Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

            Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan masa yang paling menentukan
terhadap perkembangan selanjutnya. Pada masa ini, anak mengalami beberapa fase, salah
satunya adalah bermain. Kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak usia dini bukan
semata-mata tanpa arti. Mereka bermain dalam rangka belajar. Karena dengan bermain,
anak akan mengeksplor dan bereksperimen tentang dunia disekitarnya untuk membangun
pengetahuan diri sendiri (self knowledge) kemudian menjadi sebuah pengetahuan yang
relatif tetap pada dirinya.
            Akan tetapi kenyataan yang ada di lapangan mengindikasikan bahwa kreativitas
guru dalam mendesain permainan edukatif masih rendah, kebanyakan mereka memandang
lebih baik membeli APE karena lebih praktis daripada harus repot-repot membuatnya. Hal
tersebut diperkuat kembali dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hans Jellen dari
Universitas Utah AS dan Universitas Hannover Jerman pada 1987 terhadap anak-anak
berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta), hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia yang terendah diantara anak-
anak seusianya dari 8 negara lainnya mulai dari Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC,
Kamerun, Zulu dan Indonesia. Melalui alasan tersebut maka guru, orang tua maupun
lembaga pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dini memiliki kewajiban untuk
menyediakan sarana bermain dan alat permainan edukatif yang bermanfaat dan sesuai
dengan perkembangan anak.

B.       Rumusan Masalah


1.      Apa Saja Jenis Permainan Edukatif ?
2.      Bagaimana Karakteristik Permainan Edukatif?

BAB II

PEMBAHASAN 

A.      Pengertian Bermain, Permainan Edukatif, dan Alat Permainan Edukatif


Secara bahasa, bermain diartikan sebagai suatu aktivitas yang langsung atau spontan,
dimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda-benda, disekitarnya, dilakukan
dengan gembira, atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal (imajinatif), menggunakan
panca indera dan seluruh anggota tubuh lainnya.  Permainan adalah suatu perbuatan yang
mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas tanpa paksaan dengan
bertujuan untukmemperoleh kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut.
Permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu
kiranya bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan
permainannya.
Permainan edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersifat mendidik untuk peserta didik. APE untuk anak TK adalah alat
permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak
TK. Sedangkan Adams (1975) berpendapat bahwa permainan edukatif adalah semua
bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau
pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan moderen
yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran. Atas dasar pengertian itu, permainan yang
dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk
memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori
permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan
afektif. Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan
asli yang khusus dirancang untuk pendidikan ataukah permainan lama yang diberi nuansa
atau dimanfaatkan untuk pendidikan.Permainan edukatif adalah semua jenis permainan
yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersifat mendidik untuk peserta didik.
Menurut Mayke Sugianto (dalam Badru Zaman, dkk., 2007:63) alat permainan
edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Sementara itu Direktorat PADU, Depdiknas (2003)
mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai  edukatif (pendidikan)
dandapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.

B.       Fungsi Alat Permainan Edukatif


Fungsi APE dalam proses belajar anak usia dini adalah sebagai:
a. Penggugah perhatian, minat dan motivasi anak untuk mengikuti kegiatan belajar.
b. Sumber pengetahuan , keterampilan baru yang perlu dipelajarari anak .
c. Medium pengembangan nalar dan kreatifitas anak, seperti ; berfikir, menganalisa,
memecahkan masalah sendiri, serta berbuat secara sistematik dan logik.
C.      Tujuan  Alat Permainan Edukatif
Adanya alat permainan edukatif, pada intinya diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk memperjelas materi yang diberikan oleh guru.
Pemanfaatan alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar anakdiharapkan dapat
memperjelas materi yang disampaikan oleh guru. Sebagai contoh apabila guru ingin
menjelaskan konsep warna-warna dasar seperti merah, biru, hitam, putih, kuning dan lain
sebagainyajika penyampaian kepada anak hanya secara lisan atau diceritakan,anak hanya
sebatas mampu menirukan ucapan guru tentang berbagaiwarna tanpa tahu secara nyata
bagaimana yang dimaksud warnamerah, kuning dan lain sebagainya. Akan sangat berbeda
jika gurumemanfaatkan alat permainan edukatif misalnya dengan menggunakan Lotto
Warna.Dengan memanfaatkan alat permainan tersebut anak dapat secaralangsung melihat,
mengamati, membandingkan, memasangkan, dan mengenali berbagai warna.
2.Untuk memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen
            Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor
penting dalam mengembangkan berbagai aspekperkembangannya sehingga dapat
menunjang keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya
sehingga motivasidan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan
edukatif. Alat permainan edukatif berupa balok merupakan alat permainan yang sangat
potensial untuk meningkatkan motivasi dan minat anak untuk bereksperimen.
3. Memberikan kesenangan kepada anak untuk bermain
Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan alatpermainan tertentu
dan mereka sangat tertarik untuk memainkannya, mereka tampak sangat serius dan
terkadang susah untuk diganggu dandialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang
lain.Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyamandengan alat
permainan yang mereka gunakan.Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat
dengan baikakan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas
belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka belajar tidak lagi
dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar
dengan baik bahwa belajar ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan yang
membosankan bahkan menyebalkan tapi justru bermakna dan menyenangkan.
D.      Jenis Permainan Edukatif dan Alat Permainan Edukatif
1.    Jenis Permainan Edukatif
            Apabila ditinjau dari segi jenisnya, permainan yang dilakukan oleh anak usia dini
ini di kategorikan dari beberapa aspek, diantaranya; pertama, berdasarkan subjek dan
ruang. Permainan ini terdiri dari permainan bayi, permainan individual,permainan soaial,
permainan tetangga,  permainan dalam ruang. Kedua, berdasarkan struktur geografi.
Permainan berdasarkan struktur geografi terdiri atas permainan yang dilakukan oleh anak
kota dan perminan anak desa.
            Ketiga, berdasarkan benuk dan muatan keterampilan. Secara garia besar, permainan
ini terdiri dari permainan tradisional dan permainan modern. Dimana permainan tradisional
merupakan permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang pada hakikatnya
merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan keberadaannya. Adapun contoh
permainan tradisional seperti ciluk ba, petak umpet, boy-boyan, bermain kelereng,
membuat mainan dari kayu atau bambu, jungkitan, lompat tali, pasaran, dan gobag sodor.
Sedangkan permainan modern yaitu permainan yang ditandai dengan menggunakan mesin
elektronik dimana permainan yang dilakukan lebih bersifat elektrik dan tidak
mengembangkan kreativitas anak.
                Keempat, berdasarkan kerangka manfaaat. Jenis permainan ini terbagi menjadi
mainan umum dan mainan edukatif. Secara umum, bermain dapat dilakukan dngan
menggunakan alat yang menghasilkan pengertian, atau informasi, kesenangan, mapupun
untuk mengembangkan imajinasi anak., karena pada dasarnya, bermain merupakan suatu
aktivitas yang membantu aak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual,
soaial, moral, dan emosional. Sedangkan mainan edukatif  didasarkan pada konsep bahwa
semua jenis dan bentuk mainan anak memiliki muatan pendidikan bersifat edukatif. Karena
pada saat anak bermain, sesungguhnya ia sedang belajar, ia sedang mencari pengalaman
yang akan bermanfaat bagi hidupnya kelak setelah ia dewasa, akan tetapi tidak mereka
sadari secara langsung.
2.    Jenis Alat Permainan Edukatif
            Mainan anak yang disebut dengan Alat Permainan Ediukatif (APE), yaitu jenis
mainan yang bersifat edukatif atau dapat memnuhi syarat sebagai perngsang bagi anak
untuk tejadinya proses belajar. Berikut ini jenis-jenis beserta contoh permainan edukatif
(mendidik) untuk anak-anak: Pertama, permainan untuk membentuk fisik anak. Permainan
ini memerlukan gerak fisik yang banyak dan dapat juga berfungsi sebagai olah raga bagi
anak, tapi harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya: lokasi tidak berbahaya, cukup
luas untuk anak berlarian, alat yang digunakan tidak membahayakan atau tidak terlalu
berat, seperti pada anak yang masih kecil, sepak bola bisa diganti dengan bola plastik.
Contoh: sepak bola, kasti, loncat tali, gobak sodor. Kedua, permainan melatih sosialisasi.
Permainan ini adalah permainan yang memerlukan team work atau kerja kelompok. Dari
sanalah anak dapat melatih jiwa sosial mereka, bagaimana cara bekerja dalam kelompok,
hidup rukun dengan teman, saling menolong, dan memaafkan. Contoh: sepak bola, main
kelereng, main pasar-pasaran (jual beli), bermain peran sebagai dokter dan pasien, guru dan
murid, dan sebagainya
            Ketiga, permainan mengasah otak. Permainan ini memerlukan ketrampilan berfikir,
mengasah daya ingat serta imajinasinya. Contoh: catur, ular tangga, halma, menyusun
balok, lego, puzzle, plestisin/tanah liat.Keempat, Permainan membentuk kepribadian.
Permainan ini disesuaikan dengan jenis kelamin anak. Permainan ini untuk melatih anak
perempuan agar terbentuk naluri keibuannya dan anak laki-laki agar terbentuk naluri
kebapakannya, disamping itu juga menumbuhkan jiwa solidaritas mereka kepada lawan
jenisnya. Tapi tak menutup kemungkinan mereka bermain permainan lawan jenisnya, agar
laki-laki dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan perempuan tak terlalu cengeng
dan dapat hidup mandiri kelak setelah dewasa. Contoh: dalam permainan perang-perangan,
anak laki-laki menjadi tentara dan anak perempuan menjadi perawat atau juru masak.
            Jenis-jenis APE untuk anak usia dini yang telah dikembangkan ini diilhami oleh
alat-alat permainan yang diciptakan oleh para ahli pendidikan anak seperti Maria
Montessori, George Cuisenaire, dan Peabody. APE-APE tersebut banyak ditemukan pada
lembaga-lembaga PAUD di Indonesia. Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat jenis alat
permainan edukatif yang diciptakan oleh para ahli tersebut
1.    APE ciptaan Peabody
            Untuk pengembangan kemampuan berbahasa ini, kakak beradik Elizabeth Peabody
membuat boneka tangan. APE ini terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai
tokoh mediator yaitu tokoh P. Mooney dan Joey. Boneka tersebut dilengkapi papan magnet,
gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu dan tema cerita serta kantong pintar sebagai
pelengkap. APE karya Peabody ini memberikan program pengetahuan dasar yang mengacu
pada aspek pengembangan bahasa yaitu kosa kata yang dekat dengan anak.
            Oleh karena itu tema-tema yang dipilih dan diramu harus sesuai dengan
pengetahuan dan budaya anak setempat. Walaupun tokohnya tidak menggunakan P
Mooney dan Joey tetapi jenis APE ini mengilhami pembuatan boneka tangan yang
dikembangkan di Indonesia. Boneka tangan yang dimainkan dengan tangan ini
dikembangkan dengan menggunakan panggung boneka yang dilengkapi layar yang dapat
diganti sesuai cerita anak-anak usia dini di Indonesia.
Contoh alat permainan yang diciptakan peabody:

1.      Boneka Tangan


Ciri-ciri boneka tangan:
         Terbuat dari kain perca
         Tangan bisa dimasukkan kedalam boneka
         Tangan dapat bergerak bebas dalam boneka
         Untuk bagian kepala, 3 jari dapat dimasukkan
         Jari kelingking dan jempol menggerakkan tangan dari boneka
         Kepalanya bisa terbuat dari bola
      
2.    Boneka Jari
Ciri-ciri boneka jari:Terbuat dari kain perca dan  Satu jari bisa masuk
            Boneka jari ini dibuat dari kain yang tidak mudah bertiras. Kain dibentuk sesuai
dengan figur cerita. Satu narasi cerita dapat 10 boneka. Penyelesaian boneka dijahit dengan
tusuk feston.Tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui pengembangan alat permainan
ini yaitu: Mengembangkan bahasa anak, mempertinggi keterampilan dan kreatifitas anak,
belajar bersosialisasi dan bergotong royong di samping melatih keterampilan jari jemari
tangan.
2.    APE ciptaan Montessori
            Maria Montessori menciptakan alat permainan edukatif yang memudahkan anak
untuk mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan sehingga
memungkinkan anak bekerja secara mandiri. APE ciptaannya telah dirancang sedemikian
rupa sehingga anak mudah memeriksa sendiri bila salah dan segera menyadarinya. APE
ciptaan Montessori ini banyak terdapat di TK khususnya anak TK di Indonesia walaupun
alat permainannya itu sendiri sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak TK di Indonesia.
 Beberapa contoh APE ciptaan Montessori adalah Puzzle bentuk geometri.
Jenis APE yang telah dikembangkan di Indonesia berakar dari konsep Montessori ini 14
diantaranya adalah papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II dan kantong
keterampilan tangan yang konsepnya untuk melatih kemandirian.

3.    APE ciptaan George Cuisenaire


            George Cuisenaire menciptakan balok Cuisenaire untuk mengembangkan
kemampuan berhitung pada anak, pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan
anak dalam bernalar. Balok ini terdiri dari balok-balok yang berukuran 1 x 1 x1 cm dengan
warna kayu asli, 2 x 1 x1 cm berwarna merah, 3 x 1 x 1 cm, berwarna hijau muda, 4 x 1 x 1
cm berwarna merah muda, 5 x 1 x 1 cm berwarna kuning, 6 x 1 x 1 cm berwarna hijau tua,
7 x 1 x1 cm berwarna hitam, 8 x 1 x 1 cm berwarna coklat, 9 x 1 x 1 cm berwarna biru tua,
10 x 1 x 1 cm berwarna jingga.
            Balok Cuisenaire ini juga dikembangkan sebagai salah satu jenis APE untuk anak
usia dini walaupun ukuran dan warna telah dimodifikasi sedemikian rupa. Sebenarnya
masih banyak jenis-jenis APE untuk anak usia dini yang ada. Bahkan keragaman APE ini
dikelompokkan berdasarkan sudut pandang dan cara masing-masing. Apakah dari segi
kegunaannya atau aspek perkembangan yang dipantau maupun dampak pemakaian dan
berdasarkan penempatannya.
E.       Karakteristik Alat Permainan Edukatif
            Dalam membuat Alat Permainan Edukatif yang baik, mak bagi guru maupun orang
tua perlu untuk mengetahui bagaimana kriteria umum APE yang baik bagi anak usia dini,
diantaranya yaitu: pertama, kesesuaian ( relevansi ), yaitu APE harus disesuaikan dengan
karakteristik anak, rencana kegiatan belajar, indikator kemampuan.Kedua, kemudahan yaitu
mudah dibuat, dipergunakan.Ketiga, kemenarikan yaitu bentuknya menarik, dan dapat
menggugah anak untuk memainkannya. Kemudian kriateria umum tersebut diuraikan ke
dalam tujuh unsur, yang disebut dengan 7 M yaitu :Pertama, mudah yaitu mudah dalam
membuatnya, mudah memperoleh bahan dan alat, mudah digunakan oleh anak didik.
Kedua, murah artinya biaya dengan sedikit mungkin.Ketiga, menarik  yaitu merangsang
perhatian baik bentuk, warna, bahan sehingga anak tertarik untuk memainkannya. Keempat,
mempan yaitu sesuai dengan kebutuhan perkembangan, karakteristik, usia,minat dan
kemampuan anak .Kelima, mendorong yaitu dapat menggugah minat anak untuk bersikap
atau berbuat yang positif baik untuk dirinya, orang lain maupun lingkungan.Keenam,
mustari sesuai dengan kebutuhan dan minat anak dan sesuai dengan kondisi setempat.
Ketujuh, manfaat yaitu bernilai dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
                        Adapun syarat yang harus diperhatikan dalam membuat alat permainan edukatif,
diantaranya yaitu:
1.    Memperhatikan tingkatan usia dan minat anak, agar permainan edukatif yang dilakukan
oleh anak dan APE yang dignakan dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
2.   Keamanan dari permainan dan alat yang digunakan dalam bermain terebut, artinya, mainan
tersebut terbebas dari bahan-bahan berbahaya.
3.     Gender, dalam memberikan mainan kepada anak, harus memperhatikan gender, karena
biasanya, mainan memiliki indikator gender .Ini memberikan pada anak konsep yang tepat
dari kategori seksual untuk menghindari kebingungan gender di masa depan.
4.      Pentingnya keterlibatan orang tua atau anggota keluarga dalam proses
bermain, agar dapat melindungi mereka dari hal-hal yang dapat merugikan
tumbuh kembang mereka atau dari hal-hal yang mematikan kreativitas
atau minat anak terhadap lingkungan.
5.      Tidak selalu permainan yang mahal lebih edukatif dari permainan yang
sederhana.
6.      Mudah dibongkar pasang. Alat permainan yang mudah dibongkar pasang,
dapat diperbaiki sendiri, lebih ideal daripada mobil-mobilan yang dapat
bergerak sendiri. Alat-alat permainan yang dijual di toko-toko (built-in)
lebih banyak menjadi bahan tontonan daripada berfungsi sebagai alat
permainan. Anak-anak tidak tertarik oleh bagus dan sempurnanya alatalat permainan yang
diproduksi di pabrik tersebut.
7.      Dapat mengembangkan daya fantasi. Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan
diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi, yang memberikan kepada
anak kesempatan untuk mencoba dan melatih daya-daya fantasinya. Sesuai dengan ajaran
pendidikan modern, alat-alat yang dapat menunjang perkembangan fantasi itu misalnya
bak pasir, tanah liat, kertas dan gunting. Jumlah alat-alat itu masih dapat ditambah lagi
dengan kapur berwarna, papan tulis dan sebagainya.
8.      Permainan sebagai media bagi pembelajaran bagi anak memiliki. persyaratan penting yaitu
perlindungan, stimulasi, dan eksplorasi
9.  Diperuntukkan bagi anak balita, yaitu mainan memang sengaja dibuat untuk merangsang
berbagai kemampuan dasar pada balita.
10.  Multifungsi, yaitu dari satu mainan didapatkan berbagai variasi mainan sehingga simulasi
yang di dapatkan anak juga lebih beragam.
11.  Melatih problem solving, yaitu dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan
problem solving. Dalam permainan puzzle misalnya anak diinta untuk menyusun potingan-
pptongan menjadi untuh.
BAB III

KESIMPULAN

            Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya dunia
anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memiliki kecakapan hidup di masa
dewasanya kelak, selain itu bermain juga dapat membuat anak menjadi kreatif. Bermainnya
anak bukan tanpa makna, anak-anak bermain untuk mengeksplor apa yang ada disekitarnya
untuk kemudian menjadi pengetahuan yang relatif tetap pada dirinya. Sehingga unuk
menyediakan sarana bermain bagi anak, maka bagi guru mapun orang tua harus
mempertimbangkan keamanan dan manfaat dari alat permainan tersebut. Oleh karena itu,
dalam membuat alat permainan edukatif ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
diantaranya tingkatan usia anak. Dengan memperhatikan tingkatan usia anak, dapat
diketahui bahwa APE yan dibuat dapat bermanfaat bagi anak. Selain itu harus
memperhatikan gender dalam memberikan mainan kepada anak, hal ini karena anak usia
dini masih belum mengethui secara pasti maksud dari gender tersebut, sehingga perlu
kirnya untuk memberikan pengetahuan tentang gender kepada anak sejak dini agar anak
memahami  bahwa dirinya (laki-laki atau perempuan).
            Permainan edukatif yang dibuat tidak harus mahal, akan tetapi permainan yang
dibuat tersebut hendaknya memberikan manfaat bagi diri anak. Bila masa bermain anak
terpenuhi dan segala potensi anak dapat berkembang dengan baik. Maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh anak adalah belajar secara penuh, ke jenjang
pendidikan berikutnya.  Akan tetapi, orang tua dan guru tidak serta merta melarang anak
untuk tidak bermain ketika anak telah memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, hal ini
karena bermain merupakan kebutuhan naluriah anak-anak sebagai salah satu sarana belajar
alamiah mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi.Psikologi PerkembangaN.Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Anna Craft.Membangun Kreativitas Anak. Penterjemah M. Chairul Anam, .Jakarta: Inisiasi


Press, 2003.

APE PAUD Bersumber Lingkungan Sekitar Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat


Jenderal Paudni Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal Dan Informal (PP-PNFI)
Regional I Bandung, 2011.
Djamarah Bahri.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rhineka Cipta,
2000.

Harun Rasyid, et al., Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini, Yogyakarta: Gama Media,
2012.

KakAndang Ismail. Education Games.Yogyakarta: Pro U Media, 2009.

Ki Fudyartanta, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.


Mukhtar Latif, dkk. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi Jakarta:
Kencana.2013.
Rudy Budiman, Kreativitas melalui Pengembangan Alat Permainan Edukatif Modul Materi
Pokok Program  Diklat Kompetensi  Pengembangan Kreativitas Bagi Guru TK Jenjang
Lanjut (Bandung: Kemendikbud Badan Pengembangan Sumber Daya Manusi Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK PMP) Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-
kanak dan Pendidikan Luar Biasa, 2014.

Zulkifli.Psikologi Perkembangan.Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002.

Anda mungkin juga menyukai