Anda di halaman 1dari 12

SEBERAPA PENTINGKAH PELAYANAN, PERLINDUNGAN, DAN

KEPASTIAN HUKUM YANG DIPEROLEH OLEH PASIEN TERKONFIRMASI


COVID-19 SESUAI DENGAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA.

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Tugas Akhir Dari Mata Kuliah


Metode Penelitian Hukum pada Semester 5 Kelas c

Disusun Oleh :

Muhammad Aufa Multazam 2011150090

FAKULTAS SYARIAH /HUKUM

PRODI HUKUM TATA NEGARA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO

BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. JUDUL
“SEBERAPA PENTINGKAH PELAYANAN, PERLINDUNGAN, DAN KEPASTIAN
HUKUM YANG DIPEROLEH OLEH PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19 SESUAI
DENGAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA.”

B. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah kebutuhan setiap insan manusia dalam menjalani kehidupannya
sehari-hari. Kesehatan juga merupakan hal-hal yang sangat penting karena tanpa adanya
kesehatan yang baik, maka setiap insan manusia akan sulit menjalankan semua
aktivitasnya sehari-hari. “Kesehatan adalah dimana kondisi tubuh manusia dalam keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual ataupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara ekonomis dan sosial.1
Jika kita melihat dari sudut pandang mengenai aspek kesehatan merupakan bagian dari
kehidupan manusia, Sebagaimana yang tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28H
Ayat (1) menyatakan “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”2
Akhir-akhir ini di semua belahan dunia kita sedang dihadapkan dengan situasi serta kondisi
bahaya wabah virus Corona. Corona atau yang dikenal dengan COVID-19 adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
2). COVID-19 ini dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang
ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia (hilangnya indera
penciuman dan perasa). COVID-19 (corona virus disease 2019) adalah penyakit jenis baru
yang disebabkan oleh virus dari golongan corona virus, yaitu SARS-CoV-2 yang lebih kita
kenal dengan sebutan virus Corona.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019 yang
lalu. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke
belahan negara, termasuk Negara Indonesia, hanya dalam tempo beberapa bulan saj.

1
Soemirat, Juli. 2011. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Gadjah Mada Universitas Press
2
Dikutip dari laman web https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945, diakses pada tanggal 9 Juni 2021.
Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara mencetuskan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown demi mencegah dan memutusi rantai penyebaran virus Corona.
Tak kecuali di Indonesia sendiri, pemerintah juga ikut mengeluarkan beberapa kebijakan
seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan angka penyebaran virus
Corona.3
Di Bengkulu saja, Kasus Covid-19 menembus angka 8424 Pasien yang Terkomfirmasi
Covid-19, sebanyak 181 Pasien yang dinyatakan Meninggal Dunia, dan 7470 Pasien yang
dinyatakan sembuh.4
Hal ini menandakan jumlah kasus Covid-19 yang ada di Provinsi Bengkulu masih dalam
angka yang cukup tinggi. Untuk itu diharapkan kepada semua masyarakat untuk tetap
menaati protocol kesehatan dan tetap melaksanakan 5M jika harus menjalankan aktivitas
diluar rumah.
Jika kita melihat dari segi pandangan hukum di Indonesia, mengenai kesehatan itu sendiri
telah diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28 H Ayat (1), UU Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
Dari hasil pengamatan peneliti baik dari segi pengamatan secara langsung ataupun dengan
cara melihat informasi dari berbagai media berita. Masih banyak pasien Covid-19 di
Indonesia yang tidak seberuntung pasien Covid-19 lainnya. Seperti mendapati fasilitas
pelayanan Pengobatan Gratis, Pemeriksaan RT-PCR dan Swab Antigen secara gratis, dll.
Mengutip dari laman Berita, Sejak akhir Desember 2020 hingga saat ini, setidaknya
LaporCovid19 mendapatkan kurang lebih 34 laporan kasus pasien Covid-19 yang ditolak
Rumah Sakit dikarenakan penuhnya ruangan (Over Capacity) yang tidak sesuai dengan
jumlah pasien.
Sebelumnya, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir telah
mengungkapkan bahwa fasilitas tempat tidur di Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di
Indonesia sudah kritis (Kurangnya fasilitas yang tidak sebanding dengan jumlah pasien)
akibat dari lonjakan kasus virus Corona.5

3
Dikutip dari laman web https://www.alodokter.com/covid-19, diakses pada tanggal 9 Juni 2021
4
Dikutip dari laman web https://covid19.bengkuluprov.go.id/ diakses pada tanggal 10 Juni 2021
5
Dikutip dari laman web https://www.suara.com/news/2021/01/28/133241/laporcovid-19-ada-34-kasus-
pasien-corona-ditolak-rs-karena-penuh?page=all diakses pada tanggal 10 Juni 2021
Dari sudut pandang kacamata peneliti sendiri, banyak sekali diluar sana masyarakat yang
tidak mengindahkan instruksi pemerintah tentang penerapan protocol kesehatan di era new
normal. Masih banyak masyarakat yang tidak sadar betapa bahayanya virus Corona ini.
Berbagai macam sanksi telah dilaksanakan tapi hal itu tidaklah menjadi hal yang ditakuti
oleh masyarakat. Seakan akan menggambarkan buruknya budaya hukum di kalangan
masyarakat Indonesia.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menajdi identifikasi dari permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja Pelayanan, dan Perlindungan Hukum yang harus diperoleh oleh Pasien
yang Terkonfirmasi Covid-19?
2. Bagaimana Cara Pemerintah Mengatasi Masalah Nasib Pasien Covid-19 Yang
Tidak Mendapati Pelayanan Serta Fasilitas Kesehatan Dalam Menghadapi Masalah
Wabah Penyakit Menular?
3. Bagaimana Pertanggungjawaban Rumah Sakit Terhadap Pasien Yang
Terkonfirmasi Covid-19?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan kepada rumusan masalah dan pokok pembahasan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini antara lain untuk memperoleh analisis secara lengkap, rinci, dan
sistematis mengenai :
1. Untuk mengetahui seberapa pentingkah Pelayanan dan Perlindungan Hukum bagi
Pasien yang terkonfirmasi Covid-19 sesuai dengan Sistem Hukum Indonesia yang
mengatur tentang Kesehatan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pertanggungjawaban Rumah Sakit Terhadap
Pasien yang terkonfirmasi Covid-19.
3. Untuk mengatahui bagaimana Kedudukan Pasien yang Terkonfirmasi Covid-19.

E. MANFAAT PENELITIAN
Merujuk pada rumusan masalah yang akan diteliti sebagaimana yang telah
disebutkan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber literatur
di bidang hukum perdata terkait dengan permasalahan yang membahas mengenai
Pelayanan, Perlindungan, dan Kepastian Hukum Pasien Yang Terkonfirmasi
Covid- 19.
b. Secara Praktis, sebagai suatu bentuk sumbangan saran dari buah hasil pemikiran
peneliti bagi pihak yang berkepentingan dalam kerangka persoalanPelayanan,
Perlindungan, dan Kepastian Hukum terhadap Pasien Covid-19.

F. KERANGKA KONSEP PENELITIAN


Kerangka Konsep adalah kerangka yang dimana menggambarkan hubungan antara
definisi-definisi atau konsep-konsep khusus yang akan kita teliti. Konsep tersebut
merupakan salah satu unsur konkrit dari sebuah teori. Namun demikian, masih harus
diperlukan penjabaran lebih lanjut dari sebuah konsep ini dengan jalan memberikan
definisi. Sesuai dengan judul penelitian yang diajukan yaitu Seberapa Pentingkah
Pelayanan, Perlindungan, dan Kepastian Hukum Yang Diperoleh Oleh Pasien
Terkonfirmasi Covid-
19 Sesuai Dengan Sistem Hukum Di Indonesia.
1. Covid-19, Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga
besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan
hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya
satu kali dalam hidupnya. Corona Virus merupakan Virus RNA Straint tunggal
positif, berkapsul dan tidak bersegmen.6
beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius,
seperti:
 Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
 Pneumonia.
2. Pasien, Berdasarkan kepada Pasal 1 Ayat (4) UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, mengeatkan “Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.”7

6
Dikutip dari laman web https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus diakses pada tanggal 10 Juni
2021.
7
Dikutip dari File PDF JDIH, UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Berdasarkan kepada Pasal 1 Ayat (10) UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, Mengatakan “Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.”8
3. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Covid-19, adalah untuk tidak disebar
luaskan mengenai identitas dirinya ke public dalam bentuk apapun, dengan
demikian juga tentang rahasia kondisi tubuh (kesehatannya) sebagaimana yang
telah diatur didalam peraturan perundang-undangan, kemudian juga pasien Covid-
19 dapat diberikan hak perlindungan berupa upaya hukum perdata, upaya hukum
pidana, dan upaya sanksi administrasi. Namun demikian, pasien Covid-19 wajib
mentaati dan menjalankan semua ketentuan-ketentuan yang telah diatur didalam
UU No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Agar penyakitnya tidak
dapat menyebar luas kepada orang lain dan juga agar identitasnya tidak diketahui
orang banyak (Rahasia).9
4. Rumah Sakit, Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Mengatakan “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hukum Empiris.
Hukum Empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk dapat
melihat hukum dalam artian nyata secara meneliti bagaimana bekerjanya hukum di
suatu lingkungan masyarakat.11

2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis-empiris berarti penelitian ini
menekan pada fakta-fakta yang terjadi dilapangan, kemudian menghubungkan
kembali dengan teori-teori atau peraturan perundang-undangan yang berlaku
mengenai tentang kesehatan.

3. Populasi atau Sampel


a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri-ciri yang
sama. Dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian-kejadian atau
peristiwa, kasus-kasus, waktu dan tempat, dengan sifat atau ciri yang
sama.12 Pada kesempatan penelitian ini yang menjadi populasi adalah
masyarakat Bengkulu yang sudah dinyatakan sembuh dari Virus Corona.
b. Sampel
Sampel merupakan himpunan bagian ataupun sebagian dari populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik quota
sampling dimana penarikan sampel untuk memperoleh suatu jumlah tertentu
unsur-unsur yang memiliki ciri-ciri tertentu yang menarik perhatian peneliti.
Pada kesempatan kali ini peneliti menggunakan sampel yaitu masyarakat
Bengkulu yang hasil RT-PCR nya sudah Negative (sembuh) dari penyakit

11
Andry Harijanto Haritman, Pragmatis : Metode Penelitian Hukum Empiris, Kbmj Fh Unib Press, Bengkulu,
2021 hal VI.
12
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm 118.
Virus Corona. Jumlah orang yang dijadikan sampel nanti dihitung setelah
melakukan penelitian dengan tetap menerapkan protocol kesehatan (5M).

4. Data dan Sumber Data


a) Data Primer
Data yang di peroleh secara langsung dari masyarakat. 13 Data Primer dalam
penelitian ini merupakan data yang berdasarkan pada penelitian di lapangan
dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan secara langsung terhadap
obyek yang diteliti atau responden.

b) Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari
penelitian kepustakaan yang berupa bahan-bahan hukum yang terdiri dari :
1) Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang memilik kekuatan
mengikat yang berkaitan dengan obyek penelitian. Sebagai berikut :
 UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28 H Ayat (1).
 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
 UU No. 6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan Kesehatan.
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan Hukum Sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer. Seperti :
 Buku-buku literature yang berhubungan
dengan permasalahan.
 Jurnal-jurnal yang memperkuat tentang pembahasan
permasalahan.

13
Herawan Sauni Dkk, “Panduan Penulisan Tugas Akhir Program Studi Hukum Program Sarjana” Universitas
Bengkulu, Bengkulu, 2020 hal 73
 Skripsi-skripsi yang khususnya membahas mengenai
Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Corona.
 Media dan berita yang membahas masalah yang terjadi di
Indonesia akibat dari wabah Virus Corona.
 Internet.

5. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
sebagai berikut :
I. Observasi
Metode Pengamatan yang digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang
terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini digunakan untuk
melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang dijadikan obyek
penelitian untuk melakukan pengamatan serta pemantauan secara langsung
ke lokasi yang dijadikan sebagai obyek penelitian dan mencatat secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang akan penyusun teliti.

II. Interview (Wawancara)


Adalah suatu teknik pengamatan yang dimana pada saat proses
pengumpuylan informasi dari para anggota masyarakat mengenai suatu
masalah khusu dengan teknik bertanya bebas. Penyusun melakukan
pengumpulan data dengan bentuk komunikasi secara langsung kepada
responden yang dapat mewakili dalam penngambilan data dan disesuaikan
dengan pedoman Interview (Wawancara).

III. Pengolahan Data


Pengolahan Data sebagaimana proses penelitian yang dimana data yang
telah terkumpul akan di olah sedemikian rupa. Pengolahan data pada
umumnya dilakukan dengan cara pemeriksaan, penandaan, rekontruksi, dan
sistematis data. Data yang tadinya di dapat apakah ia dalam bentuk primer
maupun sekunder dikelompokkan dan diklarifikasikan menurut pokok
bahasan, dan kemudian akan diperiksa kembali apakah semua pertanyaan
telah dijawab atau apakah ada relevansinya atas pertanyaan-pertanyaan dan
jawaban.
Tahapan pengolahan data yang akan dilakukan adalah dengan cara
melakukan pemeriksaan data, klasifikasi dan verifikasi. Pemeriksaan data
yaitu pemeriksaan terhadap data yang telah dikumpulkan melalui studi
dokumentasi maupun wawancara bisa secara mendalam.

IV. Analisis Data


Analisis Data terdiri dari tiga alur kegiatan, yaitu pemilihan atau pemusatan
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tiga hal ini merupakan
rangkaian kegiatan analisis data yang saling berkaitan satu sama lain dan
dilakukan secara berurutan

Anda mungkin juga menyukai