1780100054 P
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
BENGKULU
2018
BAB 1
Surveilans Kesehatan Masyarakat Mutakhir
a. Pendahuluan
Surveilans kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi.
Berkelman dkk tahun 1995 menyebutkan bahwa surveilans adalah dasar epidemiologi dalam
ilmu kesehatan masyarakat modern.
Kata surveilans berasal dari bahasa Perancis “surveillance” dapat diartikan sebagai kata
“mengamati tentang sesuatu”. Dalam arti luas dibidang kesehatan masyarakat sebagai upaya
monitoring kondisi kesehatan secara ketat di masyarakat, sehingga dapat dipakai sebagai
dasar perencanaan, monitoring, dan evaluasi intervensi kesehatan masyarakat.
b. Sejarah Perkembangan Surveilans
Lebih dari 6 (enam) abad lalu, konsep keilmuan surveilans mortalitas dan morbiditas
mulai muncul di Eropa. Sejak jaman “Renaissance” tersebut, konsepnya kemudian meluas ke
benua Amerika bersama-sama dengan berbondong-bondongnya mereka memasuki benua
tersebut. Perkembangan surveilans semula hanya berkaitan dengan penyakit yang
mengancam jiwa manusia sehingga kematian karena penyakit tertentu yang menjadi
perhatian saat itu.
1. Abad ke Empat Belas dan Kelima Belas.
Pada sekitar tahun 1348 di Eropa terjadi epidemi atau wabah penyakit pneumonia karena
pes (pneumonia plague) dan dikenal dengan istilah “Black Death”. Akibat wabah tersebut,
Republik Venesia (The Venetian Republic) mengangkat pengawas kesehatan yang bertugas
untuk mendeteksi dan menolak kapal-kapal yang memiliki penumpang terinfeksi penyakit
pes sebelum memasuki negara tersebut. Deteksi penyakit ini merupakan tindakan yang dapat
dianggap sebagai kegiatan surveilans yang dilakukan secara primitif oleh suatu negara
dibenua Eropa untuk pertama kalinya. Tindakan yang bersejarah berikutnya adalah
dimulainya untuk melakukan penahanan selama 40 hari bagi pendatang yang berasal dari
daerah dengan epidemi pes selama 40 hari di Marseilles (1377) dan Venisia (Venise) pada
tahun 1403, tindakan ini kemudian dikenal sebagai tindakan karantina yang pertama kali
dilakukan bagi penderita diduga menjadi penyebar penyakit menular, yaitu penderita pes.
2. Abad Keenam Belas
Pencatatan kematian mulai dilakukan di beberapa kota-kota besar di negara Eropa sejak
abad ke enambelas yang lalu. Undang-undang tentang kematian di London atau yang dikenal
dengan “London Bills of Mortality” dipersiapkan pada tahun 1532 oleh seseorang yang
sampai sekarang tidak diketahui namanya. Namun demikian baru beberapa abad kemudian
manfaat secara ilmiah hasil pencatatan tersebut pada bidang kesehatan masyarakat
diperkenalkan oleh John Graunt.
3. Abad Ketujuh Belas
Pada abad ini, pencatatan kematian yang dilakukan secara sporadis dan hanya dilakukan
apabila ada wabah pest, mulai diterbitkan. Para sekretaris paroki (Parish Clerks) di ibukota
London mulai mencatat dan melaporkan setiap minggunya, tentang orang-orang yang
dikubur dan penyebab kematiannya pada “The Hall of Parish Clerks” Company. Oleh
sekretaris Hall kemudian disusun laporan statistik kematian di London dan digabungkan dari
beberapa Paroki serta diinterpretasi bagaimana keadaan penyebab wabah pes di kota London.
Laporan ini kemudian diterbitkan secara mingguan kepada yang memerlukan dan disebut
dengan “Bill Mortality” sehingga tindakan yang sesuai dapat diambil secara konkrit. Hal
tersebut dapat dikenali sebagai surveilans yang sampai sekarang prinsipnya masih relevan
dalam mengumpulkan data, data yang dikumpulkan diolah dan diinterpretasi, kemudian
disebarluaskan hasilnya sehingga dapat dipakai untuk pertimbangan pengambilan keputusan
dalam pelayanan kesehatan. Laporan mingguan secara ilmiah disusun pertama kali oleh John
Graunt pada tahun 1662. Laporan ini memuat informasi tentang jumlah penduduk kota
London dan jumlah yang meninggal karena sebab tertentu. Dengan demikian John Graunt
adalah orang yang pertama kali yang mempelajari konsep jumlah dan pola penyakit secara
epidemiologis, yang menerbitkan buku yang berjudul “Natural and Political Observation on
the Bills of Mortality”.
4. Abad Kedelapan Belas
Pada tahun 1776, Johan Peter Frank melaksakanan tindakan surveilans dengan
mengangkat polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan dengan pengawasan
kesehatan anak sekolah, pencegahan kecelakaan, pengawasan kesehatan ibu dan anak, dan
pemeliharaan sanitasi air serta limbah. Frank menyusun buku yang menyajikan secara jelas
dan rinci tentang kebijaksanaannya tentang kesehatan, yang mempunyai dampak pada
negara-negara sekitarnya, seperti Hongaria, Italia, Denmark dan Rusia.
Dalam abad yang sama (1741), surveilans dasar ini dilaksanakan di beberapa koloni
Amerika. Tahun 1741 negara bagian “Rhode Island” mengeluarkan peraturan bahwa pegawai
restoran wajib melaporkan penyakit menular yang diderita oleh rekan-rekannya. Dua tahun
kemudian, negara bagian ini menyetujui keharusan lapor bagi penderita cacar, demam kuning
dan kolera.