Disusun Oleh:
Pembimbing:
dr. Nursanah
PUSKESMAS CIBODASARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan MINI PROJECT dengan judul
Dimana mini project ini merupakan suatu tugas untuk menyelesaikan Program
Internship Dokter Indonesia di Kabupaten Karo.
Dalam penyelesaian refleksi kasus ini ada banyak pihak yang membantu memberi
bimbingan dan masukan kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkan
penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
dr. Daniel Perangin Angin dan staff Puskesmas yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis selama ini.
Penulis
PENDAHULUAN
Kanker serviks merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker pada wanita
dengan angka insiden (6,6%). Penelitian WHO menyatakan lebih dari 500.000 kasus baru
dan 260.000 kasus kematian yang di karenakan oleh kanker serviks dan 90% di antaranya
yang terjadi di negara berkembang pada tahun 2005. Prevalensi kanker di Indonesia
meningkat dari 1,4 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1,8 per 1000 penduduk
pada tahun 2018. Diperkirakan 15.000 kasus baru kanker serviks setiap tahun dengan
angka kematian sekitar 7.500 kasus per tahun. Menurut Departemen Kesehatan RI, jumlah
penderita kanker servik berkisar 90-100 kasus per 100.000 penduduk. Prevalensi dan
estimasi jumlah penderita kanker servik di Provinsi Sumatera Utara mencapai 0,7% atau
sekitar 4.694 penderita pertahun 2013.
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, bahwa di daerah Kabanjahe jumlah
ibu usia 30-50 tahun yaitu 9326 orang. Dari jumlah tersebut di peroleh data bahwa yang
sudah melakukan tes IVA hanya berkisar 10%. Dan dari 10% yang melakukan tes IVA
dengan hasil IVA positif (terdapat lesi pada daerah servik) hanya 3% dan ditemukan 2
orang yang sudah terdiagnosa kanker serviks pada wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe
pada tahun 2017.
Berdasarkan tingginya angka kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks
dan masih kurangnya pemeriksaan terhadap kanker serviks di beberapa daerah di
Indonesia, maka Kementerian kesehatan RI telah mengembangkan program deteksi dini
kanker serviks dengan metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yang disertai dengan
kebijakan untuk memperkuat dan mendorong program pemerintah daerah dalam
pengendalian kanker. Program tersebut melibatkan seluruh petugas kesehatan,
memberdayakan stakeholders terkait dan masyarakat.
Upaya deteksi dini kanker serviks telah menjadi program nasional dengan
munculnya Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 430/MENKES/SK/IV/2007 tentang
Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker. Kemudian dilanjutkan dengan keluarnya SK
MENKES No. 1163/MENKES/SK/2007 yaitu terbentuknya kelompok kerja pengendalian
penyakit kanker leher rahim dan kanker payudara. Program deteksi dini dilakukan sejak
tahun 2008 dengan target program 80% perempuan berusia 30-50 tahun. Namun, dalam
pelaksanaannya muncul berbagai kendala seperti terbatasnya tenaga terlatih dan fasilitas
penunjang. Selain itu perlu juga untuk mengetahui keberhasilan dan juga hambatan suatu
kegiatan sehingga dibutuhkan adanya penelitian terkait kegiatan program. Hal ini yang
menjadi latar belakang peneliti melakukan penelitian tentang “Evaluasi tingkat Kesadaran
Masyarakat terhadap Pemeriksaaan Kanker Serviks dengan IVA Test pada Wilayah Kerja
Puskesmas Tiga Panah”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kesadaran terhadap pemeriksaan kanker serviks denagn IVA
test pada wilayah kerja Puskesmas Tiga Panah.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Mengetahui pelaksanaan pemeriksaan IVA test pada wilayah kerja Puskesmas
Tiga Panah.
- Mengetahui masalah-masalah yang timbul pada pelaksanaan pemeriksaan IVA
test pada wilayah kerja Puskesmas Tiga Panah.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeriksaan
IVA test pada wilayah kerja Puskesmas Tiga Panah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
- Berperan serta dalam upaya meningkatkan kesadaran pemeriksaan kanker
serviks dengan IVA test
- Mengaplikasikan pengetahuan mengenai pemeriksaan kanker serviks dengan
IVA test
- Melaksanakan mini project dalam rangka program Internship Dokter Indonesia
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
- Menambah pemahaman dan data pemeriksaan kanker serviks dengan IVA test
- Sebagai bahan evaluasi tentang gambaran pengetahuan para kader kesehatan
tentang pemeriksaan kanker serviks dengan IVA test
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
- Mendapat pemahaman tentang deteksi dini kanker serviks dengan IVA test
- Melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan IVA test
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker serviks adalah proses keganasan yang terjadi pada serviks (leher rahim) dimana
pada keadaan ini terdapat kelompok kelompok sel abnormal yang timbul diantara epitel yang
melapisis ektoservik maupun endoservik hingga kanalis servikalis sebagai scuamosa columner
junction dirbentuk oleh sel-sel jaringan yang tumbuh tak terkendali (Sri Kustiyati, 2011; 683).
Karsinoma adalah tumor yang bersifat ganas yang khusus di berikan untuk tumor epitel dan
disebabkan oleh neoplasma. Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel yang terjadi
karena didalam tubuh terjadi perkembangbiakan sel abnormal.
2.2 Etiologi
Penyebab kanker serviks yang paling utama yaitu infeksi dari Human Papiloma Virus
(HPV). Lebih dari 90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang mengandung DNA
virus Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker servik berhubungan dengan Human
Papilloma Virus tipe 16. Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual terutama pada
seksual aktif.Virus HPV menyerang selaput didalam mulut dan kerongkongan servik serta
anus. Apabila tidak segera terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-sel
prakanker servik dalam jangka panjang
Menurut Imam Rasjidi (2009), terdapat faktor yang berhubungan dengan kanker servik
yaitu aktivitas seksual yang terlalu muda (< 16 tahun), jumlah pasangan banyak (> 4 orang),
dan adanya riwayat pernah menderita kondiloma. Karena hubungannya yang erat dengan
insfeksi Human Papilloma Virus (HPV), wanita yang menderita penurunan sistim imun atau
menggunakan obat untuk menekan sistim imunnya sangat berisiko untuk terjadinya kanker
servik.
Faktor yang menyebabkan perempuan terpapar HPV (sebagai etiologi dari Kanker Leher
Rahim) adalah :
1. Menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20 tahun).
2. Berganti-ganti pasangan seksual.
3. Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan.
4. Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.
5. Perempuan yang melahirkan banyak anak.
6. Perempuan perokok mempunyai risiko dua setengah kali lebih besar untuk menderita
Kanker Leher Rahim dibanding dengan yang tidak merokok.
7. Perempuan yang menjadi perokok pasif (yang tinggal bersama keluarga yang
mempunyai kebiasaan merokok) akan meningkat risikonya 1,4 (satu koma empat) kali
dibanding perempuan yang hidup dengan udara bebas.
8. Perempuan yang pernah melakukan pemeriksaan skrining (Papsmear atau IVA) akan
menurunkan risiko terkena Kanker Serviks.
Kecepatan pertumbuhan kanker servik tidak sama antara kasus yang satu dengan
kasus yang lain. Namun, pada penyakit yang pertumbuhannya sangat lambat bila diabaikan
sampai lama akan juga tidak mungkin terobati. Jika tumor tumbuh berjalan dengan sangt
cepat, bila dikenali sejak dini akan mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.
Semakin dini penyakit tersebut dideteksi dan dilakukan terapi yang adekuat semakin
memberi hasil terapi yang sempurna.
Pada stadium awal kanker servik cenderung tidak terdeteksi.Baru ketika menginjak
stadium IA-2B terdapat keluhan. Penyakit jenis ini tidak memiliki gejala klinis yang
spesifik. Ketika telah mencapai stadium 2B-3 yang artinya sel kanker sudah menjalar
kearah panggul salah satu gejala yang signifikan adalah terjadinya perdarahan pada saat
melakukan hubungan seksual.
Meskipun tidak memiliki gejala secara spesifik, namun beberapa gejala yang
mungkin muncul yaitu:
1. Perdarahan vagina yang bersifat abnormal.
2. Keputihan yang tidak normal, ciri-ciri keputihan tersebut diantaranya lendir
kental, berwarna kuning atau kecoklatan, berbau busuk dan gatal.
3. Rasa sakit saat bersenggama.
2.5 Deteksi Dini
Kanker serviks sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah dan dapat cepat
ditangani apabila diketahui adanya perubahan pada daerah serviks dengan cara
pemeriksaan sitologi menggunakan tes papsmear dan kolposkopi. Kolposkopi jarang
dianjurkan karena memerlukan biaya yang lebih mahal, kurang praktis dan memerlukan
biopsi. Bentuk pemeriksaan yang lain yaitu Papanicolou smear (pap-smear). Pap smear
ini termasuk cepat dan tidak sakit namun belum dapat menjangkau seluruh kalangan.
Metode lain dalam deteksi dini kanker serviks adalah dengan cara inspeksi visual dengan
asam asetat. Cara ini dianggap lebih mudah, murah dengan harapan dapat menjangkau
seluruh masyarakat, terutama kelompok miskin.
1. IVA negative Ti tidak ada tanda atau gejala kanker mulut Rahim atau
serviks normal berbentuk licin, merah muda, bentuk
porsio normal.
2. IVA radang IVA radang serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan
jinak lainnya seperti polip serviks.
4. IVA-lesi pra kanker Perpertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudah
berdarah. Ini pun masih memberikan harapan hidup bagi
penderitanya jika masih pada stadium invasif dini
Kecamatan Tiga Panah terletak pada 1.192-1.376 meter diatas permukaan laut
sehingga memiliki iklim tropis. Kecamatan Tiga Panah memiliki luas 186,84 Km 2 yang
terdiri dari 26 desa. Wilayah Kecamatan Tiga Panah sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Dolat Raya dan Berastagi, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Merek, di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Juhar, Munthe dan Kabanjahe dan
di sebelah Timur berbatasan dengan Barus Jahe dan Merek.
3.2 Data Geografis
3. Berbatasan dengan:
BAB 4
METODE PENELITIAN
Kriteria eksklusi :
1) Tidak hadir pada waktu penelitian dilakukan
2) Tidak bersedia menjadi responden
HASIL
Test Statisticsa
Pengetahuan Ca Serviks setelah penyuluhan >
Pengetahuan Ca Serviks sebelum penyuluhan
-4.280b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
1). Fischer Signed Ranks Test
2). Based on negative ranks.
Berdasarkan tabel di atas tidak didapatkan nilai negative atau tidak terdapat
responden yang memiliki tingkat pengetahuan lebih rendah pada saat postest
dibanding saat pretest, 10 responden tetap, dan 16 responden mempunyai hasil
tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada saat pretest. Signifikansi nilai
p=0.000 (p<0.05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
tentang ca serviks sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan.
Test Statisticsa
Pengetahuan setelah penyuluhan >
Pengetahuan sebelum penyuluhan
-4.811b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
1). Fischer Signed Ranks Test
2). Based on negative ranks.
BAB 6
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
1. Diperlukan penyuluhan dan edukasi lebih lanjut untuk menilai pengetahuan masyarakat
tentang Ca Serviks
2. Dilakukan penyesuian waktu pemeriksaan dengan aktivitas masyarakat yang akan
diperiksa
3. Diperlukan peran aktif dan kreatif dari semua pihak untuk meningkatkan kesadaran
untuk dilakukannya IVA test
DOKUMENTASI