CA SERVIKS
Disusun oleh:
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk
dapat menyelesaikan ini.
Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya kepada dosen pembibing atas
kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing sehingga ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian
yang menjadikan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..4
1.1 Latar belakang………………………………....……………………….…5
1.2 Rumusan masalah……………………………..………………..………...5
1.3 Tujuan…………………………………………....…………….………….5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………6
2.1 Definisi kanker serviks..……………………………...………………….6
2.2 Etiologi............................................................………..…………………7
2.3 Manifestasi klinis..................…………………………....…..……………8
2.4 Patofisiologi............………………………………….....…..……………..9
2.5 Pemeriksaan penunjang.......…………………………......……………….10
2.6 Penatalaksanaan...................................…………….....…………………11
2.7 Komplikasi......................…….………………………......………………12
2.8 Pencegahan.........................................................……...……..…………13
BAB III PENUTUP……………………………………………..……………..19
3.1 Kesimpulan…………………………………………….....…...…………..19
3.2 Saran………………………………………………….......…..……………19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..…..…………..20
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan salah satu penyebab kematian pada wanita. Penyebab dari kanker
serviks adalah infeksi Human Vapiloma Virus (HPV). HPV ditularkan melalui
hubungan seksual dan ditemukan pada 95% kasus kanker serviks .1,2
kematian nomor 2 di dunia. Pada tahun 2012 kematian akibat kanker serviks
diperkirakan lebih dari 270.000 setiap tahunnya, lebih dari 85% terjadi di negara
berkembang dan jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100
kasus per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks.
Metode standar untuk deteksi dini kanker pada wanita adalah sitologi
(papsmear) untuk kanker serviks dan mamografi untuk kanker payudara. Namun
karena biaya pap smear dan mamografi senderung mahal dan butuh logistic,
payudara dan kanker serviks. Program deteksi dini kanker serviks yang dimaksud
dalam peraturan ini yaitu pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).
IVA adalah di Puskesmas Bantul I dan jumlah kunjungan terendah IVA di
dengan tindakan IVA. Dampak kanker serviks jika tidak segera dilakukan
menjadi kritis atau penyakit sudah mencapai pada tahap stadium lanjut sehingga
dapat berunjung pada kematian. Sebagian besar pada penderita kanker serviks
datang berobat sudah pada stadium lanjut. Hal ini dikarenakan kanker serviks
tidak menunjukan gejala yang spesifik pada stadium dini atau bahkan pada tahap
prakanker. Maka hal tersebut tidak heran kalau kanker serviks ini merupakan
sendiri tidak menyadari bahwa tubuhnya sedang “dikudeta” oleh sel-sel dalam
tubuhnya sendiri.1,10
antara tingkat pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode
IVA.11,12
Promosi kesehatan merupakan salah satu pencegahan primer yang dapat
tahun pengguna media sosial selalu meningkat 143,26 Juta jiwa dari total
wilayah tertinggi berada di pulau jawa yaitu 57,70% dan untuk perangkat
yang tertinggi diakses yaitu chating berupa whatsApp atau pun line. Di era digital
masa kini, akses setiap orang terhadap internet dan media sosial menjadi sangat
di dunia. Teknologi telepon genggam sendiri sangat maju dan inovatif. Teknologi
memberikan bantuan.
1.2 Rumusan masalah
salah satu negara berkembang dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi.
tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347,792 orang. Di Yogyakarta
kanker serviks nya sebesar 1,5 dan itu menjadi prevalensi kanker serviks tertinggi
yang cakupan IVA-nya rendah dimana WUS yang berusia 15-49 tahun sebanyak
140.568 WUS dengan jumlah pemeriksaan IVA yaitu 1.476 (1,05%) WUS.
Rendahnya cakupan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA
dari target yang ditentukan. Di era digital masa kini, akses setiap orang terhadap
internet dan media sosial menjadi sangat tinggi. Pengguna internet melalui
yang paling sering digunakan dan dengan durasi yang paling lama oleh pengguna
Terhadap Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks
Tujuan umum
Bantul 2019.
Tujuan khusus
PEMBAHASAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, dan
merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita oleh wanita.Kanker
serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan
epitel serviks uteri (Price dan Wilson, 1995).
Kanker serviks adalah kanker yang bermula dari serviks uteri. Serviks
adalah pintu rahim. Rahim adalah rongga yang berbentuk seperti buah alpokat
dimana bayi tumbuh selama kehamilan (www.geogle.com 2005).
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,
dimana terdapat kelompok abnormal yang terbentuk oleh sel-sel jaringan
disekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Lukman dan Sorensen,
1999).
2.2 ETIOLOGI
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda.
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma
akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
1.Keputihan
2. Perdarahan
3. Nyeri
2.4 PATOFISIOLOGI
2. Tes IVA
IVA adalah singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat, merupa
kan metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam
asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika
tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks
(Bryant, 2012).
Jika hasil tes Pap atau IVA anda tidak normal, dokter akan menganjurkan
tes lain untuk membuat diagnosis yaitu Kolposkopi: Dokter menggunakan
kolposkop untuk melihat leher rahim. Kolposkop menggunakan cahaya terang
dan lensa pembesar untuk membuat jaringan lebih mudah dilihat. Alat ini tidak
dimasukkan ke dalam vagina. Kolposkopi biasanya dilakukan di tempat praktek
dokter atau klinik.
3. Sitologi
Keuntungan :
Murah.
Dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat kelemahan.
Tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
Kelemahan :
Tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
4. Sciller Test
Dasarnya :
Epitel Ca. tidak mengandung glikogen, karena itu dapat mengikat jodium.
Kalau portio diberi jodium, maka epitel yang normal akan berwarna coklat tua,
sedang yang Ca tidak berwarna, sayangnya bahwa trauma dan infeksi juga
dapat memberikan tes positif.
5. Kolposkopi
a. Benigna
2. Ectodi
b. Suspek
1. Lekoplakia
4. Mozaik
Kelemahan : Hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu portio, selain
kelainan pada skuamous columner dan intraservikal tidak terlihat.
c. Kolpomikroskopi
Pembesaran 200 kali.
Sebelum dilihat dengan kolpokop diwarnai dulu dengan Maiyer emaktocylin atau
tolvidine blue.
Dykaryose dan sel-sel atypis dari carcinoma dapat dilihat tidak begitu populer.
d. Biopsi
e. Konisasi
Dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan –
kelainan yang jelas.
2.6 PENATALAKSANAAN
Makin tinggi diagnosis makin baik hasil terapi., dan terapi karsinoma
serviks dilakukan bilamana diagnosis telah dipastikan secara histologik dan
direncanakan dengan matang oleh suatu tim.
Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling
luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah
ataupun melalui LEEP.
Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk
menjalani histerektomi.
2. Terapi penyinaran
3. Kemoterapi
Premedikasi :
Sitostatika :
- Ciplatinum (50 mg/m2 luas permukaan tubuh per infus hari I).
- Vincristin (0,5 mg/m2 luas permukaan tubuh intraevenous hari I).
4. Terapi Biologis
Efek samping dari kemoterapi sangat tergantung kepada jenis dan dosis
obat yang digunakan. Selain itu, efek sampingnya pada setiap penderita berlainan.
Biasanya obat anti-kanker akan mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan
cepat, termasuk sel darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu
pembekuan darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh). Jika sel darah
terkena pengaruh obat anti-kanker, penderita akan lebih mudah mengalami
infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan serta kekurangan tenaga.
Sel-sel pada akar rambut dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan
juga membelah dengan cepat. Jika sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi,
penderita akan mengalami kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, mual,
muntah atau luka terbuka di mulut.
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi dari kanker serviks dapat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Di bawah ini akan diuraikan dari masing masing efek samping tersebut.
Menopause Dini
Jika ovarium mengalami pembedahan, atau jika rusak selama pengobatan dengan
radioterapi, maka akan memicu menopause dini. Kebanyakan wanita
mengalami menopause di awal usia lima puluhan. Menopause terjadi ketika
ovarium berhenti memproduksi hormon, estrogen dan progesteron. Hal ini
bisa diatasi dengan memberikan obat yang merangsang produksi estrogen dan
progesteron. Perawatan ini dikenal sebagai terapi penggantian hormon (HRT).
Penyempitan vagina
Dampak emosional
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus kanker serviks stadium
lanjut,antara lain :
Nyeri
Jika kanker menyebar ke ujung saraf, tulang atau otot sering dapat menyebabkan
rasa nyeri yang luar biasa. Namun, sejumlah obat-obatan penghilang rasa sakit
yang efektif biasanya dapat digunakan.
Gagal ginjal
Ginjal menghilangkan bahan limbah dari darah. Limbah dibuang keluar dari
tubuh dalam urin melalui tabung yang disebut ureter. Dalam beberapa kasus
kanker serviks stadium lanjut, tumor kanker (pertumbuhan jaringan abnormal)
dapat menekan ureter, menghalangi aliran urin keluar dari ginjal. Sehingga
urin tertampung dalam ginjal dikenal sebagai hidronefrosis dan dapat
menyebabkan ginjal menjadi bengkak dan rusak.
Bekuan darah
Kanker serviks, seperti kanker lainnya, dapat membuat darah ‘lebih lengket’ dan
membuatnya lebih rentan terhadap penyumbatan. Istirahat di tempat tidur
setelah operasi dan kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko mengalami
penggumpalan darah sehingga menyumbat aliran darah.Biasanya terjadi pada
ektermitas bawah.
Pendarahan
Jika kanker menyebar ke usus vagina atau kandung kemih, dapat menyebabkan
kerusakan yang signifikan, mengakibatkan pendarahan. Perdarahan dapat
terjadi pada vagina, rektum (bagian belakang), atau mungkin mengeluarkan
darah ketika buang air kecil.
Fistula
Keputihan
Komplikasi lain jarang tapi menyedihkan dari kanker serviks stadium lanjut
adalah cairan berbau tidak menyenangkan dari vagina.
2.8 PENCEGAHAN
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara
akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian
akibat kanker serviks pun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang
telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya
menjalani Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-
turut menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini
berkaitan dengan jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan dilakukan.
Stadium kanker serviks sebagai berikut :
Stadium Keterangan