Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PEMBAHASAN
MENGHADAPI COVID-19 DARI TEORI KONSPIRASI DAN PERSPEKTIF MEDIS
BAB III
PEMBAHASAN
• 1. Teori konspirasi mengenai Covid-19
• 2. Gambaran Umum Perspektif Medis
• 3. Ajakan Pencegahan dan Pengendalian di Masyarakat
• 4. Ajakan Perlindungan kesehatan pada Masyarakat
1. Teori konspirasi mengenai Covid-19
• Banyak muncul dugaan ditengah masyarakat bawa pandemi Covid-19 yang melanda Dunia saat ini berasal
dari senjata biologis.
• SARS-CoV-2 terus menyebar di seluruh dunia, dengan kasus-kasus baru dilaporkan terus menerus. Yang juga
menyebar sama cepatnya, tampaknya, adalah teori-teori konspirasi yang mengklaim ada aktor kuat
merencanakan sesuatu yang jahat berkaitan dengan virus penyebab COVID-19 ini
• Penelitian terhadap teori konspirasi medis menunjukkan bahwa fenomena ini memiliki potensi untuk
berdampak sama berbahayanya pada masyarakat seperti wabah itu sendiri.
• Satu teori konspirasi menyebut bahwa virus ini adalah senjata biologis yang direkayasa oleh Badan Intelijen
Pusat (CIA) Amerika Serikat Sebagai cara untuk berperang di Cina.
• Sementara teori lain yakin bahwa pemerintah Inggris dan Amerika Serikat memperkenalkan virus ini sebagai
cara untuk menghasilkan uang dari vaksin.
1. Teori konspirasi mengenai Covid-19
• Di awal pandemi Covid-19, Jerinx sempat berkoar tak percaya dengan keberadaan virus corona. Ia
menganggap corona hanyalah konspirasi yang disebar demi skema bisnis.
• Tak percaya dengan keberadaan Covid-19, Jerinx lantas sempat menantang agar tubuhnya disuntikkan virus
corona
• Buntut ketidakpercayaan Jerinx pada virus corona membuatnya mengabaikan protokol kesehatan yang telah
ditetapkan. Dia bahkan menolak tes rapid dan swab di Bali. Tidak tes rapid dan swab, Jerinx juga ogah
menggunakan masker.
• Selain menuduh Ikatan Dokter Indonesia sebagai 'kacung' (WHO), Jerinx juga sempat meminta agar IDI
dibubarkan. Dia menilai kewajiban semua orang yang akan melahirkan dites terkait Covid-19 terlalu
dipaksakan.
• Dirinya juga mengatakan bahwa tenaga medis, khususnya dokter saat ini hanya mesin kerja yang patuh pada
sistem, bukan lagi menjunjung rasa kemanusiaan
1. Teori konspirasi mengenai Covid-19
• Masalah sering kali muncul bukan karena ada orang punya niat jahat, melainkan karena ada orang baik yang
gagal paham.  Mungkin niat baik pula yang mendasari Jerinx dalam mengkampanyekan teori konspirasi di
berbagai kanal media sosial miliknya. Sayangnya, niat tidak pernah lebih penting dari pada dampak yang
ditimbulkan dari perbuatan.
• Terlepas dari apa niatnya, teori konspirasi yang disebarkannya Jerinx amat berbahaya dalam upaya kita
melawan penyebaran virus Korona.
1. Teori konspirasi mengenai Covid-19
• Masalah sering kali muncul bukan karena ada orang punya niat jahat, melainkan karena ada orang baik yang
gagal paham.  Mungkin niat baik pula yang mendasari Jerinx dalam mengkampanyekan teori konspirasi di
berbagai kanal media sosial miliknya. Sayangnya, niat tidak pernah lebih penting dari pada dampak yang
ditimbulkan dari perbuatan.
• Terlepas dari apa niatnya, teori konspirasi yang disebarkannya Jerinx amat berbahaya dalam upaya kita
melawan penyebaran virus Korona.
2. Gambaran Umum Perspektif Medis
• Penyebab
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus.

• Epidemiologi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis
baru.
Proses penularan yang cepat membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30
Januari 2020. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020, WHO melaporkan 10.185.374 kasus konfirmasi dengan
503.862 kematian di seluruh dunia (CFR 4,9%). Negara yang paling banyak melaporkan kasus konfirmasi
adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara, negara dengan angka kematian
paling tinggi adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia, Perancis, dan Spanyol.
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus bertambah
hingga sekarang
2. Gambaran Umum Perspektif Medis
• Penularan
• Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa
SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia
• Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang
memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut
dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang
terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat
terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan
atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer
2. Gambaran Umum Perspektif Medis
• Manifestasi klinis
Asimtomatik
demam, rasa lelah, dan batuk kering.
rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang
penciuman dan pembauan atau ruam kulit
Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal
multiorgan, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian
2. Gambaran Umum Perspektif Medis
• Diagnosis
RT-PCR

Tatalaksana
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah atau mengobati COVID-19.
Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu
yang masih diteliti melalui uji klinis
3. Ajakan Pencegahan dan Pengendalian di
Masyarakat
• Pencegahan penularan pada individu
• Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
• Menggunakan alat pelindung diri
• Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang
yang batuk atau bersin
• Membatasi diri terhadap interaksi / kontak dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya
• Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota
keluarga di rumah
• Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol
• Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial
• menerapkan etika batuk dan bersin
• Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan melaksanakan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas

Anda mungkin juga menyukai