Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aprilia Setya Ayu Herawati

Nim : 01202203010
Prodi : S1 Gizi

1. Sejarah Epidemiologi sebelum masehi


Perkembangan sejarah epidemiologi berlangsung hampir 400 tahun
dan masih terus berkembang hingga saat ini. Pada zaman dahulu sejarah
epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika manusia
mengenal penyakit menular. Walaupun pada saat itu sumber dan
penyebab penyakit masih dianggap berasal dari kekuatan gaib dan roh
jahat, tetapi cukup banyak usaha pada zaman purba yang dapat dianggap
sebagai usaha untuk melawan epidemi.

Hipokrates (460-377SM) saat menyaksikan pasiennya meninggal,


pasti merasa frustasi dan putus asa sebagai seorang dokter. Hipocrates
dikenal dengan bapak kedokteran. Kontribusi Hippocrates pada bidang
kesehatan masyarakat memang penting karena ia adalah ahli
epidemiologi yang tercatat pertama kalinya. Observasinya tentang
penyebab dan penyebaran penyakit di populasi dalam beberapa hal
ternyata lebih akurat dibandingkan dengan beberapa observasinya tentang
pengobatan medis terhadap penyakit.

2. Black Death
Black Death disebut juga Wabah Hitam adalah suatu pandemi hebat yang
pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14
(1347–1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi
Eropa. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi pula epidemi di
sebagian besar Asia dan Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa
peristiwa di Eropa sebenarnya merupakan bagian dari pandemi
multiregional. Jika termasuk Timur Tengah, India, dan Tiongkok, Maut
Hitam telah merenggut sedikitnya 75 juta nyawa. Penyakit ini berhasil
dimusnahkan di Eropa pada awal abad ke-19, tetapi masih berlanjut di
bagian lain dunia, seperti (Afrika Tengah dan Oriental, Madagaskar,
Asia, beberapa bagian Amerika Selatan).

3. John Graunt
Perkembangan sistem untuk mengumpulkan penyebab kematian
berdasarkan populasi merupakan kunci perkembangan dari epidemiologi.
Penghitungan tanggal kematian berawal dari merajalelanya “blak death”
ketika pada abad 14 dan 15 pejabat di Florence dan Venesia mulai
mencatat jumlah orang yang meninggal, penyebab kematian, seperti pes
atau tidak. Di Inggris, pengumpulan sertifikat kematian dimulai di
parokiparoki yang terpilih pada tahun 1592. Namun, baru pada
pertengahan abad ke-17 hal seperti ini mulai dilakukan dengan cara
epidemiogi oleh seorang penjual pakaian bernama John Grant
(haberdasher) yang secara intelektual ingin tahu. Graunt menghitung
statisik kematian dan membuat interpretasi berdasarkan perhitungan ini
dalam publikasinya yang berjudul Natural And Political Observations
Mentioned In A Following IndexAnd Made Upon The Bills Of Mortality
(1662). Diantara banyak pengamatannya, Graunt mencatat perbedaan
kematian berdasarkan regional, angka kematian yang tinggi pada anak-
anak (sepertiga dari populasi meninggal sebelum berusia 5 tahun), dan
kematian yang lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan
meskipun angka kunjungan ke dokter lebih tinggi pada perempuan (dan
fenomena ini masih ada sampai saat ini). Graunt mencatat bahwa lebih
banyak anak lakilaki yang lahir dibandingkan anak perempuan. Ini
merupakan kontribusi besar pertama dalam hal pemeliharaan catatan
tentang suatu populasi dan merupakan awal aspek data statistik vital di
bidang epidemiologi. Graunt merupakan orang yang pertama melakukan
kuantifikasi atas kejadian kematian dan kesakitan.

4. Revolusi industry dan Percival Pott


Pada tahun 1756, Pott menderita patah tulang kaki saat menunggang
kuda; rekan-rekan ahli bedahnya dipanggil untuk berkonsultasi dan
amputasi yang dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan
nyawanya. Mentornya Edward Nourse melakukan intervensi dan
menghentikan amputasi, dan Pott menghabiskan tiga bulan di tempat
tidur sementara patah tulangnya berhasil disembuhkan. Pada masa inilah
Pott menulis monograf pertamanya dari lebih dari 40 monograf, A
Treatise on Ruptures(London, 1756). Tiga kondisi diberi nama
berdasarkan Pott: penyakit Pott, tumor bengkak Pott, dan patah tulang
Pott. Pada tahun 1760, Pott menjelaskan apa yang kemudian disebut
tumor bengkak Pott, suatu abses pada membran periosteal tengkorak
(membuat dahi membengkak) yang disebabkan oleh osteomielitis.
Pott terkenal karena menggambarkan apa yang kemudian disebut
penyakit Pott, yaitu suatu bentuk tuberkulosis yang menyerang tulang
belakang dan menyebabkan kerusakan serius pada cakram
intervertebralis. Pott pertama kali menjelaskan bagaimana kondisi ini
menyebabkan kelumpuhan ekstremitas bawah dalam publikasinya pada
tahun 1779, Percivall Pott juga membuka pintu pada bidang baru
kesehatan kerja ketika ia membuktikan hubungan antara paparan jelaga
daripenyapu cerobongasap di London dan kanker skrotum: untuk pertama
kalinya bahaya lingkungan yang ditemui di tempat kerja terbukti
menyebabkan kanker.
5. Vaksinasi Jenner

Edward Jenner terkenal di seluruh dunia atas kontribusi inovatifnya


terhadap imunisasi dan pemberantasan cacar. Karya Jenner secara luas
dianggap sebagai landasan imunologi terlepas dari kenyataan bahwa ia
bukanlah orang pertama yang menyatakan bahwa infeksi cacar sapi
memberikan kekebalan spesifik terhadap cacar, dan juga bukan orang
pertama yang mencoba melakukan inokulasi cacar sapi untuk tujuan ini.
Penyakit cacar menyerang seluruh lapisan masyarakat. Pada abad ke-18
di Eropa, 400.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit
cacar, dan meninggalkan mereka yang selamat menjadi buta ( 4 ). Gejala
cacar, atau “monster berbintik” seperti yang dikenal di Inggris pada abad
ke-18, muncul secara tiba-tiba dan gejala sisa yang sangat parah. Tingkat
fatalitas kasus bervariasi dari 20% hingga 60% dan meninggalkan
sebagian besar korban yang selamat dengan bekas luka yang parah.
Tingkat kematian pada bayi bahkan lebih tinggi lagi, mendekati 80% di
London dan 98% di Berlin pada akhir tahun 1800an.

6. William Farr
Sudah hampir dua abad sejak observasi John Graunt, Parlemen Inggris
menciptakan sistem registrasi terpusat untuk informasi kelahiran,
kematian, dan pernikahan. Pada tahun 1839, William Farr ditunjuk untuk
menjadi kepala cabang di kantornya yang terlibat dengan statistik. Selama
masa jabatannya, Farr mendirikan sistem registrasi nasional untuk
pengumpulan, klasifikasi, analisis dan pelaporan statistik kematian,
sehingga dianggap sebagai bapak statistik vital modern dan
surveilans, mengembangkan banyak praktik dasar yang digunakan saat
ini dalam statistik vital dan klasifikasi penyakit.William Farr membuat
banyak kemajuan dalam Epidemiologi lapangan di pertengahan tahun
1800. Saat ini dia dianggap sebagai penemu Epidemiology Modern.

7. Epidemi Snow
Tahun 1800, London merupakan salah satu kota terbesar dengan
penduduk terpadat. Sayangnya, kebesaran Kota London tidak diiringi
dengan sanitasi yang bagus, infrastruktur kesehatan yang memadai,
banyak penduduknya yang tidak memiliki toilet dan merusak 'kebesaran'
Kota London adalah kolera, khususnya di tahun 1832. Tahun 1982-1884,
kolera merebak dan pemeriksaan sepuluh hingga dua puluh ribu orang
meninggal. Penderita kolera selama dua hari dapat kehilangan 20% dari
berat badannya. Penderita kolera akan kehilangan banyak cairan dalam
tubuhnya, menyebabkan: kulit menjadi kasar, mata menjadi biru, dan
wajah menjadi pucat pasi ( John Snow – The Father of Epidemiology , no
date).

John Snow adalah salah seorang dokter dan peneliti yang terkenal. Saat
itu, John Snow percaya bahwa penyakit kolera disebabkan oleh udara.
Pada saat itu, kolera merupakan penyebab kematian tertinggi setelah
Black Death Sebelumnya saat itu orang-orang mengira bahwa kolera
disebabkan oleh miasma (semacam udara buruk). Hingga tahun 1854
teori miasma dipatahkan karena ditemukannya bakteri penyebab kolera
yaitu: Cholera bacillus , oleh Filippo Pacini(Wayne Melville and Xavier
E Fazio, 2007).Pada catatan Bapak Epidemiologi Modern: John Snow
Tentang Cara Komunikasi Kolera (1855), terdapat catatan mengenai
pamflet yang menunjukkan kualitas dan ketajaman prinsip penjelasan
ilmiah John Snow terhadap kolera.

8. Revolusi Mikrobiologi dan teori kuman


Gagasan agent hidup sebagai penyebab penyakit telah ada
sejak zaman kuno. Contohnya, penyair Romawi Lucretius (sekitar
100 SM) merujuk pada benih penyakit yang berpindah dari individu
yang sehat ke orang sakit dalam puisi De Rerum Natura. Namun
Teori kuman yang meyakinkan pertama kali dipresentasikan oleh
Girolamo Fracastoro pada 1546 (Saracci, 2001).Terlepas dari teori
penularan awal, teori epidemi yang berlaku di abad 19 diungkapkan
dengan istilah “spontaneous generation” and “miasma atmospheres” Cara
berpikir ini mulai berubah di abad pertengahan tahun 1840 ketika Jakob
Henle (1809-1885) menyajikan dalam bukunya tentang “the contagium
animatum” yang mana ia berteori bahwa suatu zat hidup
berkembang biak di dalam tubuh dimana dikeluarkan oleh individu
yang sakit dan dipindahkan ke individu yang sehat. Di era yang sama,
John Snow secara independen mengembangkan ide yang sama tentang
penularan, mendasarkan teorinya pada epidemiologi dan patofisiologi
kolera. Ahli kima Louis Pateur (1822-1859) pada akhirnya meletakkan
suatu doktrin dengan menggambarkan bahwa fermentasi dan pembusukan
organik dihasilkan oleh mikroorganisme.

Pasteur juga yang pertama kali mengisolasi agent yang bertanggung


jawab untuk terjadinya epidemi (pada ulat sutra tahun 1865), ditemukan
bahwa septikemia diebabkan oleh bakteri anaerob dan mengembangkan
proses membunuh bakteri dengan pemanasan yang disebut dengan
pasteurisasi. Robert Koch, murid dari Henle, (1843-1910) membuat
terobosan ketika memutuskan untuk mewarnai mikroba dengan
pewarna, yang memampukannya untuk memvisualisasikan mikroba
yang menyebabkan tuberkulosis pada tahun 1882 dan basil kolera
tahun 1883. Sehingga Robert Koch dikenal dengan penemu basil
TB. Koch juga dikenal karena postulat yang dikembangkannya
pada tahun 1890 tentang cara menentukan kapan mikroorganisme
dapat dianggap sebagai suatu penyebab penyakit. Sampai ditemukannya
penularan arthropoda (insect borne) dari demam sapi Texas, satu-satunya
cara penularan yang diketahui untuk agen infeksi adalah melalui air dan
udara.

9. Emile Durkheim,Alfred Yankauer,Epid sosial


Teori fakta sosial merupakan salah satu konstribusi paling signifikan
Emile Durkheim. Bagi Durkheim fakta sosial terdiri dari hal-hal di luar
individu seperti status, peran, institusi, hukum, norma, kepercayaan, dan
nilai-nilai yang ada di luar individu yang dapat membatasi individu.
Bagi Durkheim, teori fakta sosial merupakan cara pandang seseorang
dalam melakukan tindak sosial melalui proses berpikir yang didasarkan
pada sikap koersif dalam kehidupan masyarakat. Lebih mendetail.
Sosiologi harus menjadi ilmu yang mandiri dengan menjadikan fakta
sosial sebagai pokok persoalan melalui penelitian dan riset empiris.
Ilmu sosiologi tidak lagi membahas mengenai ide pokok persoalan seperti
para pemikir terdahulu. Namun, ia juga menjadi ilmu yang berbasis pada
kegiatan empiris. Ilmu sosiologi tidak diperkenankan menjadi seperti
ilmu filsafat yang berbasis pada kegiatan mental.

10.James Lind, Joseph Goldberger, Epid Nutrisi


Lind adalah seorang ahli bedah yang jeli, menyadari bahwa ketika
berada dalam pelayaran yang panjang pelaut mungkin akan menderita
sakit akibat skorbut (kekurangan vitamin C). Ia menyadari bahwa skorbut
mulai menyebar setelah satu bulan sampai enam minggu berlayar. Ketika
Lind mulai mengamati makanan pelaut, ia mulai membuat terobosan
epidemiologi terbesarnya. Menurut pengamatannya, makanan selama
pelayaran sangat kasar, kental, dan keras untuk saluran pencernaan.
Karena prihatin dengan tingkat keparahan penyakit yang dialami oleh
sebagian besar pelaut. Kemudian Lind melakukan eksperimen pada
pelaut tersebut. Ia memilih 12 penderita yang mengalami semua gejala
klasik penyakit skorbut. Begitu selesai mengkaji makanan harian
yang dikonsumsi pelaut tersebut, ia membagi mereka ke dalam 6
kelompok beranggota dua orang dan memverifikasi makanan setiap
kelompok.
Dua pelaut diberi dua buah orange dan satu lemon setiap hari.
Keduanya makan dengan rakus, meskipun dengan perut yang kosong.
Pengaruh baik yang paling jelas dan tiba-tiba, terlihat pada mereka yang
mengkonsumsi orange dan lemon. Dalam enam hari, kedua orang yang
makan jeruk tersebut sudah siap bertugas.Sementara lainnya masih
mengalami sariawan, bercakbercak, kelesuan, dan lemah lutut. Semua
gejala tersebut lenyap pada kedua orang yang memakan jeruk dan mereka
diminta untuk merawat lainnya yang masih sakit. Menurut observasi Dr.
Lind, dari semua eksperimen yang dilakukannya, eksperimen dengan
orange dan lemon merupakan obat yang paling efektif untuk skorbut yang
terjadi dalam pelayaran. Berkaitan dengan eksperimen yang dilakukannya
Lind dikenal dengan Bapak Trial Klinik.

11.Epid Modern
John Snow dikenal sebagai Bapak Epidemiologi Modern sejak
kepiawaiannya dalam menginvestigasi penyakit kolera pada abad ke-18.
Di sisi lain, John Snow dikenal sebagai dokter terkenal dan pelopor
anestesi. Dalam surat kabar Hospital Doctor Inggris (Grant 2003) , John
Snow dinobatkan sebagai dokter terhebat sepanjang masa. John Snow
Tentang Cara Komunikasi Kolera (1855), terdapat catatan mengenai
pamflet yang menunjukkan kualitas dan ketajaman prinsip penjelasan
ilmiah John Snow terhadap kolera. Poin penting dalam pamflet adalah
diskusi John Snow seputar komunikasi dan patologi kolera, serta bagian
yang fokus pada hubungan antara udara tercemar dan kolera. Pemikiran
dan pendekatan inovatif Bapak Epidemiologi Modern: John Snow untuk
mengendalikan penyakit mematikan ini tetap valid dan dianggap sebagai
teladan bagi ahli epidemiologi di seluruh dunia. Prestasi lain dari John
Snow dalam anestesiologi, khususnya dalam hal pengetahuannya tentang
eter dan kloroform, cukup besar, sehingga John Snow diminta untuk
memberikan kloroform kepada Ratu Victoria ketika dia melahirkan
Pangeran Leopold pada tahun 1853 dan pada tahun 1857 oleh Putri
Beatrice. Sayangnya pada tanggal 16 Juni 1858, Bapak Epidemiologi
Modern ini wafat karena stroke di usianya yang ke 45 tahun (Ralph
Frerichs, 2009).

12.Epid Klinik
Epidemiologi klinik adalah penerapan dari prinsip-prinsip dan metode-
metode epidemiologi ke dalam praktek kedokteran klinik. R.Doll dan
A.B.Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan
merokok dan kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang
mendesain penelitian yang melahirkan bukti adanya hubungan antara
rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor penelitian di bidang
Epidemiologi Klinik. Epidemiologi klinik dikembangkan dengan tujuan
membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui
disiplin ilmu epidemiologi

13.Epid Molekuler
Epidemiologi molekuler merupakan cabang epidemiologi yang
mempelajari kontribusi faktor risiko genetik dan lingkungan pada level
molekuler dan biokimia, terhadap etiologi, distribusi, dan pengendalian
penyakit dalam populasi. Epidemiologi Molekular memiliki manfaat
diantaranya, Mendeteksi sensitivitas individu terhadap bahan kimiawi,
mengindentifikasi pajanan pada skala kecil dan kejadian lebih dini dalam
kerangka riwayat alamiah penyakit, serta meningkatkan kemampuan
epidemiologi untuk memahami penyakit, menilai kerentanan penanda,
hingga memperkuat stategi pencegahan (preventif) di populasi.
Epidemiologi molekuler tekanan mempengaruhi masing-masing faktor
genetik dan lingkungan yang mempengaruhi proses penyakit pada tingkat
molekuler. Epidemiologi molekuler berisi penjelasan etiologi penyakit,
pola distribusi dan penetrasi dalam keluarga dan populasi.Bidang ini
terdiri dari biologi molekuler dan epidemiologi dasar dan dengan deteksi
dan identifikasi jalur molekuler dan gen spesifik yang berperan dalam
risiko penyakit, membantu kita memahami patogenesis penyakit.

Anda mungkin juga menyukai