Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS


DAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM
ASETAT (IVA)

TIM PENGGERAK PKK


APRIL 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Tim Penggerak PKK Kelurahan Lapai dapat melakukan kegiatan Penyuluhan
Kesehatan Kanker Serviks dan Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks
dan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.

Pelaksanaan kegiatan ini banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.

Kami mengharapkan laporan kegiatan ini dapat memberikan gambaran pelaksanaan


kegiatan, sebagai bahan evaluasi. Kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan kegiatan ini di masa yang akan datang

Padang, 11 April 2018


Ketua
LAPORAN KEGIATAN

A. JUDUL KEGIATAN:
Penyuluhan Kesehatan Kanker Serviks dan Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA)

B. LATAR BELAKANG
Penyakit keganasan merupakan salah satu penyebab kematian utama pada wanita. Data
Badan Kesehatan Dunia WHO, tahun 2014 terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian
wanita akibat kanker. Sebesar 10,3 persen kematian akibat kanker serviks. Jumlah
kasus baru kanker serviks hampir mencapai 21 ribu kasus.

Prevalensi penyakit kanker di Indonesia termasuk kanker serviks cukup tinggi. Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 347.000 orang.
Jenis kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Tingginya prevalansi kanker di Indonesia tersebut perlu dicermati dengan tindakan
pencegahan dan deteksi dini yang dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas dan Rumah Sakit. Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini,
dan didukung dengan penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan
dan harapan hidup yang lebih tinggi.

Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di


Indonesia, khususnya untuk skrining kanker serviks. Skrining kankesr serviks dapat
dilakukan dengan sitologi serviks dan ulasan asam asetat. Deteksi dini akan
berpengaruh terhadap jumlah kematian akibat kanker serviks. Tingginya angka
kematian akibat kanker serviks disebabkan karena keterlambatan diagnosis, sehingga
kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan
pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.

Pemeriksaan IVA merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan


terhadap kanker serviks. Pemeriksaan IVA dilakukan dalam rentang 1 kali dalam satu
tahun. Kesadaran masyarakat Kelurahan Kampung Lapai sudah cukup tinggi untuk
melakukan pemeriksaan IVA. Puskesmas Lapai melayani pemeriksaan IVA setiap hari
Rabu. PKK Kelurahan Kampung Lapai sudah melakukan kegiatan pemeriksaan IVA
masaal ini pada bulan September 2017. Pada tahun ini, dalam rangka hari Kartini
Tahun 2018, pengurus PKK Kelurahan Kampung Lapai, melalui POKJA IV kembali
menggelar kegiatan ini.
C. TUJUAN KEGIATAN
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan IVA, diharapkan:
1. Meningkatkaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PKK
2. Meningkatkaan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks
3. Meningkatnya masyarakat yang dilakukan pemeriksaan IVA

D. WAKTU & TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan ini dilakukan pada Rabu, 4 April 2018 di Posyandu RW 6 dan Rabu/ 11 April
2018 di Puskesmas Lapai Kota Padang

E. KHALAYAK SASARAN
Sasaran utama kegiatan ini adalah semua wanita yang sudah menikah atau pernah
menikah di Wilayah Kelurahan Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang.
Persyaratan dan persiapan peserta:
1. Tidak melakukan hubungan suami istri minimal 3 hari sebelum pemeriksaan
2. Tidak sedang dalam keadaan menstruasi
3. Tidak dalam keadaan hamil
4. Membawa KTP dan kartu BPJS
5. Membawa kain sarung

F. UNSUR YANG TERLIBAT


1. TP-PKK Kecamatan Nanggalo
2. TP PKK Kelurahan Kampung Lapai
3. Petugas Puskesmas Lapai
4. Kader Posyandu Kelurahan Kampung Lapai

G. PERSIAPAN KEGIATAN
1. Koordinasi dengan pengurus PKK Kecamatan Nanggalo (surat terlampir)
2. Koordinasi dengan pengurus PKK dan kader Kelurahan Kp. Lapai
3. Koordinasi dengan Lurah Kampung Lapai
4. Koordinasi dengan pimpinan Puskesmas Lapai (surat terlampir)
5. Mengundang Ibu-Ibu melalui ketua RT dan RW di Kelurahan Lapai (surat
terlampir)
6. Sosialisasi di mesjid dan mushola

H. JENIS KEGIATAN
1. Penyuluhan tentang Kanker Serviks
Penyuluhan kesehatan diberikan oleh Petugas Kesehatan Puskesmas Nanggalo.
Kegiatan penyuluhan berlangsung selama 20 menit.
2. Pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Lapai.
Sebelum dilakukan pemeriksaaan, dilakukan informed consent
Peserta mengisi kuesioner skrining resiko kanker dan pemeriksaan tekanan darah.
Pemeriksaan dilakukan diruangan tertutup, privasi dan kenyamanan pasien serta
pemeriksa selama pemeriksaan sangat diperhatikan.
Pemeriksaan IVA dilakukan 2 tahap
Tahap 1: Rabu, 4 April 2018 di Posyandu RW 6 Kel. Kp. Lapai, pemeriksaan
dilakukan pada 18 orang ibu
Tahap 2: Rabu/ 11 April 2018 di Puskesmas Lapai Kota Padang, pemeriksaan
dilakukan pada 9 orang ibu
Jadi, dari kedua kegiatan tersebut, jumlah ibu yang dilakukan pemeriksaan IVA
pada bulan April adalah 27 orang.

I. EVALUASI
1. Rentang waktu pemeriksaan IVA massal yang dilaksanakan saat ini hanya berjarak
6 bulan dari pemeriksaan sebelumnya, sehingga banyak ibu-ibu yang sebelumnya
sudah diperiksa, sedangkan deteksi dini dianjurkan dilakukan dalam waktu 1 tahun.
Sehingga tidak banyak ibu-ibu yang datang saat pemeriksaan.
2. Waktu pelaksanaaan pemeriksaan pada jam kerja, menyebabkan ibu-ibu datang
tidak tepat pada waktu yang telah direncanakan, sehingga kegiatan baru dimulai
pada pukul 09.15 – 12.30 WIB.
3. Pengetahuan dan kesadaran ibu-ibu tentang kanker serviks bertambah dengan
adanya penyuluhan kesehatan.
4. Ibu-ibu yang dilakukan pemeriksaan IVA berjumlah 27 orang.
5. Tidak ada peserta yang mempunyai hasil pemeriksaan positif.

J. RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)


1. Pemeriksaan IVA merupakan program pemerintah, pemeriksaan ini gratis
2. Diharapkan ada sosialisasi rutin kanker serviks dan IVA menggunakan media
lembar balik di Posyandu
3. Ibu-ibu yang belum melakukan pemeriksaan IVA dapat datang ke Puskesmas setiap
hari Rabu

K. LAMPIRAN
1. Materi Penyuluhan
2. Dokumentasi kegiatan
3. Daftar hadir kegiatan
LAMPIRAN 1: MATERI PENYULUHAN

Pengertian Kanker Serviks


Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri
berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia
berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang
aktif secara seksual.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang
paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar
masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda
menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan
kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks, rujukan menemui dokter spesialis
akan diberikan.

Penyebab Kanker Serviks


Hampir seluruh kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus
(HPV)/virus papiloma pada manusia. Ada beberapa tipe HPV yang dapat menyebabkan
kanker yaitu tipe 16 dan 18 (yang sering dijumpai di Indonesia) serta tipe lain 31, 33, 45
dll. Fakta seputar hubungan infeksi HPV dan kanker serviks:
1. Hampir 100% infeksi HPV ditularkan melalui hubungan seksual
2. Penderita infeksi HPV umumnya tidak mengalami keluhan/gejala
3. Hampir setiap 1 dari 10 orang perempuan (10%) akan mengalami perubahan menjadi
lesi prakanker atau displasia pada jaringan epitel leher rahim.
4. Lesi prakanker dapat terjadi dalam 2-3 tahun setelah infeksi
5. Apabila lesi tidak diketahui dan tidak diobati, dalam 3-17 tahun dapat berkembang
menjadi kanker leher rahim
6. Sampai saai ini, belum ada pengobatan untuk infeksi HPV

Perempuan Berisiko Tinggi Terkena Kanker Serviks


1. Perempuan yang melakukan aktifitas seksual sebelum usia 18 tahun
2. Mereka yang berganti-ganti pasangan seksual
3. Mereka yang menderita infeksi kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual
(IMS)
4. Berhubungan dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan
5. Ibu atau saudara kandung menderita kanker serviks
6. Hasil pemeriksaan papsmear atau IVA sebelumnya dinyatakan abnormal
7. Merokok aktif/pasif
8. Penurunan kekebalan tubuh (imunosupresi) seperti terjadi pada penderita HIV/AIDS
ataupun pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama.
Cara Mencegah Kanker Serviks
1. Pencegahan yang utama adalah tidak berperilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV
seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual
pada usia dini (kurang dari 18 tahun).
2. Selain itu juga menghindari faktor risiko lain yang dapat memicu terjadinya kanker
seperti paparan asap rokok, menindaklanjuti hasil pemeriksaan Pap dan IVA dengan
hasil positif dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang dan banyak mengandung Vitamin C, A dan asam folat.
3. Melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah mereka telah terinfeksi
HPV atau mengalami lesi prakanker yang harus dilanjutkan dengan pengobatan yang
sesuai bila ditemukan lesi.
4. Melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk memerapa tipe
yaitu bivalen (tipe 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe 6, 11, 16, 18). Kendala utama
pelaksanaan vaksin saat ini adalah biaya yang masih mahal.

Tes Penapisan Untuk Kanker Serviks


Kanker serviks adalah jenis kanker kedua yang paling sering terjadi pada perempuan di
seluruh dunia dan terbanyak di Indonesia, selain itu kanker leher rahim juga merupakan
salah satu kanker yang dapat diketahui pada keadaan lesi prakanker. Karena itu, semua
perempuan yang telah melakukan hubungan seksual secara aktif, terutama yang telah
berusia 30-50 tahun sangat dianjurkan untuk melakukan penapisan minimal 5 tahun sekali
bila memungkinkan 3 tahun sekali.
Beberapa jenis tes penapisan untuk mendeteksi dini kanker serviks:
1. Tes HPV
Menggunakan teknik pemeriksaan molekuler, DNA yang terkait dengan HPV diuji dari
sebuah contoh sel yang diambil dari leher rahim atau liang senggama
2. Tes Pap/Pap Smear
Pemeriksaan sitologis dari apusan sel-sel yang diambil dari leher rahim. Slide diperiksa
oleh teknisi sitologi atau dokter ahli patologi untuk melihat perubahan sel yang
mengindikasikan terjadinya inflamasi, displasia atau kanker.
3. Tes IVA
Pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang (tanpa pembesaran) seluruh permukaan
leher rahim dengan bantuan asam asetat/cuka yang diencerkan. Pemeriksaan dilakukan
tidak dalam keadaan hamil maupun sedang haid
4. Servikografi
Kamera khusus digunakan untuk memfoto leher rahim. Film dicetak dan foto
diinterpretasikan oleh petugas terlatih. Pemeriksaan ini terutama digunakan sebagai
tambahan dari deteksi dini dengan menggunakan IVA, tetapi dapat juga sebagai metode
penapisan primer.
5. Kolposkopi
Pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran) untuk melihat leher rahim, bagian luar
dan kanal bagian dalam leher rahim. Biasanya disertai biopsi jaringan ikat yang tampak
abnormal. Terutama digunakan untuk mendiagnosa.

Pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)


Pada saat pemeriksaan, ibu akan diminta berbaring dengan memposisikan tubuh seperti
pada saat pemasangan spiral. Petugas kesehatan akan memasang alat spekulum ke dalam
liang senggama agar seluruh leher rahim dapat dilihat. Dengan mengoleskan asam asetat
(cuka dapur) yang telah diencerkan (3-5%) ke leher rahim, tenaga kesehatan terlatih akan
melihat perbedaan antara bagian yang sehat dan yang tidak normal. Asam asetat merubah
warna sel-sel abnormal menjadi lebih putih dan lebih menonjol dibandingkan dengan
permukaan sel sehat.

Manfaat Penapisan Memakai IVA


Pemeriksaan IVA hampir sama efektifnya dengan pemeriksaan Pap dalam mendeteksi lesi
prakanker, dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu atau
Polindes dan fasilitas lebih murah dan mudah. Hasilnya dapat diketahui pada saat
pemeriksaan, sehingga apabila diperlukan pengobatan dapat segera dilakukan atau dirujuk
bila perlu.
Dibandingkan dengan penapisan menggunakan tes Pap, yang membutuhkan biaya lebih
mahal dan sarana-prasarana (laboratorium) yang biasanya hanya terdapat di kota besar serta
tenaga ahli khusus, dan hasil dapat diterima beberapa minggu kemudian. Sehingga ibu yang
bersangkutan harus datang kembali untuk mendapatkan hasil dan dilakukan tindakan bila
dibutuhkan.
Keadaan tersebut dapat menjadi masalah di daerah dengan sumber daya terbatas dan
terpencil, dimana ibu yang telah diperiksa dan tidak segera mengetahui hasilnya
kemungkinan tidak kembali ke klinik untuk menerima hasil pemeriksaan sehingga akan
kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pengobatan apabila dibutuhkan.
Hasil positif menunjukkan adanya lesi prakanker, bila tidak diobati kemungkinan akan
menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun yang akan datang. Jika terdapat lesi prakanker,
dapat dilakukan pengobatan dengan krioterapi, yaitu perusakan sel-sel prakanker dengan
cara dibekukan (dengan membentuk bola es pada permukaan leher rahim).
LAMPIRAN 2: DOKUMENTASI KEGIATAN
A. Kegiatan Kader dalam Sosialisasi dan Memotivasi Ibu-Ibu Untuk Pemeriksaan IVA

B. Kegiatan Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai