya menyalakan lampu depan dan lampu belakang. Terangnya lampu
ditentukan oleh cepatnya roda berputar, yang mengakibatkan dinamo juga cepat dan
arus listrik juga akan besar pula. Dinamo sepeda intinya adalah sebuah magnet yang
dapat beputar dan sebuah kumparan tetap. Bila roda sepeda diputar, dan pada dinamo
akan memutar sehingga roda akan memutar magnet. Biasanya dinamo akan
menghasilkan tegangan 6 sampai 12 volt. Jadi dengan adanya dinamo pada sepeda,
akan memudahkan kita bila menggunakan sepeda di malam hari.
Trafo (transformator)
Agar tidak berbahaya, tegangan yang tinggi itu harus diturunkan terlebih dahulu
sebelum arus disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Pada umumnya tegangan listrik
yang di salurkan kerumah-rumah penduduk ada dua macam, yaitu 220 volt dan 110
volt, dan trafo adalah alat untuk menaikkan dan menurunkan tegangan.
Bagian utama trafo adalah dua buah kumparan yang keduanya dililitkan pada sebuah
inti besi lunak. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan yang berbeda. Yaitu
kumparan primer (dihubungkan dengan sumber AC) dan kumparan sekunder. Jika
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC maka besi lunak akan
menjadi elektromagnet. Ada dua jenis transformator yaitu transformator step up dan
tranformator step down.contoh alat elektronik yang menggunakan trafo adalah tv,
komputer, kipas angin, mesin foto copy dll.

Anda mungkin juga menyukai