Anda di halaman 1dari 13

Dinamika Pendidikan Agama Kristen Dalam Krisis Pandemi Covid-19

Nama: Jochbeth D. Luturmas

Email: Okaluturmas8@gmail.com

Pendahuluan

Terhitung sejak Maret 2020, pandemi akibat COVID-19 di Indonesia belum juga
berakhir sampai sekarang. Mulanya, pada Desember 2019, COVID-19 menjadi misteri yang
mengerikan saat terjadi di Wuhan, China. Banyak orang yang karena kondisi ini, harus
merasakan sesak napas, kejang-kejang, hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Penelitian demi
penelitian terus dilakukan untuk mencari tahu apa sebabnya masyarakat di kota Wuhan
mengalami hal tersebut. Hasil penelitian mengungkap bawa masyarakat telah terinfeksi virus
Corona atau SARSCoV-2. Pada kasusnya yang pertama kali di China, virus corona sudah
menginfeksi setidaknya 90.308 orang dari tanggal 2 Maret 2020. Tak hanya itu, jumlah
kematiannya mencapai 3.087 orang atau sekitar 6%. Sementara jumlah pasien yang sembuh
adalah 45.726 orang. Jika dilihat dari struktur virus, coronavirus adalah RNA strain tunggal
positif yang bisa menginfeksi saluran pernapasan manusia. Virus ini bersifat sensitif terhadap
suhu panas sehingga secara efektif bisa diinaktifkan oleh desinfektan yang mengandung klorin. 1

Sementara itu, WHO (2020) menyatakan bahwa penyebaran virus Corona sangat
berkembang dengan pesat. Hal tersebut dibuktikan dengan penyebaran virus yang merambah
hampir ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. pandemi COVID-19 terasa begitu lekat. Awal
mula kasus di Indonesia, terjadi pada bulan Maret 2020 yang kemudian tumbuh serta menyebar
ke daerah-daerah yang ada di Indonesia. Setiap harinya kasus terkonfirmasi positif terinfeksi
virus corona terus bertambah. Begitu halnya dengan pasien yang meninggal dunia akibat
terinfeksi virus ditambah adanya komplikasi ...penyakit berat sehingga presentase bertahan jadi
lebih sedikit. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya tindakan untuk memutus mata
rantai COVID-19, dengan berbagai peraturan-peraturan baru yang harus disesuaikan oleh setiap
masyarakat.2

1
Heylen Yanuarita, dkk, Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Univetsitas Kediri, 2020, hal. 58
2
Ibid, hal 59.
Tentu upaya yang dilakukan ini, ada berbagai macam pro kontra timbul dalam
masyarakat, dengan situasi yang dialami masyarakat yang dihitung sudah satu tahun lebih harus
jungkir balik akibat pandemi COVID-19, tidak dapat terhitung banyaknya yang mengalami
dampak dari pandemi COVID-19. Di awal kemunculannya, virus ini mendapat beragam respons
yang muncul dari masyarakat Indonesia. Sebagian mulai berhati-hati dan menerapkan pola hidup
sehat, tetapi lebih banyak yang tidak peduli dan terkesan meremehkan; bahkan menjadikan virus
ini sebagai bahan candaan. Bukan hanya masyarakat biasa, pejabat-pejabat pun banyak yang
meremehkan keberadaan virus ini dan tidak melakukan persiapan maupun antisipasi munculnya
wabah ini di Indonesia. Ketidakpastian, kebingungan, dan keadaan darurat yang diakibatkan oleh
virus Corona dapat menjadi stressor bagi banyak orang.

Ketidakpastian dalam mengetahui kapan wabah akan berakhir membuat banyak


golongan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah bingung memikirkan nasib
mereka. Kehidupan yang berjalan seperti biasa tanpa adanya mata pencaharian membuat mereka
kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Keberadaan virus Corona yang mengancam setiap orang
berpeluang menjadi stressor bagi sebagian besar orang, dan dampaknya bisa jadi sama parahnya
dengan dampak yang ditimbulkan jika terinfeksi virus Corona itu sendiri. Dampak dari pandemi
COVID-19 tidak dapat terhitung banyaknya masyarakat yang mengalaminya, baik itu dampak
kepada perekonomian, Sosial bahkan pendidikan yang tak kalah pentingnya.3

Pada saat ini disrupsi teknologi terjadi di dunia Pendidikan, pembelajaran tatap muka
yang dilaksanakan 100% di sekolah, secara tiba-tiba mengalami perubahan yang sangat drastis.
Dan, tak bisa dipungkiri di atas 50% pelajar dan mahasiswa berasal dari masyarakat
berpenghasilan rendah dan menengah. Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan
diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di
Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan
menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan
untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan,
perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya

3
S, Taylor, The Psychology of Pandemics: Preparing for the Next Global Outbreak of Infectios Disease ( England:
Cambridge Scholar Publishing, 2019), hlm 127-128.
tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran
pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.4

Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan ini
merupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala
pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak
akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian
Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan
mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam
jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, t7erkadang
muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang
belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal
tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.5

4
Matdio Siahaan, " Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan", Pandemic Covid-19 Distance
Learning/Online Education, (Surabya: Fatimiyah Press, 2020), hal. 2.
5
Ibid, hal. 2
ISI

 Defenisi Pendidikan Agama Kristen


Teori dan praktik Pendidikan Agama Kristen berkaitan erat dengan pengembangan
kreativitas dan kompetensi para guru PAK. Untuk mengajarkan agama kristen terutama
dalam lembaga sekolah dan jemaat (gereja) di era atau abad baru dewasa ini. Ada tiga
lembaga yang melaksanakan PAK yaitu keluarga, gereja dan sekolah. Dalam PAK, tugas
pendidik diserahkan kepada satu atau semua lembaga secara tersebar. Secara etimologis,
istilah pendidikan dalam bahasa Indonesia, diterjemahkan dari bahasa Inggris yakni
Education, yang sebenarnya dari bahasa Latin yaitu ducere yang berarti membimbing (to
lead) dan di awali dengan kata e berarti keluar. 6Oleh karena itu, pendidikan artinya suatu
tindakan atau proses untuk membimbing keluar dari suatu keadaan tertentu menuju ke
keadaan yang lebih baik. Pengertian Pendidikan di lihat berdasarkan perkembangan
zaman dan sesuai dengan waktu, adapula perspektif masa lampau yakni salah satu tugas
penting pendidikan adalah menjamin pengetahuan sebagai warisan masa lampau yang
dapat terpelihara dan dimungkinkan tersedia bagi kehidupan masa kini, sedangkan
perspektif masa kini adalah proses atau aktivitas yang sedang berlangsung pada masa
sekarang untuk mendapatkan dan atau menemukan sesuatu.7
Pada hakikatnya, masa kini merupakan sumber pengetahuan pada dirinya sendiri.
Pada akhirnya perspektif masa depan adalah penunjuk arah ke mana usaha (pendidikan)
6
Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik, 2-4
7
Sumiyantiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik, 6-7
akan di bawa atau dituju. Berdasarkan pandangan di atas, pendidikan memiliki tiga
dimensi waktu yaitu perspektif masa lampau, masa kini dan masa depan. Pada ketiga
dimensi ini, saling berkaitan satu dengan lainnya karena perspektif masa lampau menjadi
bekal bagi perspektif masa kini dan perspektif masa kini bisa menjadi pedoman untuk
menuju ke perspektif masa depan. Tujuan pendidikan berdasarkan perkembangan zaman
dan waktu, pendidikan memiliki tujuan yang pasti, yaitu membimbing keluar untuk
menjadi lebih baik. Pendidikan dalam arti membimbing keluar memang merupakan
aktivitas yang di arahkan ke masa depan, menuju horizon yang melampaui keterbatasan
manusia masa kini. Sehingga asumsi penting untuk dimensi waktu ini adalah kita ingin
dan hendak mencapai masa depan yang berguna.

Oleh karena itu, proses pendidikan yang kita lakukan merupakan hal yang vital dan
perlu dilakukan dalam aktivitas pendidikan, yakni transformasi atau pembaharuan dari
masa lampau ke masa kini menuju masa depan. Sementara itu pengertian pendidikan dari
Groome yang mengacu pada Lawrence Cremin yang mendefinisikan pendidikan sebagai
usaha yang sadar, sistematis dan berkesinambungan untuk mewariskan, membangkitkan
atau memperoleh baik pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan
atau kepekaan-kepekaan maupun hasil apapun dari usaha tersebut. 8 Setelah kita
memahami pengertian pendidikan kita akan membahas kaitannya dengan agama. Sejauh
pendidikan bertujuan untuk menggerakkan manusia untuk melampaui keterbatasan masa
kini menuju realisasi kemungkinan dan potensi secara penuh, kita dapat mengatakan
bahwa semua pendidikan, setidaknya secara implisit, adalah suatu pencarian atau upaya
pencapaian terhadap yang transenden.
Seorang tokoh Kristen, David Tracy mengakui bahwa tidak ada satu definisi
tunggal mengenai fenomena manusia yang dapat dibuat dan mencakup isi yang umum
yang dapat di sepakati semua pihak yang disebut sebagai agama. Namun kita dapat
mendefinisikan agama sebagai upaya pencarian terhadap yang transenden, dimana
hubungan seorang dengan suatu dasar keberadaan yang mutlak dibawa ke dalam
kesadaran sehingga agama di beri ekspresi (perwujudan). Pada hakikatnya, setiap orang

8
Ibid, hal 7.
mempunyai kesadaran religius, yakni kesadaran akan adanya kodrat supranatural.
kesadaran terhadap relasi dengan yang supranatural tentunya di beri wujud dalam bentuk
yang bermacam-macam. Dengan pemahaman seperti itu, pendidikan agama dapat
dikatakan sebagai suatu usaha yang sengaja untuk memahami dan menghayati dimensi
kehidupan yang transenden. Dengan adanya pendidikan, kata agama merujuk pada
kebersamaannya dengan semua usaha pendidikan yaitu suatu ikatan yang penting untuk
dipertahankan.9
Pendidikan yang baik perlu mempertahankan pendidikan yang mengutuhkan
manusia (holistic) yang mencakup aspek kognitif, afektif dan tingkah laku, karena dengan
begitu kita akan menyadari bahwa arti pendidikan itu sebetulnya jauh lebih luas daripada
sekedar usaha persekolahan. Agama dapat dibicarakan secara umum, namun dalam
kenyataannya, agama mendapatkan ekspresi/perwujudan pada manivestasi histori yang
bersifat khusus karena secara harafiah tidak ada agama secara umum. Jika pendidikan
agama dilakukan oleh dan dari tradisi agama tertentu, tradisi agama itulah yang sebetulnya
menamai dan mencirikan pendidikan agama tersebut. Dengan demikian jika pendidikan
agama dilakukan oleh persekutuan agama Kristen dan dari perspektif agama Kristen, istilah
yang tepat untuk menyebutnya adalah pendidikan agama kristiani. Jadi makna kata Kristen
dalam istilah Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah pendidikan agama tersebut
dilakukan oleh persekutuan iman Kristen dan dari perspektif kristiani. Dari pemaparan di
atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah proses mendidik atau
membimbing keluar dari masa lampau dan berproses pada masa kini sehingga mampu
menuju ke masa depan yang berguna dalam pembangunan dan pengembangan iman
kristiani dari pendidik maupun peserta didik.10
 Rumusan Pendidikan Agama Kristen
Pada umumnya pendidikan apa pun berkaitan dengan usaha dari pihak lembaga
atau masyarakat tertentu untuk menghasilkan suatu perubahan yang baik dari seseorang,
dan dalam setiap prosesnya terdapat interaksi dengan orang lain. Selain itu masing-
masing lembaga dan masyarakat itu cenderung menentukan jenis-jenis perubahan yang
sesuai dengan jati dirinya. Dari perbedaan itulah yang membedakan pendidikan umum
dengan pendidikan agama kristen. Perbedaan pertama mencakup tolok ukur masing-
9
Ibid, hal 8.
10
Ibid, hal. 10.
masing. Pendidikan umun yang dibayar oleh kas negara harus sesuai dengan asas-asas
yang ditentukan oleh negara. Pendidikan Agama Kristen ditentukan oleh lembaga gereja,
tetapi disamping itu sama seperti gereja itu sendiri, pendidikan umum itu perlu dari pihak
penyataan, sehingga senantiasa dikoreksi oleh tolok ukur yang transenden. Kedua Allah
diakui sebagai dasar dalam pendidikan agama kristen, walaupun dalam proses belajar-
mengajar di kalangan gereja adalah serupa dengan yang berlaku di sekolah negara.11
 Dinamika atau perubahan standar pembelajaran ditengah pandemi COVID-19
Adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, berdampak
pada berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Maka lembaga pendidikan
mengharuskan menjalankan proses kegiatan pembelajaran secara jarak jauh, yakni siswa
belajar dan guru mengajar harus tetap berjalan meskipun peserta didik berada di
rumah.Akibatnya, pendidik dituntut mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan
media daring (online). Hal Ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Berbagai
inisiatif dilakukan untuk memastikan kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun tidak
adanya sesi tatap muka langsung. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan
laptop sekarang digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. 12
Pembelajaran selama pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar
biasa, seolah seluruh jenjang pendidikan termasuk sekolah menengah pertama (SMP)
'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan
pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang
mudah, karena belum sepenuhnya siap. Problematika dunia pendidikan yaitu
belumseragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian
pembelajaran yang diinginkan. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik.
Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media
pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam
kebutuhannya.

11
Robert Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Gunung mulia,
2003), hal. 135.
12
Afip Miftahul, "Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19", Studi Kasus Di SMPIT Nurul
Fajri, (Bekasi: Edunesia, 2021), hal. 208
Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Maka dari
itu, pemikiran yang positif, kreatif dan inovatif dapat membantu mengatasi berbagai
problematika dalam proses pembelajaran jarak jauh dengan menerapkan media
pembelajaran daring yang menyenangkan, sehingga menghasilkan capaian pembelajaran
yang tetap berkualitas. pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring
mengharapkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal. Proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi covid-19 ini seharusnya tetap dapat
mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai
dengan jenjang pendidikannya. Namun untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber belajar, serta dukungan
peranti dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik
dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat
berbagai hambatan yang dihadapi. Sejak 16 Maret 2020.13

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima sekitar 213 pengaduan


baik dari orang tua maupun siswa terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Kompas,
2020). Pengaduan tersebut berkaitan dengan: pertama, penugasan yang terlalu berat
dengan waktu yang singkat. Kedua, banyak tugas merangkum dan menyalin dari buku.
Ketiga, jam belajar masih kaku. Keempat, keterbatasan kuota untuk mengkuti
pembelajaran daring. Dan kelima, sebagian siswa tidak mempunyai gawai pribadi
sehingga kesulitan dalam mengikuti ujian daring. Dalam rangka mencegah meluasnya
penularan Covid-19 pada warga sekolah khususnya dan masyarakat luas pada umumya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat edaran
terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19) yang antara lain memuat arahan tentang proses belajar dari rumah
melalui pembelajaran jarak jauh.14

13
Ibid, hal. 210
14
Jakarta, Kompas.com, KPAI Terima 213 Pengaduan Pembelajaran Jarak Jauh Mayoritas Keluhkan Beratnya Tugas
dari Guru
Sekolah, di mana setiap hari terjadi aktivitas berkumpul dan berinteraksi antara
guru dan siswa dapat menjadi sarana penyebaran Covid-19. Maka untuk melindungi
warga sekolah dari paparan Covid-19, berbagai wilayah menetapkan kebijakan belajar
dari rumah. Kebijakan tersebut menyasar seluruh jenjang pendidikan mulai dari jenjang
prasekolah hingga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta. Kebijakan belajar di
rumah dilaksanakan dengan tetap melibatkan pendidik dan peserta didik melalui
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tulisan ini menjelaskan berbagai problematika
permbelajaran jarak jauh (PJJ) yang dihadapi oleh guru, siswa maupun orang tua dalam
masa pandemi Covid-19.15
 Konteks Pendidikan Agama Kristen (Masyarakat gereja) Dalam Pandemi Covid-19
Proses belajar berlangsung dalam suatu konteks tertentu. Untuk proses belajar
Kristen, gereja adalah konteksnya, Tidak seorang pun dapat menjadi Kristen bila ia hidup
dalam keterasingan. Ada banyak bidang pengetahuan mengenai gereja, ada beraneka
ragam pola organisasi, bentuk-bentuk ibadah dan makna-makna teologis. Ada pun
pemahaman-pemahaman yang mempersatukan bahwa gereja terbentuk dari orang-orang
yang hidup dibawah Tuhan yang hidup dan diberi kuasa oleh kehadiran Roh Kudus yang
terus menerus, inilah kualitas gereja secara organis, dalam dirinya terdapat
kesinambungan, keterpaduan, dan keutuhan yang jauh lebih dalam daripada
perbedaannya. Hal ini dapat dijelaskan dengan tepat melalui istilah yang pertama-tama
digunakan secara deskriptif oleh gereja, salah satunya adalah ekklesia, mulanga kata ini
berarti kumpulan yang dipanggil oleh seorang utusan.16
Hal ini mengingatkan gambaran dari Yunani kuno, tetapi dalam abad pertama
perkataan ini pun dipakai untuk menggambarkan sinagoge. Defenisi ekklesia ini
mempunyai dampak lebih lanjut, artinya dalam suatu perkumpulan tidak dari kehendak
diri sendiri, melainkan dipanggil serta menyadari dirinya sebagai yang dipanggil keluar
dan dipilih. Roh Kudus bekerja dalam kehidupan gereja yang kegiatannya bersinambung
dalam kehidupan orang percaya. Karya lain dari Roh Kudus adalah memberi kuasa
kepada gereja untuk bersaksi. Dapat dilihat bahwa gereja yang membentuk konteks dari
proses pendidikan dari dulu sampai sekarang, adalah suatu persekutuan yang hidup, yang

15
Afip Miftahul, "Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19", Studi Kasus Di SMPIT Nurul
Fajri, (Bekasi: Edunesia, 2021), hal. 212.
16
Iris Cully, "Dinamika Pendidikan Agama Kristen", (Jakarta: Gunung mulia, 2019) hal. 25-28.
menyadari bahwa dirinya dipersatukan oleh karya kasih karunia Allah. Dalam hal ini
PAK (masyarakat gereja) dapat menyesuaikan dirinya di setiap perbedaan yang ditemui,
dan cara untuk menghadapinya adalah PAK tetap melakukan apa yang sudah menjadi
dasar dan tujuan, dinamikanya terletak dalam pekerjaan Roh Kudus dari Allah, yang
memungkinkan setiap pribadi menyaksikan dan menjawab pekerjaan Allah yang penuh
kasih, yang menciptakan persekutuan dan yang memperkuat setiap orang untuk tetap
hidup walaupun ditengah-tengah situasi yang tidak memungkinkan.17
 Kontribusi PAK dalam membangun spiritualitas di tengah pandemi COVID-19
Pendidikan sejatinya merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Begitu juga dengan ranah pendidikan agama Kristen seharusnya juga
meningkatkan akhlak atau spiritualitas yang memiliki daya dan upaya untuk menyatakan
Injil, baik dalam hidup pribadi dan sosial. Pendidikan agama Kristen harus bersungguh-
sungguh berupaya untuk membimbing murid dalam menuju pertumbuhan iman dan
kasih.

Pendidikan agama Kristen memiliki peran mencerdaskan dan meningkatkan


pengenalan akan Tuhan sebagai prioritas utama. Sehingga dampak bagi keluarga maupun
pribadi memiliki hubungan yang erat dengan Tuhannya dan terlebih menjadi pemicu
kebaikan dengan orang lain, terlebih dapat membimbing orang percaya agar dapat
mengenal panggilan Allah serta menjawabnya dengan penyerahan diri bahwa semua
karena anugrah Tuhan. Pendidikan Agama Kristen harus mendorong mereka untuk
menyatakan imannya dalam lingkungan yang terkecil dari keluarga sampai pada
lingkungan yang besar untuk membawa kabar kesukaan dalam pengarapan didalam
Tuhan yang membuat orang percaya baik dalam sekolah, gereja dan masyarakat untuk

17
Ibid, hal 24
teguh berdiri dan tidak kuatir maupun cemas mengahadapi Covid 19. Pendidikan Agama
Kristen memberikan nilai tersendiri atau pun keterlibatannya dalam pribadi seseorang
bahkan masyarakat dalam menghadapi suatu perubahan sosial dalam dunia pendidikan
yang sesuai dengan dasar dan tujuan PAK itu sendiri.18

Penutup

 Kesimpulan
Dalam berbagai kondisi yang dialami, lebih khusus pada masa pandemi Covid-19,
merupakan masa transisi bagi dunia, termasuk di bidang pendidikan yang adalah hak
setiap orang. Baik dalam lingkup sekolah, gereja maupun masyarakat dapat kita lihat
setiap dinamika atau perubahan yang terjadi memberikan perhatian yang khusus terhadap
suatu krisis yang dialami. Dengan melihat setiap dinamika atau perubahan yang terjadi

18
Ibid, hal. 26.
maka penyesuaian diri sangat diperlukan oleh setiap orang. Pendidikan Agama Kristen
yang dalam kontribusi atau pun keterlibatannya dapat memberikan nilai-nilai tersendiri,
yang sesuai pada dasar dan tujuan PAK, dalam hal ini misalnya nilai spiritualitas yang
dapat dijadikan suatu penguatan untuk memaknai apa yang dialami, memberikan
pemahaman atau pengertian tersendiri, walaupun situasi yang dihadapi benar-benar tidak
memungkinkan serta tidak menjanjikan suatu pemulihan secara utuh, namun suatu
pemaknaan nilai spiritualitas yang timbul dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang
secara moral dengan tindakan-tindakan yang berdasarkan pada asas-asas atau nilai-nilai
pendidikan agama Kristen.

Daftar Pustaka

1. Yanuarita, Hellen dkk. Pengaruh Covid-19 Terhadap Kondisi Sosial Budaya. Fakultas Imu
Sosial dan Politik, Universitas Kediri, 2020.

2. Taylor, S. The Psychology of Pandemics: Preparing for the Next Global Outbreak of Infectios
Disease ( England: Cambridge Scholar Publishing, 2019.

3. Siahaan, Matdion. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan. Pandemic Covid-
19 Distance Learning/Online Education, Surabya: Fatimiyah Press, Vol 2, 2020.

4.Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik,

5. Boehlke Robert, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen,
(Jakarta: Gunung mulia, 2003),
6. Miftahul Afip, Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19, Studi
Kasus Di SMPIT Nurul Fajri, (Bekasi: Edunesia, 2021),

7. Jakarta, Kompas.com, KPAI Terima 213 Pengaduan Pembelajaran Jarak Jauh Mayoritas
Keluhkan Beratnya Tugas dari Guru

8. Iris Cully, Dinamika Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Gunung mulia, 2019)

Anda mungkin juga menyukai