Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Perkembangan Surveilans

Lebih dari 6 (enam) abad lalu, konsep keilmuan surveilans mortalitas dan
morbiditas mulai muncul di Eropa. Sejak jaman “Renaissance” tersebut, konsepnya
kemudian meluas ke benua Amerika bersama-sama dengan berbondong-bondongnya
mereka memasuki benua tersebut. Perkembangan surveilans semula hanya berkaitan
dengan penyakit yang mengancam jiwa manusia sehingga kematian karena penyakit
tertentu yang menjadi perhatian saat itu.
1. Abad ke Empat Belas dan Kelima Belas.
Pada sekitar tahun 1348 di Eropa terjadi epidemi atau wabah penyakit pneumonia
karena pes (pneumonia plague) dan dikenal dengan istilah “Black Death”. Akibat wabah
tersebut, Republik Venesia (The Venetian Republic) mengangkat pengawas kesehatan
yang bertugas untuk mendeteksi dan menolak kapal-kapal yang memiliki penumpang
terinfeksi penyakit pes sebelum memasuki negara tersebut. Deteksi penyakit ini
merupakan tindakan yang dapat dianggap sebagai kegiatan surveilans yang dilakukan
secara primitif oleh suatu negara dibenua Eropa untuk pertama kalinya. Tindakan yang
bersejarah berikutnya adalah dimulainya untuk melakukan penahanan selama 40 hari
bagi pendatang yang berasal dari daerah dengan epidemi pes selama 40 hari di
Marseilles (1377) dan Venisia (Venise) pada tahun 1403, tindakan ini kemudian dikenal
sebagai tindakan karantina yang pertama kali dilakukan bagi penderita diduga menjadi
penyebar penyakit menular, yaitu penderita pes.
2. Abad Keenam Belas
Pencatatan kematian mulai dilakukan di beberapa kota-kota besar di negara Eropa
sejak abad ke enambelas yang lalu. Undang-undang tentang kematian di London atau
yang dikenal dengan “London Bills of Mortality” dipersiapkan pada tahun 1532 oleh
seseorang yang sampai sekarang tidak diketahui namanya. Namun demikian baru
beberapa abad kemudian manfaat secara ilmiah hasil pencatatan tersebut pada bidang
kesehatan masyarakat diperkenalkan oleh John Graunt.
3. Abad Ketujuh Belas
Pada abad ini, pencatatan kematian yang dilakukan secara sporadis dan hanya
dilakukan apabila ada wabah pest, mulai diterbitkan. Para sekretaris paroki (Parish
Clerks) di ibukota London mulai mencatat dan melaporkan setiap minggunya, tentang
orang-orang yang dikubur dan penyebab kematiannya pada “The Hall of Parish Clerks”
Company. Oleh sekretaris Hall kemudian disusun laporan statistik kematian di London
dan digabungkan dari beberapa Paroki serta diinterpretasi bagaimana keadaan
penyebab wabah pes di kota London. Laporan ini kemudian diterbitkan secara
mingguan kepada yang memerlukan dan disebut dengan “Bill Mortality” sehingga
tindakan yang sesuai dapat diambil secara konkrit. Hal tersebut dapat dikenali sebagai
surveilans yang sampai sekarang prinsipnya masih relevan dalam mengumpulkan data,
data yang dikumpulkan diolah dan diinterpretasi, kemudian disebarluaskan hasilnya
sehingga dapat dipakai untuk pertimbangan pengambilan keputusan dalam pelayanan
kesehatan.Laporan mingguan secara ilmiah disusun pertama kali oleh John Graunt
pada tahun 1662. Laporan ini memuat informasi tentang jumlah penduduk kota London
dan jumlah yang meninggal karena sebab tertentu. Dengan demikian John Graunt
adalah orang yang pertama kali yang mempelajari konsep jumlah dan pola penyakit
secara epidemiologis, yang menerbitkan buku yang berjudul “Natural and Political
Observation on the Bills of Mortality”.
4. Abad Kedelapan Belas
Pada tahun 1776, Johan Peter Frank melaksakanan tindakan surveilans dengan
mengangkat polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan dengan pengawasan
kesehatan anak sekolah, pencegahan kecelakaan, pengawasan kesehatan ibu dan
anak, dan pemeliharaan sanitasi air serta limbah. Frank menyusun buku yang
menyajikan secara jelas dan rinci tentang kebijaksanaannya tentang kesehatan, yang
mempunyai dampak pada negara-negara sekitarnya, seperti Hongaria, Italia, Denmark
dan Rusia.
Dalam abad yang sama (1741), surveilans dasar ini dilaksanakan di beberapa koloni
Amerika. Tahun 1741 negara bagian “Rhode Island” mengeluarkan peraturan bahwa
pegawai restoran wajib melaporkan penyakit menular yang diderita oleh rekan-
rekannya. Dua tahun kemudian, negara bagian ini menyetujui keharusan lapor bagi
penderita cacar, demam kuning dan kolera.
5. Abad Kesembilan Belas
William Farr dikenal sebagai penemu konsep surveilans secara modern. Sebagai
“Superintendant of Statistical Department of the General Registrar’s Office” di Inggris
Raya dari tahun 1839-1879. Farr bertugas mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menginterpretasi statistik vital serta menyebarluaskan hasilnya dalam bentuk laporan
mingguan, bulanan dan tahunan. Farr tidak hanya berhenti untuk mempublikasikan
angka-angka statistik secara rutin, tetapi menulis beberapa laporan dalam jurnal
kedokteran dan memanfaatkan media massa untuk menyebarluaskan informasinya dan
melihat bagaimana orang lain memanfaatkan hasil laporannya. Pada abad yang sama,
tindakan Farr diikuti dan diperluas oleh Edwin Chadwick yang meneliti hubungan antara
kondisi lingkungan dan penyakit. Louis Rene Villerme Shattuck juga mempublikasi
hubungan antara kematian bayi, anak dan ibu dengan kondisi lingkungan di Amerika
Serikat. Kebutuhan akan data penyebab kematian yang lebih akurat mendorong
pemerintah Inggris untuk membentuk Kantor Pencatatan Umum pada tahun 1836 dan
pada tahun berikutnya diberlakukan pencatatan dan pemberian sertifikat kematian.
Kemudian diusulkan agar disusun nomenklatur internasional nama-nama penyakit dan
penyebab kematian, mencakup jenis kelamin, umur, kondisi daerah dan faktor-faktor
demografis lainnya. Daftar internasional tentang nama-nama penyakit penyebab
kematian diperkenalkan pada tahun 1893. Karena jasa-jasanya tersebut William Farr
dikenal sebagai bapak pendirikonsep surveilans secara modern.
6. Abad kedua Puluh
Meningkatnya pemakaian konsep surveilans untuk pendekatan epidemi dan
pencegahan penyakit infeksi mulai dikenal pada abad ke duapuluh. Pada tahun 1889
Inggris Raya mulai mengeluarkan peraturan wajib lapor bagi penyakit-penyakit
infeksi.Pelaksanaan wajib lapor penyakit demam kuning, pes dan cacar mulai
diberlakukan pada tahun 1878 di Amerika dan sejak tahun 1925 semua negara bagian
harus melaporkan penyakit tersebut kepada petugas kesehatan masyarakat setiap
minggu. Pada saat ini jenis-jenis penyakit yang harus dilaporkan di USA semakin
bertambah banyak, termasuk HIV dan AIDS positif. Perkembangan secara ringkas pada
abad ke 20 disajikan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Perkembangan Surveilans 100 tahun terakhir
1888 Wajib lapor penderita dan yang meninggal karena penyakit menular di
Italia.
1893 Publikasi internasional penyebab penyakit oleh Internasional
StatisticalInstitution London (1885)
1911 Penggunaan data surveilans dan sistem Asuransi Nasional di Inggris
Survai Kesehatan Nasional d USA
1935 Pencatatan pertama Penyakit Kanker (The Danish Cancer Registry) dan
1943 Surveilans morbiditas yang pertama kali di Inggris.
Didirikan Unit Surveilans Epidemiologi pada divisi penyakit menular di
1965 WHO Pusat, Geneva.
Pengembangan sistem sentinel untuk Doktor (General Practice) di
Inggris dan Belanda
1966

Anda mungkin juga menyukai