Anda di halaman 1dari 4

SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

SEJARAH PERKEMBANGAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

DI SUSUN OEH
MOH AGUNG
P10118090

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARKAT

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
Sejarah perkembangan surveilans epidemiologi
Awal mula Surveilans diartikan sebagai suatu observasi dari orang-orang yang menderita
penyakit menular yang mengancam jiwa manusia sampai menyebabkan kematian
Lebih dari 6 (enam) abad lalu, konsep keilmuan surveilans mortalitas dan morbiditas
mulai muncul di Eropa. Sejak jaman “Renaissance” tersebut, konsepnya kemudian meluas ke
benua Amerika bersama-sama dengan berbondong-bondongnya mereka memasuki benua
tersebut. Perkembangan surveilans semula hanya berkaitan dengan penyakit yang mengancam
jiwa manusia sehingga kematian karena penyakit tertentu yang menjadi perhatian saat itu.
1. Abad ke Empat Belas dan Kelima Belas.
Pada sekitar tahun 1348 di Eropa terjadi epidemi atau wabah penyakit pneumonia
karena pes (pneumonia plague) dan dikenal dengan istilah “Black Death”. Akibat wabah
tersebut, Republik Venesia (The Venetian Republic) mengangkat pengawas kesehatan yang
bertugas untuk mendeteksi dan menolak kapal-kapal yang memiliki penumpang terinfeksi
penyakit pes sebelum memasuki negara tersebut. Deteksi penyakit ini merupakan tindakan
yang dapat dianggap sebagai kegiatan surveilans yang dilakukan secara primitif oleh suatu
negara dibenua Eropa untuk pertama kalinya. Tindakan yang bersejarah berikutnya adalah
dimulainya untuk melakukan penahanan selama 40 hari bagi pendatang yang berasal dari
daerah dengan epidemi pes selama 40 hari di Marseilles (1377) dan Venisia (Venise) pada
tahun 1403, tindakan ini kemudian dikenal sebagai tindakan karantina yang pertama kali
dilakukan bagi penderita diduga menjadi penyebar penyakit menular, yaitu penderita pes.
2. Abad Keenam Belas
Pencatatan kematian mulai dilakukan di beberapa kota-kota besar di negara Eropa sejak
abad ke enambelas yang lalu. Undang-undang tentang kematian di London atau yang dikenal
dengan “London Bills of Mortality” dipersiapkan pada tahun 1532 oleh seseorang yang
sampai sekarang tidak diketahui namanya. Namun demikian baru beberapa abad kemudian
manfaat secara ilmiah hasil pencatatan tersebut pada bidang kesehatan masyarakat
diperkenalkan oleh John Graunt.
3. Abad Ketujuh Belas
Pada abad ini, pencatatan kematian yang dilakukan secara sporadis dan hanya dilakukan
apabila ada wabah pest, mulai diterbitkan. Para sekretaris paroki (Parish Clerks) di ibukota
London mulai mencatat dan melaporkan setiap minggunya, tentang orang-orang yang dikubur
dan penyebab kematiannya pada “The Hall of Parish Clerks” Company. Oleh sekretaris Hall
kemudian disusun laporan statistik kematian di London dan digabungkan dari beberapa Paroki
serta diinterpretasi bagaimana keadaan penyebab wabah pes di kota London. Laporan ini
kemudian diterbitkan secara mingguan kepada yang memerlukan dan disebut dengan “Bill
Mortality” sehingga tindakan yang sesuai dapat diambil secara konkrit. Hal tersebut dapat
dikenali sebagai surveilans yang sampai sekarang prinsipnya masih relevan dalam
mengumpulkan data, data yang dikumpulkan diolah dan diinterpretasi, kemudian
disebarluaskan hasilnya sehingga dapat dipakai untuk pertimbangan pengambilan keputusan
dalam pelayanan kesehatan. Laporan mingguan secara ilmiah disusun pertama kali oleh John
Graunt pada tahun 1662. Laporan ini memuat informasi tentang jumlah penduduk kota
London dan jumlah yang meninggal karena sebab tertentu. Dengan demikian John Graunt
adalah orang yang pertama kali yang mempelajari konsep jumlah dan pola penyakit secara
epidemiologis, yang menerbitkan buku yang berjudul “Natural and Political Observation on
the Bills of Mortality”.
4. Abad Kedelapan Belas
Pada tahun 1776, Johan Peter Frank melaksakanan tindakan surveilans dengan
mengangkat polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan dengan pengawasan
kesehatan anak sekolah, pencegahan kecelakaan, pengawasan kesehatan ibu dan anak, dan
pemeliharaan sanitasi air serta limbah. Frank menyusun buku yang menyajikan secara jelas
dan rinci tentang kebijaksanaannya tentang kesehatan, yang mempunyai dampak pada negara-
negara sekitarnya, seperti Hongaria, Italia, Denmark dan Rusia. Dalam abad yang sama
(1741), surveilans dasar ini dilaksanakan di beberapa koloni Amerika. Tahun 1741 negara
bagian “Rhode Island” mengeluarkan peraturan bahwa pegawai restoran wajib melaporkan
penyakit menular yang diderita oleh rekan-rekannya. Dua tahun kemudian, negara bagian ini
menyetujui keharusan lapor bagi penderita cacar, demam kuning dan kolera.
5. Abad Kesembilan Belas
William Farr dikenal sebagai penemu konsep surveilans secara modern. Sebagai
“Superintendant of Statistical Department of the General Registrar’s Office” di Inggris Raya
dari tahun 1839-1879. Farr bertugas mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menginterpretasi statistik vital serta menyebarluaskan hasilnya dalam bentuk laporan
mingguan, bulanan dan tahunan. Farr tidak hanya berhenti untuk mempublikasikan angka-
angka statistik secara rutin, tetapi menulis beberapa laporan dalam jurnal kedokteran dan
memanfaatkan media massa untuk menyebarluaskan informasinya dan melihat bagaimana
orang lain memanfaatkan hasil laporannya. Pada abad yang sama, tindakan Farr diikuti dan
diperluas oleh Edwin Chadwick yang meneliti hubungan antara kondisi lingkungan dan
penyakit. Louis Rene Villerme Shattuck juga mempublikasi hubungan antara kematian bayi,
anak dan ibu dengan kondisi lingkungan di Amerika Serikat. Kebutuhan akan data penyebab
kematian yang lebih akurat mendorong pemerintah Inggris untuk membentuk Kantor
Pencatatan Umum pada tahun 1836 dan pada tahun berikutnya diberlakukan pencatatan dan
pemberian sertifikat kematian. Kemudian diusulkan agar disusun nomenklatur internasional
nama-nama penyakit dan penyebab kematian, mencakup jenis kelamin, umur, kondisi daerah
dan faktor-faktor demografis lainnya. Daftar internasional tentang nama-nama penyakit
penyebab kematian diperkenalkan pada tahun 1893. Karena jasa-jasanya tersebut William
Farr dikenal sebagai bapak pendiri konsep surveilans secara modern.
6. Abad kedua Puluh
Meningkatnya pemakaian konsep surveilans untuk pendekatan epidemi dan pencegahan
penyakit infeksi mulai dikenal pada abad ke duapuluh. Pada tahun 1889 Inggris Raya mulai
mengeluarkan peraturan wajib lapor bagi penyakit-penyakit infeksi. Pelaksanaan wajib lapor
penyakit demam kuning, pes dan cacar mulai diberlakukan pada tahun 1878 di  Amerika dan
sejak tahun 1925 semua negara bagian harus melaporkan penyakit tersebut kepada petugas
kesehatan masyarakat setiap minggu. Pada saat ini jenis-jenis penyakit yang harus dilaporkan
di USA semakin bertambah banyak, termasuk HIV dan AIDS positif.

Anda mungkin juga menyukai