BAB I...........................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.4 Tujuan Perencanaan Drainase..................................................................3
1.4 Manfaat Perencanaan Drainase................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...................................................................................................5
2.1 Sistem Drainase...........................................................................................5
2.1.1 Pengertian Drainase............................................................................5
2.1.2 Jenis-Jenis Drainase...........................................................................5
2.1.3 Tujuan Sistem Drainase......................................................................9
2.2 Analisa Curah Hujan Rencana................................................................10
2.2.1 Metode Gumbel..................................................................................13
2.2.2 Metode Distribusi Normal.................................................................14
2.2.3 Metode Distribusi Log Normal..........................................................15
2.2.4 Metode Distribusi Log Pearson Type III.........................................16
2.2.5 Perhitungan Intensitas Curah Hujan...............................................17
2.3 Uji Kesesuaian............................................................................................18
2.3.2. Uji KecocokanSmirnov-Kolmogorov (secara analitis).....................19
2.3.3. Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorov (secara grafis).......................20
2.4 Debit Aliran..................................................................................................21
2.4.1 Debit Puncak.......................................................................................21
2.4.2 Koefisien Pengaliran (Run Off Coeficient).....................................22
2.4.3 Waktu Konsentrasi (tc)......................................................................23
2.4.4 Kemiringan Rata-Rata Lahan...........................................................24
2.4.5 Perhitungan Waktu Konsentrasi......................................................25
2.4.6 Perhitungan Nilai Debit Rencana Banjir.........................................25
2.5 Perhitungan Debit Limbah........................................................................26
2.6 Kriteria Hidrolika Saluran dan Bangunan...............................................28
2.6.1 Hidrolika Saluran....................................................................................28
2.6.1.1 Koeffisien kekasaran Manning.........................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
4. Drainase Mole
Drainase mole biasa disebut dengan lubang tikus berupa
saluran bulat yang konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali,
pembuatannya tanpa harus menggali tanah, cukup dengan
menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut mol
yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil
pada kedalaman dangkal. Pada bagian belakang alat mole
biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk
memperbesar dan memperkuat bentuk lubang Tidak semua
daerah terdapat usaha-usaha pertanian atau perkebunan
memerlukan irigasi. Irigasi biasanya diperlukan pada daerah-
daerah pertanian dimana terdapat satu atau kombinasi dari
keadaan-keadaan berikut :
a. Curah hujan total tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
tanaman akan air.
b. Meskipun hujan cukup, tetapi tidak terdistribusi secara baik
sepanjang tahun.
c. Terdapat keperluan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil pertanian yang dapat dicapai melalui irigasi
secara layak dilaksanakan baik ditinjau dari segi teknis,
ekonomis maupun sosial.
… Pers. (2.1)
Di mana :
Sx : Deviasi standart
Xi : Nilai varian ke i
X : Nilai rata-rata varian
n : Jumlah data
… Pers. (2.2)
Di mana :
Cs : Koefisien Skewness
Sx : Deviasi standart
Xi : Nilai varian ke i
X : Nilai rata-rata varian
n : Jumlah data
… Pers.(2.3)
Di mana :
Ck : Koefisien Kurtosis
Xi : Nilai varian ke i
X : Nilai rata-rata varian
n : Jumlah data
Sx : Deviasi standar
CV = … Pers. (2.4)
Di mana :
Cv : koefisien variasi
Sx : standar deviasi
X : rata-rata hitung
No Distribusi Persyaratan
Cs≈0
1 Normal
Ck≈3
Cs ≈ 1.14
2 Gumbel
Ck≈ 5.4
3 Log normal Cs ≈ 3Cv + (Cv)³ ≈ 0.22
4 Log pearson III Selain dari nilai di atas
(Sumber : Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air,2011)
X 2 X .X
Sx = … Pers. (2.7)
n 1
Di mana :
Xt : Besaran yang diharapkan terjadi dalam t tahun
X : Harga pengamatan rata-rata
t : Periode ulang
K : Faktor frekuensi
Yt : Reduced Variate
Yn : Reduced mean
Sn : Reduced standard deviasi
Sx : Standart deviasi
Dimana :
Xt : Besarnya curah hujan yang mungkin terjadi pada periode
ulang T tahun
: Curah hujan rata – rata
log X i
… Pers. (2.11)
log X i 1
n
c. Hitung harga simpangan baku logaritma data:
log X
n
2
i log X
… Pers. (2.12)
SX i 1
n 1
d. Hitung koefisien kemencengan (skewness) logaritma data:
n
n log X i log X
3
… Pers. (2.13)
G i 1
n 1 n 2 S X 3
log X i
… Pers. (2.17)
log X i 1
n
c. Hitung harga simpangan baku logaritma data:
log X
n
2
i log X
… Pers. (2.18)
SX i 1
n 1
d. Hitung koefisien kemencengan (skewness) logaritma data:
n
n log X i log X
3
… Pers. (2.19)
G i 1
n 1 n 2 S X 3
I= … Pers. (2.21)
Di mana :
I : intensitas hujan (mm/jam),
R : tinggi hujan (mm)
t : lamanya hujan (jam)
Di mana :
I : Intensitas hujan (mm/jam)
t : Lamanya hujan (jam)
R24 : curah hujan maksimum harian (mm)
2.3 Uji Kesesuaian
Uji keselarasan dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
yang nyata antara besarnya debit maksimum tahunan hasil pengamatan
lapangan dengan hasil perhitungan. Uji keselarasan dapat dilaksanakan
dengan uji chi-kuadrat dan Smirnov- Kolmogorov (Soewarno, 1991).
2.3.1 Uji Chi-kuadrat
Uji keselarasan chi-kuadrat menggunakan rumus :
....Pers. (2.23)
Dimana :
X2 = harga chi-kuadrat terhitung.
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-i.
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-i.
n = jumlah data.
Suatu distrisbusi dikatakan selaras jika nilai X2 hitung < dari X2
kritis..Dari hasil pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya
dengan chi-kuadrat kritis paling kecil.Untuk suatu nilai nyata tertentu
(level of significant) yang sering diambil adalah 5 %. Derajat kebebasan ini
secara umum dihitung dengan rumus sebagai berikut :
DK = K − (α +1) ...Pers. (2.23)
...Pers. (2.25)
Dimana :
DK = derajat kebebasan.
K = jumlah kelas.
α = banyaknya keterikatan (banyaknya parameter), untuk uji chi- kuadrat
adalah 2.
n = jumlah data
Ei = nilai yang diharapkan.
2.3.2. Uji KecocokanSmirnov-Kolmogorov (secara analitis)
Pengujian distribusi probabilitas dengan Metode Smirnov-
Kolmogorof dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut:
1. Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil atau sebaliknya.
2. Tentukan peluang empiris masing-masing data yang sudah diurut
tersebut P(Xi) dengan rumus tertentu, rumus Weibull misalnya.
...Pers. (2.26)
Dimana :
i = nomor urut data
n = jumlah data
3. Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut
tersebut P'(Xi) berdasarkan persamaan distribusi probabilitas yang
dipilih (Gumbel, Normal, dan sebagainya).
4. Hitung selisih (∆P), antara peluang empiris dan teoritis untuk setiap
data yang sudah diurut: ∆P = |P(Xi) - P'(Xi)|
5. Tentukan apakah ∆P max < ∆P kritis, jika "tidak" artinya Distribusi
Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
6. ∆P kritis dapat dilihat pada Lampiran Tabel Nilai ∆P kritis Smirnov-
Kolmogorof.
...Pers. (2.27)
Dimana :
i = nomor urut data
n = jumlah data
3. Plot masing-masing nilai P (Xi) diatas kertas probabilitas sebagai absis
dan nilai Xi sebagai ordinat yang sudah di skala sedemikian rupa
sehingga menjadi titik koordinat.
4. Kemudian diatas sebaran titik-titik koordinat tersebut ditarik kurva
atau garis teoritis. Persamaan garis teoritis merupakan persamaan
distribusi probabilitas yang telah dihitung.
5. Hitung nilai peluang teoritis P’(Xi) untuk masing-masing data (Xi).
caranya adalah dengan menarik garis horizontal dari setiap titik
koordinat menuju ke garis teoritis.
6. Hitung selisih (∆P) antara peluang empiris P(Xi)dan peluang teoritis
P'(Xi) untuk setiap data (Xi) yang sudah diurut: ∆P = | P(Xi) - P'(X)|.
7. Tentukan ∆P yang paling maksimum.
8. Tentukan apakah ∆P max < ∆P kritis, jika "tidak" artinya Distribusi
Probabilitas yang dipilih tidak dapat diterima, demikian sebaliknya.
9. ∆P kritis dapat dilihat pada Lampiran Tabel Nilai ∆P kritis Smirnov-
Kolmogorof.
Dimana :
Q = Debit puncak rencana (m3/detik)
Qlimbah = Debit limbah dari area yang ditinjau (mm/jam)
Qhujan = Debit yang terjadi karena hujan (mm/jam)
I = Intensitas (mm/jam) diperoleh dari IDF curve
berdasarkan waktu konsentasi.
A = Luas catchment area (km2)
Pa = Persentase air limbah (%)
Qb = tinggi pemakaian air berih (Lt/org/hari)
Kp = Tingkat Kepadatan Penduduk (org/ha)
Dimana :
tc : waktu konsentrasi
to : waktu pengaliran air pada permukaan tanah dapat
dianalisa dengan gambar.
td : waktu pangaliran pada saluran, besarnya dapat
dianalisa dengan rumus:
Dimana:
L1 : jarak alirandari tempat masuknya air sampai ke tempat
yang dituju (m)
V : Kecepatan aliran ( m/dtk)
Di mana :
Lo :Jarak aliran terjauh diatas tanah hingga saluran
terdekat (m)
S0 : Kemiringan permukaan tanah yang dilalui aliran
diatasnya
S1 = … Pers. (2.34)
Dimana :
tc : Waktu pengumpulan total (waktu konsentrasi)
td : Waktu pengaliran pada saluran sampai titik yang
ditinjau
S2 = …Pers. (2.35)
S= … Pers. (2.36)
Dimana:
S : Kemiringan rata-rata sungai
H : beda tinggi antara hulu dan hilir sungai (m)
L : Panjang sungai (m)
2.4.5 Perhitungan Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir dari titik terjauh dari catchment area menuju suatu titik tujuan.
Nilai tc dapat dihitung dengan rumus Kirpich berikut:
tc = … Pers. (2.37)
Dimana:
Tabel 2.3 Pembuangan limbah cair rata-rata per orang setiap hari
(Sumber: Soeparman dan Suparmin, 2001)
Dimana:
Kp : Tingkat kepadatan penduduk (orang/hari)
Qb : Tingkat Pemakaian air bersih (Liter/orang/hari)
Pa : Presentase Air Limbah
A : Luas Daerah Pengaliran (m2)
2.6 Kriteria Hidrolika Saluran dan Bangunan
2.6.1 Hidrolika Saluran
2.6.1.1 Koeffisien kekasaran Manning
Besarnya koeffisien kekasaran Manning (n) diambil :
- Pasangan batu
- Pasangan batu
- Tanah 0,025
A= … Pers. (2.40)
Dimana:
A : Luas profil basah (m2)
B : Lebar dasar saluran saluran (m)
y : tinggi air didalam saluran (m)
T : (B + m y + m y ) = lebar atas muka air
m : kemiringan talud
A =
Atau
B P 2 y m2 1 … Pers. (2.44)
A P 2 y m 2 1 y my 2 … Pers. (2.45)
Atau
A Py 2 y 2 m 2 1 my 2 … Pers. (2.46)
dA
P 4 y m 2 1 2my 0 … Pers.
dy
(2.47)
Atau
dP 1 2m
4y 2y 0 … Pers.
dm 2
m2 1
(2.49)
Atau
2m
1
m2 1 1 1
2 2 ; m … Pers. (2.50)
4m 1 m 3 3
3m 2 1
A = … Pers. (2.54)
P = … Pers. (2.55)
R = … Pers. (2.56)
D= … Pers. (2.57)
T = … Pers. (2.58)
2,5
Z= … Pers. (2.59)
Dimana:
B : Lebar dasar Saluran (m)
A : Luas Penampang basah ( )
b) Persegi
Biasanya saluran ini terbuat dari pasangan batu dan
beton. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan dengan debit yang besar.
B= … Pers. (2.62)
P = B + 2y … Pers. (2.63)
P= … Pers. (2.64)
dP A
2 20 … Pers. (2.65)
dy y
Atau
Jari-jari hidrolik
A By
R … Pers. (2.68)
P B 2y
Atau
2y2 y
R … Pers. (2.69)
2y 2y 2
R= … Pers. (2.72)
T= … Pers. (2.73)
c) Segitiga
Saluran sangat jarang digunakan tetapi mungkin
digunakan dalam kondisi tertentu
A= … Pers. (2.76)
Dimana:
A : Luas profil basah (m2)
B : Lebar dasar saluran saluran (m)
y : tinggi air didalam saluran (m)
T : (B + m y + m y ) dengan B = 0, lebar atas muka air (m)
m : kemiringan talud
Atau
A
y … Pers. (2.78)
tan
2 A
P sec … Pers. (2.80)
tan
Untuk luas penampang, A, konstan, dengan
mendeferensial persamaan 2.73 terhadap dan
mempersamakan dengan nol akan kita peroleh:
dP sec tan sec 3
2 A 0
… Pers.
d tan 3
2 tan 2
(2.81)
Atau
sec tan 2 - sec 2 0 … Pers.
(2.82)
Atau
A= … Pers. (2.85)
P= … Pers. (2.86)
R= … Pers. (2.87)
T= 2y … Pers. (2.88)
D= … Pers. (2.89)
2,5
Z= … Pers. (2.90)
Dimana :
B : Lebar Saluran (m)
A : Luas Penampang basah ( )
d) Setengah Lingkaran
Dari semua bentuk tampang lintang yang ada, bentuk
setengah lingkaran mempunyai keliling basah terkecil untuk
luas tampang tertentu. Dalam hal ini,
r = y, A = Πy2, P = Πy dan R =
P= … Pers. (2.92)
R= … Pers. (2.93)
T = 2y … Pers. (2.94)
D= … Pers. (2.95)
2,5+
Z= … Pers. (2.96)
Dimana:
B : Lebar Saluran (m)
A : Luas Penampang basah ( )
A = …Pers. (2.97)
h = …Pers. (2.98)
P = b + 2h …Pers.(2.99)
W = 30% h …Pers.(2.100)
R = …Pers.(2.101)
hf1 = …Pers.(2.102)
hf2 = …Pers.(2.103)
hf3 = …Pers.(2.104)
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
3.1 Perhitungan Curah Hujan Rencana
1) Analisa Parameter Stasistik
a. Pengukuran dispersi
Diketahui :
Xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
= Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)
x- (x -
(x -
Tahun x Rerata Rerata (x - Rerata x)4
2 Rerata x)3
x x)
2010 123 9.49 90.06 854.67 8110.82
2011 132 18.49 341.88 6321.36 116882.00
2012 93 -20.51 420.66 -8627.74 176954.92
2013 213.3 99.79 9958.04 993713.22 99162642.30
2014 92.8 -20.71 428.90 -8882.60 183958.73
2015 77.6 -35.91 1289.53 -46306.95 1662882.72
2016 89.5 -24.01 576.48 -13841.29 332329.31
2017 137.1 23.59 556.49 13127.55 309679.01
2018 87.6 -25.91 671.33 -17394.11 450681.42
2019 89.2 -24.31 590.98 -14366.63 349252.75
Jumlah 1135.10 0.00 14924.35 904597.48 102753373.97
Rerata 113.51
(Sumber: Hasil Analisa Perhitungan,2021)
= 40,72
Koefisien Skewness (CS)
=
= 1,86
Koefisien Kurtosis (Ck)
Ck
= 7,41
Koefisien Variasi (CV)
CV =
= 0,36
S CS CK CV
40,72 1,86 7,41 0,36
= 0,13
= 1,28
=
= 5,23
Koefisien Variasi (CV)
CV =
= 0.07
S CS CK CV
0,13 1,28 5,23 0,07
2) Analisis Probabilitas
Sebelum dilakukan penggambaran, data harus diurutkan dari yang
terbesar sampai terkecil terlebih dahulu. Penggambaran posisi ( plotting
position) yang dipakai adalah cara yang dikembangkan oleh Weibull dan
Gumbel. Adapun rumus yang digunakan, yaitu :
a. Menghitung Probabilitas
P ( Xm ) = x 100 %
T ( Xm ) =
Dimana :
P ( Xm ) = Probabilitas
x = Data sesudah dirangking dari besar kekecil
m = Nomor urut
n = Jumlah data
T ( Xm ) = Periode distribusi ( Tahun )
Data analisa probabilitas dari data terbesar ke data terkecil dapat dilihat
pada tabel berikut.
Urutan Tahun Xi Probabilitas (%) P. Distribusi
XT = + Sx.KT
4. Hitung nilai logaritma curah hujan rencana ( log XT ) untuk setiap periode
5. Hitung nilai logaritma curah huja n rencana ( Log XT) untuk setiap periode
ulang dengan rumus : Log XT = Log X + KS
Nilai K untuk distribusi log pearson tipe III dan nilainya tergantung pada
koefisien kemencengan atau CS.
6. Harga curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu ( Xt ) diperoleh
dengan cara mencari anti logaritma dari Log Xt.
Berikut ini adalah perhitungan curah hujan rencana dengan metode
log pearson Type III :
Sx 0.13
G= 1.28
Untuk curah hujan rencana dengan peride ulang 2 tahun, dapat dihitung:
Perhitungan nilai KT berdasarkan nilai G dengan cara interpolasi
Log X2 = + (G * KT)
= 2,03 + (1,28 * -1,397)
= 0.25 mm
Anti log X2 = 1,78 mm
Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel:
Periode Ulang Log
G Rerata Log X K XT (mm)
(Th) XT
1.01 -1.397 0.25 1.78
2 -0.207 1.77 58.92
5 0.722 2.13 135.19
10 1.339 2.21 163.37
1.28 2.03
15 1.594 2.25 176.66
20 1.849 2.28 191.04
25 2.104 2.32 206.59
50 2.658 2.39 244.88
d) Distribusi Gumbel
Berikut ini adalah data curah hujan selama sepuluh tahun ( 2006 - 2015 ).
Diketahui :
Xi = Besarnya curah hujan daerah ( mm )
= Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)
= 0,3665
6. Menentukan harga curah hujan rencana (XT) untuk setiap periode ulang.
Berikut adalah contoh perhitungan curah hujan rencana untuk periode
Dik : = 80,53 mm
Sx = 20,61 mm
K = -0,136
Dit : X2 ...?
Peny :
X2 = + (S * K)