dapat
dijadikan
dasar
untuk
menyelenggarakan
program
telah mencakup
memasuki negara tersebut. Deteksi penyakit ini merupakan tindakan yang dapat
dianggap sebagai kegiatan surveilans yang dilakukan secara primitif oleh suatu
negara dibenua Eropa untuk pertama kalinya. Tindakan yang bersejarah
berikutnya adalah dimulainya untuk melakukan penahanan selama 40 hari bagi
pendatang yang berasal dari daerah dengan epidemi pes selama 40 hari di
Marseilles (1377) dan Venisia (Venise) pada tahun 1403, tindakan ini kemudian
dikenal sebagai tindakan karantina yang pertama kali dilakukan bagi penderita
diduga menjadi penyebar penyakit menular, yaitu penderita pes.
2. Abad Keenam Belas
Pencatatan kematian mulai dilakukan di beberapa kota-kota besar di negara
Eropa sejak abad ke enambelas yang lalu. Undang-undang tentang kematian di
London atau yang dikenal dengan London Bills of Mortality dipersiapkan pada
tahun 1532 oleh seseorang yang sampai sekarang tidak diketahui namanya.
Namun demikian baru beberapa abad kemudian manfaat secara ilmiah hasil
pencatatan tersebut pada bidang kesehatan masyarakat diperkenalkan oleh
John Graunt.
3. Abad Ketujuh Belas
Pada abad ini, pencatatan kematian yang dilakukan secara sporadis dan
hanya dilakukan apabila ada wabah pest, mulai diterbitkan. Para sekretaris
paroki (Parish Clerks) di ibukota London mulai mencatat dan melaporkan setiap
minggunya, tentang orang-orang yang dikubur dan penyebab kematiannya pada
The Hall of Parish Clerks Company. Oleh sekretaris Hall kemudian disusun
laporan statistik kematian di London dan digabungkan dari beberapa Paroki
serta diinterpretasi bagaimana keadaan penyebab wabah pes di kota London.
Laporan ini kemudian diterbitkan secara mingguan kepada yang memerlukan
dan disebut dengan Bill Mortality sehingga tindakan yang sesuai dapat diambil
secara konkrit. Hal tersebut dapat dikenali sebagai surveilans yang sampai
sekarang prinsipnya masih relevan dalam mengumpulkan data, data yang
dikumpulkan diolah dan diinterpretasi, kemudian disebarluaskan hasilnya
sehingga dapat dipakai untuk pertimbangan pengambilan keputusan dalam
pelayanan kesehatan. Laporan mingguan secara ilmiah disusun pertama kali
3
oleh John Graunt pada tahun 1662. Laporan ini memuat informasi tentang
jumlah penduduk kota London dan jumlah yang meninggal karena sebab
tertentu. Dengan demikian John Graunt adalah orang yang pertama kali yang
mempelajari konsep jumlah dan pola penyakit secara epidemiologis, yang
menerbitkan buku yang berjudul Natural and Political Observation on the Bills
of Mortality.
4. Abad Kedelapan Belas
Pada tahun 1776, Johan Peter Frank melaksakanan tindakan surveilans
dengan mengangkat polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan
dengan pengawasan kesehatan anak sekolah, pencegahan kecelakaan,
pengawasan kesehatan ibu dan anak, dan pemeliharaan sanitasi air serta
limbah. Frank menyusun buku yang menyajikan secara jelas dan rinci tentang
kebijaksanaannya tentang kesehatan, yang mempunyai dampak pada negaranegara sekitarnya, seperti Hongaria, Italia, Denmark dan Rusia.
Dalam abad yang sama (1741), surveilans dasar ini dilaksanakan di
beberapa koloni Amerika. Tahun 1741 negara bagian Rhode Island
mengeluarkan peraturan bahwa pegawai restoran wajib melaporkan penyakit
menular yang diderita oleh rekan-rekannya. Dua tahun kemudian, negara
bagian ini menyetujui keharusan lapor bagi penderita cacar, demam kuning dan
kolera.
5. Abad Kesembilan Belas
William Farr dikenal sebagai penemu konsep surveilans secara modern.
Sebagai Superintendant of Statistical Department of the General Registrars
Office di Inggris Raya dari tahun 1839-1879. Farr bertugas mengumpulkan,
mengolah,
menganalisa
dan
menginterpretasi
statistik
vital
serta
pencatatan
dan
pemberian
sertifikat
kematian.
Kemudian
1966
individu
(personal
surveillance)
adalah
digunakan
untuk
memonitoring timbulnya gejala awal dari suatu penyakit pada individu yang
terkena faktor penyebab sakit.
Pada sidang Majelis Umum Kesehatan PBB yang ke 21 tahun 1968 (the
Second World Health Assembly) disepakati pengertian surveilans sebagai
berikut :
The systematic collection and use of epidemiological information for the
planning implementation, and assessment of disease control in short
surveillance implied information for action.
kesehatan
masyarakat.
Disamping
itu
surveilans
kesehatan
bahkan
sering
kali
memonitor
petugasnya
dan
bukan
kejadian
Karakteristik Umum
Surveilans Penyakit
Akut
Monitor perubahan
atau variasi
mingguan dan
bulanan
Surveilans Penyakit
Kronis
Monitor perubahan
dari tahun ke tahun
Lebih
menggantungkan
pada data dasar diluar
petugas kesehatan,
termasuk dari rumah
sakit, registrasi
penduduk dsb.
Menekankan pada
angka-angka statistik,
misalnya rate
Relatif lebih jarang
Maksud dan
Tujuan
1.Monitor trend
2.Menguraikan masalah
dan estimasi beban
penyakit
3. Mengarahkan dan
evaluasi program
pengendalian dan
pencegahan penyakit
Data
Tergantung
pelaporan leh
petugas kesehatan
dan laboratorium
Analisis Data
Statistika deskriptif
menurut waktu, tempat
dan person
Rutin, frekuensinya seiring
dengan periode pelaporan
Menekankan jumlah
kasus atau penderita
Penyebarluasan
Data dan
Informasi
Lebih sering
Mortalitas/Kematian
Penyakit menular
Penyakit kronis
Cacat lahir
Keguguran dan kejadian kehamilan
Akibat pencemaran lingkungan
Pencemaran air dan udara
Kecelakaan
Perilaku berisiko tinggi
Praktek kesehatan
Reservoir binatang dan distribusi
vektor
Utilisasi vaksin dan obat serta efek
sampingnya
Pertumbuhan, perkembangan dan
status gizi
Keselamatan kerja
Infeksi nosokomial
Penyakit mental.
dapat
e. Laporan laboratorium
f. Laporan kasus per individu
g. Penelusuran endemik di lapangan
h. Reservoir binatang & studi distribusi vektor
i. Data demografi
7. Sumber data lain :
a. Statistik rumah sakit dan pelayanan kesehatan
b. Praktek umum
c. Laboratorium kesehatan masyarakat
d. Pencatatat penyakit
e. Obat, penggunaan biologis dan data penjualan
f. Absen kerja dan sekolah
g. Survei kesehatan rumah tangga
h. Media massa
8. Metode Pengumpulan Data dan Sistem Surveilans
Pengumpulan data
Pertimbangan metode secara umum :
a. Motivasi
b. Kemudahan
c. Definisi
d. Keberlanjutan dan ketepatan waktu
e. Kelengkapan
9. Prosedur pengumpulan data :
a. Surveilans aktif
b. Surveilans pasif
c. Surveilans sentinel
d. Surveilans dasar dan data sekunder
e. Surveilans khusus dan penelitian
10. Sistem Surveilans
Contoh sistem surveilans dapat dilihat pada tabel 1.4. berikut.
Sistem Surveilans
Surveilans kecelakaan
Surveilans nosokomial
Surveilans poliomyelitis
Surveilans cacar
Surveilans TBC
Analisa data
1). Waktu : Analisis data menurut waktu akan memberikan pola analisis
sebagai berikut: Seculer, Cyclic , Seasonal dan Epidemic.
2).Tempat; meliputi kota, desa, pegunungan, pantai dan lain-lain.
3). Person, meliputi; umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, etnik
dan lain-lain.
4). Interpretasi data
5). Disseminasi data
6). Keterkaitan dengan intervensi kesehatan
Data disseminasi
b. Pemanfaatan:
Pembiayaan
Kualitas pelayanan sistem surveilans
Simplisitas
Fleksibilitas
Akseptabilitas
Sensitivitas
Nilai prediktif positif
Representase
Kesinambungan dan ketepatan waktu
c. Upaya Meningkatkan Sistem
1).Umum:
Meningkatkan kesehatan petugas
Kesederhanaan pelayanan
Umpan balik
Penggunaan sumber-sumber data metode yang beraneka ragam
Surveilans aktif
Surveilans sentinel
Komputerisasi
2).Khusus:
Komputer dan jaringan telekomunikasi
Metode analisa khusus
Deteksi dan clustering
Analisa waktu secara series
Model matematika
13. Pendirian Sistem Surveilans
a. Justifikasi
Kepentingan
Pencegahan
Kejadian penyakit
Data dasar
Sumber
b. Definisi
Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan
Sumber data
Informasi yang dikumpulkan
Konfidensial data etika
Formulis-formulis pengumpulan
Informasi dan sumber denominator
c. Proses pengumpulan
Pelaporan dan pengumpulan data
d. Motivasi
Proses pengiriman data
e. Alur data
Coding, memasukkan data dan penyimpanan
Frekuensi pengumpulan data
Komputer dan jaringan
Petunjuk pengumpulan data
f. Pelatihan staff
Data analisa dan interpretasi
Disseminasi dan keterkaitan dengan intervensi kesehatan masyarakat
Personal dan sumber lain dan Evaluasi
14. Unsur-Unsur dari Surveilans Epidemiologi
Data yang harus dikumpulkan berasal dari bermacam-macam sumber
dan berbeda-beda diantara satu negara dan negara yang lain. Sumber-sumber
tersebut disebut unsur-unsur Surveilans Epidemiologi.
Unsur-unsur Surveilans Epidemiologi untuk penyakit, khususnya penyakit
menular adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Kematian
kasus
untuk
penyakit
khusus
dimaksudkan
untuk
mengetahui riwayat alamiah penyakit yang belum umum diketahui yang terjadi
pada seorang atau lebih individu.
f. Penyelidikan Wabah
kekurangan
yang
berhubungan
dengan
kependudukan dan lingkungan ini perlu selalu dipikirkan dalam rangka analisa
epidemiologis. Data atau keterangan mengenai kependudukan dan lingkungan
itu tentu harus didapat di lembaga-lembaga non kesehatan.
15. Kegunaan Surveilans Epidemiologi