Anda di halaman 1dari 10

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN YANG TERPAPAR VIRUS

CORONA DI RUMAH SAKIT Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO


(Ditinjau dari Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dan
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran)

SKRIPSI

Oleh
FARIDA SEPTA RIYANA
NIM 18002082/p

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021
Halaman Persetujuan Pembimbing

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN YANG TERPAPAR


VIRUS CORONA DI RUMAH SAKIT Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
(Ditinjau dari Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit dan
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran)

Oleh
FARIDA SEPTA RIYANA
NIM 18002082/p

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

LILIK PUJA RAHAYU, SH. MSi Hj. MUZAYYANAH, SHi. MHum


NIDN 07 1802 6501 NIDN 07 1208 8204

Mengetahui
UNIVERSITAS BONDOWOSO
FAKULTAS HUKUM
DEKAN

LILIK PUJA RAHAYU, SH. MSi


NIDN 07 1802 6501
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa

Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional

tersebut adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta

keadilan social. Ini merupakan bentuk Pembangunan Nasional. Pembangunan kesehatan

merupakan bagian dari pembangunan nasional yang ditujukan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif.

Prinsip fundamental dari suatu keadilan adalah adanya pengakuan bahwa semua

manusia itu memiliki martabat yang sama. Di samping itu, semua manusia memiliki hak-

hak yang diperolehnya, selain kewajiban-kewajiban yang mesti dilaksanakan sebagai

sebuah konsekuensi kehidupan. Hak-hak yang paling fundamental itu adalah aspek-aspek

kodrat manusia atau kemanusiaan itu sendiri. Kemanusian setiap manusia merupakan

amanat dan ide luhur dari Tuhan yang menginginkan setiap manusia dapat tumbuh dan

berkembang dalam kehidupannya untuk menuju dan mencapai kesempurnaannya sebagai

manusia. Oleh karena itu, setiap manusia harus dilindungi harkat dan martabatnya di

muka hukum untuk memperoleh kesetaraan.

Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat

dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum,

untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk

menikmati martabatnya sebagai manusia. Demikian pula halnya dengan tenaga kesehatan
dalam gugus tugas percepatan penanganan Covid-19. Tenaga kesehatan yang merupakan

salah satu unsur dari sumber daya kesehatan juga mempunyai kewajiban untuk

menjalankan tugas pelayanannya secara professional. Mengingat tenaga kesehatan ini

adalah subyek hukum, maka pada intinya hubungan yang terjadi antara tenaga kesehatan,

pasien dan sarana kesehatan merupakan hubungan hukum. Hubungan hukum selalu

menimbulkan hak dan kewajiban yang timbal balik, hak dari pihak yang satu menjadi

kewajiban pihak yang lain dan sebaliknya. Sebagai subyek hukum yang telah

menjalankan tugas pelayanannya dalam koridor hukum yang benar, pada hakikatnya

tenaga kesehatan berhak mendapatkan perlindungan hukum dari kaidah-kaidah hukum

positif yang berlaku.

Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas

pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang

sama dihadapan hukum. Pasal 57 huruf a UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan juga menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak

memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas seuai dengan Standar

Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional, namun dalam

pelaksanaannya, perlindungan hukum belum terlihat dijalankan oleh para pemangku

jabatan.

Berikut adalah contoh akibat dari kelalaian para pemangku jabatan dalam

memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan :

1. Banyak petugas kesehatan telah terinfeksi dan gugur karena kurangnya alat

pelindung diri. (1)

2. Perawat RSCM bernama Ninuk terpapar Covid-19 dan akhirnya meninggal.

(2)
3. Perawat RSUP Kariadi Semarang ditolak saat hendak dimakamkan karena

divonis Covid-19. (3)

Contoh di atas adalah sebagian permasalahan yang telah dihadapi tenaga


1.
Petugas Kesehatan terinfeksi Covid-19 karena kurangnya APD. Matamata Politik. (2020, Maret 26).
2. kesehatan
Perawat dalamterpapar
RSCM meninggal menjalankan
Covid-19. BBCtugas layanan
News Indonesia. kessehatan,
(2020, Maret 30). dan mungkin masih banyak
3.
Jenasah Perawat Kariadi ditolak saat hendak dimakamkan. Detik News. (2020, 11 April).

lagi permasalahan di lapangan yang dihadapi oleh tenaga kesehatan yang belum

terpublikasikan.

Pemerintah harus dapat menjamin hak masyarakat untuk sehat dengan

memberikan pelayanan kesehatan secara adil, merata, memadai, terjangkau dan

berkualitas. Memenuhi ketersediannya kebutuhan APD (Alat Pelindung Diri)

merupakan salah satu bentuk perlindungan terhadap tenaga kesehatan dalam

menjalankan tugas, namun hal tersebut nampaknya juga belum dapat dilaksanaka.

Tanpa memenuhi ha katas kesehatan, maka welfare state tidak akan terwujud. Oleh

karena itu, sebagai pengemban amanat untuk menyejahterakan masyarakat maka negara

berkewajiban untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi kesehatan

tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai pemberi layanan kesehatan.

Dari uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengambil

judul tersebut yang pembahasannya akan dituangkan dalam penyusunan skripsi dengan

judul “Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Covid-19 di

Kabupaten Bondowoso.” (Studi Kasus di Rumah Sakit Dr. H. Koesnadi Bondowoso)

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan dalam menjalankan

tugasnya sebagai gugus tugas penanganan Covid-19?


2. Apa kendala tenaga kesehatan dalam memperoleh jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam gugus tugas penanganan Covid-19?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

1. Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum (S1) pada

Fakultas Hukum Universitas Bondowoso.

2. Untuk memperbanyak perbendaharaan kepustakaan Fakultas Hukum

Universitas Bondowoso khususnya tentang Hukum Kesehatan dan

penanganan Covid-19, sehingga memberikan manfaat bagi mahasiswa lain

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tenaga kesehatan dan Covid-19.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan menganalisa perlindungan hukum terhadap tenaga

kesehatan dalam menjalankan tugasnya sebagai gugus tugas penanganan

Covid-19.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa kendala tenaga kesehatan dalam

memperoleh jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dalam gugus tugas

penanganan Covid-19.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis, penelitian ini menggunakan pendekatan empiris, maka hasilnya

diharapkan bermanfaat untuk kepentingan sarana sosial dalam mengembangkan

teori – teori hukum, Undang – Undang Kesehatan, penanganan pencegahan

penyebaran Covid-19 oleh tenaga medis / tenaga kesehatan.

1.5. METODE PENELITIAN


1. Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis

sosiologis, yaitu suatu penelitian hukum yang mengkaji dan mengalisis tentang

perilaku hukum dan sumber data yang digunakan berasal dari data primer.

2. Desain Penelitian

Tipe desain penelitian yang digunakan adalah Descriptive Design yaitu penelitian

yang dilakukan untuk menjawab atas pertanyaan-pertanyaan tentang siapa, apa,

kapan, dimana dan bagaimana keterkaitan dengan penelitian tertentu. Penelitian

deskriptif digunakan untuk memperoleh informasi mengenai status fenomena

variabel atau kondisi situasi.

3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan yaitu tekhnik

pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Populasinya adalah tenaga

kesehatan yang bertugas menjadi tim gugus tugas penanganan Covid-19 di Indonesia

dengan target jumlah populasi adalah di atas 30 orang.

Variabel penelitian

Unsur dari penelitian ini merupakan variabel bebas (Independet). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah perlindungan hukum tenaga kesehatan dalam gugus tugas

penanganan Covid-19.

4. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi pustaka

dan studi lapangan. Studi lapangan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

melakukan penyebaran kuisioner.

5. Analisis Data
Tekhnis analisis data dalam penelitian ini menggunakan tekhnik analisis kualitatif,

yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam

terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitoan generalisasi.

Adapun analisis kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab

permasalahan bagaimana perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan dalam

gugus tugas penanganan Covid-19.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan dan uraian pembahasan dalam penulisan skripsi ini, maka

dapat dicantumkan mengenai pertanggungjawaban sistematikan penulisan skripsi, sebagai

berikut :

Bab I : PENDAHULUAN, dimana ini merupakan bab pertama yang berisi

latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta

sistematika pembahasan

Bab II : LANDASAN TEORI DAN DASAR HUKUM, dimana bab kedua ini

berisi uraian dan penjelasan tentang : pengertian dari Covid-19 yang terdiri dari Prosedur

Penanganan Covid-19, Protokol Kesehatan dalam mencegah Covid-19, Pengertian

Tenaga Kesehatan, Pengertian Perlindungan Hukum.

Bab III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, dimana ini merupakan

bab ketiga yang berisi pembahasan atas permasalahan dalam penulisan skripsi ini, yaitu :

Bagaimana perlindungan hukum terhadap tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya

sebagai gugus tugas penanganan Covid-19. Dan apa kendala tenaga kesehatan dalam

memperoleh jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dalam gugus tugas penanganan

Covid-19.
Bab IV : PENUTUP, dalam bab penutup ini menjabarkan tentang kesimpulan

atas permasalahan dalam penulisan ini, dan ditutup dengan saran-saran.

Daftar kepustakaan

Daftar lampiran - lampiran

Anda mungkin juga menyukai